Acara 1 TPT Tahunan
Acara 1 TPT Tahunan
A. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara I adalah mengetahui bagian-bagian dari
tanaman kelapa sawit terutama bagian atas yang meliputi: batang, daun
bunga, dan buah kelapa sawit.
B. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Teknik Budidaya Tanaman Tahunan acara I dengan
judul Identifikasi Morfologi Kelapa Sawit dilaksanakan pada :
a. Tempat : Jumantono
b. Hari, tanggal : Sabtu, 7 Oktober 2017
c. Waktu : 07.30-selesai
2. Alat dan Bahan
a. Alat :
1) Sabit
2) Pisau Okulasi
3) Penggaris
4) Alat Tulis
5) Tali Rafia
6) Klinometer
7) Meteran
8) Oven
9) Timbangan
10) Gunting
11) Kertas
b. Bahan
1) Tanaman kelapa sawit dewasa
2) Pelepah daun kelapa sawit
3) Bunga jantan dan bunga betina
4) Buah kelapa sawit
1
2
3. Cara Kerja
a. Identifikasi Batang Kelapa Sawit
1) Menghitung jumlah daun kelapa sawit yang ada dari ujung
sampai pangkal terbawah.
2) Menentukan pola filotaksis/pola duduk daun dalam batang
tanaman kelapa sawit
3) Mengukur panjang satu pelepah daun
4) Mengukur diameter batang bagian bawah
5) Mengukur tinggi tanaman kelapa sawit secara simulasi dengan
menggunakan prinsip trigonometri yaitu :
𝑦1 𝑦2
=
𝑥1 + 𝑥2 𝑥2
y1 = tinggi tanaman
y2 = tinggi pembanding
x1 = jarak antara tanaman dengan pembanding
x2 = jarak antara pengamat dengan pembanding
b. Identifikasi Daun Kelapa Sawit
1) Mengambil satu pelepah daun yang utuh
2) Mengidentifikasi bagian – bagian daun kelapa sawit dan
menulisnya
3) Mengukur panjang pelepah daun (dari ujung pelepah sampai
dengan petiole)
4) Mengukur panjang pelepah total
5) Menghitung jumlah daun dalam satu pelepah dan mengukur
luas daun dan helaian daun kelapa sawit dengan metode
Gravimetri
𝐖𝐫
Rumus Gravimetri : 𝐋𝐃 = × 𝐋𝐊
𝐖𝐭
2
3
3
4
C. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Identifikasi Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq)
No. Identifikasi Gambar Foto Keterangan
1. Batang a. Jumlah daun per
Kelapa pelepah : 256
Sawit b. Panjang pelepah : 510
c. Diameter batang bawah
: 21 cm
d. Tinggi tanaman :
464,70 cm
2. Daun a. Panjang pelepah daun
Kelapa tanpa petiole : 510
Sawit b. Panjang pelepah daun
dengan petiole : 575
c. Luas daun : 10656,6
mm2
d. Panjang helaian daun
terpanjang
3. Alat a. Bunga a. Fungsi bunga jantan :
Reproduksi jantan 1. Alat reproduksi
2. Penghasil aroma
harum
b. Fungsi bunga betina :
b. Bunga 1. Alat reproduksi
betina 2. Penghasil buah
kelapa sawit
4. Buah Bagian-bagian:
Kelapa 1. Eksokarp
Sawit 2. Mesokarp
3. Kernell
4. shell
Sumber :Logbook
4
5
D. Pembahasan
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24
meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping.
Terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas
untuk mendapatkan tambahan aerasi. Daunnya tersusun majemuk menyirip
seperti jenis palma lainnya. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna
sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya
saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman
diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun
pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip
dengan kelapa.
Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon
(monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga
sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga
sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul
digunakan sebagai tetua jantan.
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga
merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan
yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan
minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang,
kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan
buah akan rontok dengan sendirinya. Buah terdiri dari tiga lapisan yaitu
5
6
6
7
7
8
sehingga terbentuk daun sempurna. Menurut Lubis dan Agus (2011) daun
kelapa sawit terdiri dari kumpulan anak daun (leaftet) yang memiliki tulang
anak daun dengan helai anak daun (lamina). Tangkai daun (rachis) berfungsi
sebagai tempat anak daun yang melekat akan semakin membesar menjadi
pelepah sawit. Bagian pelepah terdapat duri (spine) yang awalnya
merupakan barisan seludang yang gagal membentuk daun sehingga
menyempit dan membentuk duri.
Susunan daun tanaman kelapa sawit mirip dengan tanaman kelapa
yaitu membentuk susunan daun mejemuk. Daun-daun tersebut akan
membentuk suatu pelapah daun yang panjangnya dapat mencapai kurang
lebih 7,5 – 9 m. Kelapa sawit memiliki daun majemuk yang tersusun
menyirip dan membentuk pelepah. Satu pohon kelapa sawit budidaya
umumnya mempunyai 40-50 pelepah dan kebanyakan kelapa sawit liar
memiliki 60 pelepah. Setiap pelepah tersebut biasanya terdiri dari 250-400
helai daun. Menurut Fauzi et al. (2012) tanaman kelapa sawit yang berumur
tua memiliki jumlah pelepah dan anak daun yang banyak serta memiliki
pelepah yang lebih panjang dibanding tanaman yang masih muda. Berat
kering satu pelepah dapat mencapai 4,5 kg. Menurut literatur lain yang
disebutkan oleh Kurniawan (2010) bahwa tiap pelepah kelapa sawit
memiliki lebih kurang 100 pasang helai daun. Bilangan pelepah yang
dihasilkan juga meningkat dari 30 hingga 40 ketika berumur tiga sampai
empat tahun dan kemudian menurun 18 sampai 25 pelepah. Pelepah juga
menyelimuti batang kelapa sawit hingga umur 12 tahun kemudian ketika
lebih dari 12 tahun pelepah tersebut akan terlepas.
Daun kelapa sawit muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat,
lalu akan berubah menjadi hijau gelap setelah daun menua. Setiap bulan
tanaman sawit muda dapat menghasilkan 4-5 pelepah, sedangkan tanaman
sawit muda mampu membentuk 2-3 pelepah. Selain faktor usia, produksi
daun kelapa sawit ini juga dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, dan iklim.
Luas permukaan daun kelapa sawit dapat mempengaruhi tingkat
produktifitasnya. Semakin luas permukaan tersebut, kian banyak pula buah-
buah sawit yang sanggup dihasilkan tanaman. Hal ini terjadi karena daun
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
petiole 575 cm, sedangkan luas daun kelapa sawit yang dihitung
menggunakan metode gravimetri adalah 10656,6 mm2. Daun kelapa sawit
terdiri dari pelepah daun (vagina) dimana pada pangkal pelepah daun
terbentuk dua baris duri, tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
Kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi alat reproduksi kelapa
sawit. Kelapa sawit mulai berbungan ada umur 2,5 tahun, tetapi umumnya
bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan generatifnya. Bunga
jantan dan bunga betina terletak pada satu pohon disebut tanaman
monoecious. Bunga sawit muncul dari ketiak daun yang dapat berkembang
menjadi bunga jantan atau bunga betina. Bagian bunga jantan kelapa sawit
terdiri dari ibu tangkai, resptaculum, dan pedunculus. Bunga jantan yang
ukurannya lebih panjang dari bunga betina berfungsi untuk membantu
penyerbukan. Penyerbukan siap ditandai dengan petak kelapa sawit berbau
harum yang disebabkan oleh bunga jantan. Sementara itu, bunga betina
kelapa sawit terdiri dari ibu tangkai (peduncule), daun pelindung (spatches),
dan spikelet atau tangkai bunga. Fungsi dari bunga betina ini adalah sebagai
tempat reproduksi biji.
Kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi buah kelapa sawit.
Buah kelapa sawit berwarna oranye dan mengkilap. Apabila dilihat secara
melintang tampak bagian-bagiannya yaitu eksokarp (kulit), mesokarp,
kernel, dan shell. Tandan kelapa sawit terdiri dari dua ribu buat sawit
dengan tingkat kematangan yang bervariasi. Tandan yang matang ditandai
dengan warna merah jingga yang menandakan adanya kandungan karotena.
13
14
14
15
DAFTAR PUSTAKA
15
16
Siallagan et al. 2014. Optimasi dosis pupuk organik dan npk majemuk pada
tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. J Agronomi Indonesia 42(2):
166-172
Sudradjat, Anita Darwis, dan Ade Wachjar. 2014. optimasi dosis pupuk nitrogen
dan fosfor pada bibit kelapa sawit (elaeis guineensis jacq. ) di pembibitan
utama. J. Agron Indonesia 42 (3) : 222 - 227
Tjahjana et al. 2015. Pengaruh lingkungan terhadap produksi dan mutu kakao. J.
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar : 69 – 77
Wijaya, S Wahyuni. 2007. Respon tanaman jagung manis kultivar Hawaian super
sweet pada berbagai takaran pupuk kalium. J. Agrijati 6(1): 42 - 47
16