Dosen Pengampu:
Oleh Kelompok :
YOSNIDAR (150301136)
JURUSAN AKUNTANSI
T.A 2017/2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada awal tahun 2007, BPK berhasil menyelesaikan penyusunan standar pemeriksaan yang
diberi nama “Standar Pemeriksaan Keuangan Negara” atau disingkat dengan SPKN yang
dipayungi dengan peraturan BPK-RI No. 1 Tahun 2007 sebagai pengganti standar pemeriksaan
sebelumnya yaitu standar audit pemerintah (SAP) 1995.
Audit sektor public merupakan landasan tata kelola sektor publik yang baik. Dengan
menyediakan tujuan, penilaian tujuan apakah sumber daya public secara bertanggung jawab
dan efektif untuk mencapai hasil yang diharapkan, auditor membantu organisasi pemerintah
mencapai akuntabilitas dan intergritas, meningkatkan operasi, dan menanamkan kepercayaan
antara warga dan pemangku kepentingan. Peran auditor public mendukung tanggung jawab tata
kelola pengawasan, wawasan, dan pandangan kedepan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Standar Auditt Sektor Publik ?
C. TUJUAN
1. Untuk memahami Standar Audit Sektor Publik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada ICA (International Congress cof Accounting) ke 10 di Sidney, Australia pada tahun 1972
untuk membentuk organisasi profesi akuntan internasional guna mengembngkan standar-
standar akuntansi yang patut diterima secara universal. Kemudian, dibentuklah International
Cordinator Committee Accounting Profession (ICCAP) dan International Accounting S’andars
Communitee (IASC) Pada tahun 1973. Pada bulan Agustus 1972, Badan Pembina Pasar Uang dan
Modal membentuk panitia penghimpunan Bahan-bahan dan struktur Generally Accepted
Accounting Principles and Generally Accepted Auditing Standard.
Pada awal tahun 2007, BPK berhasil menyelesaikan penyusunan standar pemeriksaan yang
diberi nama “Standar Pemeriksaan Keuangan Negara” atau disingkat dengan SPKN yang
dipayungi dengan peraturan BPK-RI No. 1 Tahun 2007 sebagai pengganti standar pemeriksaan
sebelumnya yaitu standar audit pemerintah (SAP) 1995.
4
Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan
pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasr memadai untuk menyatakan pedapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
Standar pemeriksaan menetapkan standar pelaksanaan tambahan berikut:
Komunikasi pemeriksa
Pertimbangan terhadap hasil pemeriksa sebelumnya
Merancang pemeriksaan untuk medeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundang-undangan, kecurangan (fraund), serta ketidakpatuhan (abouse)
Pengembangan temuan pemeriksaan
Dokumentasi pemeriksaan
Standar pelaporan pemeriksaan keuangan
Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum diindonesia, atau prinsip akuntansi yang ain yang
berlaku secara komprehensif
Laporan auditor harus menunjukan, jika ada ketidak konsistenan penerapan prinsip
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingka dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan audit
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasnnya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan keuangan auditor
harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sfat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipiul auditor.
Standar pemeriksaan menetapkan standar pelaporan tambahan berikut :
Pernyataan standar pelaporan tambahan pertama adalah : "Laporan hasil pemeriksaan harus
menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar Pemeriksaan".
5
Pernyataan standar pelaporan tambahan kedua adalah : "Laporan hasil pemeriksaan atas
laporan keuangan harus mengungkapkan bahwa pemeriksa telah melakukan pengujian atas
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh langsung
dan material terhadap penjanjian laporan keuangan".
Pernyataan standar pelaporan tambahan ketiga, adalah : Laporan atas pengendalian internal
harus mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan yang
dianggap sebagai "kondisi yang dapat dilaporkan".
Pernyataan standar pelaporan tambahan keempat adalah : "Laporan hasil pemeriksaan yang
memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern kecurangan, penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundang-undangan, dan ketidakpatutan harus dilengkapi tanggapan dari
pimpinan atau pejabat yang bertanggung Jawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan
dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan".
Pernyataan standar pelaporan tambahan kelima adalah : "Informasi rahasia yang dilarang oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk diungkapkan kepada umum tidak
diungkapkan dalam laporan hasil pemeriksaan. Namun laporan hasil pemeriksaan perundang-
undangan yang menyebabkan tidak dilaporkan nya informasi tersebut".
b. Supervisi
Pernyataan standar pelaksanaan kedua adalah : “Staf harus disupervisi dengan baik”.
Supervisi mencakup pengarahan kegiatan pemeriksa dan pihak lain (seperti tenaga ahli
yang terlibat dalam pemeriksaan) agar tujuan pemeriksaan dapat dicapai.
c. Bukt
Pernyataan standar pelaksanaan ketiga adalah : “Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan
harus diperoleh untuk menjadi dasar yang memadai bagi temuan dan rekomendasi peeriksa.”
Dalam mengidentifikasikan sumber-sumber data potensial yang dapat digunakan
sebagai bukti pemeriksaan, pemeriksa harus mempertimbangkan validitas dan keandalan data
tersebut, termasuk data yang dikumpulkan oleh entitas yang diperiksa, data yang disusun oleh
pemeriksa, atau data yang diberikan oleh pihak-pihak tersebut.
d. Dokumentasi pemeriksaan
Pernyataan standar pelaksanaan keempat adalah : “Pemeriksa harus mempersiapkandan
memelihara dokumen pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen
pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan
harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman tetapi
tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa dokumen
pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung temuan, simpulan, dan
rekomendasi pemeriksa”.
Dokumen pemeriksaan memberikan tiga manfaat, yaitu :
Memberikan dukungan utama terhadap laporan hasil pemeriksaan.
8
Membantu pemeriksaan dalam melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan
pemeriksaan.
Memungkinkan orang lain untuk me-review kualitas pemeriksaan.
Didalam dokumen pemeriksaan harus berisi :
Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan, termasuk kriteria pengambilan uji-petik
yang digunakan.
Dukumentasi pekerjaan yang dilakukan digunakan untuk memdukung pertimbangan
profesional dan temuan pemeriksaan.
Bukti tentang supervisi terhadap pekerjaan yang dilakukan.
b. Isi Laporan
Pernyataan standar pelaporan kedua adalah :
Laporan hasil pemeriksaan harus mencakup :
(a) Pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar Pemeriksaan.
(b) Tujuan, lingkup dan metodologi pemeriksaan.
(c) Hasil pemeriksaan berupa pemeriksaan, simpulan, dan rekomendasi.
9
(d) Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan.
(e) Pelaporan informasi rahasia apabila ada.
10
Untuk pemeriksaan dengan tujuan tertentu, Standar Pemeriksaan memberlakukan dua
pernyataan standar pekerjaan lapangan perikatan/penugasan atestasi SPAP yang ditetapkan IAI
berikut :
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan sistem harus disupervisi
dengan semestinya.
Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan yang
dinyatakan dalam laporan.
11
Dokumentasi pemeriksaan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksaan yang
berpengalaman tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapat
memastikan bahwa dokumentasi pemeriksaan tersebut saat menjadi bukti yang mmendukung
pertimbangan dan simpulan pemeriksaan”.
12
Pelapolar tentang kelemahan pengendalian internal, kecurangan, penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelaporan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab
Pernyataan standar pelaporan tambahan ketiga adalah : “Laporan Hasil pemeriksaan yang
memuat adanya kelemahan dalam pengendalian internal, kecurangan, penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundangundangan, dan ketidakpatuan, harus dilengkapi tanggapan dari
pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab pada ntitas yang dieriksa mengenai temuan
dan simpulan serta tindakan koreksi yang direncanakan”.
Pelaporan informasi rahasia
Pernyataan standar pelaporan tambahan keempat adalah : “Informasi rahasia yang dilarang
oleh ketentuan peraturan perundang-undangan untuk diungkapkan kepada umum tidak
diungkapkan dalam laporan hasil pemeriksaan. Namun laporan hasil pemeriksaan harus
mengungkapkan sifat informasi yang tidak dilaporkan tersebut dalam ketenttuan peraturan
perundang-undangan yang menyebabkan tidak dilaporkan tersebut dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang menyebabkan tidak dilaporkannya informasi tersebut”.
Penerbitan dan pendistribusian laporan hasil pemeriksaan.
Pernyataan standar pelaporan tambahan kelima adalah : “Laporan hasil diserahkan kepada
lembaga perwakilan, entitas yang diperiksa, pihak yang mempunyai kewenangan untuk
mengatur entitas yang diperiksa, ihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut
hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima lapoan hasil
pemeriksaan sesuai dengna ketentuan peraturan perundnag-undangan yang berlaku”.
14
Pengawasan yang efektif oleh legislatif secara komprehensif,audit eksternal yang kompeten
dan didukung oleh standar internasional tentang audit memungkinkan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan kebijakan fiskal dan pengeluaran. Kerangka pikir audit sektor publik adalah
1. Kerangka kelembagaan
Pengangkatan dan kekuasaan auditor harus tercakup dalam undang undang audit. Konstitusi
dan undang-undang yang relevan menyediakan bagi presiden untuk menunjuk auditor umum
dengan mandat untuk mengaudit semua badan pemerintah.
Undang-undang audit memberdayakan auditor umum untuk menetapkan standar audit. Bidang
bidang praktik audit mendasar yaitu sebagai berikut : audit bukti, dokumentasi, audit
materialistis, penipuan, audit kesalahan, audit pendapat, perencanaan audit, mengendalikan
penilaian lingkungan, pengawasan pekerjaan staf audit.
3. Kode etik
Auditor umum harus mengadopsi kode etik INTONSAL. kode etik INTONSAL dianggap pelengkap
penting. Sebuah kode etik adalah pernyataan nilai dan prinsip-prinsip pekerjaan sehari-hari dari
para Auditor.
Lembaga rencana pembangunan dalam memperkuat kantor auditor umum dengan membantu
dalam desain laporan keuangan tahunan yang dibutuhkan oleh UU keuangan publik.
5. Kemandirian
Undang-undang audit harus memberikan kemerdekaan yang efektif kepada Auditor umum
sebagaimana prinsip inti dari kemandirian.
15
Peningkatan pendidikan diperlukan untuk menetapkan standar yang diperlukan untuk pelatihan
dan pendidikan. Kualitas pendidikan akuntansi dan audit serta pengaturan pelatihan seharusnya
memenuhi kebutuhan akuntansi modern dan manajemen keuangan.
7. Pelatihan
8. Kompetensi audit
9. Jaminan audit
Di Indonesia standar pemeriksaan keuangan negara dan SPKN memiliki peran penting
dalam pelaksanaan tugas BPK yaitu sebagai patokan atau arahan pertahanan pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara bagi pemeriksa.
SKPN berlaku bagi BPK dan akuntansi publik atau pihak lainnya yang melakukan
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama
badan pemeriksa keuangan. SKPN berisi tentang persyaratan profesional pemeriksa, mutu
pelaksanaan pemeriksaan dan persyaratan laporan pemeriksaan yang profesional.
Objek audit pada dasarnya meliputi semua kegiatan organisasi sejak perencanaan, pelaksanaan
kegiatan operasional sampai dengan pelaporan pertanggungjawaban akhir periode dari suatu
organisasi atau lembaga. Terdapat tiga jenis organisasi atau lembaga yaitu .
a. Organisasi atau lembaga sektor komersial, yang bertujuan untuk mencari laba.
c. Kuasai sektor publik yaitu unit yang tidak semata-mata mencari laba.
Standar Nomenklatur
16
Didefinisikan sebagai daftar atau akun buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis
untuk memudahkan perencanaan.
b. Meringkas data
Pelatihan perlu diberikan pada para auditor untuk memenuhi standar umum
pemeriksaan yang pertama yang berbunyi "pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan
profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan" salah satu cara untuk
memenuhi standar tersebut adalah dengan memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan
(SPKN paragraf 6 standar umum). Pelatihan perlu diberikan kepada para auditor dengan masa
kerja lebih dari lima tahun untuk selalu menyegarkan ingatan para auditor tentang perlunya
menjaga kualitas audit, sementara pelatihan yang diberikan kepada Auditor dengan kedudukan
sebagai pemimpin tim baik junior maupun senior dimaksudkan supaya auditor tidak merasa
17
bahwa bekal pengalaman mereka sudah cukup sehingga melupakan hal-hal penting yang perlu
dipertimbangkan dalam menyusun sebuah program kinerja audit.
Tahap pelaporan merupakan tahapan dalam audit sektor publik yang harus dilaksanakan
karena adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat atas pertanggungjawaban pengelolaan
sumber daya publik.
Florent dalam Hatherly( 1980) menyarankan bahwa pendahuluan laporan audit kinerja
meliputi :
c. Maksud pengujian
d. Jenis pengujian
Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI). IAPI berdiri di tahun 1957 yang merupakan perkumpulan akuntan
pertama di Indonesia.
Diawal masa kemerdekaan Indonesia, warisan dari penjajahan Belanda masih dirasakan
dengan tidak adanya satupun akuntan yang dimiliki dan dipimpin oleh bangsa Indonesia. Situasi
tersebut maka berdirilah perkumpulan akuntan Indonesia pada tanggal 23 Desember 1957 di
aula universitas Indonesia.
18
Dimasa pemerintahan orde baru, terjadi banyak perubahan signifikan dalam perekonomian
Indonesia, antara lain seperti terbitnya undang-undang penanaman modal asing(PMA) dan
penanaman modal dalam negeri (PMDN) serta berdirinya pasar modal. Maka pada tanggal 7
April 1977 IAI membentuk seksi akuntan publik sebagai wadah para akuntan publik di Indonesia
untuk melaksanakan program-program pengembangan akuntansi publik.
Anggota IAI sepakat untuk memberikan hak otonomi kepada akuntan publik dengan
mengubah seksi akuntan publik menjadi Kompartemen Akuntan Publik.
Setelah hampir 50 tahun sejak berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia, tepatnya pada
tanggal 24 Mei 2007 berdirilah institut akuntan publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi
akuntan publik yang independen dan mandiri dengan berbadan hukum yang diputuskan melalui
rapat umum anggota luar biasa IAI -Kompartemen Akuntan Publik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Audit terhadap sektor publik sangat diperlukan karena instansi pemerintaha rentan akan
permasalah korupsi,kolusi serta rendahnya tingkat efisiensi dan efektifitas yang mampu
ditunjukan oleh pemerintah
Audit terhadap sektor publik harus memiliki standar yang jelas dan tegas agar dipatuhi oleh
instansi pemerintah. Pengawasan pelaksanaa terhadap audit sektor publik harus lebih
ditingkatkan untuk memperoleh perbaikan dalam kualitas audit terhadap sektor publik dan
tentu hal ini akan mengakibatkan meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah yang
lebih bertanggung jawab.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. (2014). Audit Sektor Publik Pemeiksaan Pertanggungjawaban Pemerintah Edisi 3.
Salemba Empat, Jakarta
20