PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang
bermuatan listrik. Muatan listrik benda tersebut dapat positif maupun negatif.
Bila diperinci lebih dalam lagi, semua zat itu dibentuk dari sejumlah atom.
Tiap-tiap atom memiliki inti atom yang terdiri dari elektron dan proton yang
mengitarinya. Proton memiliki muatan listrik yang positif, sedangkan
elektron memiliki muatan listrik yang negatif.
Listrik dinamis adalah listrik yang bergerak atau mengalir atau sering
disebut dengan arus listrik. Arus listrik ini berasal dari aliran elektron yang
berlangsung secara terus-menerus dari kutub negatif ke kutub positif, dari
potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah dari sumber tegangan (beda
potensial). Arus listrik itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu arus bolak-
balik (AC) dan arus searah (DC). Sedangkan, jumlah arus listrik yang
mengalir dalam waktu tertentu disebut dengan kuat arus listrik (I).
1
saluran transmisi karena saluran ini memakai standard tegangan tinggi yang
sering disebut dengan singkatan SUTT yang bertegangan 70/150 KV. Khusus
untuk tegangan 500 KV saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi yang
disingkat dengan nama SUTET.
2
PERAWATAN TRANSFORMATOR DAYA 150 KV DI GARDUK INDUK
JANTHO”.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan laporan kerja praktek adalah untuk mengetahui
apa apa saja dan bagaimana pemeliharaan transformator di gardu induk
jantho.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero)
Sejarah Ketenaga listrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19,
ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk
keperluan sendiri. Perusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi
perusahaan untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda
yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang
tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik
tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-
pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah
Republik Indonesia.
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajah Belanda, maka dikeluarkan
Undang-Undang No.86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang
nasionalisasi perusahaan Belanda dan peraturan pemerintah No. 18 tahun 1958
tentang nasionalisasi Perusahan Gas dan Listrik Milik Negara.
Dengan Undang-Undang tersebut, maka seluruh perusahan listrik milik
Belanda berada di tangan Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia
mengalami pasang surut sejalan dengan pasang surut perjuangan bangsa
Indonesia. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian di kenal dengan Hari Listrik dan
Gas, hari tersebut telah diperingati untuk pertama kalinya pada tanggal 27
Oktober 1946 di gedung Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNIP)
Yogyakarta. erangkat untuk pertama kalinya.
Penetapan secara resmi pada tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari
Listrik dan Gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik No. 20 tahun 1960, namun kemudian berdasarkan Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang terjatuh pada tanggal 3 Desember.
Mengingat pentingya semangat dan nilai-nilai Hari Listrik, maka berdasarkan
keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1134K/43.PE/1992 tanggal 31
Agutus 1992, ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
Di provinsi Aceh pertama kali dikenal listrik sekitarr tahun 1930 dengan
pusat tenaga diesel (PLTD) di sigli dan langsa. Pada akhir tahun 1959 dibangun
lagi pusat listrik tenaga diesel di Lhokseumawe yang dioperasikan secara resmi
4
dengan status saat ini sebagai ranting. Pada tahun 1972 dibuka cabang baru yaitu
perusahaan listrik negara cabang Langsa. Perusahaan listrik negara ranting
Lhokseumawe saat ini masuk wilayah kerja perusaahan listrik negara cabang
Langsa.
Jumlah pelanggan PT PLN wilayah Aceh secara keseluruhan 726.001
pelanggan dengan jumlah KWH yang terjual 839.232.572 KWH. Beban puncak
pemakaian energi listrik di seluruh wilayah Aceh saat ini mencapai 204,5 MW.
Dari beban puncak tersebut yang dibangkitkan oleh mesin pembangkit PLN
wilayah Aceh adalah 58,2 MW, sisanya dipasok melalui sistem transmisi 150 KV
dari PLN pembangkitan Sumatra bagian utara khususnya untuk daerah pesisir
timur Aceh. Sedangkan pesisir barat masih merupakan sistem kelistrikan yang
isolated.
Jumlah pegawai PLN di Aceh lebih kurang berjumlah 1.102 orang,
dengan jumlah pegawai laki-laki berjumlah 950 orang dan pegawai wanita 152.
PLN juga menggunakan tenaga out sourcing berjumlah 945 orang, pendapatan
yang dihasilkan PLN hampir setiap tahun dibawah target. Kekurangan pendapatan
PLN tertutupi dengan adanya subsidi dari pemerintah. Adapun tujuan perubahan
status dari PT PLN adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan masyarakat dan
kesejahteraan bangsa dan negara
2. Meningktk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata
serta mendorong kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
3. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan tenaga
listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat umum di masa yang akan
datang.
4. Merintis kegiatan usaha penyedia tenaga listrik.
5. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang meenunjang usaha penyediaan
tenaga listrik, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5
7. Gardu Induk Idi 150 KV
8. Gardu Induk Lhokseumawe 150 KV
9. Gardu Induk Jantho 150 KV
10. Gardu Induk Panton labu 150 KV
6
terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan
pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan
pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat
yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
3. Tiga Gelombang
7
2.4.1 Visi PT PLN (Persero) P3B Sumatera
Diakui sebagai pengelola penyaluran dan pengatur beban sistem tenaga
listrik dengan tingkat pelayanan setara kelas dunia yang bertumbuh
kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Supervisor
Julia Rahman
Operator
9
BAB III
TRANSFORMATOR
3.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI
10
Gambar 3.2 Elektromagnetik pada Trafo
11
Gambar 3.3 Inti Besi
3.3.3 Bushing
12
Gambar 3.5 Gambar Bushing
1. Isolasi
Berdasarkan media isolasi bushing terbagi menjadi dua (IEC 60137
tahun 2008) yaitu:
a. Bushing Kondenser
Bushing kondenser umumnya dipakai pada tegangan rating bushing 72,5
kV ke atas. Bushing kondenser terdapat tiga jenis media isolasi (IEC
60137 tahun 2008) yaitu:
13
Resin Impregnated Paper (RIP)
Pada tipe RIP isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan
resin.
Di dalam bushing kondenser terdapat banyak lapisan kapasitansi
yang disusun secara seri sebagai pembagi tegangan. Pada bushing terdapat
dua kapasitansi utama yang biasa disebut C1 dan C2. C1 adalah
kapasitansi antara konduktor dengan tap bushing, dan C2 adalah
kapasitansi dari tap bushing ke ground (flange bushing). Dalam kondisi
operasi tap bushing dihubungkan ke ground, sehingga C2 tidak ada
nilainya ketika bushing operasi.
14
Gambar 3.7 Kertas Isolasi pada Bushing (Oil Impregnated Paper Bushing)
b. Bushing non-Kondenser
Bushing non kondenser umumnya digunakan pada tegangan rating 72,5
kV ke bawah. Media isolasi utama bushing non - kondenser adalah isolasi
padat seperti porcelain atau keramik.
2. Konduktor
Terdapat jenis – jenis konduktor pada bushing yaitu hollow
conductor dimana terdapat besi pengikat atau penegang di tengah lubang
konduktor utama, konduktor pejal dan flexible lead.
3. Klem Koneksi
Klem koneksi merupakan sarana pengikat antara stud bushing
dengan konduktor penghantar di luar bushing.
15
4. Asesoris
Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal atau gasket dan
tap pengujian. Seal atau gasket pada bushing terletak di bagian bawah
mounting flange.
Gambar 3.10 Gasket/ Seal antara Flange Bushing dengan Body Trafo
16
3.3.4 Pendingin
17
Tabel 3-1 Macam–Macam Pendingin pada Trafo
Media
Dalam Trafo Diluar Trafo
N Macam Sistem
Sirkulas
o Pendingin *) Sirkulasi Sirkulas Sirkulas
i
Alamiah i Paksa i Paksa
Alamiah
1 AN Udara
2 AF Udara
3 ONAN Minyak Udara
18
Media
Dalam Trafo Diluar Trafo
N Macam Sistem
Sirkulas
o Pendingin *) Sirkulasi Sirkulas Sirkulas
i
Alamiah i Paksa i Paksa
Alamiah
4 ONAF Minyak Udara
5 OFAN Minyak Udara
6 OFAF Minyak Udara
7 OFWF Minyak Air
8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7
19
Gambar 3.12 Radiator
Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada trafo, minyak isolasi akan
memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi penurunan
suhu operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun.
Konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat trafo
mengalami kenaikan suhu.
20
Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat
pemuaian dan penyusutan minyak, volume udara di dalam konservator pun
akan bertambah dan berkurang. Penambahan atau pembuangan udara di
dalam konservator akan berhubungan dengan udara luar. Agar minyak
isolasi trafo tidak terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar
(untuk tipe konservator tanpa rubber bag), maka udara yang akan masuk
kedalam konservator akan difilter melalui silicagel sehingga kandungan
uap air dapat diminimalkan.
21
Gambar 3.15 Konstruksi Konservator dengan Rubber Bag
22
Minyak Isolasi
23
Gambar 3.18 Tembaga yang Dilapisi Kertas Isolasi
Proses perubahan ratio belitan ini dapat dilakukan pada saat trafo
sedang berbeban (On load tap changer) atau saat trafo tidak berbeban (Off
Circuit tap changer/ De Energize Tap Charger).
Selector Switch
Diverter Switch
Tahanan transisi
Dikarenakan aktifitas tap changer lebih dinamis dibanding dengan
belitan utama dan inti besi, maka kompartemen antara belitan utama
dengan tap changer dipisah. Selector switch merupakan rangkaian mekanis
24
yang terdiri dari terminal untuk menentukan posisi tap atau ratio belitan
primer.
25
Keterangan:
1. Kompartemen Diverter Switch
2. Selektor Switch
Gambar 3.19 OLTC pada Trasformator
a. b.
26
(a. media pemadam arcing menggunakan minyak, b.media pemadam
arcing menggunakan kondisi vaccum)
1. Liquid
Berarti resistornya menggunakan larutan air murni yang ditampung
di dalam bejana dan ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai
resistansi yang diinginkan.
2. Solid
Sedangkan NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl,
Cast Iron, Copper Nickel atau Nichrome yang diatur sesuai nilai
tahanannya.
27
Gambar 3-21 Pentanahan Langsung dan Pentanahan melalui NGR
BAB IV
28
c. Pemeliharaan korektif (Corective maintenance)
29
Tabel 4.1 hasil pengujian /pengukuran tegangan tembus minyak isolasi
30
Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah proses pengukuran dengan
suatu alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil
(nilai/besaran) tahanan solasi belitan / kumparan trafo tenaga antara bagian yang
diberi tegangan (fasa) terhadap badan (Case) maupun antar belitan primer,
sekunder dan tertier (bila ada).
Jika nilai Indeks Polaritas (IP) terlalu rendah ini mengindikasikan bahwa
isolasi telah terkontaminasi. Besarnya Indeks Polaritas (IP) dapat dirumuskan
sebagai berikut:
31
Gambar 4.2 alat pengujian tahanan isolasi
Kondisi ip
32
berbahaya <1,0
Jelek 1,0 – 1,1
Dipertanyakan 1,1 – 1,25
Baik 1,25 – 2
Sangat baik >2
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan tahanan isolasi belitan trafo
masih aman dan kebocoran arus masi h memenuhi ketentuan, sehingga trafo
aman di beri tegangan dan terhindar dari kegagalan isolasi. Hal ini disebabkan
nilai index polarisasi dari tahanan isolasi belitan trafo dalam kondisi baik yaitu
di atas 1,25.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
1. Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk mentransformasikan daya listrik dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
2. Kendala transformatoe selama masa operasi, sangat ditentukan
oleh cara pemeliharaannya.
3. Pemeliharaan transformator pada kondisi normal dilakukan
secara rutin dalam jangka dua tahun.
5.2. SARAN
1. Pemeliharaan transformator sebaiknya dilakukan secara berkala
sesuai dengan buku panduan dari pabrik, sehingga transformator
dapat beroperasi sesuai karakteristiknya.
2. Jika terjadi kejanggalan atau ketidaknormalan dari suatu
pemeliharaan transfformatoe, maka perlu dilakukan investigasi
lebih lanjut secepatnya agar tidak terjadi ganguan pada saat
operasi.
33
DAFTAR PUSTAKA
34