Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anomali-anomali dan perubahaan iklim yang terjadi di seluruh bagian
Bumi, masih terus terjadi sampai saat ini. Peningkatan suhu dari tahun ke
tahun yang ditandai dengan mencairnya sebagian es di kutub utara dan kutub
selatan Bumi mengakibatkan naiknya volume air laut. Fenomena perubahan
iklim global (Global Climate Change) ini disebabkan oleh peningkatan efek
gas rumah kaca.
Gas rumah kaca atau yang biasa disingkat GRK merupakan kumpulan
gas-gas yang terkumpul pada ketinggian 6,2 – 15 km di atas permukaan Bumi
yang dianggap mampu meningkatkan potensi pemanasan global oleh para
ilmuwan di seluruh dunia. Gas rumah kaca (GRK) bekerja layaknya rumah
kaca yang berfungsi menahan panas untuk keluar dari sistem sehingga
mengakibatkan perubahan suhu bumi. Sinar radiasi yang masuk ke bumi
sebagai radiasi cahaya matahari dalam bentuk gelombang pendek kemudian
berubah menjadi radiasi inframerah gelombang panjang. Gas-gas rumah kaca
dapat dimasuki oleh radiasi surya namun tidak mengijinkan radiasi
inframerah untuk keluar. Sebagai akibatnya, suhu Bumi akan mengalami
peningkatan karena terakumulasinya energi radiasi di Bumi.
Gas-gas rumah kaca berasal dari berbagai aktivitas manusia, yaitu
salah satu contohnya dari sektor transportasi. Transportasi mengeluarkan 23%
emisi gas rumah kaca (GRK) sektor energi dan sekitar tiga per empatnya
berasal dari emisi kendaraan. Kegiatan transportasi ini diperkirakan akan
tumbuh terus selama beberapa dekade ke depan, kecuali bila ada perubahan
besar pada pola penggunaan energi saat ini. Penggunaan energi transportasi
dunia diproyeksikan meningkat pada laju sekitar 2% per tahun, dengan
tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi di negara-negara berkembang. Total
penggunaan energi transportasi dan emisi karbon pada tahun 2030
diperkirakan menjadi sekitar 80% lebih tinggi daripada kondisi saat ini.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC, 2006) menyatakan
bahwa bahan bakar minyak memasok 95% terhadap total energi yang
digunakan oleh transportasi dunia. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses
perhitungan emisi gas-gas rumah kaca sehingga kita dapat menentukan
penanganan yang tepat bagi permasalahan tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan dari laporan Perhitungan Emisi Gas Karbon (CO2) adalah sebagai
berikut.
a. Memahami penghitungan emisi gas karbon dioksida (CO2) dengan
metode Tier 1
b. Menghitung emisi gas karbon dioksida (CO2) pada daerah Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gas Rumah Kaca

Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang dapat menyebabkan


terjadinya efek rumah kaca. Gas rumah kaca ini sudah ada sejak terbentuknya
bumi. Gas ini masuk ke permukaan bumi melalui proses alami dan juga akibat
adanya kegiatan manusia yang berupa pembakaran bahan bakar minyak, gas,
batubara dan juga pembakaran hutan.

Gas rumah kaca (GRK) bekerja layaknya rumah kaca yang berfungsi
menahan panas untuk keluar dari sistem sehingga mengakibatkan perubahan
suhu bumi. Sinar radiasi yang masuk ke bumi sebagai radiasi cahaya matahari
dalam bentuk gelombang pendek kemudian berubah menjadi radiasi
inframerah gelombang panjang. Gas-gas rumah kaca dapat dimasuki oleh
radiasi surya namun tidak mengijinkan radiasi inframerah untuk keluar.
Sebagai akibatnya, suhu Bumi akan mengalami peningkatan karena
terakumulasinya energi radiasi di Bumi (Jhamtani et.al, 2007).

Gas-gas yang tergolong sebagai GRK adalah karbondioksida (CO2),


metana(CH4), nitrogenoksida (N2O), hidroflorokarbon (HFC), perflorokarbon
(PFC), dan sulfurheksaklorida (SF6). Gas-gas ini berasal dari berbagai
aktivitas manusia, seperti sektor perumahan dan bangunan, transportasi,
industri, energi, pertanian, kehutanan, dan limbah.

2.2 Emisi dari Kegiatan Transportasi

Emisi merupakan zat, energi, atau komponen lain yang dihasilkan dari
suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkan ke dalam udara ambien yang
mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.
Sedangkan udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan
troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia, yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup, dan unsur
lingkungan hidup lainnya (Kementerian Lingkungan, 2010). Menurut
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (2005), total emisi GRK dari
sumber energi di Indonesia sampai dengan tahun 2005 adalah 295,6 mega ton
CO2 eq, dan dari jumlah tersebut 68 mega ton CO2 eq, atau 23%, dikeluarkan
dari sektor transportasi. Sebanyak 91% dari emisi transportasi, atau sebanyak
61,88 mega ton CO2 eq, dihasilkan dari emisi transportasi jalan.

Emisi karbon merupakan jumlah total karbon yang dihasilkan dari


suatu kegiatan. Emisi yang dihasilkan dapat berupa gas CO maupun gas CO2
(yang termasuk sebagai gas rumah kaca) yang dihasilkan secara langsung
maupun tidak langsung dari kegiatan manusia dan secara umum satuannya
dinyatakan dalam setara ton karbon dioksida (CO2). Emisi karbon, khususnya
emisi gas CO2, merupakan Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat memperbesar
Efek Rumah Kaca (ERK) yang pada akhirnya akan meningkatkan suhu rata-
rata permukaan bumi yang dikenal juga dengan pemanasan global (SME-
ROI, 1996).

2.3 Faktor Emisi Kendaraan

Faktor Emisi adalah adalah nilai representatif yang menghubungkan


kuantitas suatu polutan yang dilepaskan ke atmosfer dari suatu kegiatan yang
terkait dengan sumber polutan. Faktor-faktor ini biasanya dinyatakan sebagai
berat polutan dibagi dengan satuan berat, volume, jarak, atau lamanya
aktivitas yang mengemisikan polutan (misalnya, partikel yang diemisikan
gram per liter bahan bakar yang dibakar).
Faktor emisi dapat juga didefinisikan sebagai sejumlah berat tertentu
polutan yang dihasilkan oleh terbakarnya sejumlah bahan bakar selama kurun
waktu tertentu. Definisi tersebut dapat diketahui bahwa jika faktor emisi suatu
polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari proses
pembakarannya dapat diketahui jumlahnya per satuan waktu.

Untuk sumber bergerak faktor emisi dapat dinyatakan dalam unit :

1. Gram/kilometer (g/km), gram menyatakan banyaknya pencemar yang


akan diemisikan dan km menyatakan jarak tempuh kendaraan dalam waktu
tertentu.

2. Gram/kilogram (g/kg), gram menyatakan banyaknya pencemar yang akan


diemisikan dan kg menyatakan kuantitas bahan bakar yang digunakan.

3. Gram/joule (g/J), gram menyatakan banyaknya pencemar yang akan


diemisikan dan Joule menyatakan energy yang digunakan.

Tabel 1. Faktor Emisi Berdasarkan Bahan Bakar

Sumber: IPCC Guidence 2006

2.4 Penghitungan Emisi


Terdapat 3 tingkat ketelitian dalam penghitungan emisi dan penyerapan
GRK, yaitu Tier-1, Tier-2, dan Tier-3.

a) Tier 1 : estimasi berdasarkan data aktifitas dan faktor emisi default IPCC.

b) Tier 2 : estimasi berdasarkan data aktifitas yang lebih akurat dan faktor emisi
default IPCC atau faktor emisi spesifik suatu negara atau suatu pabrik (country
specific/plant specific).

c) Tier 3 : estimasi berdasarkan metoda spesifik suatu negara dengan data aktifitas
yang lebih akurat (pengukuran langsung) dan faktor emisi spesifik suatu negara atau
suatu pabrik (country specific/plant specific).

Di Indonesia dan negara-negara non-Annex 1, sumber emisi sektor/kegiatan


kunci pada inventarisasi GRK menggunakan Tier-1, yaitu berdasarkan data aktifitas
dan faktor emisi default IPCC. Berdasarkan Tier-1 emisi GRK dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:

Emisi CO2 = Ʃkonsumsi BB a * Faktor Emisi a

dimana:

Emisi : Emisi CO2

Konsumsi BBa : Bahan bakar dikonsumsi = dijual

Faktor Emisi a : Faktor emisi CO2 menurut jenis bahan bakar (kg gas/TJ)

a : Jenis bahan bakar (bensin, solar, batubara dll.)


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

No Jenis Jumlah Jenis Jarak/ hari (km) Konsumsi BB/hari


. Kendaraan BB (L)
0-1 1-3 3-5 5-10 10-15 >15 1 2 3 4 5
1. Sepeda 206 Bensin 8 56 48 45 35 14 149 43 6 7 1
motor
2. Mobil 15 Bensin 1 5 3 2 4 - 1 6 4 3 1
3. Mobil 3 Solar - 1 - 1 1 - 1 1 1
4. Angkutan 18 Bensin 4 6 3 3 1 1 11 5 1 - 1
umum/
Diantar
5. Sepeda 2 - 1 1 - - - - -
6. Jalan Kaki 9 - 3 1 - 1 - 4 - - - - -

Tabel 2. Hasil Kueisioner

Rumus perhitungan emisi CO2 Tier-1 menggunakan rumus

Emisi CO2 = Ʃkonsumsi BB a X Faktor Emisi a

Dalam perhitungan jumlah konsumsi bahan bakar, data-data yang diperlukan adalah
data jumlah bahan bakar dan energy content. Data bahan bakar didapat dari tabel
diatas sedangkan data energy content didapatkan dari literatur IPCC Guidance, 2006.
Energy Content (kandungan energy) adalah istilah yang digunakan untuk jumlah
energy yang tersimpan dalam system tertentu atau ruang wilayah per satuan volume.

Bensin (Energy content = 34,66 MJ/L, Faktor emisi = 69.300 kg/TJ)


Sepeda motor
Konsumsi BB = jumlah bahan bakar X energy content
= 286 L X 34,66 MJ/L
= 9.912,76 MJ = 9,91276x10-3 TJ
Emisi CO2 = 9,91276x10-3 TJ x 69.300 kg/TJ
= 686,954268 kg CO2

Mobil
Konsumsi BB = jumlah bahan bakar X energy content
= 42 L X 34,66 MJ/L
= 1.455,72 MJ = 1,45572x10-3 TJ
Emisi CO2 = 1,45572x10-3 TJ x 69.300 kg/TJ
=100,881396 kg CO2

Angkutan umum/diantar
Konsumsi BB = jumlah bahan bakar X energy content
= 29 L X 34,66 MJ/L
= 1.005,14 MJ = 1,00514x10-3 TJ
Emisi CO2 = 1,00514x10-3 TJ x 69.300 kg/TJ
=69,656202 kg CO2

Solar ( Energy Content = 38,68 MJ/L, Faktor Emisi = 74.100 Kg/TJ)

Mobil
Konsumsi BB = jumlah bahan bakar X energy content
= 9 L X 38,68 MJ/L
= 384,12 MJ = 0,34812x10-3 TJ
Emisi CO2 = 0,34812x10-3 TJ x 74.100 kg/TJ
=25,795692 kg CO2
No. Jenis Jenis Jumlah Energy FE CO2 Emisi CO2 /
Kendaraan BB Konsumsi Content (Kg/ TJ) hari
BB/ (MJ/L) (Kg)
hari(L)
1. Sepeda Bensin 286 34,66 69.300 686,954268
Motor
2. Mobil Bensin 42 34,66 69.300 100,881396
3. Mobil Solar 9 38,68 74.100 25,795692
4. Angkutan Bensin 29 34,66 69.300 69,656202
Umum/
diantar
Total 883,287558

Tabel 3. Perhitungan Emisi CO2

3.2 Pembahasan

Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang dapat menyebabkan


terjadinya efek rumah kaca. Gas ini masuk ke permukaan bumi melalui proses
alami dan juga akibat adanya kegiatan manusia yang berupa pembakaran
bahan bakar minyak, gas, batubara dan juga pembakaran hutan. Gas-gas
rumah kaca yang utama adalah CO2 (Karbon dioksida), CH4 (Metana), N2O
(Dinitro Oksida), HFCs (Hidroflorokarbon), PFCs (Perflorokarbon) dan SF6
(Sulfurheksaflorida) di atmosfer. Gas rumah kaca yang semakin banyak di
Bumi ini telah mengakibatkan begitu banyak anomali-anomali dan
perubahaan iklim.
Peningkatan suhu dari tahun ke tahun yang ditandai dengan
mencairnya sebagian es di kutub utara dan kutub selatan Bumi
mengakibatkan naiknya volume air laut. Fenomena perubahan iklim global
(Global Climate Change) ini disebabkan oleh peningkatan efek gas rumah
kaca.
Penurunan emisi GRK perlu dilakukan untuk mengurangi dampak dari
banyaknya emisi GRK terutama bagi kelangsungan manusia di masa depan.
Penurunan emisi GRK adalah salah satu upaya untuk mengurangi masalah
transportasi pada dekade mendatang di negara-negara berkembang.
Meningkatnya permintaan kendaraan pribadi di negara-neegara ini melampaui
kemampuan negara dalam menyediakan infrastruktur transportasi, termasuk
jaringan jalan dan jaringan angkutan umum. Dampaknya adalah timbulnya
kemacetan lalulintas, peningkatan polusi udara, dan peningkatan kecelakaan
lalulintas.

Untuk merencanakan penurunan emisi gas rumah kaca pada kegiatan


transportasi harus dihitung terlebih dahulu kondisi eksisting (profil base line)
emisi gas rumah kaca dari kegiatan transportasi tersebut. Salah satu metode
yang dapat digunakan untuk menghitung emisi kendaraan adalah dengan
menggunakan metode Tier.

Penghitungan sumber emisi gas karbon dioksida (CO2) dilakukan pada


wilayah Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura guna mengetahui seberapa
besar hasil emisi gas karbon dioksida yang disumbangkan pada udara di wilayah
tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kueisioner online
terhadap mahasiswa. Dari data yang didapatkan, mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura paling banyak menggunakan sepeda motor berbahan
bakar bensin dengan konsumsi bensin perharinya kira-kira 1 liter.
Dari kajian data tersebut dihitung emisi karbon dioksida (CO2)
menggunakan rumus yang telah ada, dengan mengalikan terlebih dahulu jumlah
konsumsi bahan bakar dengan Energy Content. Energy Contents (kandungan
energy) adalah istilah yang digunakan untuk jumlah energy yang tersimpan dalam
system tertentu atau ruang wilayah per satuan volume. Setelah itu, dikalikan
dengan faktor emisi dari bahan bakar yang digunakan.

Hasil perhitungan emisi gas karbon dioksida (CO2) didapatkan bahwa


emisi gas karbon dioksida terbesar dikeluarkan oleh sepeda motor yaitu sebanyak
686,954268 Kg dalam 1 hari. Mobil yang menggunakan bensin dan solar harus
dibedakan karena nilai faktor emisi antara bensin dan solar berbeda. Emisi gas
karbon dioksida (CO2) pada mobil yang menggunakan bensin sebagai bahan
bakar adalah 100,881396 Kg, sedangkan yang menggunakan solar adalah sebesar
25,795692 Kg. Untuk angkutan umum/yang diantar sebesar 69,656202 Kg. Total
seluruh emisi gas karbon dioksida (CO2) pada wilayah Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura adalah 883,287558 Kg CO2.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Dari kajian ini diketahui bahwa metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan kuesioner online untuk mengefisiensikan waktu dan tempat pada
penelitian. Untuk perhitungan digunakan dengan metode perhitungan tier 1 dan
mendasari pada data IPCC 2006.

2. Perhitungan yang telah diperoleh adalah pada sepeda motor konsumsi


bahan bakar sebesar 9,91276x10-3 TJ dan emisi karbon yang dihasilkan sebesar
686,954268 kg CO2, pada mobil (bensin) konsumsi bahan bakar sebesar
1,45572x10-3 TJ dan emisi karbon yang dihasilkan 100,881396 kg CO2, pada mobil
(solar) konsumsi bahan bakar sebesar 0,34812x10-3 TJ dan emisi karbon yang
dihasilkan sebesar 25,795692 kg CO2, pada angkutan umum konsumsi bahan bakar
sebesar 1,00514x10-3 TJ dan emisi karbon yang dihasilkan sebesar 69,656202 kg
CO2. Total seluruh emisi gas karbon dioksida (CO2) pada wilayah Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura adalah 883,287558 Kg CO2.

4.2 Saran

Beberapa saran yang dapat direkomendasikan untuk kajian emisi CO2 dari
kegiatan transportasi di wilayah Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, antara lain
:
1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode Tier 2
atau Tier 3 yang lebih spesifik dan lebih nyata karena mengambil data langsung dari
lapangan.

2. Melihat total emisi gas karbon dioksida (CO2) yang cukup tinggi, diharapkan
mahasiswa mampu mengurangi pemakaian kendaraan berbahan bakar dengan
menggantinya menjadi alat transportasi yang lebih ramah lingkungan seperti sepeda.
DAFTAR PUSTAKA

Boedisantoso, R. 2002. Teknologi Pengendalian Pencemar Udara. Surabaya : Jurusan

Teknik Lingkungan FTSP-ITS.

IPCC. 2006. Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories. Chapter 3: Mobile

Combustion.

Soedomo, M. 2001. Pencemaran Udara. Bandung : ITB.

SME-ROI (State Ministry for Environment, Republic of Indonesia). 1996. Indonesia:

First National Communication under the United Nations Framework


Convention on Climate Change. Jakarta.
LAPORAN REKAYASA LINGKUNGAN UDARA

PENGHITUNGAN EMISI GAS KARBON DIOKSIDA (CO2)

NAMA KELOMPOK:

1. SEKOLASTIKA FEBRIA EMA (D1051171035)


2. FENNY ANITA PASARIBU (D1051171045)

DOSEN PENGAMPU:

DIAN RAHAYU JATI

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018

Anda mungkin juga menyukai