Anda di halaman 1dari 3

JURNALISTIK DAN FOTOGRAFI

ARSITEKTUR

DOSEN PENGASUH :

RIZA AULIA PUTRA, ST. MT.

REZY FONANDA
150701124

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINTEK
UIN ar-RANIRY
MESJID BAITURRAHIM ULELHEE

Tidak jauh dari pantai Ulee Lheue berdiri sebuah masjid yang membuat orang kagum.
Kekaguman orang terhadap mesjid ini disebabkan masih tetap berdiri ketika gempa dan
tsunami menerjang Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Padahal mesjid ini berada
kurang lebih 10 meter dari pantai. Seharusnya dengan letak yang demikian mesjid ini hancur
lebur diterjang tsunami.Permukiman penduduk yang berada di sekeliling mesjid ini pada
umumnya luluh lantak.Rumah/bangunan yang terkena dampak gempa dan tsunami hanya
menyisakan lantai, sebagai tanda bahwa dulu di atasnya berdiri bangunan/rumah. Banyak
wisatawan, baik lokal maupun asing yang menyempatkan diri mampir di mesjid ini.
Mereka mengagumi keberadaan mesjid ini

Mesjid Baiturrahim terletak di Ulee Lheue, Kecamatan Meuraksa Banda Aceh.


Mesjid ini terdiri dari dua bangunan, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Pada
bagian depan merupakan mesjid yang dibangun padamasa pemerintahan Belanda di
Aceh, sedangkan masjid di bagian belakang merupakan perluasan bagian depan.
Perluasannya atas bantuan Raja Fahd dari Arab Saudi. Di dalam kompleks mesjid
Baiturrahim terdapat sumur tua dan makam uleebalang Meuraxa. Menurut cerita
masyarakat Ulee Lheue, sebelum dibangun oleh Belanda, terdapat meunasah tuha.
Meunasah tuha ini dijadikan sebagai tempat istirahat dan juga sewaktu- waktu tempat
berkumpul atau bermusyawarah para warga. Meunasah tuha ini dibangun dengan bahan
terdiri dari batuan-batuan yang diambil dari laut dan kapur tanpa memakai rangka besi.
Meunasah Tuha ini dibangun pada masa kesultanan Aceh. Meunasah tuha, akhirnya
terkena perluasan mesjid yang baru pada tahun 1985. Sisa bangunan itu digunakan
sebagai penahan ombak.
Mesjid yang dibangun oleh Belanda ini pada zaman dahulu dikelilingi oleh pagar
batu bata yang cukup tebal. Mesjid Baiturrahim mempunyai gaya arsitektur menyerupai
mesjid Baiturrahman dengan satu kubah. Hal ini begitu terlihat pada pintu gerbang utama,
ukiran pada kulit masjid, serta bentuk menara yang berbentuk sama persis dengan masjid
baiturrahman.secara keseluruhan masjid Baiturrahim menyerupai masjid Baiturrahman.
Jika dilihat dari bentuknya tampak bangunan Eropa bergaya gotik. Di bagian ruang mesjid
terdapat pilar beton yang berjejer yang tersusun rapi dan dilapisi marmer dan jendela
terbuat dari kayu jati. Elemen-elemen seperti pintu-pintu dan jendela yang dihiasi dengan
ornamen-ornamen relief untuk menghiasi bangunan mesjid.
Lansekap Mesjid Baiturrahim berbentuk persegi didominasi pengerasan berupa
paving block dengan hanya meyisakan bagian sebagai area hijau.Mesjid berdiri di area
tengah serta terdapat Menara dan perpustakaan dibagian kiri masjid, sumur tua di sebelah
kanan masjid, tempat wudhu di sebelah kanan dan belakang masjid, dan makam
uleebalang Meuraxa di belakang..
Mesjid Baiturrahim pada pembangunannya ditata menjadi tiga zona, yaitu zona
ritual, zona transisi, dan zona sosial. Zona ritual merupakan fungsi utama dari masjid ini
yaitu sebagai tempat ibadah atau tempat berkomunikasi dengan Allah SWT. Di sanalah
seorang melepaskan kerinduannya dengan Sang Maha Pencipta. Seorang yang
memasuki zona ini berarti sudah mempunyai kebulatan tekad dan beritikad untuk
menghadap-Nya. Pada zona transisi dimana keagungan mesjid ini sudah mulai terasa
seorang baru diajak berpikir apakah ia memasuki zona ritual atau kembali ke luar tanpa
ingin bertemu dengan khalik-Nya. Adapun zona sosial merupakan zona umum atau zona
bebas dimana orang dapat bercengkrama dan bersenda gurau sesamanya. Tidak lebih
sebagai zona wisata, di samping itu, di zona sosial ini juga tersedia ruang belajar, ruang
remaja mesjid serta ruang perpustakaan.

Anda mungkin juga menyukai