Sebetulnya, jika Indonesia mampu memanfaatkan potensi ini, negara akan mempunyai
tambahan dana untuk pembangunan. Hasil akhirnya tentu saja meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan membantu mengangkat kehidupan dari jurang
kemiskinan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sendiri telah mengakui bahwa sektor
pariwisata berada di peringkat 5 besar penyumbang pendapatan terbesar bagi negara.
Badan Pusat Statistik (BPS), tahun lalu, mencatat pada 2011 sektor ini mampu
menyumbang devisa sekitar USD 9 miliar atau setara Rp 108,4 triliun.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja pada 2011 sebanyak 8,53 juta orang bergerak di
bidang pariwisata. Pajak tak langsung dari sektor pariwisata pada 2011 mencapai Rp
10,72 triliun.
Pihaknya mencatat, upah dari sektor pariwisata pada 2011 mencapai Rp 96,57 triliun
atau naik dibandingkan 2010 yang sebesar Rp 84,80 triliun. Keuntungan yang cukup
besar ini membuat sektor pariwisata menjadi salah satu yang terseksi di mata investor di
samping migas, batu bara, minyak kelapa sawit, dan karet olahan.
Pasalnya, saat ini, sekitar 29 kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia sudah
dikelola asing seperti Australia, Amerika Serikat, Swiss, Prancis, Brasil, Singapura dan
Thailand.
Sementara, Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil KKP Sudirman
Saad mengatakan, dari data yang dimiliki KKP, terdapat lebih dari 50 pulau, yang pusat
wisata baharinya dikelola oleh investor asing.
"Modus mereka adalah menikahi Warga Negara Indonesia, lalu investasi mereka
diatasnamakan istri mereka itu. Kita ingin mereka bentuk PT (Perseroan Terbatas) untuk
usaha mereka dan tidak dalam individu," ujarnya.
Apa saja obyek potensial pariwisata Indonesia yang sudah dalam cengkraman pihak
asing? Berikut beberapa lokasi yang dihimpun oleh merdeka.com.