Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang
bermuatan listrik. Muatan listrik benda tersebut dapat positif maupun negatif.
Bila diperinci lebih dalam lagi, semua zat itu dibentuk dari sejumlah atom.
Tiap-tiap atom memiliki inti atom yang terdiri dari elektron dan proton yang
mengitarinya. Proton memiliki muatan listrik yang positif, sedangkan
elektron memiliki muatan listrik yang negatif.

Listrik dinamis adalah listrik yang bergerak atau mengalir atau sering
disebut dengan arus listrik. Arus listrik ini berasal dari aliran elektron yang
berlangsung secara terus-menerus dari kutub negatif ke kutub positif, dari
potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah dari sumber tegangan (beda
potensial). Arus listrik itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu arus bolak-
balik (AC) dan arus searah (DC). Sedangkan, jumlah arus listrik yang
mengalir dalam waktu tertentu disebut dengan kuat arus listrik (I).

Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital dan dalam


kehidupan manusia sehari-hari baik untuk kepentingan pribadi maupun
dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu energi listrik juga sangat
dibutuhkan untuk industri besar maupun industri kecil, perkantoran,
pertokoan dan lain sebagainya. Pertambahan kebutuhan energi listrik yang
terus meningkat menyebabkan meningkatnya jumlah pembangkit yang
beroperasi dan penambahan sistem saluran energi listrik yang semakin
kompleks.

Energi Listrik dibangkitkan di pusat-pusat energi listrik seperti PLTA,


PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran
transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator
penaik tegangan yang ada di Pusat Listrik. Saluran energi listrik yang
menghubungkan pembangkitan dengan gardu induk (GI) dikatakan sebagai

1
saluran transmisi karena saluran ini memakai standard tegangan tinggi yang
sering disebut dengan singkatan SUTT yang bertegangan 70/150 KV. Khusus
untuk tegangan 500 KV saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi yang
disingkat dengan nama SUTET.

Setelah energi listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka


sampailah energi listrik di Gardu Induk (GI) sebagai pusat beban untuk
diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan menjadi
tegangan menengah atau yang juga disebut sebagai tegangan distribusi
primer. Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 KV. Jaringan
distribusi primer yaitu jaringan energi listrik yang keluar dari GI
menggunakan standard tegangan menengah dikatakan sebagai Jaringan
Tegangan Menengah (JTM. Setelah energi listrik disalurkan melalui jaringan
distribusi primer maka kemudian energi listrik diturunkan tegangannya
dengan menggunakan trafo distribusi menjadi tegangan rendah dengan
tegangan standar 380/220 Volt. Energi listrik yang menggunakan standard
tegangan rendah ini kemudian disalurkan melalui suatu jaringan yang
disebut Jaringan Tegangan Rendah (JTR).

Energi listrik dari jaringan tegangan rendah ini selanjutnya disalurkan


ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) melalui suatu sarana yang disebut
Sambungan Pelayanan atau Sambungan Rumah yang dapat dipisahkan
menjadi dalam 2 bagian yaitu Sambungan Luar Pelayanan dan Sambungan
Masuk Pelayanan. Dalam proses bisnis PLN, pelanggan-pelanggan yang
mempunyai daya tersambung besar aturannya tidak disambung melalui
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) melainkan disambung langsung pada
Jaringan Tegangan Menengah (JTM).

Dengan ini jelas bahwa Gardu induk merupakan bagian penting


dalam sistem energi listrik secara keseluruhan. Salah satu peralatan utama
yang ada di gardu induk adalah Transformator Daya 150 KV. Oleh sebab itu
pada laporan praktik kerja praktek ini, penulis mengambil judul topik “

2
PERAWATAN TRANSFORMATOR DAYA 150 KV DI GARDUK INDUK
JANTHO”.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan laporan kerja praktek adalah untuk mengetahui
apa apa saja dan bagaimana pemeliharaan transformator di gardu induk
jantho.

1.3 PEMBATASAN MASALAH


Laporan kerja praktek ini disusun untuk mempelajari jenis dan
bagian-bagian transformator daya yang terdapat di GI 150 kV Jantho dan
pemeliharaan nya. Untuk mempersempit masalah, maka hanya dibahas
mengenai pengujian tegangan tembus dan pengujian tahanan isolasi belitaan
trafo pada transformator daya.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero)
Sejarah Ketenaga listrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19,
ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk
keperluan sendiri. Perusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi
perusahaan untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda
yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang
tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik
tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-
pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah
Republik Indonesia.
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajah Belanda, maka dikeluarkan
Undang-Undang No.86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang
nasionalisasi perusahaan Belanda dan peraturan pemerintah No. 18 tahun 1958
tentang nasionalisasi Perusahan Gas dan Listrik Milik Negara.
Dengan Undang-Undang tersebut, maka seluruh perusahan listrik milik
Belanda berada di tangan Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia
mengalami pasang surut sejalan dengan pasang surut perjuangan bangsa
Indonesia. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian di kenal dengan Hari Listrik dan
Gas, hari tersebut telah diperingati untuk pertama kalinya pada tanggal 27
Oktober 1946 di gedung Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNIP)
Yogyakarta. erangkat untuk pertama kalinya.
Penetapan secara resmi pada tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari
Listrik dan Gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik No. 20 tahun 1960, namun kemudian berdasarkan Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang terjatuh pada tanggal 3 Desember.
Mengingat pentingya semangat dan nilai-nilai Hari Listrik, maka berdasarkan
keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1134K/43.PE/1992 tanggal 31
Agutus 1992, ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
Di provinsi Aceh pertama kali dikenal listrik sekitarr tahun 1930 dengan
pusat tenaga diesel (PLTD) di sigli dan langsa. Pada akhir tahun 1959 dibangun
lagi pusat listrik tenaga diesel di Lhokseumawe yang dioperasikan secara resmi

4
dengan status saat ini sebagai ranting. Pada tahun 1972 dibuka cabang baru yaitu
perusahaan listrik negara cabang Langsa. Perusahaan listrik negara ranting
Lhokseumawe saat ini masuk wilayah kerja perusaahan listrik negara cabang
Langsa.
Jumlah pelanggan PT PLN wilayah Aceh secara keseluruhan 726.001
pelanggan dengan jumlah KWH yang terjual 839.232.572 KWH. Beban puncak
pemakaian energi listrik di seluruh wilayah Aceh saat ini mencapai 204,5 MW.
Dari beban puncak tersebut yang dibangkitkan oleh mesin pembangkit PLN
wilayah Aceh adalah 58,2 MW, sisanya dipasok melalui sistem transmisi 150 KV
dari PLN pembangkitan Sumatra bagian utara khususnya untuk daerah pesisir
timur Aceh. Sedangkan pesisir barat masih merupakan sistem kelistrikan yang
isolated.
Jumlah pegawai PLN di Aceh lebih kurang berjumlah 1.102 orang,
dengan jumlah pegawai laki-laki berjumlah 950 orang dan pegawai wanita 152.
PLN juga menggunakan tenaga out sourcing berjumlah 945 orang, pendapatan
yang dihasilkan PLN hampir setiap tahun dibawah target. Kekurangan pendapatan
PLN tertutupi dengan adanya subsidi dari pemerintah. Adapun tujuan perubahan
status dari PT PLN adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan masyarakat dan
kesejahteraan bangsa dan negara
2. Meningktk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata
serta mendorong kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
3. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan tenaga
listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat umum di masa yang akan
datang.
4. Merintis kegiatan usaha penyedia tenaga listrik.
5. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang meenunjang usaha penyediaan
tenaga listrik, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2.2 Bisnis Inti Perusahaan P3B Sumatera


Jumlah Gardu Induk P3B Sumatera Utara di wilayah UPT Banda Aceh
terdiri dari 10 unit Gardu Induk (GI) tersebar di seluruh daerah dalam provinsi
Aceh yaitu :
1. Gardu Induk Banda Aceh 150 KV
2. Gardu Induk Sigli 150 KV
3. Gardu Induk Bireun 150 KV
4. Gardu Induk Nagan Raya 150 KV
5. Gardu Induk Langsa 150 KV
6. Gardu Induk Tualang Cut 150 KV

5
7. Gardu Induk Idi 150 KV
8. Gardu Induk Lhokseumawe 150 KV
9. Gardu Induk Jantho 150 KV
10. Gardu Induk Panton labu 150 KV

2.3 Makna Logo PT PLN (Persero)


Logo perusahaan PLN adalah seperti yang tercantum pada gambar 2.1
berikut ini :

Gambar 2.1 Logo perusahaan PLN


Logo suatu perusahaan merupakan simbol yang mencerminkan
perusahaan tersebut. Logo pun merupakan bagian dari identitas perusahaan
(corporate identity), identitas tersebut merupakan suatu hal yang memungkinkan
perusahaan dapat dikenal dan memiliki perbedaan dengan perusahaan lain.
PT PLN (Persero) mempunyai logo atau lambang yang dijadikan sebagai
identitas perusahaan dengan tujuan agar pelanggan, konsumen, atau public pada
umumnya dapat mengenal dan mengingat perusahaan. Adapun logo yang di
gunakan oleh PT PLN (Persero) adalah “Petir” yang telah lama digunakan PT
PLN (Persero) beserta satuannya. Berikut elemen-elemen dasar logo PT PLN
(Persero) :

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal


Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya,
melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang

6
terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan
pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan
pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat
yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Gambar 2.3 Petir atau Kilat


Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia
dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

3. Tiga Gelombang

Gambar 2.4 Tiga Gelombang


Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang
usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero)
guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan
terbaik bagi para pelanggannya.

2.4 Visi dan Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera

7
2.4.1 Visi PT PLN (Persero) P3B Sumatera
 Diakui sebagai pengelola penyaluran dan pengatur beban sistem tenaga
listrik dengan tingkat pelayanan setara kelas dunia yang bertumbuh
kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2.4.2 Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera


 Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal
 Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi
secara efisien, andal dan akrab lingkungan
 Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan adil
 Melaksanakan pemeliharaan instalasi sistem transmisi tenaga listrik
Sumatera
 Nilai-nilai : saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar.

2.5 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Gardu Induk Jantho


Struktur organisasi adalah bagian atau suatu kerangka yang disusun
untuk mempermudah organisasi dalam mempelajari tujuan. Untuk pencapaian
tersebut PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh pada Gardu Induk Jantho
membentuk struktur organisasi sesuai dengan pembagian kerja sehingga
pelaksanaan kegiatan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Setiap badan usaha
dibentuk karena adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan tersebut
menentujan macam-macam dan luasnya pekerjaan yang dilakukan. Karena itu
diperlukan suatu desain organisasi atau stuktur organisasi tersebut.
PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh Gardu Induk Jantho berdasarkan
fungsi dan struktur organisasinya menganut bentuk struktur organisasi fungsional
atau departementasi. Dengan supervisor sebagai pemimpin tertinggi dari PT PLN
(Persero) UPT Banda Aceh Gardu Induk Jantho. Secara sistematis struktur
organisasi fungsional atau departementsai yang ada pada PT PLN (Persero) UPT
Banda Aceh Gardu Induk Jantho dapat dilihat dalam gambar 2.5 berikut ini :

Supervisor
Julia Rahman

Operator

Pegawai Out Sourcing (OS)

Munandar Andre Zukinar P


8
Muliansyah Jamalul Hadi
Gambar 2.5 Struktur organisasi struktur PT PLN (Persero) Gardu Induk Jantho
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa struktur organisasi PT PLN
(Persero) Gardu Induk (GI) Jantho hanya terdiri 1 orang supervisor dan 4 orang
operator dan diantara operator ada yang berstatus pegawai dan ada yang berstatus
kontrak (Out Sourcing).
2.6 Tugas Supervisor dan Operator Gardu Induk
Supervisor merupakan pimpinan Gardu Induk yang bertanggung jawab
penuh terhadap kinerja operator dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga serta
melakukan maintance service terhadap peralatan yang ada pada gardu induk.
2.6.1 Tugas Supervisor Gardu Induk
Berikut merupakan tugas dari supervisor gardu induk dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya, yaitu :
1. Melaporkan segala permasalahan pada UPT apabila gardu induk perlu
dilakukan pemeliharaan dan pengujian terhadap peralatan yang ada
pada gardu induk.
2. Memberi arahan kepada operator untuk menjalankan tugasnya dengan
semestinya.
2.6.2 Tugas Operator Gardu Induk
Berikut merupakan tugas dari operator gardu induk dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya, yaitu :
1. Mengamati dan mencatat parameter yang ada pada panel control.
2. Melakukan Cheklist harian, mingguan, dan bulanan pada peralatan
Gardu Induk
3. Mengoperasikan peralatan gardu induk
Dengan demikian maka tugas supervisor dan operator gardu induk
memiliki peranan yang sangat penting guna memenuhi kebutuhan daya
listrik pada masyarakat, sehingga selain operator yang berstatus pegawai
PLN juga menambah operator dengan kontrak Out Sourcing (OS) sehingga
dapat mencukupi petugas operator pada tiap-tiap Gardu Induk.

9
BAB III
TRANSFORMATOR
3.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI

Trafo merupakan peralatan statis dimana rangkaian magnetik dan


belitan yang terdiri dari 2 atau lebih belitan, secara induksi elektromagnetik,
mentransformasikan daya (arus dan tegangan) sistem AC ke sistem arus dan
tegangan lain pada frekuensi yang sama (IEC 60076 -1 tahun 2011). Trafo
menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu hukum ampere dan induksi
faraday, dimana perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan
medan magnet dan perubahan medan magnet/ fluks medan magnet dapat
membangkitkan tegangan induksi.

Gambar 3.1 Prinsip Hukum Elektromagnetik

Arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan flux


magnet yang mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan,
flux magnet tersebut menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung
belitan sekunder akan terdapat beda potensial/ tegangan induksi (Gambar
3.1).

10
Gambar 3.2 Elektromagnetik pada Trafo

3.2 JENIS JENIS TRAFO


Berdasarkan fungsinya trafo daya atau trafo tenaga dapat di
bedakan menjadi :
 Trafo pembangkit
 Trafo gardu induk / penyaluran
 Trafo distribusi

3.3 BAGIAN BAGIAN TRAFO DAN FUNGSINYA


3.3.1 Electromagnetic Circuit (Inti Besi)

Inti besi digunakan sebagai media mengalirnya flux yang timbul


akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi
sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibentuk
dari lempengan – lempengan besi tipis berisolasi dengan maksud untuk
mengurangi eddy current yang merupakan arus sirkulasi pada inti besi
hasil induksi medan magnet, dimana arus tersebut akan mengakibatkan
rugi - rugi (losses).

11
Gambar 3.3 Inti Besi

3.3.2 Current Carrying Circuit (Winding)


Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi
inti besi, dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga
tersebut, inti besi akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik.

Gambar 3.4 Belitan Trafo

3.3.3 Bushing

Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan


jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor
bushing dengan body main tank trafo.

12
Gambar 3.5 Gambar Bushing

Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian


utama yaitu:

1. Isolasi
Berdasarkan media isolasi bushing terbagi menjadi dua (IEC 60137
tahun 2008) yaitu:

a. Bushing Kondenser
Bushing kondenser umumnya dipakai pada tegangan rating bushing 72,5
kV ke atas. Bushing kondenser terdapat tiga jenis media isolasi (IEC
60137 tahun 2008) yaitu:

 Resin Bonded Paper (RBP)


Bushing tipe RBP adalah teknologi bushing kondenser yang
pertama dan sudah mulai ditinggalkan

 Oil Impregnated Paper (OIP)


Pada tipe OIP isolasi yang digunakan adalah kertas dan minyak
yang merendam kertas isolasi

13
 Resin Impregnated Paper (RIP)
Pada tipe RIP isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan
resin.
Di dalam bushing kondenser terdapat banyak lapisan kapasitansi
yang disusun secara seri sebagai pembagi tegangan. Pada bushing terdapat
dua kapasitansi utama yang biasa disebut C1 dan C2. C1 adalah
kapasitansi antara konduktor dengan tap bushing, dan C2 adalah
kapasitansi dari tap bushing ke ground (flange bushing). Dalam kondisi
operasi tap bushing dihubungkan ke ground, sehingga C2 tidak ada
nilainya ketika bushing operasi.

Gambar 3.6 Bagian – Bagian dari Bushing

14
Gambar 3.7 Kertas Isolasi pada Bushing (Oil Impregnated Paper Bushing)

Gambar 3.8 Konduktor Bushing dilapisi Kertas Isolasi

b. Bushing non-Kondenser
Bushing non kondenser umumnya digunakan pada tegangan rating 72,5
kV ke bawah. Media isolasi utama bushing non - kondenser adalah isolasi
padat seperti porcelain atau keramik.

2. Konduktor
Terdapat jenis – jenis konduktor pada bushing yaitu hollow
conductor dimana terdapat besi pengikat atau penegang di tengah lubang
konduktor utama, konduktor pejal dan flexible lead.

3. Klem Koneksi
Klem koneksi merupakan sarana pengikat antara stud bushing
dengan konduktor penghantar di luar bushing.

15
4. Asesoris
Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal atau gasket dan
tap pengujian. Seal atau gasket pada bushing terletak di bagian bawah
mounting flange.

Gambar 3.9 Indikator Level Minyak Bushing

Gambar 3.10 Gasket/ Seal antara Flange Bushing dengan Body Trafo

Gambar 3.11 Tap Pengujian

16
3.3.4 Pendingin

Suhu pada trafo yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh


kualitas tegangan jaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu
lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi
kertas pada trafo. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat
diperlukan.

Minyak isolasi trafo selain merupakan media isolasi juga berfungsi


sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari
belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan
didinginkan pada sirip – sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat
dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi
pendinginan.

17
Tabel 3-1 Macam–Macam Pendingin pada Trafo

Media
Dalam Trafo Diluar Trafo
N Macam Sistem
Sirkulas
o Pendingin *) Sirkulasi Sirkulas Sirkulas
i
Alamiah i Paksa i Paksa
Alamiah
1 AN Udara
2 AF Udara
3 ONAN Minyak Udara

18
Media
Dalam Trafo Diluar Trafo
N Macam Sistem
Sirkulas
o Pendingin *) Sirkulasi Sirkulas Sirkulas
i
Alamiah i Paksa i Paksa
Alamiah
4 ONAF Minyak Udara
5 OFAN Minyak Udara
6 OFAF Minyak Udara
7 OFWF Minyak Air
8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7

19
Gambar 3.12 Radiator

3.3.5 Oil preservation & expansion (konservator)

Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada trafo, minyak isolasi akan
memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi penurunan
suhu operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun.
Konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat trafo
mengalami kenaikan suhu.

Gambar 3.13 Konservator

20
Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat
pemuaian dan penyusutan minyak, volume udara di dalam konservator pun
akan bertambah dan berkurang. Penambahan atau pembuangan udara di
dalam konservator akan berhubungan dengan udara luar. Agar minyak
isolasi trafo tidak terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar
(untuk tipe konservator tanpa rubber bag), maka udara yang akan masuk
kedalam konservator akan difilter melalui silicagel sehingga kandungan
uap air dapat diminimalkan.

Gambar 3.14 Silicagel

Untuk menghindari agar minyak trafo tidak berhubungan langsung


dengan udara luar, maka saat ini konservator dirancang dengan
menggunakan breather bag/ rubber bag, yaitu sejenis balon karet yang
dipasang di dalam tangki konservator.

21
Gambar 3.15 Konstruksi Konservator dengan Rubber Bag

Silicagel sendiri memiliki batasan kemampuan untuk menyerap


kandungan uap air sehingga pada periode tertentu silicagel tersebut harus
dipanaskan bahkan perlu dilakukan penggantian. Dehydrating Breather
merupakan teknologi yang berfungsi untuk mempermudah pemeliharaan
silicagel, dimana terdapat pemanasan otomatis ketika silicagel mencapai
kejenuhan tertentu.

Gambar 3.16 Dehydrating Breater

3.3.6 Dielectric ( Minyak Isolasi Trafo & Isolasi Kertas).

22
 Minyak Isolasi

Minyak isolasi pada trafo berfungsi sebagai media isolasi,


pendingin dan pelindung belitan dari oksidasi. Minyak isolasi trafo
merupakan minyak mineral yang secara umum terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu parafinik, napthanik dan aromatik. Antara ketiga jenis minyak dasar
tersebut tidak boleh dilakukan pencampuran karena memiliki sifat fisik
maupun kimia yang berbeda.

Gambar 3.17 Minyak Isolasi Trafo

 Kertas Isolasi Trafo

Isolasi kertas berfungsi sebagai isolasi, pemberi jarak, dan


memiliki kemampuan mekanis.

23
Gambar 3.18 Tembaga yang Dilapisi Kertas Isolasi

3.3.7 Tap Charger

Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal


yang dinilai sebagai kualitas tegangan. Trafo dituntut memiliki nilai
tegangan output yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu
sama. Dengan mengubah banyaknya belitan sehingga dapat merubah ratio
antara belitan primer dan sekunder dan dengan demikian tegangan output/
sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun
tegangan input/ primernya. Penyesuaian ratio belitan ini disebut Tap
changer.

Proses perubahan ratio belitan ini dapat dilakukan pada saat trafo
sedang berbeban (On load tap changer) atau saat trafo tidak berbeban (Off
Circuit tap changer/ De Energize Tap Charger).

Tap changer terdiri dari:

 Selector Switch

 Diverter Switch

 Tahanan transisi
Dikarenakan aktifitas tap changer lebih dinamis dibanding dengan
belitan utama dan inti besi, maka kompartemen antara belitan utama
dengan tap changer dipisah. Selector switch merupakan rangkaian mekanis

24
yang terdiri dari terminal untuk menentukan posisi tap atau ratio belitan
primer.

Diverter switch merupakan rangkaian mekanis yang dirancang


untuk melakukan kontak atau melepaskan kontak dengan kecepatan yang
tinggi.

Tahanan transisi merupakan tahanan sementara yang akan dilewati


arus primer pada saat perubahan tap.

25
Keterangan:
1. Kompartemen Diverter Switch
2. Selektor Switch
Gambar 3.19 OLTC pada Trasformator

Media pendingin atau pemadam proses switching pada diverter


switch yang dikenal sampai saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu media
minyak dan media vaccum. Jenis pemadaman dengan media minyak akan
menghasilkan energi arcing yang membuat minyak terurai menjadi gas
C2H2 dan karbon sehingga perlu dilakukan penggantian minyak pada
periode tertentu. Sedangkan dengan metoda pemadam vaccum proses
pemadaman arcing pada waktu switching akan dilokalisir dan tidak
merusak minyak.

a. b.

Gambar 3.20 Kontak Switching pada Diverter Switch

26
(a. media pemadam arcing menggunakan minyak, b.media pemadam
arcing menggunakan kondisi vaccum)

3.3.8 NGR ( Netral Grounding Resistor)

Salah satu metoda pentanahan adalah dengan menggunakan NGR.


NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder
pada trafo sebelum terhubung ke ground/ tanah. Tujuan dipasangnya NGR
adalah untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi
neutral ke tanah.

Ada dua jenis NGR, Liquid dan Solid

1. Liquid
Berarti resistornya menggunakan larutan air murni yang ditampung
di dalam bejana dan ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai
resistansi yang diinginkan.

2. Solid
Sedangkan NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl,
Cast Iron, Copper Nickel atau Nichrome yang diatur sesuai nilai
tahanannya.

27
Gambar 3-21 Pentanahan Langsung dan Pentanahan melalui NGR

BAB IV

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA 150 KV

Pemeliharaan transformator daya dilakukan untuk menjaga efektivitas dan


daya tahan peralatan sistem tenaga listrik, khususnya transformator daya agar
dapat bekerja sebagaimana mestinya sehingga kontinuitas penyaluran tetap terjaga
dengan baik.

4.1 Jenis – jenis Pemeliharaan

Pemeliharaan dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut :

a. Pemeliharaan preventive (Time base maintenance)

Pemeliharaan preventive adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan

untuk mencegah terjadinya kerusakan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan


unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya

b. Pemeliharaan Prediktif (Conditional maintenance)

Pemeliharaan prediktif adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara


mempredisi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya
peralatan listrik tersebut menuju kegagalan

28
c. Pemeliharaan korektif (Corective maintenance)

Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan secara


terencana ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah
pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada
kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi

d. Pemeliharaan darurat (Breakdown maintenance)

Pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi


kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya terurai

4.2 ANALALISA HASIL PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA


150 KV PADA GI JANTHO

a. Pengujian tenganan tembus

Pengujian tegangan tembus adalah suatu pengujian dimana minyak trafo


diberi tegangan pada frekuensi sistem pada dua elektroda yang diletakkan didalam
minyak isolasi. Jarak elektroda tergantung pada standard yang digunakan. Pada
pengujian kali ini jarak yang digunakan adalah 2,5 mm.

Gambar 4.1 Alat uji tegangan tembus

29
Tabel 4.1 hasil pengujian /pengukuran tegangan tembus minyak isolasi

URAIAN ACUAN KONDISI


KEGIATAN AKHIR
TEGANGAN STANDAR IEC 156 (KV / 2,5 mm)
TENGANGAN
TEMBUS Selang waktu 5
TEGANGAN TEMBUS YANG
MINYAK menit
DIIJINKAN
(diukur pada
suhu °C)
MINYAK 60,2
58,1
OLTC <70 KV ≥ 30 KV/2,5 mm
62,4
70-170 KV ≥ 40 KV/2,5 mm 60,1
>170 KV ≥ 50 KV/2,5 mm 60,4
Rata-rata 60,2
Dari hasil atau data di atas dapat disimpulkan bahwa minyak isolasi trafo
masih layak digunakan karena masih dalam batas yang ijinkan menurut
STANDARD IEC 156. tidak ada tegangan tembus yang berada di bawah 40
KV/2,5 mm.

b. Pengujian Tahanan Isolasi Belitan Trafo

30
Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah proses pengukuran dengan
suatu alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil
(nilai/besaran) tahanan solasi belitan / kumparan trafo tenaga antara bagian yang
diberi tegangan (fasa) terhadap badan (Case) maupun antar belitan primer,
sekunder dan tertier (bila ada).

Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi belitan trafo adalah untuk


mengetahui besar (nilai) kebocoran arus (leakage current) yang terjadi pada
isolasi belitan atau kumparan primer, sekunder atau tertier. Kebocoran arus yang
menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena
itu, salah satu cara meyakinkan bahwa trafo cukup aman untuk diberi tegangan
adalah dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang memenuhi
ketentuan yang ditetapkan akan memberikan jaminan bagi trafo itu sendiri
sehingga terhindar dari kegagalan isolasi

Pengujian berkelanjutan dilakukan dalam selama 10 menit, tahanan isolasi


akan mempunyai kemampuan untuk mengisi kapasitansi tinggi ke dalam isolasi
trafo, dan pembacaan resistansi akan meningkat lebih cepat jika isolasi bersih
dan kering. Rasio pembacaan 10 menit dibandingkan pembacaan 1 menit
dikenal sebagai Polarization Index (PI) atau Indeks Polarisasi (IP).

Jika nilai Indeks Polaritas (IP) terlalu rendah ini mengindikasikan bahwa
isolasi telah terkontaminasi. Besarnya Indeks Polaritas (IP) dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Alat yang digukan untuk pengjian ini adalah isulation tester

31
Gambar 4.2 alat pengujian tahanan isolasi

Tabel 4.2 hasil pengujian tahanan isolasi

URAIAN ACUAN HASIL AWAL KONDISI AKHIR


1 10 ip 1 10 ip
KEGIATAN
menit menit menit menit
Setelah Trafo Off 51,6 1,47 51,6 1,47
suhu : °C
1. Primer- Tanah SK DIR 37,6 1,52 37,6 1,52
2. Sekunder- 6,59 7,52 1,14 6,59 7,52 1,14
0520-
Tanah
2.K/DIR
3. Tertier-Tanah 32 1,38 312 1,38
4. Primer- 2014
Sekunder
5. Primer-Tertier
6. Sekunder- 44,2 66,9 1,5 44,2 66,9 1,5
Tertier

Tabel 4.3 indek nilai polaritas

Kondisi ip

32
berbahaya <1,0
Jelek 1,0 – 1,1
Dipertanyakan 1,1 – 1,25
Baik 1,25 – 2
Sangat baik >2
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan tahanan isolasi belitan trafo
masih aman dan kebocoran arus masi h memenuhi ketentuan, sehingga trafo
aman di beri tegangan dan terhindar dari kegagalan isolasi. Hal ini disebabkan
nilai index polarisasi dari tahanan isolasi belitan trafo dalam kondisi baik yaitu
di atas 1,25.

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
1. Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk mentransformasikan daya listrik dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
2. Kendala transformatoe selama masa operasi, sangat ditentukan
oleh cara pemeliharaannya.
3. Pemeliharaan transformator pada kondisi normal dilakukan
secara rutin dalam jangka dua tahun.

5.2. SARAN
1. Pemeliharaan transformator sebaiknya dilakukan secara berkala
sesuai dengan buku panduan dari pabrik, sehingga transformator
dapat beroperasi sesuai karakteristiknya.
2. Jika terjadi kejanggalan atau ketidaknormalan dari suatu
pemeliharaan transfformatoe, maka perlu dilakukan investigasi
lebih lanjut secepatnya agar tidak terjadi ganguan pada saat
operasi.

33
DAFTAR PUSTAKA

 Anonym. 2014. BUKU PEDOMAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR


TENAGA.Jakarta selatan
 http://www.sekedarposting.com/2014/01/sejarah-singkat-pt-pln-
persero.html
 http://artilambang.blogspot.co.id/2014/02/arti-logo-pln.html
 http://dafearsoft.com/demo/sikk-bengkulu/profile/detail/id/2

34

Anda mungkin juga menyukai