PENDAHULUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mengetahui apakah yang
dimaksud dengan reformasi kepegawaian dan bagaimana tahapan proses
rekrutmen pegawai negeri serta sistem komputerisasi yang dipakai dalam rangka
proses rekrutmen pegawai .
PEMBAHASAN
1
1). S.P. Siagian, hal. 100-102.
a. job analisis setiap jabatan dan pekerjaan di semua sektor dan semua
level pemerintahan. Hal ini untuk mengetahui job requirement yang
dibutuhkan dan harus dipenuhi oleh calon-calon PNS. Persyaratan jabatan
dan pekerjaan ini diturunkan dalam materi eksaminasi yang mencerminkan
kompetensi yang dimiliki oleh pelamar.
b. penghitungan secara pasti existing condition PNS yang ada pada saat
ini. Existing condition ini mencerminkan tidak saja jumlah pegawai
terhadap penduduk (rasio beban kerja), tetapi juga kualifikasi yang
dimiliki oleh pegawai. Kebutuhan pemetaan ini memiliki relevansi
terhadap jumlah dan kompetensi calon-calon PNS yang akan direkrut.
Sehingga perekrutan PNS bukan hanya sekadar proyek tahunan karena
adanya anggaran dan formasi bagi PNS di setiap sektor dan level
pemerintahan.
2
2. United Nations (dalam Keban; 2000, 52)
3
hoha, Miftah, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia cetakan tahun 2005.
Pengertian CAT :
Penerimaan CPNS kali ini dapat dijadikan sebagai batu pijakan bagi
pelaksanaan reformasi birokrasi demi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance). Proses rekrutmen CPNS yang dilakukan secara
profesional merupakan langkah awal dari keberhasilan penerapan prinsip merit
system, yaitu sistem yang lebih mengutamakan pencapaian kinerja dan
profesionalisme.
1. Efektivitas
Ditinjau dari sisi efektivitas, yang perlu diperhatikan dalam jangka pendek
yaitu rata rata waktu yang diperlukan untuk melakukan rekrutmen dan biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan proses perekrutan. Dalam jangka panjang, yaitu
performa perekrutan dan turn over perekrutan (FHCI, 2007). Sistem rekrutmen
CPNS secara konvensional membutuhkan waktu yang lama, hal ini disebabkan
oleh seleksi administrastif yang memakan waktu ditambah dengan proses koreksi
terhadap lembar jawab komputer yang dilakukan satu persatu, karena harus hati -
hati agar tidak mengurangi terjadinya kesalahan. Ditinjau dari performa
perekrutan dan turn over perekrutan, baik penggunaan CAT dan cara konvensional
memiliki kesamaan. Pada performa perekrutan, jumlah SDM yang diberdayakan
untuk merekrut tidak dapat menyeleksi jumlah pelamar yang cukup besar. Hal ini
menyebabkan proses seleksi administrasi tidak bisa menyaring calon pegawai
yang potensial. Akibatnya, turn over (untuk mendapatkan calon pegawai yang
ideal) tidak bisa tercapai secara maksimal. Terkadang terjadi subjektivitas dan
diskriminasi terhadap pelamar dengan alasan bukan dari universitas besar.
Fenomena ini sering dijumpai juga dalam proses rekrutmen secara konvensional.4
2. Transparansi
Transparansi dalam hal ini memberikan informasi mengenai proses
penyelenggaraan rekrutmen yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
4
4. Thoha, Miftah, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia cetakan tahun 2005.
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan bentuk tanggung jawab pengelolaan sumber
daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Ditinjau dari sisi
akuntabilitas, rekrutmen secara konvensional sangat lemah, terutama dalam
pelaporan, karena semua laporan masih dientri secara manual. Di beberapa
daerah, test CAT tidak serentak dan Data yang belum terintegrasi secara penuh
membuat pelamar bisa mengikuti test di beberapa instansi. Hal ini Secara sistem
tidak menghambat seorang pelamar ikut CAT di beberapa instansi, namun ada
etika yang harus dipegang. Artinya, ketika
seorang pelamar sudah ikut tes di Kemenpan-RB misalnya, tidak mendua ke
instansi lain untuk mencegah terjadi dobel kelulusan.
Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, dan data tabel matriks
dijelaskan bahwa pelaksanaan test CAT rangka mempraktikkan tata kelola
pemerintahan yang ideal dan terwujudnya Good Governance masih memiliki
celah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Tes CPNS harus memiliki tujuan sebagai proses penjaringan para calon
penyelenggara negara yang memiliki integritas dan kualitas yang unggul, melalui
proses rekruitmen transparan dan akuntabel. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
masyarakat harus dilibatkan sebagai pengawas eksternal mulai dari proses
pengumuman lowongan, hingga pada tahap akhir tes.
DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang