Anda di halaman 1dari 16

KANKER

1.1 Defenisi

kanker adalah sekelompok penyakit kompleks yang di ciri dengan


pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkontrol (American cancer
society {ACS},2010.a). kanker dapat terjadi dengan berbagai cara bergantung pada
system tubuh yang terkena dan jenis sel tomur yang terlibat. Kanker dapat
mempengaruhi indivudu dari berbagai usia, jenis kelamin, etnisitas, atau daerah
geografi.

1.2 Prosedur Pemeriksaan diagnostic


a. Diagnosis

Beberapa prosedur digunakan untuk mendiagnosis kanker. Pencitraan sinar X,


computed tomography (CT), ultra sonografi (USG), dan magnetic resonance imaging
(MRI) dapat menentukan lokasi jaringan abnormal atau tumor. Akan tetapi, hanya
pemeriksaan histologi mikroskopik jaringan yang menunjukan jenis sel dan
perubahan strukturalnya dari jaringan induk. Sampel jaringan di dapatkan melaui
biopsy, sel yang di luruhkan (mis. , pap smear), atau pengumpulan secret (skutum).
Nodus limfe juga di lakukan biopsy untuk menentukan apakah metastasis sudah
mulai terjadi. Prosedur skrining sederhana dapat di gunakan untuk mengidentifikasi
zat yang di ekresikan oleh tumor, seperti pemeriksaan darah antigen spesifik
mengidentifikasi kanker prostat lebih dini. Peningkatan enzim atau hormone yang
dikeluarkan oleh jaringan normal ketika mereka rusak juga dapat memengaruhi
diagnosis. Peningkatan fosfat alkalin terjadi di metastasis tulang dan osteosarcoma
merupakan salah satu contoh enzim yang meningkat yang berhubungan dengan
kanker. Penanda tumor di gunakan untuk diagnosis lebih dini, untuk mengikuti
respon terapi imunologi.

1
b. Klasifikasi

Untuk membantu menstandarisasi diagnosis dan protocol terapi, system


identifikasi yang terperinci sudah dikembangkan. System identifikasi ini terdiri atas
penamaan tumor (klasifikasi) dan penjelasan agresivitasnya (penentuan derajat) dan
penyebaran di dalam atau melebihi jaringan asalnya (penentuan tahap)

c. Penentuan derajat dan tahap

Penentuan derajat mengevaluasi jumlah diferensi (tingkat maturitas


fungsional) sel dan memperkirakan kecepatan pertumbuhan berdasarkan kecapatan
mitosis. Sel yang sebagian besar berdiferensiasi yaitu, paling mirip dengan jaringan
induk sehingga mengakibatkan malignan terkecil. Di klasifikasikan menjadi derajat 1
dan berhubungan dengan prognosis yang lebih baik. Derajat 4 ditetapkan untuk sel
malignan yang paling sedikit berdiferensiasi dan paling agresif. Karena perbedaan
yang di turunkan pada ciri fisik tumor dan prilaku biologis, kriteria penentuan derajat
dapat beragam sesuai dengan lokasi yang beebeda dan jenis tumornya.

d. Pemeriksaan sitogi

Untuk jaringan malignan yang harus diidentifikasi menurut nama, derajat, dan
tahap, jaringan ini harus paparkan terlebih dahulu pemeriksaan sitology dan histologi
dengan mengunakan cahaya atau mikroskop electron.

e. Penanda tumor

Penanda tumor merupakan molekul protein yang dapat dideteksi dalam serum
atau cairan tubuh lainnya. Penanda ini digunakan sebagai indicator biokimia atas
adanya malignansi. Jumlah protein pemanda tumor yang kecil ditemukan pada
jaringan tubuh yang normal atau tumor benigna dan tidak spesifik untuk malignansi.

2
f. Pencintraan onkologi

Pemeriksaan radiologi sangat penting dalam diagnosis awal karena pengkajian


fisik biasanya tidak dapat mendeteksi kanker hingga tumor mencapai ukuran yang
cenderung menimbulkan resiko bermetastasis. Proses diagnostic ini dapat melibatkan
pencitraan sinar X yang rutin (biasanya hanya untuk skrining), CT, MRI, USG,
pencitraan nuklir, angiografi, dan tomografi emisi positron. Pemeriksaan diagnostic
ini termasuk persiapan dan implikasi keperawatan.

g. Pemeriksaan laboraturium

Sebagian besar pemeriksaan laboratorium pada darah, urinr, dan cairan tubuh
lainya digunakan untuk menghilangkan gangguan nutrisi dan kondisi non-kanker
lainnya yang dapat menimbulkan gejala bagi pasien. Bersamaan dengan pemeriksaan
diagnostic lainnya.

Pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk diagnosis kanker

Pemeriksaan Nilai rujukan Indikasi abnormalitasa


Asam fosfatase (AC 0-0,8 unit/L Meningkat pada kanker
Prostat, payudara, tulang,
serta myeloma multiple.

Alanine 5-35 unit/L (frankel) Meningkat tingkat


aminotransferase (ALT) Sedang dalam kanker
Hati.

Albumin 3,5-5 g/Dl Menurun pada malnutrisi


Kanker hati metastatis.

Alkaline phosphatase 20-90 unit/L Meningkat pada kanker


Hati, tulang, payudara,

3
Dan prostat.

Alfa-fetoprotein (AFP) Pria dan wanita tidak Meningkat pada tumor


hamil: < 15 ng/Ml sel benih misalnya,
kanker testis.

Aspartate 5-40 unit/Ml ( frankel) Meningkat pada kanker


aminotransferase (AST) hati

Bilirubin Total: 0,1-1,2 mg/Dl Meningkat pada kanker


Direk: 0-0,3 mg/dL hati dan kandung kemih

h. Dukungan psikologis selama diagnosis

Mempersiapkan dan menantikan hasil pemeriksaan diagnostic dapat membuat


sangat ansietas. Banyak pasien membandingkan pengamalan bahwa orang yang di
hukum menunggu uji coba dan membuat pernyataan : setelah mereka mengetahui
makna “pernyataan” mereka dapat mempersiapkan masa depan nya. Selain
menghadapi kemungkinan penyakit yang mengacam kehidupan, atau minimal yang
mengubah kehidupan, pasien juga sering menghadapi kemungkinan yang tidak
menyenangkan, bahkan prosedur diagnostic yang menimbulkan nyeri. Mereka harus
mengambil keputusan penting yang bergantung pada hasil pemeriksaan mereka.

1.3 pencegahan

Cara pencegahan umum kanker adalah mengurangi paparan terhadap bahan


karsinogen, misalnya tidak merokok, menghindari makanan tinggi lemak, menambah
makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah, hidup akif fisik, mengupayakan berat
badan yang ideal, dan hidup dengan pola sehat. Pencegahan juga dapat dilakukan

4
dengan penapisan atau screening terhadap kemungkinan terkena kanker. Tes
penapisan kanker ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kanker
sehingga dapat menurunkan jumlah kematian akibat kanker karena jika kanker
ditemukan pada stadium sangat dini, dimana kanker belum menyebar lebih jauh,
biasanya kanker tersebut dapat diobati dan memberikan hasil yang optimal.

Terapi Mental

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam hal terapi mental untuk penderita kanker
adalah :

1. Mengelola stress

2. Menyadari adanya stress

3. Dukungan moral pada pasien kanker

4. Tetap aktif dan bergembira

5. Berempati (mamahami beratnya beban mental yang dialami penderita untuk


mendukung pemulihan kanker)

6. Optimis dalam menjalankan hidup

7. Buanglah dendam dan kebencian

8. Terapi doa (mendekatkan diri kapada Tuhan)

1.4 Perawatan pada pasien kanker


a. Terapi kanker

Tujuan terapi kanker bertujuan menyembuhkan, mengendalikan, atau meredakan


gejala. Tujuan ini dapat mengalami tumpang- tindih. Kanker dapat ditangani melalui

5
pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi, bioterapi, terapi fotodinamik, transplan
sumsum tulang dan sel batang, terapi hormone, dan terapi komplementer. Ketika
kanker didiagnosis, focus awalnya adalah pada pembedahan dan terapi medis. Tujuan
terapi meliputi

1. Menghilangkan tumor atau sel malignan


2. Mencegah metastasis
3. Mengurangi pertumbuhan selular dan inti tumor
4. Mendukung kemampuan fungsional dan memberikan pereda nyeri bagi
mereka yang menderita penyakit yang tidak berespon terhadap terapi

b. Pembedahan

Pembedahan tetap menjadi pendekatan penting pada perawatan kanker. Reseksi


pembedahan digunakan untuk diagnosis dan penentuan tahap leibh dari 90% dari
seluruh kanker dan untuk terapi primer pada lebih dari 60% kanker. Tujuan
pembedahan juga mengalami perkembangan meliputi profilaksis, diagnosis, terapi,
rekonstruksi, dan paliasi.

Pembedahan profilaktik bertujuan mengangkat jaringan atau organ yang


kemungkinan mengalami kanker. Kemajuan dalam mengidentifikasi penanda geneitk
membuat pembedahan profilaktik menjadi pilihan bagi individu yang memiliki
riwayat keluarga yang kuat dan peredisposisi genetic bagi perkembanagan kanker.
Misalnya wanita yang memiliki riwayat kanker payudara yang kuat, penemuan positif
terhadap BRCA-1 atau BRCA-2, dan temuan abnormal pada mamografi dapat
mempertimbangkan mastektomi profilaktik sebagai salah satu pilihan yang cermat.
Contoh lain operasi pembedahan profilaktik meliputi kolektomi dan ooforektomi.
Dengan keterbatasan penelitian tentang efek psikologis dan fisiologis jangka panjang
terhadap individu yang menjalani pembedahan profilaktik terkait kanker, perawat dan
professional layanan kesehatan lainnya harus membahas kemungkinan resiko bagi
pasien dan keluarga secara menyeluruh serta hasil pasca bedah dari pembedahan
profilaktik sebelum pembedahan dilakukan. Perawat harus menghargai keputusan
pasien apakah mereka ingin mengikuti pembedahan profilaktik atau tidak. Bagi

6
pasien yang memilih pembedahan profilaktik sebagai tindakan preventif terhadap
kanker, pendidikan kesehatan dan konseling pra bedah yang komprehensif harus
diberikan kunjungan lanjutan pasca bedah jangka panjang harus di pastikan untuk
memantau perubahan psikologis dan fisiologis pasien terhdap pembedahan.

Pembedahan diagnostic bertujuan memastikan diagnosis histologis dan penentuan


tahap kanker melalui biopsy, endoskopi, laparoskopi, dan eksplorasi bedah
terbuka.sebagai terapi primer kanker, tujuan pembedahan adalah mengangkat
keseluruhan tumor dan jaringan sekitar terkait serta nodus limfe sebanyak dan
serealistas mungkin. Terapi ini terkadang memerlukan mutilasi tubuh dan pembuatan
struktur baru untuk menerima fungsi struktur yang hilang. Misalnya, pengangkatan
kolon sigmoid, kolon distal, dan rectum memerlukan cara baru eliminasi fekal
sehinga menjaga segmen usus tetap sehat.

Tidak semua pembedahan menghasilkan perubahan fungsi yang signifikan.


Pembedahan berikut ini berhasil mengurangi kanker dengan hasil yang sedikit
mengkhawatirkan :

1. Pengangkatan bagian organ atau jaringan yang tidak esensial yang


mengandung tumor, seperti tumor usus halus in situ.
2. Pengangkatan organ yang memiki fungsi dapat diganti secara kimia, seperti
tiroid.
3. Reseksi salah satu pasangan organ ketika organ terkena dapat mengambil alih
fungsi organ yanh hilang seperti paru.

Tanggung jawab perawat adalah berfokus pada persiapan pasien secara fisik dan
psikologis terhadap pembedahan, dan pemberian pendidikan kesehatan mengenai
perawatan pasca-bedah rutin yang mengharapkan partisipasi pasien. Sebelum
pembedahan, perawat harus memberikan kesempatan pada pasien untuk mengajukan
pertanyaan dan berdiskusi mengenai masalah dan ketakutannya. Pada bebberapa
kasus, pasien ingin mendiskusikan pilihan terapi alternative. Pada kasus terakhir,
perawat harus menghubungi spesialis onkologi dan ahli bedah serta mengatur
pertemuan dengan pasien sebelum pembedahan dilakukan.

7
c. Kemoterapi

Kemoterapi melibatkan penggunaan obat sitotoksik untuk menyembuhkan kanker


cairan dan padat. Seperti, leukemia, limfoma, serta kanker payudara dan prostat.
Untuk menurunkan ukuran tumor, penunjang untuk pembedahan atau terapi radiasi,
atau untuk mencegah, atau menangani metastasis yang dicurigai. Kemoterapi juga
dapat digunakan yang berhubungan dengan bioterapi. Seluruh kemoterapi memiliki
efek samping atau efek toksik. Jenis dan tingkat keparahan bergantung pada obat
yang digunakan.

Kemoterapi mengganggu siklus sel dalam berbagai fase dengan mengganggu


metabolism dan replikasi sel. Kemoterapi juga bekerja dengan mengganggu
kemampuan sel malignan untuk menyentesis enzim dan zat kimia penting.

Sebagian besar kemoterapi melibatkan kombinsasi obat yang diberikan melebihi


berbagai periode waktu menurut beragam protocol. Salah satu protocol untuk
leukemia limfoblastik akut. (acute lymphocytic leukemia, ALL) pada orang dewasa
mengunakan singkatan DVPA: daunorubisin diberikan pada hari ke-1 hingga hari ke-
3, vinkristin diberikan pada hari ke-1, 8, 15, dan 22, prednisone diberikan pada hari
ke-1 hingga 28, dan asparaginase diberikan pada hari ke-17 hingga 28. Regimen
terapi diberikan pada siklus periode istirahat, terutama jika efek toksik seperti
disfungsi hati atau neutropenia berat( abnormalnya jumlah neutrophil rendah, sejenis
sel darah putih) terjadi. Terapi dilanjutkan hingga remisi kanker tercapai. Jika kanker
berkembang, protocol tertentu ditinggalkan dan protocol baru dapat dicoba.

Beberapa rangkaian kemoterapi diperlukan berdasarkan pada hipotesis


pembunahan sel. Tumor sebesar 1 cm mengandung sekitar 109 ( 10 miliar) sel total,
sebagian besar tumor dapat bertahan hidup. Selama setiap siklus sel, kemoterapi
membunuh persentase sel yang ditentukan, selalu meninggalkan beberapa sel
selanjutnya. Pada setiap penurunan, pokok sel tumor menurun hingga jumlah yang
bernilai, sel klonogenik (misalnya sel yang mampu melakukan cloning pada sel
induk) menjadi cukup kecil untuk mengizinkan system imun tubuh menyelesaikan

8
fungsinya. Oleh sebab itu, spesialis onkologi biasanya memberikan jumlah
kemoterapi yang maksimum yang ditoleransi oleh pasien. Kemoterapi dosisi tinggi
tetap bersifat kontrovesial.

1. Kelas obat kemoterapi

Agens kemoterapeutik dapat diklasifikasikan menjadi agens pada sel atau sifat
farmakologis agens. Menerut efek agens terhadap sel, agens kemoterrrapeutik dapat
dibagi menjadi dua agens yang spesifik teeerhadap siklus sel dan agens tidak spesifik
terhadap siklus sel. Agens yang spesifik terhadap siklus sel efektif pada fase yang
spesifik (mis. Fase S dan M) pada siklus sel untuk mencegah replikasi sel dengan
merusak DNA seluler dan menghambat produksi protein yang diperlukan bagi
sintesis DNA dan RNA. Agens yang tidak spesifik terhadap siklus sel efektif pada
seluruh fase siklus sel, termasuk fase istirahat. Berikut adalah kelas obat kemoterapi,
antara lain:

 Agen alkilasi
 Antimetabolite
 Hormone dan antagonis hormone
 Beragam agens

2. Efek obat kemoterapeutik

Efek samping dan efek toksik kemoterapi beragam, sesuai dengan obat yang
digunakan dan lama terapi. Karena sebagian besar obat ini bekerja pada sel yang
timbuh dengan cepat, efek sampingnya merupakan manifestasi kerusakan pada sel
sammatik yang membelah normal secara tepat. Efek samping hormone
mengungkapkan kerja hormone yang digunakan atau supresi hormone normal, seperti
efek maskulinasi pada hormone pria yang diberikan pada kanker ovarium. Jaringan
biasanya dipengaruhi oleh obat sitotoksik .

3. Persiapan dan pemberian

9
Banyak rumah sakit swasta dan Negara bagian yang memerlukan staf terlatih
dan sah untuk memberikan kemoterapi. Apoteker di rumah sakit besar dan lembaga
perawatan dirumah yang mandiri biasanya menyiapkan obat kemoterapi untuk
pemberian parenteral menurut pedoman keamanan khusus yang ditentukan oleh
pemerintah federal atau oncology nursing society. Pada beberapa lembaga, perawat
menyiapkan dan memberikan obat ini. Karena kemungkinan efek karsinogenik,
professional layananan kesehatan umumnya direkomendasikan untuk memakai
sarung tangan, masker, dan gaun ketikan menyiapkan dan memberikan obat serta
membuang peralatan. Perawat harus melakukan perwatan ketika menangani produk
ekskresi pasien yang melakukan kemoterapi dan mengajarkan pasien untuk
membuang cairan tubuh mereka sendiri secara aman. Medikasi oral cenderung
menurunkan resiko pemajanan, tetapi sebuah resiko bagaimanapun, sebagian besar
ditularkan melalui eksresi urine.

Obat kemoterapeutik dapat diberikan per oral, seperti siklofosfamid (Cytoxan)


dan klorambusil (leukeran). Obat lain, seperti agens hormone atau penghambat
hormone, juga diberikan per intramuscular (IM).bagaimanapun, banyak obat
memerlukan infus intravena atau injeksi langsung ke rongga tubuh intraperitoneum
atau intrapleura.

4. Penatalaksanaan pasien yang mendapat kemoterapi

Perawat juga membantu mengidentifikasi dan menangani efek toksik atau


efek samping obat serta memberikan dukungan psikososial. Pengakajian dan
pemantauan secara cermat manifestasi pasien, ,meliputi pemeriksaan laboraturium
yang tepat, kewaspadaan perawat terhadap awitan toksisitas. Mual dan muntah, diare,
inflamasi, dan ulserasi membrane mukosa oral, rambut rontok, perunahan kulit,
anoreksia, dan keletihan memerlukan tindakan keperawatan dan medis yang spesifik.

Aspek penalataksanaan pasien yang melakukan kemoterapi adalah


mengajarkan cara merawat bagian akses dan pembuangan peralatan yang digunakan
dan eksresi secara aman.perawat mengajarkan pasien untik meningkatkan asupan

10
cairan agar membuang obat keluar dari tubuh. Beristirahat lebih lama, yang dapat
membantu terapi dan membantu pasien menghindari penyakit lain.

Selama kemoterapi, sejumlah masalah psikologis yang dapat menyebabkan


gangguan emosional sedang hingga berat dapat meningkat. Kebutuhan untuk
merencanakan aktivitas selama pengobatan kemoterapi dan efek sampingnya dapat
menggangu kemampuan pasien untuk bekerja, menangani pekerjaan rumah tangga
atau merawat anggta keluarga, berfungsi secara seksual, atau berpartisipasi dalam
aktivitas social dan reaksi.

d. Terapi radiasi

Masih terapi pilihan bagi tumor atau beberapa spesialis onkologi, radiasi dapat
digunakan untuk membunuh tumor, mengurangi ukuran nya, menurunkan nyeri, atau
meredakan obstruksi. Nodus limfe dan jaringan sekitar terpajan ketika dicuragai
mulai terjadi metastasis. Terapi radiasi terdiri atas pengiriman radiasi ionisasi gama
dan rotgen pada salah satu cara berikut ini:

1. Radiasi eksternal
Radiasi eksternal juga disebut dengan teleterapi, termasuk pengiriman radiasi
dari sumber yang memiliki beberapa jarak dari pasien. Dosis yang relative
sama di berikan ke tumor.
2. Radiasi internal
Radiasi internal juga disebut dengan brakiterapi, radiasi diberikan kedalam
tubuh dengan menempelkan jumlah materi radioaktif yang kecil secara
langsung kedalam tumor atau rongga tubuh ketika menghindari penyebaran
radiasi pada jaringan atau organ sekitar. Teknik ini memungkinkan pemberian
dosis radiasi yang tinggi pada tumor ketika membebaskan jaringan sekitar.

e. Bioterapi

Bioterapi memodifikasi proses bilogis yang menghasikan sel maligna, terutama


melalui peningkatan respon imun sendiri individu tersebut. Perkembangan terapi ini
berdasarkan pada hipotesis surveilans imun. Meskipun terapi ini membuktikan bahwa

11
system imun yang kompeten merupakan daya tahan ibu yang paling penting melawan
penyakit, fungsi dari berbagai sel imun dalam menghadapi beragam jenis malignansi
harus terus dikaji. Saat ini bioterapi digunakan untuk malignansi hematologi, seperti
limfoma dan leukemia sel berambut, dan tumor padat, seperti kanker ginjal, kanker
paru, dan melanoma (Trinh, 2008: Wu et al., 2008).

tumor Aspek lain imunoterapi adalah perkembangan antibodi monoclonal yang


meningkatkan kemampuan system imun untuk melawan kanker. Antibodi monoclonal
dikembangkan oleh inokulasi hewan yang memiliki antigen tumor dan pemulihan
antibodi spesifik yang dihasilkan. Antibodi kemudian diberikan kepada individu yang
mengindap kanker tersebut, untuk membantu penghancuran tumor.

f. Terapi fotodinamik

Terapi fotodinamik merupakan metode penanganan beberapa nama yang berbeda: foto
terapi, foto radiasi dan foto kemoterapi. Pasien yang memiiki tumor dan tumbuh di
permukaan kandung kemih, rongga peritoneum, dinding dada, pleura, bronkus, atau kepala
dan leher merupakan calon yang mendapatkan terapi ini. Pasien diberikan dosis senyawa
fotosinsitasi perintravena, photofrin, yang secara selektif menyimpang konsentrasi yang lebih
tinggi dijaringan maligna.

g. Terapi komplementer

Meskipun perkembangan kanker pada terapi kanker meningkatkan angka kelangsungan


hidup selama 5 tahun, ketidakpastian penyembuhan kanker dan kekambuhan kanker
memaksa beberapa pasien untuk mencari terapi komplementer. Terapi komplementer merujuk
pada terapi yang dipilih pasien sebagai terapi komplemen dibanding terapi medis. Terapi
komplemen yang umum untuk kanker dapat dibedakan menjadi agens bontani, suplemen
nutrisi, regimen diet, modalitas tubuh-pikiran, pemulihan energy, pendekatan spiritual, dan
berbagai terapi.

Untuk memberikan asuhan keperawatan yang responsive, perawat harus memahami


tentang terapi komplementer yang umum. Perawat harus juga memberikan kejujuran, respon
yang tidak menghakimi terhadap pertanyaan atau menyelidiki tentang terapi komplementer
dari pasien yang mengalami kanker. Perawat harus juga memotivasi pasien untuk melaporkan

12
penggunaan terapi komplementer pada spesialis onkologi, untuk mencegah kemungkinan
interaksi terapi komplementer dengan terapi medis.

Terapi komplementer umum pada kanker

Jenis Penjelasan
Agens bontani Herbal diyakini menjadi tumbuhan yang paling “alami” dan “aman”
dengan harapan menyembuhkann kanker

Suplemen Senyawa kimia meliputi vitamin, mineral, enzim, asam amino, dan
nutrisi asam lemak esensial, atau protein

Regimen diet Pencernaan hanya pada zat alami diyakini memiliki efek
membersihkan tubuh dan memperlambat pertumbuhan kanker.

Modalitas Keselarasan pikiran dan tubuh diyakini memudahkan pemulihan


tubuh-pikiran fisiologis dan psikologis.
Pemulihan Tubuh manusia diyakini menjadi bidang energy dan, kanker
energy kemungkinan adalah hasil dari bagian tubuh yang terganggu.

Pendekatan Keyakinan pada tuhan atau kekuatan alam yang lebih besar diyakini
spiritual membantu pemulihan kanker.

Berbagai terapi Aromaterapi digunakan pada pasien yang mengalami kanker untuk
mengurangi mual, muntah, dan menurunkan ansietas.

1.5 patofisiologi kanker

Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab
dan biologisnya. Setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker. Hampir
semua kanker yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di
dalam sel kanker dan sel anak-anaknya.

13
Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika
pencegahan dan perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap
ada, dan mungkin diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh
melakukan penjagaan terhadap kanker dengan berbagai metode, seperti apoptosis,
molekul pembantu (beberapa polimerase DNA), penuaan/(senescence), dan lain-lain.
Namun, metode koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama di dalam lingkungan
yang membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan menyebar. Sebagai
contohnya, lingkungan tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak, disebut
dengan bahan karsinogen, cedera berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan
yang membuat sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia. Karena itu, kanker
adalah penyakit progresif, dan berbagai kecacatan progresif ini perlahan
berakumulasi hingga sel mulai bertindak berkebalikan dengan fungsi seharusnya di
dalam organisme. Kecacatan sel, sebagai penyebab kanker, biasanya bisa
memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying), pada akhirnya akan berlipat ganda
secara eksponensial. Sebagai contohnya :

 Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan


sel anangnya mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.

 Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan


sinyal penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.

 Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan
dan merusak sel yang lebih sehat.

 Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres,


membuat sel rusak bisa membuat sel sehat rusak selamanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

15
Bodles-Brakhop, A.M., & Draghia-Akli, R (2008). DNA Vaccination And Gene
therapy.Optimization and delivery for cancer therapy.

Deandra,S.,montanari,M.,moja,L, Apolone,G.(2008).Prevalence of Undertreatment


in cancer.A review of published literature. Annals of oncology,19(12), 1985-1991.

De La Fuenta,M.(2008).Role OF neuroimmunomodulation, 15(4-6),213-233.

Eaton,KD.,&Frieze.D,A(2008).Cancer pain perspectictives of medical oncology.

16

Anda mungkin juga menyukai