Anda di halaman 1dari 3

Analisis Paradigma SDER Terhadap Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 13 Tahun

2010 Tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

A. Suistainable (berkelanjutan)
Terkait tentang Peraturan Daerah Kota Malang nomor 13 tahun 2010 tentang
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, sifat berkelanjutan terdapat pada
pasal 4 yang isinya sebagai berikut :

(1) LPMK mempunyai tugas membantu Pemerintah Kelurahan dan merupakan


mitra dalam memberdayakan masyarakat kelurahan.

(2) Tugas LPMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :

a. menyusun rencana pembangunan secara partisipatif;

b. melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan


mengembangkan pembangunan secara partisipatif;

c. menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan


swadaya masyarakat; dan

d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka


pemberdayaan masyarakat.

(3) LPMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas membantu
Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Jadi dari pasal 4 tersebut, pemerintah memiliki political will atau itikad baik
dari pemerintah untuk mendorong regulasi yang akan dibentuk. Disamping itu dalam
paradigma peraturan ang berkelanjutan keberadaan naskah Akademik (NA) merpakan
sebuah keharusan bagi terbentuknya peraturan perundang-undangan yang berbasis
pada riset, tetapi dalam perda ini saya selaku penulis tidak menemukan keberadaan
Naskah Akademik (NA) ini.

B. Development (Pembangunan)

Peran dan fungsi pembangunan (Development) sejatinya adalah terletak pada


korelasi signifikan antara kebutuhan pembangunan di satu pihak dan ruang lingkup
maeri muatan yang termaktub di dalam konsideran maupun azas penyusunan
peraturan perundang-undangan yang harus konsisten pada pihak lain.

Dalam hal ini peran dan fungsi Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 13
tahun 2010 Tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan termaktub dalam
Konsideran poin c sebagai berikut :

c. bahwa dalam rangka meningkatkan


kemampuan prakarsa dan swadaya masyarakat
kota untuk berpartisipasi dalam pembangunan
dan penyelenggaraan pemerintahan kota dan
menjalin hubungan yang harmonis antara
masyarakat dengan pemerintahan daerah,
dipandang perlu membentuk Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kota (LPMK) di
Daerah sebagai lembaga yang partisipatif,
transparan, dan akuntabel;

C. Engginerng Social Regulation ( Pengaturan Rekayasa Sosial )

Roscoe Pound, mengenalkan lebih lanjut apa yang disebut sebagai law as a
tool of social engineering Yang dimana hukum adalah sebuah sistem yang
mempunyai ciri dan karakteristik yang menjadi penggerak dan pengatur kehidupan
masyarakat. Dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 13 Tahun 2010 Tentang
Lembaga Pemberdayaan Masarakat Kelurahan Saya akan memberikan contoh
Rekayasa sosial yang dilakukan pemerintah Kota Malang.

Pasal 7 :

(1) LPMK dapat melaksanakan kegiatan di bidang pemberdayaan


masyarakat di Kelurahan yang ditugaskan oleh Kementerian, Lembaga
Non Kementerian, Dinas, Badan, Lembaga Teknis Daerah dan Kantor
Daerah.

(2) Pelaksanaan kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui sistem manajemen
pembangunan kelurahan yang partisipatif.
Mengenai Pasal ini di atas sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa
pemerintah membuat aturan-aturan yang sedemikian rupa tersebut sebenarnya
merupakan salah satu bentuk bentuk rekayasa sosial yang memiliki tujuan utama
untuk menertibkan elemen masyarakat. Rekayasa yang dibuat oleh pemerintah
berdasarkan pasal ini antara lain agar LPMK dapat mengetahui bagaimana tata
cara dalam melaksanakan tugas. Hasilnya LPMK dapat meningkatkan
kemampuan prakarsa dan swadaya masyarakat kota untuk berpartisipasi dalam
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan kota dan menjalin hubungan
yang harmonis antara masyarakat dengan pemerintahan daerah.

Anda mungkin juga menyukai