Anda di halaman 1dari 84

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% GANGGANG MERAH


(Gracilaria verrucosa) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL
TOTAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN

SKRIPSI

NAMA: EDRIANSYAH.S

NIM:107102003869

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JANUARI 2013
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% GANGGANG MERAH


(Gracilaria verrucosa) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL
TOTAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi

NAMA : EDRIANSYAH.S

NIM :107102003869

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JANUARI 2013
ABSTRAK

Nama : Edriansyah S.
Program Studi : Farmasi
Judul : Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah (Gracilaria
verrucosa) Terhadap Penurunan Kolesterol Total Pada Tikus Putih
Jantan

Pola dan gaya hidup masyarakat yang serba instan menyebabkan terjadinya
hiperkolesterolemi atau peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya fase awal aterosklerosis yang dapat menimbulkan penyakit
jantung. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas ekstrak etanol 70% dari
ganggang merah (Gracilaria verrucosa) terhadap penurunan kolesterol total pada
tikus putih jantan. Ekstrak etanol 70% diperoleh menggunakan metode digesti.
Kemudian ekstrak etanol 70% dilakukan penapisan fitokimia dan diuji aktivitasnya
pada tikus putih jantan selama 35 hari. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan
beberapa senyawa yang terkandung dalam Gracilaria verrucosa adalah: flavonoid,
saponin, dan triterpenoid. Dosis uji yang diberikan yaitu: 40mg/200gramBB;
80mg/200gramBB; dan 160mg/200gramBB. Hasil aktivitas ekstrak etanol 70%
menunjukkan penurunan kolesterol pada tikus putih jantan dihari ke 35 yang diukur
menggunakan metode test strip. Persentase penurunan kadar kolesterol pada hari ke –
35, dosis 40 mg/200gramBB (13.53%); 80 mg/200gramBB (26.97%); 160
mg/200gramBB (43.89%). Maka itu menunjukan bahwa ekstrak etanol 70%
ganggang merah (Gracilaria verrucosa) mempunyai aktivitas terhadap penurunan
kolesterol total secara signifikan pada dosis 80 mg/200gramBB dan 160
mg/200gramBB pada hari ke -35 (p ≤ 0,05)

Kata kunci : Ganggang merah (Gracilaria verrucosa), kolesterol total, metode


digesti, statistik Anova, test strip kolesterol

vi
ABSTRACT

Name : Edriansyah S.
Program Study : Pharmacy
Title : Test Activities of 70% Ethanol Extracts of Red Algae (Gracilaria
verrucosa) to Decrease Total Cholesterol in White Male Rats

The instant lifestyle habit of people can cause hiperkolesterolemi or increase


the cholesterol rate in blood. It can cause initial phase of atherosclerosis which can
lead to heart disease. This research was conducted to observe the activity of 70%
ethanol extract of red algae (Gracilaria verrucosa) to decrease total cholesterol in
white male rats. The extracts obtained by using digestion method and then it doing
for phytochemistry screening and testing that activity to white male rats for day 35.
Phytochemistry screening results showed some compounds contained in Gracilaria
verrucosa is: flavonoids, saponins, and triterpenoids. The test doses given was: 40
mg/200g, 80 mg/200g, and 160 mg/200g. The results of activity of 70% ethanol
extract showed decreased cholesterol in white male rats to 35 days measured using
test strip. The percentage decrease in cholesterol levels on days - 35, 40 doses
mg/200gramBB (13:53%); 80 mg/200gramBB (26.97%); mg/200gramBB 160
(43.89%). Then that showed us the 70% ethanol extract of red algae (Gracilaria
verrucosa) have activity against total cholesterol decreased significantly at doses 80
and 160 mg/200gramBB mg/200gramBB on day -35 (p ≤ 0.05)

Keywords: Red algae (Gracilaria verrucosa), total cholesterol, digestion methods,


statistics Anova, cholesterol test strips

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena dengan segala rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan
judul “UJI AKTIFITAS EKSTRAK ETANOL 70% GANGGANG MERAH
(Gracilaria verrucosa) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL
PADA TIKUS PUTIH JANTAN”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan


terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M.K Tadjudin Sp.And, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Drs Umar Mansur, M. Sc. selaku Ketua Program Study
Jurusan Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Ahmad Musir M.Sc, Apt.dan Bapak Drs Umar Mansur,
M.Sc. yang selalu membimbing, memberikan, mendampingi
dengan sabar dan memberi dukungan hingga selesainya skripsi ini.
4. Ibu Dr. Azrifitria M.Si, Apt selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan masukan dan kemudahan selama penelitian dan
penulisan skripsi ini.
5. Kepada ibunda saya yang menjadi tulang punggung keluarga, alm
ayahanda tercinta yang telah disisi allah SWT, dan kepada kakek
dan nenek saya yang selalu memberikan nasehat, dukungan kepada
saya.

viii
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan hingga penulis dapat menyelesaikan studi di jurusan
Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada teman saya angkatan 2007( bhanu, ibel, intan, kaniya, lutfi,
dimas, fanny, regi dan muhardi) dan teman saya angkatan
2008(adam, andi, uwi, faritz, dan ali) terima kasih atas nasehat,
bantuan dan motivasi nya.
8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
turut membantu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan guna tercapainya kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi kalangan akademis, khususnya bagi
mahasiswa farmasi, masyarakat pada umumnya dan bagi dunia ilmu pengetahuan.

Jakarta, 22 januari 2013

Penulis

ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah


Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Edriansyah. S
NIM : 107102003869
Program Studi : Farmasi
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Jenis Karya : Skripsi

demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,


dengan judul :

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% GANGGANG MERAH


(Gracilaria verrucosa) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL
PADA TIKUS PUTIH JANTAN

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian peryataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Januari 2013
Yang menyatakan,

(Edriansyah. S)

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................. ..................... ii


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................... ............. iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................... ............. iv
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................... ………. v
ABSTRAK .................................................................................... ………. vi
ABSTRACT ................................................................................. ………. vii
KATA PENGANTAR .................................................................. ………. viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH . ............. x
DAFTAR ISI ................................................................................ ............. xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR..................................................................... ............. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................... ...................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Hipotesis..................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian...............,........................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5


2.1 Tanaman Ganggang Merah......................................................... 5
2.1.1 Klasifikasi....................................................................... 5
2.1.2 Budidaya ........................................................................ 5
2.1.3 Kandungan Kimia .......................................................... 6
2.2 Kolesterol ...........................................................................… .. 6
2.3 Jenis/Tipe kolesterol..................................................................... 8
2.3.1 Chylomicrona…………………....................................... 8
2.3.2 Low Density Lipoprotein(LDL)..................................... 8
2.3.3 High Density Lipoprotein (HDL).................................... 9
2.3.4 VLDL(Very Low Density Lipoprotein………………... 10
2.3.5 Trigliserida ……………………………………………. 10
2.4 Obat penurun kadar kolesterol...................................................... 11
2.4.1 Simvastatin………………………………………………
2.5 Makanan yang meningkatkan kadar kolesterol darah.................. 11
2.5.1 Lemak babi………………………………………………... 12
2.6 Metode Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total.............................. 12
2.6.1 Metode Test Strip Kolesterol…………………………….. 12
2.7 Tikus Putih (Rattus norveqicus)……………………...…………. 13
2.7.1 Taksonomi Tikus Putih (Rattus norveqicus)…....………… 13
2.7.2 Jenis – jenis Tikus Putih (Rattus norveqicus)…………….. 13
2.7.3 Nilai fisiologi tikus………………………………………… 14
2.8 Simplisia ………………………………………………………… 15
2.9 Ekstrak ……………………..…………………………………… 16
2.9.1 Ekstraksi dengan cara dingin………………………........... 16
2.9.2 Ekstraksi dengan cara panas ………………………………. 17
2.10 Potensi Penelitian…………………………………………….. 18

xi
BAB III METODELOGI PENELITIAN………………………………… 19
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….. . 19
3.2 Hewan, Bahan, Uji Dan Alat……..…………………………… 19
3.2.1 Hewan Uji………………………………………………. 19
3.2.2 BahanUji………………………………………………… 19
3.2.3 Bahan Kimia…………………………………………….. 19
3.2.4 Alat-Alat………………………………………………… 20
3.3 Prosedur Kerja…………………………………………………… 20
3.3.1 Penyiapan Simplisia……………………..……………… 20
3.3.2 Ekstraksi Ganggang Merah (Gracilaria
verrucosa)…………………………………………………….. 20
3.3.3 Uji Penapisan Fitokimia……………………………….. 21
3.3.3.1 Identifikasi golongan alkaloid…………………. 21
3.3.3.2 Identifikasi golongan flavonoid……………….. 21
3.3.3.3 Identifikasi golongan saponin…………………. 21
3.3.3.4 Identifikasi golongan steroid dan triterpenoid… 22
3.3.3.5 Identifikasi golongan tannin…………………... 22
3.3.3.6 Identifikasi golongan kuinon ………………….. 22
3.3.3.7 Identifikasi golongan minyak atsiri …………… 22
3.3.4 Penyiapan Hewan Uji….………………………………. 23
3.3.5 Rancangan Percobaan…..……………………………….. 23
3.3.6 Penentuan dosis………………………………………… 24
3.3.6.1 Dosis ekstrak kental ganggang merah untuk
pendahuluan…………………………………….. 25
3.3.6.2 Dosis Simvastatin sebagai kontrol pembanding… 26
3.3.6.3 Dosis Lemak Babi……………………………….. 26
3.3.7 Percobaan……………………………………………........ 27
3.3.8 Cara Pengambilan Darah……………………………….. 28
3.3.9 Pengukuran Kadar Kolesterol Total darah…………….. 28
3.3.10 Uji Statistik Terhadap Kadar Kolesterol Dalam Darah... 29
BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN………………………. 31
4.1 Hasil Temuan …..……………………………………………… 31
4.1.1 Hasil Temuan Determinasi………………………………. 31
4.1.2 Hasil Temuan Penapisan Fitokimia ……………………... 31
4.1.3 Hasil Rata-rata dan Persentase Penurunan Uji Pendahuluan
Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa)
Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Dalam Darah
Tikus…………………………………………………….... 32
4.1.4 Hasil Rata-rata Uji Lanjutan Dan Grafil Ekstrak Etanol 70%
Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa) Terhadap Penurunan
Kolesterol Total Dalam Darah Tikus……………………... 32
4.2 Pembahasan…..………………………………………………… 33
BAB V Kesimpulan dan Saran…………………………………………… 37
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………... 37
5.2 Saran ……………………………………………………………. 37
DAFTARPUSTAKA ……………………………………………………….. 39
LAMPIRAN …………………………………………………………………. 44

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi nilai nutrisi alga merah…….................................................... 6


Tabel 2. Daftar Angka LDL ................................................................................... 9
Tabel 3. Daftar Angka HDL ………………………………...…………….......... 9
Tabel 4. Daftar Angka Trigliserida ........................................................................ 11
Tabel 5. Nilai Fisiologis Tikus …….………......................................................... 14
Tabel 6. Pembagian Kelompok Hewan Percobaan…………….............................. 23
Tabel 7. Hasil Penapisan Fitokimia dari ganggang merah (Gracilaria verrucosa)............ 31
Tabel 8. Hasil rata-rata Uji Pendahuluan jumlah kolesterol total selama 14 hari pengamatan
……………………………………………………………………………. 32
Tabel 9. Hasil rata-rata Uji Lanjutan jumlah kolesterol total selama 35 hari pengamatan.. 33
Tabel 10. Hasil persentasi penurunan kadar kolesterol total darah rata-rata
kelompok ekstrak uji dan kontrol pembanding……………………….... 36
Tabel 11. Hasil Uji Pendahuluan Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah(Gracilaria
Verrucosa) Terhadap penurunan Kadar Kolesterol Total……................. 61
Tabel 12. Hasil pengukuran kadar kolesterol total darah hewan uji selengkapnya
Selama percobaan……………………........................................................ 62
Tabel 13. Bobot tikus uji selama perlakuan……………….................................... 63
Tabel 14. One sample kolmoqorow-smirnov test………………………………… 64
Tabel 15. Uji Homogenitas ANOVA…………………………………………….. 65
Tabel 16. Uji ANOVA Seluruh Data Uji Lanjutan………………………………. 66
Tabel 17. Uji BNT………………………………………………………………… 67

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Struktur kolestorol ........................................................................... 6
Gambar 2. Struktur simvastatin ....................................................................... 11
Gambar 3. Gracilaria verrucosa ...................................................................... 31
Gambar 4. Grafik rata-rata ............................................................................... 33
Gambar 5. Ganggang merah(Gracilaria verryucosa)........................................ 45
Gambar 6. Tikus putih jantan galur SD ............................................................ 45
Gambar 7. Simvastatin ..................................................................................... 45
Gambar 8. Ekstrak Gracilaria verrucosa ......................................................... 45
Gambar 9. Na-CMC......................................................................................... 45
Gambar 10. Timbangananalitik .......................................................................... 46
Gambar 11. Hotplate .......................................................................................... 46
Gambar 12. Timbangan hewan .......................................................................... 46
Gambar 13. Rotary evaporator .......................................................................... 46
Gambar 14. Alat destilasi ................................................................................... 46
Gambar 15. Neraca analitik ................................................................................ 46
Gambar 16. Jarum suntik ................................................................................... 46
Gambar 17. syringe ............................................................................................ 46
Gambar 18. Lab animal house ........................................................................... 46
Gambar 19. Alat test trip kolesterol(Easy touch) ................................................ 47
Gambar 20. Strip kolesterol ............................................................................... 47
Gambar 21. Evaporasi........................................................................................ 48
Gambar 22. Penyortiran ganggang merah........................................................... 48
Gambar 23. Pemberian sediaan secara oral......................................................... 48
Gambar 24. Pengambilan darah ......................................................................... 48
Gambar 25. Saponin .......................................................................................... 49
Gambar 26. Flavonoid ....................................................................................... 49
Gambar 27. Triterpenoid ................................................................................... 49

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian...................................... 45


Lampiran 2. Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian............................................. 46
Lampiran 3. Kegiatan Penelitian......................................................................... 48
Lampiran 4. Hasil penapisan fitokimia(Gracilaria verrucosa)……………….. 49
Lampiran 5. Surat Determinasi Hewan Uji ……................................................ 50
Lampiran 6. Surat Determinasi Ganggang Merah Jenis Gracilaria verrucosa... 51
Lampiran 7. Skema Kerja Pembuatan ekstrak etanol 70% Ganggang Merah jenis
Gracilaria verrucosa…………………………………………………… 52
Lampiran 8 Skema Aklimatisasi Hewan Uji Aktifitas Ektrak Etanol 70% ganggang
merah Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan …. 53
Lampiran 9. Skema Kerja Uji Pendahuluan Ektrak Etanol 70% ganggang merah
Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan................ 54
Lampiran 10. Skema Kerja Uji lanjutan Ektrak Etanol 70% ganggang merah
Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan............... 55
Lampiran 11. Perhitungan dosis pakan dan pembuatan pakan hiperkolesterol….. 56
Lampiran 12. Perhitungan Dosis Uji Pendahuluan Gracilaria verrucosa. ............57
Lampiran 13. Perhitungan Dosis Untuk Uji Lanjutan Gracilaria verrucosa........... 58
Lampiran 14. Perhitungan Dosis Simvastatin…………………………………….. 59
Lampiran 15. Pemeriksaan Parameter Ektrak Ganggang Merah………………… 60
Lampiran 16. Hasil Data Uji Pendahuluan Ektrak Etanol 70% ganggang merah
Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan………… 61
Lampiran 17. Hasil Data Uji Lanjutan Ektrak Etanol 70% ganggang merah Terhadap
Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan……………………. 62
Lampiran 18. Hasil Statistik Anova………...……………………………………. 64

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di Indonesia penyakit kardiovaskular (jantung koroner dan pembuluh
darah) merupakan salah satu penyebab kematian yang terbesar dan cenderung
meningkat sebagai penyebab kematian. Pada saat ini penyakit jantung koroner
merupakan penyakit merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia
(Ariati dkk, 2011). Menurut WHO (2006) 60 % dari seluruh penyebab
kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung koroner.
Telah dilaporkan bahwa ada beberapa faktor resiko terhadap gangguan
kardiovaskular antara lain hiperkolesterolemia, hipertensi, diabetes, kurang
olah raga dan kegemukan (Steinberg dan Witztum, 1990). Dari beberapa
faktor tersebut, hiperkolesterolemia ternyata paling berperan terhadap
gangguan kardiovaskuler, terutama untuk terjadinya aterosklerosis pada
hewan coba yang berhubungan dengan meningkatnya kadar kolesterol (Miller,
1990; Cooke dkk, 1992).
Aterosklerosis adalah salah satu proses penyempitan dan pengerasan
yang terjadi didalam pembuluh darah arteri (sering pula disebut pengapuran
pembuluh darah). Pengerasan dinding – dinding arteri disebabkan adanya
pengendapan kolesterol dan zat - zat lemak lainnya. Apabila kolesterol dalam
darah meningkat maka kolesterol akan mudah melekat pada dinding
pembuluh darah. Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan kolesterol yang
berperan dalam terjadinya aterosklerosis, dimana LDL didalam darah akan
melekat di dinding pembuluh darah dan membentuk zat – zat yang dapat
melekatkan kolesterol itu menembus ke dinding yang lebih dalam dari
pembuluh darah. Pemumpukan kolesterol yang banyak didalam pembuluh
darah akan mengakibatkan kolesterol dapat membentuk sel busa didalam
pembuluh darah. Sel busa yang terbentuk akan berkaitan dan membentuk

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


2

gumpalan yang semakin lama semakin besar sehingga berbentuk seperti


benjolan yang dapat membuat saluran darah jadi menyempit dan aliran darah
akan tidak lancar. Itulah awal terbentuknya plak kolesterol. Plak kolesterol
yang terbentuk dalam pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah. Bila
sampai terjadi pemecahan dapat menimbulkan luka pada dinding pembuluh
darah. Luka tersebut akan mengakibatkan pembekuan darah pada seluruh
darah itu sendiri. Pembekuan darah yang terbentuk akan semakin menyumbat
rongga pembuluh darah. Apabila penyumbatan semakin besar dan menutupi
aliran pembuluh darah secara total maka dapat mengakibatkan kematian
(Mulyanto Devinda, 2012).
Thacker et al. (2005) mengatakan bahwa aterosklerosis juga
merupakan akar penyebab terjadinya stroke, salah satu penyakit yang
menyebabkan kematian dan kecacatan di dunia kehidupan.
Faktor risiko aterosklerosis yang tidak dapat diubah antara lain usia
dan riwayat keluarga yang terdapat penyakit-penyakit aterosklerosis.
Sedangkan yang dapat diubah antara lain tingginya kadar LDL(Low Density
Lipoprotein), rendahnya kadar HDL(High Density Lipoprotein), hipertensi,
diabetes melitus, obesitas, dan ketidakaktifan fisik (Price and Wilson, 2005).
Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan kadar LDL(Low Density
Lipoprotein) dan meningkatkan kadar HDL(High Density Lipoprotein) antara
lain dengan obat, baik obat sintetik maupun dengan pengobatan tradisional.
Salah satu obat yang dapat menurunkan kadar LDL(Low Density Lipoprotein)
dan meningkatkan kadar HDL(High Density Lipoprotein) dalam darah adalah
niasin, akan tetapi niasin memiliki efek samping cukup banyak (John, 2006).
Departemen Kesehatan RI dalam Undang - Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 1 Ayat (9)
menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


3

Indonesia merupakan warisan budaya dan telah menjadi bagian dari


kehidupan bangsa Indonesia.
Pada penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ganggang merah
(Gracilaria verrucosa) memiliki potensi sebagai pengobatan alternatif
dikarenakan di dalam ganggang merah (Gracilaria verrucosa) mengandung
senyawa fenol yang bersifat antioksidan pada pelarut etil asetat (Puteri
Isabella, 2011). Selain sebagai antioksidan ganggang merah jenis (Gracilaria
verrucosa) juga memiliki potensi sebagai antiinflamasi (Dita, 2011)
Telah pula dilaporkan bahwa senyawa isoflavonoid yang berasal dari
tanaman kedelai mempunyai efek antioksidan yang kuat (Wei et al, 1995;
Hertog et al, 1993), dapat menghambat proses lipid peroksida (Wei et
al,1995), menurunkan kadar LDL(Low Density Lipoprotein) (Howes et,2000),
menurunkan kadar kolesterol (wangen et al, 2001)
Sepengetahuan penulis penelitian berupa uji coba terhadap hewan
percobaan untuk mendapatkan bukti dasar (evidance based) bagi diterapkan
dalam upaya penurunan penyakit hiperkolesterol manusia suatu waktu secara
benar melalui ganggang merah (Gracilaria verrucosa), belum banyak
dilakukan.
Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya uji aktivitas ekstrak
etanol 70% ganggang merah (Gracilaria verrucosa) terhadap penurunan
kolesterol total pada tikus putih jantan. Ganggang merah diperoleh dari serang
banten. Selanjutnya dilakukan proses ektraksi menggunakan metode digesti.
Ektrak etanol 70% yang didapat kemudian dilakukan uji aktivitasnya terhadap
tikus putih jantan yang sudah diinduksi pakan hiperkolesterol. Kadar
kolesterol darah tikus putih jantan di ukur menggunakan metode test strip.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Apakah ekstrak etanol 70% ganggang merah (Gracilaria verrucosa)
memiliki aktivitas terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih
jantan ?

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


4

1.3 HIPOTESIS
Ekstrak etanol 70% ganggang merah (Gracilaria verrucosa)
mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas terhadap penurunan
kadar kolesterol total pada tikus putih jantan.

1.4 TUJUAN PENELITIAN


Menguji aktivitas ekstrak etanol 70% gangang merah (Gracilaria
verrucosa) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang
sebelumnya telah diinduksi oleh pakan hiperkolesterol.

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat atau signifikasni penelitian ini adalah memberikan informasi
ilmiah terhadap tumbuhan Indonesia yang memiliki potensi tinggi dan di
harapkan dapat digunakan sebagai bahan baku obat dalam upaya
meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat Indonesia bahkan dunia
umumnya.

Demikian pertanggungjawaban proses upaya penulisan skripsi mulai dari


penemuan masalah, judul, latarbelakang permasalahan, tujuan dan signifikansi,
hiptesis yang penulis jadikan landasan penyusunan pada Bab-Bab selanjutnya.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Ganggang Merah (Gracilaria Verrucosa)


Ganggang merah merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak
memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun.
Meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya
merupakan bentuk thalus belaka (Winarno, 1996).
2.1.1 Klasifikasi
Gracillaria verrucosa mempunyai taksonomi sebagai berikut.
Berdasarkan determinasi yang telah dilakukan dipusat Penelitian
Oseanografi LIPI:
Filum/Divisio : Rhodophyta
Kelas/Class : Rhodophyceae
Bangsa/Order : Gigartinales
Suku/Family : Gracilariaceae
Marga/Genus : Glacilaria
Jenis/Species : Gracilaria verrucosa (HUDSON) PAPENFUS

2.1.2 Budidaya
Nama lokal dari Gracillaria verrucosa adalah bulung rambu (Bali)
dan sango – sango ( Sulawesi ). Gracillaria verrucosa tumbuh melekat
pada substrat karang di terumbu karang berarus sedang (epizoic) dan dapat
dibudidayakan di tambak. Ganggang merah ini membutuhkan salinitas 15
per mil dan juga dapat terlindungi dari hempasan gelombang air laut
karena Gracillaria verrucosa mempunyai thalli yang mudah patah dan
mudah lepas atau dipatahkan gelombang (Anggadiredja, dkk, 2006).
Proses metabolismenya memerlukan kesesuaian faktor-faktor
fisika dan kimia perairan seperti gerakan air, suhu, kadar garam, nutrisi
atau zat hara seperti nitrat dan fosfat, dan pencahayaan sinar matahari.
Pada masa pertumbuhannya, zat hara diserap dari media air melalui

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


6

thallus, sedangkan proses fotosintesis berlangsung dengan bantuan sinar


matahari yang menembus ke perairan di tempat pertumbuhannya (Hidayat,
2006).

2.1.3 Kandungan Kimia


Ganggang merah yang mengandung polisakarida yang tidak
dapat dicerna manusia, merupakan sumber serat pangan yang baik.
Ganggang merah memiliki kandungan serat pangan total yang sangat
tinggi berkisar antara 25-75 % dan sebagian besar seratnya terdiri dari
serat pangan larut yaitu sekitar 51-85 %. Jenis seratnya antara lain
selulosa, xylan, manan, karagenan, agar, alginat, laminaran, fucan dan
furcelaran, dengan distribusi dan komposisi yang berbeda untuk masing-
masing jenis rumput laut (Lahaye 1991).
Tabel 1. Komposisi nilai nutrisi alga merah (Gracillaria verrucosa)
Komponen Jumlah
Kadar air (%) 12,90
Karbohidrat (%) 4,94
Protein (%) 7,30
Lemak (%) 0,09
Serat kasar (%) 2,50
Abu (%) 12,54
Mineral : Ca (ppm) 29,925
Fe (ppm) 0,701
Cu (ppm) 3,581
Pb (ppm) 0,190
Vitamin B1 (Thiamin) (mg/100 g) 0,019
Vitamin B2 (Riboflavin) (mg/100 g) 4,00
Vitamin C (mg/100 g) 12,00
Karaginan (%) 47,34
Sumber : Istini, 1998
2.2 KOLESTEROL(Mulyanto, 2012)
H2 H2
H3C C C CH3
CH C HC
CH3 H2
CH3

CH3

HO

Gambar 1. Struktur kolesterol

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


7

Kolesterol berasal dari bahasa yunani, “choe” berarti empedu dan


“stereo” berarti solid atau padat. Pada abad 18, kolesterol memang
ditemukan pada batu empedu. Kolesterol merupakan butiran yang sangat
kecil, dan kolesterol itu tersimpan didalam sel – sel tubuh. Kolesterol
merupakan senyawa lemak berbentuk seperti lilin yang berwarna
kekuningan. Kolesterol adalah salah satu komponen lemak selain
trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas.
Kolesterol adalah lemak (lipid) yang diproduksi oleh hati dan
berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh bisa berjalan normal.
Seringkali kolesterol dianggap sebagai sumber masalah kesehatan
degeneratif dewasa. Namun demikian, bukan berarti kolesterol tidak
memiliki fungsi dalam tubuh manusia. Berikut ini adalah beberapa
peranan penting kolesterol bagi tubuh kita:
2.2.1 Kolesterol berperan dalam proses pembentukan sel – sel
dalam tubuh, lemak berperan sebagai pembentuk dinding –
dinding sel,
2.2.2 Berperan penting dalam menentukan molekul mana saja yang
dapat masuk kedalam sel dan mana yang tidak bisa
(permeabilitas membran sel),
2.2.3 Ikut berperan dalam produksi hormon seks (androgen dan
estrogen),
2.2.4 Sangat berperan dalam memproduksi hormon yang
dilepaskan oleh kelenjar adrenal ( kortisol, carticosterone,
aldosterom, dan lain – lain),
2.2.5 Dibutuhkan untuk bahan dasar pembentukan hormon –
hormon streroid,
2.2.6 Berperan dalam produksi empedu,
2.2.7 Mengkonversi sinar matahari menjadi vitamin D,
Kolesterol mempunyai sifat kurang larut dalam air sehingga sangat
sukar didistribusikan keseluruh tubuh yang memerlukannya. Untuk
mengatasinya maka metabolisme tubuh pun bekerja, dimana kolesterol
membentuk senyawa dengan protein yang disebut “lipoprotein”. Berkat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


8

adanya lipoprotein, kolesterol bisa melalui pembuluh darah menuju ke sel


– sel yang membutuhkan.

2.3 JENIS/TIPE KOLESTEROL


Kolesterol secara umum jika diperiksa di laboratorium, maka hasil
yang keluar adalah kolesterol total, LDL (Low Density Lipoprotein), HDL
(High Density Lipoprotein), dan trigliserida. Dimana kolesterol total
adalah gabungan dari LDL, HDL, dan trigliserida (Mulyanto, 2012).
Kolesterol terdiri dari chylomicrons, LDL, VLDL, dan HDL(Shabela,
2012).
2.3.1 Chylomicron
Chylomicron berasal dari lemak yang kita makan
karena lemak tidak bisa diserap dengan baik dalam bentuk
alaminya, maka lemak tersebut akan diubah menjadi subtansi yang
bisa diserap oleh zat besi. Saat lemak melewati lambung kedalam
usus halus, enzim dari pancreatic juices dan cairan dari hati dan
kandung kemih menciptakan chylomicrons (yang sebagian besar
tersusun dari trigliserida), dengan menyusun kembali molekul
lemak ini dan meningkatkan pencernaan. Selanjutnya enzim lipase
akan memecah chylomicron menjadi asam lemak yang digunakan
sebagai energi atau disimpan dalam sel lemak (Shabela, 2012).

2.3.2 LDL (Low Density Lipoprotein)


LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat. LDL
membawa kolesterol dari hati ke sel – sel tubuh yang memerlukan
seperti sel otot jantung, otak, dan fungsi tubuh lainnya, serta tak
lupa menyimpan kolesterol sepanjang dinding pembuluh darah
arteri. Jika terlalu banyak yang dibawa, maka bisa terjadi
penumpukan LDL berbahaya. Dimana kolesterol membentuk plak
yang menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi keras dan
sempit. Kolesterol jenis ini dapat membuat timbunan pada saluran
darah yang membahayakan tubuh. Semakin tinggi kadar LDL

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


9

semakin tinggi pula resiko terkena penyakit jantung (Mulyanto,


2012).
Tabel 2. Daftar angka LDL pada manusia
Tahap Angka LDL
Optimal <100 (2,6mmol/L)
Mendekati Optimal 100 – 129 mg/dl(2,6 – 3,34mmol/L)
Batas Normal Tertinggi 130 – 159 mg/dl(3,34 – 4,13 mmol/L)
Tinggi 160 – 189 mg/dl(4,13 – 4,9 mmol/L)
Lebih Tinggi >190 mg/dl(4,91mmol/L)
Sumber: graham.k.c.,2012
2.3.3 HDL (High Density Lipoprotein)
HDL sering disebut juga sebagai kolesterol baik.
HDL melakukan hal yang sebaliknya dari yang dilakukan LDL.
HDL membawa kolesterol dari sel – sel tubuh, menuju kembali ke
hati. Dalam hati, kolesterol bisa dipecah lantas dikeluarkan dari
tubuh sebagai sampah. Dalam sebuah studi disebutkan bahwa
kenaikan HDL 1% berarti menurunkan resiko penyakit jaunting
koroner arteri sebesar 2%. Dalam studi yang sama, partisipan
dengan kadar kolesterol HDL tertinggi mengalami penurunan
resiko penyakit jantung koroner setengahnya dibandingkan
partisipan dengan kadar kolesterol HDL rendah. Maka semakin
tinggi angka dari HDL dalam darah maka akan semakin baik.
Sebaliknya semakin rendah angka HDL maka patut waspada akan
resiko penyakit jantung. (Mulyanto, 2012)
Tabel 3. Daftar angka HDL untuk manusia
Tahap Angka HDL
Rendah (kurang bagus untuk kesehatan) <40 mg/dl(1,04 mmol/L)
Tinggi (baik untuk kesehatan) >60 mg/dl(1,56 mmol/L)
Sumber: graham.k.c.,2012

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


10

2.3.4 VLDL (Very Low Density Lipoprotein)


Sebagaimana chylomicron, kolesterol ini sebagian besar
juga tersusun dari trigliserida. VLDL bisa dibentuk dengan
memecah chylomicron atau diproduksi oleh hati. Selanjuntnya
partikel ini bisa diangkut keseluruh tubuh untuk digunakan sebagai
energi atau disimpan dipaha, pinggang, pantat, dan tempat
penyimpanan lain. Kadar VLDL tinggi sering dikaitkan dengan
penyakit jantung koroner, namun dibandingkan dengan kolesterol
LDL kerusakan yang ditimbulkan tidak begitu parah. Kadar HDL
atau kolesterol baik akan menurun ketika kadar VLDL meningkat.
Hal ini diakibatkan kadar trigliserida dalam kolesterol VLDL juga
meningkat (Shabela, 2012).

2.3.5 Trigliserida
Trigliserida merupakan sejenis lemak. Sebagian
besar lemak tubuh kita berbentuk trigliserida, bisa dibilang
trigliserida adalah lemak paling eksis dalam tubuh kita maupun
makanan. Jenis lemak ini ditemukan dalam plasma (lemak darah).
Trigliserida dalam plasma berasal dari lemak pada makanan kita,
maupun dari tubuh (dibuat dalam tubuh dari sumber energi lain,
seperti karbohidrat). Kalori yang kita komsumsi, tetapi tidak
digunakan segera, oleh jaringan tubuh kemudian diubah menjadi
trigliserida dan disimpan ke sel lemak. Ketika tubuh anda
membutuhkan energi tidak ada makanan sebagai sumber energi,
trigliserida akan dilepas dari sel – sel lemak dan digunakan sebagai
energi (proses ini dikendalikan oleh hormon). Trigliserida yang
tinggi biasanya diikutin oleh kolesterol total dan LDL yang tinggi
serta HDL yang rendah.
Kadar dari trigliserida dalam darah menunjukkan
resiko seseorang terkena penyakit jantung. Semakin tinggi
angkanya maka semakin tinggi juga seseorang terkena penyakit
jantung (Mulyanto, 2012).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


11

Tabel 4. Daftar angka trigliserida


Tahap Angka Trigliserida
Normal <150 mg/dl(1,69 mmol/L)
Batas Normal Tinggi 150 – 199 mg/dl (1,69 – 2,25 mmol/L)
Tinggi 200 – 499 mg/dl(2,26 – 2,65 mmol/L)
Sangat Tinggi >500 mg/dl (5,64 mmol/L)
Sumber:graham.k.c.,2012

2.4 OBAT PENURUN KADAR KOLESTEROL


2.4.1 SIMVASTATIN
HO O

O
O
H

H 3C O
H H
H 3C CH 3
CH 3

H 3C

Gambar 2. Struktur simvastatin

Simvastatin menurunkan lipid dengan cara menghambat 3-


hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA) reduktase.
HMG-CoA reduktase melepaskan precursor kolesterol asam
mevalonik dari koenzim A. Kompetitif inhibisi oleh simvastatin
menimbulkan respon kompensasi selular seperti peningkatan enzim
HMG-CoA reduktase dan reseptor Low Density Lipoprotein
(LDL). Dikarenakan peningkatan HMG-CoA reduktase, sintesis
kolesterol seluler hanya menurun sedikit, tetapi klirens kolesterol
melalui mekanisme reseptor LDL meningkat secara signifikan
(Page C et al, 2006).
Setiap obat pasti mempunyai efek samping. Efek samping
dari simvastatin adalah peningkatan serum aminotransferase pada

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


12

beberapa pasien dan peningkatan minor plasma keratin kinase


(Katzung BG, 2007). Penurunan memori jangka pendek telah
dilaporkan berkaitan dengan penggunaan simvastatin, baik yang
berderajat ringan sampai berat (Wagstaff LR, 2003).

2.5 MAKANAN YANG MENINGKATKAN KADAR KOLESTEROL


DARAH
2.5.1 LEMAK BABI
Lemak babi (Lard) biasanya digunakan untuk banyak
makanan, bahan kosmetik, emulsifier dan minyak babi biasa
digunakan sebagai penyedap makanan (Nunung, 2010). Setiap 100
gram minyak babi mengandung asam lemak jenuh, yaitu asam
palmitat (16:0) 26 gram, asam stearat (18:0) 14 gram, asam oleat
(18:1) 44 gram dan asam linoleat (18:3) 10 gram (Zamora, 2005)
dan lemak babi mempunyai kandungan asam lemak jenuh
terbanyak sehingga disarankan untuk dihindari dalam setiap
keadaan (Sulistyowati, 2010). Menurut (Hu FB et al, 1999)
penelitian metabolic menunjukan bahwa makanan yang tinggi
kadar lemak jenuh dan rendah lemak tak jenuh jamak dapat
meningkatkan konsentrasi kolesterol darah.
Minyak babi pada usus tikus putih (Rattus norvegicus) akan
diresintesis menjadi trigliserida dan didistribusikan dalam bentuk
kilomikron (Gibney et al., 2002). Menurut UPT balai informasi
teknologi LIPI(2009) ada batas maksimal dalam pengkomsumsian
makanan yang mengandung lemak kolesterol perharinya bagi
tubuh . idealnya konsumsi makanan yang mengandung lemak
dibawah 30 % atau kurang dari 300 mg/ hari.

2.6 Metode Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total


2.6.1 Metode Tes Strip Kolesterol
Pengukuran jumlah kadar kolesterol total dalam darah tikus
putih dilakukan dengan alat tes strip kolesterol. Alat ini merupakan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


13

alat yang digunakan untuk memonitor tingkat kolesterol di dalam


darah. Alat tes strip Easytouch GCU dirancang untuk pengukuran
kuantitatif dari tingkat kolesterol total dalam darah. Teknologi yang
digunakan adalah electrode-based biosensor. Pengukuran ini
berdasarkan penentuan perubahan arus yang disebabkan oleh reaksi
kolesterol dengan reagen pada elektroda dari stip tersebut. Ketika
sampel darah menyentuh area target sampel dari strip, darah secara
otomatis ditarik ke dalam zona reaksi dari strip. Hasil tes akan
ditampilkan pada layar setelah 150 detik (Bioptik technologi Inc)

2.7 TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)


2.7.1 Taksonomi Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Subfamily : Murinae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus (Sugiyanto, 1995).

2.7.2 Jenis – Jenis Tikus Putih (Rattus norvegicus)


Ada berbagai jenis galur tikus putih antara lain :
Long-Evans, Sprague-Dawley, dan Wistar. Tikus putih (Rattus
novergicus L) galur Wistar mempunyai ciri-ciri : warna tubuh
putih, mata berwarna merah (albino), ukuran kepala dan ekor lebih
pendek dari badannya; galur Sprague-Dawley mempunyai ciri-ciri
: warna tubuh putih, mata berwarna merah (albino), ukuran kepala
yang kecil, dan ekor lebih panjang dari badannya; sedangkan galur
Long-Evans ditandai dengan warna hitam dibagian kepala, dan
tubuh bagian depan (Malole & Pramono, 1989).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


14

2.7.3 Nilai Fisiologi Tikus


Tabel 5. Nilai fisiologi tikus
Kriteria Nilai Normal
Berat badan dewasa –jantan 450 – 520 gram
-Betina 250 – 300 gram
Berat lahir 5 – 6 gram
Luas permukanan tubuh 50 gram: 130 cm2
130 gram : 250 cm2
Temperatur tubuh 35,9 – 37,5 oC
Jumlah diploid 42
Harapan hidup 2,5 – 3,5 tahun
Konsumsi makanan 10 g/100 g/hari
Konsumsi air 10 – 12 ml/100g/hari
Saat dikawinkan – jantan 65 – 110 hari
- Betina 65 – 110 hari
Lama siklus birahi 4 – 5 hari
Lama kehamilan 21 – 23 hari
Oestrus postpartum Fertile
Jumlah anak / kelahiran 6 – 12
Umur sapih 21 hari
Waktu pemeliharaan komersial 7 – 10 Liter/4 – 5/ bulan
Komposisi air susu Lemak 13%
Protein 9,7%
Laktosa 3,2%
Jumlah pernapasan 70 – 115 /menit
Volume tidal 0,6 – 2 ml
Penggunaan oksigen 0,68 – 1,1 ml/g/ hari
Detak jantung 250 – 450 / menit
Volume darah 54 – 70 ml/kg
Tekanan darah 84 – 134 /60 mmHG
Butir darah merah 7 – 10 x 10 6 /mm
Hematokrit 36 – 48 %

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


15

Hemoglobin 11 – 18 mg/dl
Leukosit 6 – 17 x 10 3 /mm
Neutrophil 9 – 34%
Limhosit 65 – 85%
Eosinophil 0 – 6%
Manosit 0 – 5%
Basofil 0 – 1,5%
Platelet 500 – 1300 x 10 3/mm
Protein serum 5,6 – 7,6 g/dl
Albumin 3,8 – 4,8 mg/dl
Globulin 1,8 – 3,0 mg/dl
Glucose serum 50 – 135 mg/dl
Nitrogen urea darah 15 – 21 mg/dl
Creatinin 0,2 – 0,8 mg/dl
Total bilirubin 0,20 – 0,55 mg/dl
Lemak serum 70 – 415 mg/dl
Phospolipid 36 – 130 mg/dl
Trigliserida 26 – 145 mg/dl
Cholesterol 40 – 130 mg/dl
Serum kalsium 5,3 – 13 mg/dl
Serum phosphat 5,3 – 8,3 mg/dl
(M.B.M Malole dan C Sri Utami Pramono, 1989)

2.8 SIMPLISIA
Simplisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai
obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali
dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Berikut adalah perbedaan jenis simplisia berdasarkan sumbernya yaitu:
2.8.1.1 Simplisia nabati
2.8.1.2 Simplisia hewani
2.8.1.3 Simplisia pelikan (mineral)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


16

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh,


bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan merupakan
isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan
cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau senyawa nabati lainnya yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa
senyawa kimia murni (Depkes RI, 2000).

2.9 EKSTRAK
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sessuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 2000).
2.9.1 Ekstraksi Dengan Cara Dingin (Depkes RI, 2000).
2.9.1.1 Maserasi
Maserasi adalah suatu metode ekstrak menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi
dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.
Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus
menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan
pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan
seterusnya.

2.9.1. 2 Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru
sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan
pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan
pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus
sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali
bahan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


17

2.9.2 Ekstraksi Dengan Cara panas(Depkes RI, 2000).


2.9.2.1 Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur
titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas
yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya
dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali
sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

2.9.2.2 Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu
baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan
adanya pendingin balik.

2.9.2.3. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan
kontinu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan
(kamar), yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40 –
50 oC.

2.9.2.4 Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur
penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih,
temperatur terukur 96o-98oC selama waktu tertentu (15 – 20
menit).

2.9.2.5 Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30oC dan
temperatur sampai titik didih air .

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


18

2.10 Potensi Penelitian


Dari penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa rumput laut
(Gelidium sp, Hypnea sp, Eucheuma sp dan Sargasum sp) memiliki
senyawa glukoronoxylorhaman sulfat, alginat, funoran, karagenan, dan
forphyran dapat menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, penelitian ini
mampu memberikan informasi ilmiah dari ganggang merah (Gracilaria
verrucosa) terhadap penurunan kolesterol pada tikus putih jantan yang
diinduksi pakan hiperkolesterol, sehingga dapat dikembangkan sebagai
bahan baku obat herbal asli Indonesia untuk manusia.

Demikian rujukan sebagai dasar acuan data, konsep, teori yang digunakan
dalam penelitian skripsi ini, agar terarah ketika menganalisa temuan lapangan
khususnya di laboratorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di laboratorium Drug Research Development
(PDR) dan di laboratorium animal house Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitinan ini dilakukan pada bulan Mei 2011 sampai dengan bulan
Januari 2012.

3.2 Hewan, Bahan Uji Dan Alat


3.2.1 Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan yaitu tikus putih jantan galur (Spargue
Dawley) berumur 3-4 bulan dengan berat badan 200-250 gram yang
diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Pakan berupa butiran (pellet) diberikan sebanyak ± 20
gram/ekor/hari dan diberikan minum secukupnya.

3.2.2 Bahan Uji


Bahan uji yang digunakan adalah ganggang merah (Gracillaria
verrucosa) yang dibudidayakankan di tambak daerah desa tengkurak pantai
Serang Banten pada bulan juli 2011 dan simvastatin sebagai obat pembanding
yang diperoleh dari Apotek Generik.

3.2.3 Bahan Kimia


Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah etanol
70%, Na-CMC, NaCl, ammoniak, kloroform, HCl, asam sulfat, Na -
hidroksida, pereaksi Dragendroff, pereaksi Mayer, n-Butanol, H2SO4,
FeCl3, NaOH, Aquades, tes strip kolesterol.

19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


20

3.2.4 Alat – Alat


Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: timbangan hewan, kandang tikus beserta tempat makanan dan
minum, sonde oral, jarum suntik, hotplate, blender, magnetic stirrer,
destiller, oven, timbangan analitik, holder, vacuum rotary evaporator,
termometer celcius, kertas saring, kapas, kamera, alat tes strip kolesterol
(EasyTouch), timbangan hewan, timbangan analitik, dan alat-alat gelas.

3.3 PROSEDUR KERJA


3.3.1 Penyiapan Simplisia
Penyiapan simplisia berupa ganggang merah (Gracillaria
verrucosa) dengan jumlah simplisia 450gram, melalui tahapan-tahapan
yang baik dan memenuhi syarat yang terdiri dari: sortasi basah, pencucian,
perajangan, pengeringan, sortasi kering, penggilingan dan pengayakan
sehingga didapatkan serbuk simplisia.

3.3.2 Ekstraksi Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa)


Ekstraksi ganggang merah (Gracillaria verrucosa) dilakukan
menggunakan metoda digesti. Simplisia ditimbang 450 gram, kemudian
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 1000 mL, ditambahkan pelarut
etanol 70 % hingga simplisia terendam. Setelah itu dipanaskan dengan
menggunakan Water bath pada suhu 40°-50°C dan batas tinggi pelarut
setinggi 3 cm di atas simplisia. Kemudian labu Erlenmeyer 1000 mL
ditutup menggunakan corong yang telah ditutup oleh kapas basah. Digesti
dilakukan selama satu hari sambil sesekali diaduk. Selanjutnya hasil
digesti disaring menggunakan kapas sehingga didapatkan filtrat. Filtrat
yang telah disaring dilakukan penyaringan ulang menggunakan kertas
saring. Setelah itu filtrat di rotary evaporator hingga didapatkan ekstrak
kental. Digesti dilakukan secara berulang hingga warna pada rendaman
etanol tersebut terlihat jernih. Setelah didapat ekstrak kental maka,
dilakukan penghitungan Rendemen ekstrak (hasil perolehan kembali)
dengan rumus:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


21

Bobot ekstrak yang didapat


% Rendemen = ------------------------------------------------- x 100%
Bobot serbuk simplisia yang diekstraksi

3.3.3 Uji Penapisan Fitokimia (Farnsworth, 1969)

3.3.3.1 Identifikasi golongan alkaloid


Sebanyak + 5 gram serbuk dilembabkan dengan 5 mL
ammoniak 25 % digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20
mL kloroform dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut
disaring dengan kertas saring, filtrat berupa larutan organik diambil
(sebagai larutan A), sebagai larutan A (10 mL) diekstraksi dengan
10 mL larutan HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi,
diambil larutan bagian atasnya (larutan B). Larutan A diteteskan
beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot atau ditetesi
dengan pereaksi Dragendroff, terbentuk warna merah atau jingga
pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Larutan
B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masing-masing
pereaksi Dragendroff dan pereaksi Mayer, terbentuk endapan
merah bata dengan pereaksi Dragendroff dan endapan putih dengan
pereaksi Mayer menunjukkan adanya senyawa alkaloid.

3.3.3.2 Identifikasi golongan flavonoid


Sebanyak + 10 gram serbuk ditambah 100 mL air panas,
didihkan selama 5 menit, saring. Ambil 5 mL filtratnya (dalam tabung
reaksi), ditambahkan serbuk Mg secukupnya dan 1 mL asam klorida
pekat dan 2 mL amil alkohol, kocok kuat dan biarkan memisah.
Terbentuknya warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil
alkohol menunjukkan adanya flavonoid.

3.3.3.3. Identifikasi golongan saponin


Serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 10
mL air panas. Setelah dingin kocok kuat secara vertikal selama 10
detik, akan terbentuk busa yang stabil dan menunjukkan adanya

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


22

saponin. Pada busa tersebut bila ditambahkan 1 tetes HCl 1%, busa
akan tetap stabil.

3.3.3.4 Identifikasi golongan steroid dan triterpenoid


Sebanyak + 5 gram serbuk dimaserasi dalam 20 mL eter
selama 2 jam kemudian disaring. Diuapkan dalam cawan penguap
sampai kering. Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1
tetes asam sulfat pekat ke dalam residu. Terbentuknya warna hijau
atau merah menunjukkan adanya steroid/triterpenoid.

3.3.3.5 Identifikasi golongan tannin


Sebanyak + 10 gram serbuk ditambah 10 mL air,
dididihkan selama 15 menit, setelah dingin kemudian di saring
dengan kertas saring. Filtrat ditambah 1-2 tetes FeCl3 1 %,
terbentuknya warna biru, hijau atau hitam menunjukkan adanya
seyawa golongan tannin.

3.3.3.6 Identifikasi golongan kuinon


Sebanyak + 1 gram serbuk dipanaskan dalam air selama 5
menit, disaring. Sebanyak 5 mL filtrat ditambah 5 mL NaOH 1 N,
terbentuk warna merah menunjukkan adanya kuinon.

3.3.3.7 Identifikasi golongan minyak atsiri


Sebanyak + 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam tabung
reaksi (volume 20 mL), tambahkan 10 mL pelarut petroleum eter.
Pada mulut tabung dipasang corong yang diberi lapisan kapas yang
telah dibasahi dengan air, kemudian disaring dengan kertas saring.
Filtrat yang diperoleh diuapkan pada cawan penguap, selanjutnya
residu dilarutkan dengan pelarut etanol 95 % sebanyak 5 mL lalu
saring dengan kertas saring. Filtratnya diuapkan dengan cawan
penguap, residu yang berbau aromatik menunjukkan adanya
senyawa golongan minyak atsiri.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


23

3.3.4 Persiapan Hewan Uji


Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih jantan bergalur
Sprague-Dawley yang berumur 3-4 bulan dengan berat badan 200-250
gram diaklimatisasi selama ± 1 bulan agar dapat menyesuaikan dengan
lingkungannya, mengontrol kesehatan dan berat badannya. Selama proses
adaptasi dilakukan pengamatan kondisi umum dan penimbangan berat
badan. Hewan uji yang digunakan sebanyak 33 ekor. Pada penelitian ini
dilakukan uji pendahuluan (pre-test) dan uji lanjutan (on going/advanced
–test). Uji pendahuluan menggunakan tikus sebanyak 8 ekor dibagi
menjadi 4 kelompok, masing – masing terdiri dari 2 ekor. Untuk uji
lanjutan dipilih sebanyak 25 ekor tikus putih jantan secara acak untuk
dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor.

3.3.5 Rancangan Percobaan


Jumlah hewan uji yang digunakan pada tiap kelompok dihitung
dengan rumus Federer, dimana (t) merupakan jumlah ulangan untuk tiap
perlakuan dan (n) adalah jumlah perlakuan.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
(n-1) (t-1) > 15 (Murti, 2006).
Sehingga dalam percobaan ini jumlah sampel minimal yang
dibutuhkan per kelompok adalah sebagai berikut :
(n-1) (5-1) ≥ 15 ; t = 5
(n-1) (4) ≥ 15
4n – 4 ≥ 15
4n ≥ 19
(n ≥ 4.75) = (n ≥ 5)
Jumlah hewan uji yang digunakan yaitu 5 ekor tikus putih per kelompok.
Tabel 6. Pembagian kelompok hewan uji
Jumlah
Kelompok Perlakuan
Tikus
Dosis
Sampel
I. 5 Kontrol normal, diberikan pakan biasa
Normal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


24

Diberikan pakan hiperkolesterol (dosis


lemak babi: 6mg /200 g BB) selama 14 hari;
kemudian diberikan simvastatin selama 28
II
Pemban 5 hari;
ding Pengukuran kolesterol total (whole
measurement) dilakukan pada hari ke- 21,
28, dan 35.
Diberikan pakan hiperkolesterol (dosis
lemak babi: 6 mg /200 g BB) selama 14 hari;
kemudian diberikan dosis rendah ekstrak
ganggang merah “Gracilaria verrucosa
(HUDSON) PAPENFUS” berpotensi
III 5
Rendah menurunkan kolesterol secara oral selama 28
hari;
Pengukuran kolesterol total (whole
measurement) dilakukan pada hari ke- 21,
28, dan 35.
Diberikan pakan hiperkolesterol (dosis
lemak babi: 6 mg /200 g BB)selama 14 hari;
kemudian diberikan dosis sedang ekstrak
ganggang merah “Gracilaria verrucosa
(HUDSON) PAPENFUS” berpotensi
IV 5
Sedang menurunkan kolesterol secara oral selama 28
hari;
Pengukuran kolesterol total (whole
measurement) dilakukan pada hari ke-21,
28, dan 35.
Diberikan pakan hiperkolesterol (dosis
lemak babi: 6 mg/200 g BB) selama 14 hari;
V 5 kemudian diberikan dosis tinggi ekstrak
Tinggi
ganggang merah “Gracilaria verrucosa
(HUDSON) PAPENFUS” berpotensi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


25

menurunkan kolesterol secara oral selama


28 hari
Pengukuran kolesterol total (whole
measurement) dilakukan pada hari ke- 21,
28, dan 35.

3.3.6 Penentuan Dosis


3.3.6.1 Dosis ekstrak kental ganggang merah untuk
pendahuluan
Sebelum dilakukan uji lanjutan (advanced–test), dilakukan uji
pendahuluan (pre-test) terlebih dahulu, hal ini dikarena belum adanya uji
coba mengenai ganggang merah terhadap penurunan kadar kolesterol total
dalam darah. Dosis pendahuluan yang digunakan adalah 10 mg/kgBB,
100 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB, dan 2000 mg/kgBB. Setelah itu didapatkan
rentang dosis uji masing-masing ekstrak untuk diujikan kepada hewan uji.
1. Dosis I = 10 mg/kgBB x 0,2 kg = 2 mg/200g
=
[ ]

/
1 = [ ]
/
[ ] = = 2 mg/mL

2. Dosis II = 100 mg/kgBB x 0,2 kg = 20 mg/200g


=
[ ]

/
1 = [ ]
/
[ ] =
= 20 mg/mL

3. Dosis III = 1000 mg/kgBB x 0,2 kg = 200 mg/200g


=
[ ]

/
1 = [ ]
/
[ ] =
= 200 mg/mL

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


26

4. Dosis III = 2000 mg/kgBB x 0,2 kg =400 mg/200g

= [ ]

/
1 = [ ]
/
[ ] = = 400 mg/mL

3.3.6.2 Dosis Simvastatin sebagai kontrol pembanding


Tablet Simvastatin diperoleh dari Apotek Roxy. Dosis yang
digunakan sebesar 20 mg/hari untuk manusia, dosis ini kemudian
dikonversi untuk tikus putih. Diperoleh 0,4 mg (perhitungan dilampiran
14), karena pembuatan larutan simvastatin dengan konsentrasi 0,4 mg/mL,
dan diberikan sebanyak 1 mL, maka dosis simvastatin yang digunakan
adalah 0,05 mg/ hari.
3.3.6.3 Dosis Lemak Babi
Lemak babi diperoleh dari toko makanan china di Pasar Glodok
berupa lemak padat. Dosis lemak babi yang digunakan sebesar 300
mg/hari untuk manusia, setelah dikonversi untuk tikus putih menjadi :
HED (mg/kg) = Animal dose (mg/kg) x Km animal

Km human
300 mg/ 60 kg = Animal dose (mg/kg) x 6 / 37
Animal dose = 30,86 mg/kg
= 30,86 mg/kg x 0,2 kg
= 6,172 mg/200gBB
Pemberian lemak babi pada tikus putih jantan sebesar 6 mg/200gBB

3.3.7 Percobaan
Sebelum melakukan uji lanjutan terhadap penurunan kolesterol
total terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan. Setelah didapat range
dosis yang lebih aktif menurunkan kolesterol total maka dilakukan uji
lanjutan.
Pada percobaan ini peneliti menggunakan tikus putih jantan
sebagai hewan percobaan. Sebelum melakukan percobaan tikus terlebih

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


27

dahulu diaklitimasi selama ± 1 bulan. Dalam penilitian ini uji pendahuluan


dilakukan selama 21 hari dengan pengambilan darah diambil 3 kali yaitu
pada hari ke-0, ke-14 dan ke-21. Pada hari ke-0 pengambilan darah
dilakukan untuk mengetahui batas awal jumlah kadar kolesterol tikus.
Setelah itu dari hari ke-0 sampai hari ke-14 tikus di induksi pakan
hiperkolesterol. Pada hari ke-14 diambil darah untuk mengukur apakah
tikus telah meningkat jumlah kolesterolnya dari kolesterol awal
pengukuran. Hari ke-14 sampai hari ke-21 tikus diberi ektrak dengan
berbagai dosis sesuai dosis yang telah ditentukan yaitu dosis rendah,
sedang, tinggi, dan lebih tinggi dan pergantian pakan menjadi pakan biasa.
Hari ke-21 diambil darah untuk mengetahui aktifitas penurunan kolesterol
total tersebut.
Setelah didapat dosis mana yang lebih cepat menurunkan
kolesterol, maka dilakukan uji lanjutan. Uji lanjutan (advanced test)
dilakukan selama 35 hari. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 5 kali
yaitu pada hari ke-0, hari ke-14, hari ke-21, hari ke-28, dan hari ke-35.
Pengambilan dan pengukuran darah hari ke-0 dilakukan agar dapat
mengetahui jumlah kadar kolesterol total awal. Hari ke-0 sampai hari ke-
14 diberi pakan hiperkolesterol kecuali kelompok kontrol normal. Hari ke-
14 diambil darah untuk mengukur kadar kolesterol total yang tinggi. Hari
ke-14 sampai hari ke-35 dilakukan perlakukan sesuai perlakuan setiap
masing- masing kelompok. Pada hari ke-14 sampai hari ke-35 dilakukan
pengukuran darah sebanyak 3 kali yaitu pada hari ke-14, hari ke-21, dan
hari ke-35.
Penelitian uji lanjutan ini membutuhkan tikus sebanyak 25 ekor.
Tikus dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok kontrol
normal, dosis pembanding, dosis rendah, dosis sedang, dan dosis tinggi.
Perlakuan setiap kelompok dapat dilihat pada tabel 2. Setelah didapat data
dari setiap pengecekan darah maka dilakukan uji statistika yaitu uji
ANOVA satu arah.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


28

3.3.8 Cara Pengambilan Darah


Tikus dimasukkan kedalam kandang kecil sedemikian rupa
sehingga tidak dapat bergerak. Kemudian daerah pangkal ekor tikus
dicukur, dan di bersihkan dengan alkohol 70 %, selanjutnya tikus diambil
darahnya pada vena di bagian pangkal ekor tikus menggunakan alat suntik.

3.3.9 Pengukuran Kadar Kolesterol Total Darah (Bioptik technologi


Inc).
Pengukuran kadar kolesterol dalam darah dilakukan dengan
menggunakan alat tes strip kolesterol. Alat tes strip Easytouch GCU
dirancang untuk pengukuran kuantitatif dari tingkat kolesterol total dalam
darah. Pengukuran ini berdasarkan penentuan perubahan arus yang
disebabkan oleh reaksi kolesterol dengan reagen pada elektroda dari stip
tersebut. Komposisi reagen pada strip adalah Cholesterol oxidase dan
Non-reactive ingredients. Ketika sampel darah menyentuh area target
sampel dari strip, darah masuk ke dalam zona reaksi dari strip. Hasil tes
akan ditampilkan pada layar setelah 150 detik

Langkah Pengujian Kolesterol Total


Langkah 1 : Siapkan Alat Test Strip
Masukan baterai dan nyalakan alat Test strip. Ambil chip warna
kuning masukkan ke dalam alat untuk cek alat. Apabila pada layar muncul
“ERROR” artinya alat rusak. Apabila pada layar muncul “OK” artinya alat
siap dipakai.

Langkah 2 : Masukkan Test Strip


Setiap botol strip pada gula darah, asam urat & kolesterol terdapat
chip test. Untuk cek kadar kolesterol, masukkan chip kolesterol terlebih
dahulu. Setelah itu ambil strip test kolesterol dari botol dan segera tutup
botol kembali. Masukkan strip test ke slot test strip. Pada layar akan
muncul angka/code sesuai pada botol strip. Nomor kode akan muncul
sebentar. Pastikan nomor kode pada layar sesuai dengan nomor kode pada
botol strip yang dipakai.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


29

Langkah 3 : Masukkan sample


Setelah kode pada layar hilang maka akan muncul simbol
tetesan darah dan kedip-kedip. Teteskan darah di satu sisi atau sisi lain
dari daerah uji strip target. Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah
(dari samping strip), Darah secara otomatis ditarik ke dalam zona reaksi
dari strip tes dan pipa kapiler berubah menjadi merah. Test strip akan
mulai mengukur tingkat kolesterol total.

Langkah 4 : Baca Hasil ini Setelah 150 detik


Reaksi pengujian dimulai ketika bunyi beep. Test strip akan mulai
menghitung mundur 150 detik, setelah itu layar akan menampilkan nilai
kolesterol yang diukur. Hasilnya akan otomatis disimpan. Tarik strip test
dari test strip. Test strip akan mati dengan sendirinya. Cabut chip test dan
masukkan kembali ke dalam botol strip. Tutup rapat botol strip apabila
tidak dipakai.

3.3.10 Uji Statistik Terhadap Kadar Kolesterol Total Dalam Darah


Data yang diperoleh diolah secara statistik menggunakan program
SPSS. Dimana kadar asam urat darah Hari Pertama untuk semua
kelompok uji diuji homogenitasnya (Levene) dan uji kenormalannya (One-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test). Bila kedua uji ini dipenuhi maka
selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu arah untuk melihat ada atau
tidaknya perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dan bila terdapat
perbedaan bermakna, maka untuk mengetahui perbedaan antar kelompok
perlakuan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan metode LSD
. Tetapi bila ada salah satu atau kedua uji tersebut tidak dipenuhi maka
analisis dilakukan dengan uji Kruskall Wallis (Dahlan, 2004).
Hipotesis :
Ho: tidak ada perbedaan yang bermakna anatara setiap kelompok
Ha : terdapat perbedaan yang bermakna antara setiap kelompok

Kriteria pengujian :

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


30

Bila nilai sig ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.


Bila nilai sig ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan
(Dahlan, 2004).

Demikianlah proses penelitian yang dilakukan sebagai


pertanggungjawaban metodologi (epistemologi) dalam menemukan data
secara tepat/relevan (valid) dan terpercaya (reliable) dalam menemukan
variabel-variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi tentang “Uji
Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa)
Terhadap Penurunan Kolesterol Total Pada Tikus Putih Jantan” sesuai
judul penelitian skripsi ini.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB IV
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Temuan


4.1.1. Hasil Temuan Determinasi
Determinasi atau upaya menemukan nama Indonesia dan latin
tanaman rumput laut yang dijadikan bahan sampel uji coba dalam penelitian
dilakukan di laboratorium pusat penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Ancol Timur, Jakarta Utara. Hasil temuan
determinasi menunjunkan bahwa nama sampel yang digunakan adalah
jenis/species ganggang merah “Gracilaria verrucosa (HUDSON)
PAPENFUS” dari family Gracilariaceae, kelas Rhodophyceae. Sertifikat
atau surat keterangan hasil determinasi ditunjukkan pada lampiran 6.

Gambar 3. Gracilaria verrucosa

4.1. 2 Hasil Temuan Penapisan Fitokimia


Hasil penapisan fitokimia dari jenis/species ganggang merah
(Gracilaria verrucosa) ditunjukkan pada tabel 7
Tabel 7. Hasil penapisan fitokimia.
Sampel Alkaloid Saponin Tanin Flavonoid Kuinon Steroid
Ekstrak
&
Triterp
enoid
Ganggang - + - + - +
merah
(Gracilaria
verrucosa)

31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


32

Legenda/Keterangan:
1. Hasil :
+ = Memberikan reaksi positif
- = Memberikan reaksi negatif

4.1.3 Hasil Rata-Rata Dan Persentase Penurunan Uji Pendahuluan Ekstrak


Etanol 70% Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa) Terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Total Dalam Darah Tikus

Uji pendahuluan ekstrak etanol 70% ganggang merah (Gracilaria


verrucosa) terhadap penurunan kadar kolesterol total dalam darah tikus
dilakukan selama 21 hari pada dosis 2 mg/200gramBB, 20
mg/200gramBB, 200 mg/200gramBB, dan 400 mg/200gramBB. Hasil rata
– rata dan persentase penurunan uji pendahuluan ditunjukan pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil rata-rata dan persentase penurunan uji pendahuluan ekstrak etanol
70% ganggang merah (Gracilaria verrucosa) terhadap jumlah
penurunan kolesterol total.

Jum Jumlah Kolesterol Total (mg/dl)


lah Selama 21 Hari %
Kelompok Dosis
Tik Pengamatan dan data standar deviasi penurunan
us Hari - 0 Hari - 14 Hari – 21
2mg/200gramBB 2 116,5±2,12 141,5±10,6 134±4,24 5,3%
20mg/200gramBB 2 117±1,41 154±4,24 134±4,24 12,99%
200 mg/200gramBB 2 116,5±0,70 147,5±4,94 128,5±6,36 12,88%
400mg/200gramBB 2 111,5±2,12 152±1,41 147,5±2,12 2,9%

4.1.4 Hasil Rata-Rata Uji Lanjutan Dan Grafik Ekstrak Etanol 70%
Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa) Terhadap Penurunan
Kolesterol Total Dalam Darah Tikus.
Hasil uji lanjutan yang dilakukan menunjukkan penurunan kadar
kolesterol darah total seiring dengan meningkatnya dosis yang diberikan
serta lama waktu pengamatan. Hasil yang didapat ditujukkan pada tabel 9
dan gambar 4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


33

Tabel 9. Hasil data rata – rata uji lanjutan dan grafik uji lanjutan
Jumlah Kolesterol Total (mg/dl) Selama 35 Hari Pengamatan dan
Kelompok Jumlah
data standar deviasi
Dosis Tikus
Hari - 0 Hari – 14 Hari - 21 Hari - 28 Hari - 35
Normal 5 111,8± 1,48 113 ± 1,41 113,4 ± 2,19 113,6 ± 1,67 114,4 ± 1,81
0,05mg/200
5 116,8 ± 3,2 143,6 ± 2,19 114,8 ± 2,28 91,2 ± 2,86 74,4 ± 2,7
gramBB
40mg/200
5 115,4 ± 1,14 150,8 ± 5,93 138,8 ± 4,91 133.6 ± 4,39 130.4 ± 5,02
gramBB
80 mg/200
5 115 ± 1,87 149.8 ± 4,43 129.8 ± 4,86 116.4 ± 4,56 109.4 ± 4,61
gramBB
160 mg/200
5 116.8 ± 2,16 149 ± 7,5 122 ± 7,13 101.2 ±6,95 83.6 ± 8,08
gramBB
Legenda/Keterangan: Interval Nilai Normal Cholesterol Fisiologi Tikus: 40 –
130 mg/dl (M.B.M Malole dan C Sri Utami Pramono,
1989)

200
Jumlah Kolesterol

Kontrol normal
Total(mg/dl)

150
100 Kontrol
50 pembanding
dosis rendah
0
Hari 0 Hari Hari Hari Hari
14 21 28 35 Dosis sedang
Hari Pengambilan darah

Gambar 4. Grafik perbandingan rata-rata penurunan kolesterol total dalam


darah ekstrak etanol 70% ganggang merah “Gracilaria verrucosa
(HUDSON) PAPENFUS” selama 35 hari perlakuan

4.2 Pembahasan
Pada penelitian uji penurunan kolesterol ini digunakan ekstrak
kental ganggang merah “Gracilaria verrucosa (HUDSON) PAPENFUS”.
Ganggang merah (Gracilaria verrucosa) yang digunakan diperoleh dari
tambak daerah pantai Serang, Banten. Selanjutnya dilakukan identifikasi
untuk memastikan bahwa sampel yang digunakan yaitu ganggang merah
(Gracilaria verrucosa) dari family Gracilariaceae, kelas Rhodophytaceae
sesuai dengan lampiran 6. Setelah itu dilakukan proses ekstraksi ganggang
merah (Gracilaria verrucosa) yang terdiri dari beberapa tahap yaitu:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


34

penyiapan simplisia, ekstraksi menggunakan metode digesti, penyaringan


dan pengentalan menggunakan alat rotary evaporator.
Penyiapan simplisia ganggang merah dapat dilakukan dengan cara
sortasi basah hingga tidak ada bau dan kotoran yang melekat, lalu
dikeringkan dengan cara diangin – anginkan, setelah kering di lakukan
perajangan dan penghalusan menjadi serbuk berukuran kecil.
Ekstraksi dilakukan menggunakan metode digesti dengan pelarut
etanol 70%. Metode ini dipilih karena memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya yaitu : waktu pengkerjaan yang singkat dan jumlah rendemen
yang didapat lebih banyak. Pelarut etanol 70% dipilih karena lebih mudah
didapatkan dan mampu melarutkan hampir semua zat baik yang bersifat
polar, semi polar dan non polar (Depkes RI, 2000).
Ekstrak yang didapat selanjutnya dilakukan penyaringan dan
diuapkan pelarutnya menggunakan Rotary Evaporator. Hasil rendemen
yang didapat yaitu 32 gram (7,1%). Hal ini disebabkan metode digesti
menggunakan suhu 500C pada proses ekstraksi, sehingga mempercepat
proses penyarian senyawa-senyawa pada ekstrak secara maksimal dan
didapatkan nilai rendemen yang lebih besar.
Selanjutnya dilakukan penapisan fitokimia untuk mengetahui
senyawa kimia apa saja yang terdapat pada sampel. Penapisan fitokimia
dilakukan berdasarkan metode Farnsworth. Hasil penapisan fitokimia yang
ditunjukkan pada tabel memberikan data bahwa sampel mengandung
senyawa flavonoid, saponin, dan triterpenoid.
Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan galur Sprague
Dawley sebagai hewan percobaan. Tikus ini diperoleh dari Fakultas
Kedokteran Hewan IPB dan telah di identifikasi oleh Laboratorium
Histopatologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Hasil identifikasi dapat
dilihat pada lampiran 5. Selanjutnya hewan uji tersebut dilakukan
aklimatisasi selama 30 hari hingga didapat berat badan yang ideal yaitu
lebih kurang 200 gram.
Setelah itu hewan uji dilakukan uji pendahuluan untuk mengetahui
rentan dosis ekstrak ganggang merah (Gracilaria verrucosa) yang

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


35

berkhasiat menurunkan kolesterol darah total pada hewan uji. Dosis uji
pendahuluan yang digunakan yaitu: 2 mg/200gramBB, 20mg/200gramBB,
200mg/200gramBB, dan 400 mg/200gramBB. Uji pendahuluan dilakukan
selama 21 hari, dengan pengambilan darah sebanyak 3 kali pada hari ke-0,
ke-14 dan ke-21.
Dari hasil uji pendahulan yang telah dilakukan, didapat bahwa
dosis yang bekerja lebih cepat untuk menurunkan kadar kolesterol total
dalam darah adalah dosis 20 mg/200gramBB dan 200 mg/200gramBB.
Data hasil rata – rata uji pendahuluan dapat dilihat pada tabel 8. Dosis
tersebut kemudian dijadikan dasar untuk menetapkan dosis uji. Dosis uji
yang digunakan untuk uji lanjutan, yaitu 40 mg/200gramBB, 80
mg/200gramBB, dan 160 mg/200gramBB. dosis uji kemudian
dibandingkan dengan kontrol positif berupa simvastatin dan kontrol
normal yaitu kelompok tikus tanpa diberi perlakuan. Uji ini dilakukan
selama 35 hari. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 5 kali yaitu hari
ke-0, hari ke-14, hari ke-21, hari ke-28, hari ke-35. Pada hari ke-0, darah
diambil dan didapat batas kolesterol awal pada tikus. Dari hari ke-0
sampai hari ke-14 dilakukan pemberian pakan hiperkolesterol kecuali
kelompok kontrol normal hanya diberi pakan biasa. Kegunaan pemberian
pakan hiperkolesterol untuk meningkatkan jumlah kolesterol total. Setelah
itu tikus kelompok pembanding dan kelompok perlakuan ekstrak
mengalami peningkatan kadar kolesterol pada hari ke-14.
Pada hari ke 15, pemberian pakan hiperkolesterol dihentikan dan
diganti dengan pemberian pakan biasa dan dilakukan uji lanjutan pada
tikus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan sehari sekali setiap sore
hari. Uji lanjutan dilakukan selama 21 hari, dimana pengukuran kadar
kolesterol total dilakukan selang 7 hari, yaitu pada hari ke-21, hari ke-28,
dan hari ke-35. Hasil data dapat di lihat pada lampiran 17.
Kemudian data yang didapat dihitung persentase penurunan kadar
kolesterol dengan rumus :
Rumus menghitung % penurunan :

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


36


% = X 100 %

Persentase penurunan kadar kolesterol total tikus dapat dilihat pada


tabel 10.
Tabel 10. Hasil persentase penurunan kadar kolesterol total darah rata-rata
kelompok ekstrak uji, dan kontrol pembanding
Kelompok Perlakuan % Penurunan
Hari 21* Hari 28* Hari 35*
Kontrol Pembanding 20.05% 36.49% 48.19%
Ekstrak Dosis 40 mg 7.96% 11.41% 13.53%
Ekstrak Dosis 80 mg 13.35% 22.30% 26.97%
Ekstrak Dosis 160 mg 18.12% 32.08% 43.89%
Keterangan : * Hari setelah perlakuan

Dari percobaan ini dosis simvastatin yang digunakan adalah dosis


0,05 mg/200 gramBB, dengan pertimbangan bahwa kemungkinan ekstrak
ganggang merah ini mempunyai efek jauh lebih rendah dalam menurunkan
kolesterol dari pada simvastatin maka dosis simvastatin dalam percobaan
ini diturunkan menjadi 25% dari dosis uji sebenarnya (0,2 mg/200
gramBB). Sehingga dosis ekstrak yang diberikan masih memungkinkan
untuk diberikan secara oral.

Hasil uji lanjutan menunjukkan bahwa terjadi penurunan kolesterol


total secara signifikan (p ≤ 0,05) pada semua dosis yang diberikan pada
hari ke-21, ke-28 dan ke-35. Penurunan kadar kolesterol total ini diduga
disebabkan karena flavonoid yang terkandung dalam ganggang merah.
Menurut Zarrabal et al (2005), senyawa isoflavanoid mampu menurunkan
kadar kolesterol darah dengan cara meningkatkan eksresi asam empedu
dan mengurangi kekentalan (viskositas) darah sehingga mengurangi
terjadinya pengendapan lemak pada pembuluh darah. Menurut Wangen et
al (2001) senyawa isoflavonoid dapat menurunkan kadar kolesterol total.
Isoflavonoid merupakan senyawa golongan flavonoid. Dengan demikian
pemberian ekstrak etanol 70 % ganggang merah (Gracilaria verrucosa)
dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus strain Sprague Dawley.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
5.1.1 Ekstrak etanol 70% ganggang merah Gracilaria verrucosa mampu
menurunkan kadar kolesterol secara signifikan (p ≤ 0,05) pada dosis
80 mg/200gramBB dan 160 mg/200gramBB pada hari ke- 35
5.1.2 Dosis 80 mg/200gramBB lebih efektif karena dapat menurunkan
sampai kadar normal(signifikan tidak ada perbedaan dengan control
normal) sedangkan dosis 160 mg/200gramBB menurunkan sampai
dibawah kadar normal.

5.2. SARAN
5.2.1 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui zat atau
senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman ganggang merah
(Gracilaria verrucosa) yang mampu beraktivitas sebagai penurunan
kolesterol total dalam darah manusia.
5.2.2 Perlu pembudidayaan tanaman ganggang merah (Gracilaria verrucosa)
ini lebih luas (varasi fungsi, sediaan dan pengemasan) dengan nilai
ekonomi yang terjangkau masyarakat untuk pengembangan penelitian
selanjutnya serta penerapan penggunaannya bagi manusia pasien
penderita hiperkolesterol dan penyakit lainnya yang kelak dapat
ditemukan lewat penemuan yang lebih komprehensif.
5.2.3 Perlu dilakukan uji lebih lanjut untuk kandungan simvastatin 0,4 mg
dan kandungan ganggang merah yang lebih besar dari 160 mg atau
kandungan ganggang merah yang dapat memberikan efek yang sama
dengan kandungan simvastatin 0,4 mg

37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


38

Demikian penutup berupa kesimpulan dan saran penelitian skripsi ini, sebagai
sumbangan ilmu pengetahuan bidang farmakologi, khususnya eksistensi (keberadaan)
dan esensi (isi) serta substansi (inti) tanaman ganggang merah (Gracilaria verrucosa)
bagi kesehatan manusia setelah melewati hewan uji coba. Segala kritikan sehat
penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah Swt merahmati semua upaya yang
bersifat mempertahankan maupun mengembangkan tatanan kesehatan manusia.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


39

DAFTAR PUSTAKA

Arianti Reci, 2011. Pengaruh Fraksi Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L)
Terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih Jantan Hiperkolesterol Dan
Hiperkolesterol Disfungsi Hati Tesis. Sumatera Barat Universitas Andalas

Anggadiredja, J., Irawati, S., dan Kusmiyati, 2006, Rumput Laut : Pembudidayaan,
Pengolahan, dan Pemasaran Komoditas perikanan Potensial, Jakarta : Penebar
Swadaya

Azwar, A. 2004. Tubuh ideal bagi segi kesehatan. Proseding Seminar


KesehatanObesitas. Jakarta: Dirjen Binkesmas Depkes RI, pp: 1-7.

Carjavall-zarrabal, O., Waliszewski, S.M., Barradas-dermitz, D.M., Orta-flores,


Z.,Hayward-jones, P.M., Nolasco-hipolito, C., Angulo-guerrero, O.,
Sa’nchez-rican,R., Infaso, R.M, and Trujillo, P.R.L. 2005. The
Consumption Of Hibiscus Sabdariffa Dried Calyx Ethanolic Extract
Reduced Lipid Profile In Rats. Plant Foods for Human Nutrition. 60:153-
159

Cooke, 1992.Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penyebab Penyakit Kardiovaskuler.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1989. Materi Medika Indonesia Jilid V. Direktorat


Jendral pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum


Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan, Jakarta: 13-21.

Davies, M.J.,J.T.Judd.,D.J.Baer.,B.A. Clevidence.,D.R.Paul.,A.J.Edwar and


S.C.Chem.2003. Black tea consumption reduce total an LDLcholesterol in
mildly hypercholesterolemic adults.J.Nutr.133:3298 – 3302.
Devinda .M.,Dr.dr Nyoman Kertia SpPD-KR. Panjang umur dengan kontrol
kolesterol dan asam urat.Yogyakarta.2012
40

Dita, Tri Rizki. 2011. Uji Aktivitas Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol 70 % Ganggang
Merah Jenis Gracillaria verrucosa. Pada Tikus Putih jantan Secar IN Vitro.
Skripsi. UIN: Jakarta

Farnsworth, N.R. 1969. Biological and Phytochemical Screening of Plants, J.


Pharm. Sci.

Field, F.J., S.K. Erichson, M.A. Schrewsburry, and A.D. Cooper. 1982. 3-
Hydroxy Methyl Glutaryl Coeenzyme A Reductase from Rat Intestine
:Subcelluler Locatization and in vitro Regulation. J.Lipid Res;23 : 105-113

Gibney, M. J., Vorster, H. H., Kok, F. J. 2002. Introduction to human nutrition.


In:Gibney, M. J., Vorster, H. H., Kok, F. J (eds). Blackwell Science.
England:Oxford, pp: 92-114

Graham .C.K.2010. 100 Question and answer : kolesterol. Jakarta: Penerbit


PT.Elex Media Komputindo

Hembing W. 2001. Penyembuhan dengan Bawang Putih dan Bawang


Merah.Jakarta: Penerbit Milenia Popular, pp : 3-19.

Hertog, M.G.; Feskens, E.J.; Hollman,P.C.;Dietary antioxidant flavonoids and


risk of coronary heart disease : The Zutphen Elderly Study., Lancet, 342,
1007-1011.

Hidayat, A, 2006, Budidaya Rumput Laut, Surabaya : Penerbit Usaha Nasional.

Isabella, Puteri. 2011. Uji Aktivitas Antioksidan Dari Berbagai Ekstrak Ganggang Merah
Jenis Gracillaria verrucosa. dengan Peredaman DPPH (1,1-difenil-2-
pikrilhidrasil). Skripsi. UIN: Jakarta

Istini, S. dan Suhaimi., 1998, Manfaat dan Pengolahan Rumput Laut, Jakarta :
Lembaga Oseanologi Nasional.

John, M. F. A. 2006. Dislipidemia. In: Sudoyo, A.W., Setiahadi, B., Alwi,


I.,Simadibrata, M., Setiati, S. (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
3.Jakarta: FKUI, p: 1929.

Katzung BG.2002 Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta:Salemba Medika.


Terjemahan dari: Basisc and Clinical Pharmacology.
41

Katzung BG. Basic and clinical pharmacology. 10th ed. McGraw Hill Lange.
2007; p. 566-8

Lehninger, A.L.2004. Dasar – dasar Biokimia. Jilid 2. Terjemahan


M.henawidjaja. Erlangga, Jakarta.

LIPI. 2009. Kolesterol Tinggi.


http://www.bit.lipi.go.id/pangankesehatan/document/artikel_kolesterol/kol
esterol_tinggi.pdf (17 Maret 2010).

Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W. I., Setiowulan, W., Tiara, A.
D.,dkk. 2005. Hiperlipidemia. In: Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri
R.,Wardhani, W. I, Setiowulan, W. (eds). Kapita Selekta Kedokteran Jilid
I,Edisi Ketiga. Jakarta: Media Aesculapius, p: 591.

Merck and Co. Inc. 2007. Tablets Mevacor® (Lovastatin).


http://www.merck.com/product/usa/pi_circulars/m/mevacor/mevacor_pi.p
df (1 April 2010).
Miller,W.G.,Conner,M.R and McKenney,J.M.(1990). Evaluation of cholesterol
screening methods.Clin.Chem. 36, 945.

Murti, B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif


danKualitatif Di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada
UniversityPress, pp: 136-7.

Mokhtar M.U.A. 2008. Pengaruh Pemberian Jus Tomat (Lycopersicum


esculentum Mill.) Terhadap Kadar Kolesterol LDL Tikus Putih (Rattus
norvegicus). Skripsi FK UNS: Surakarta

Myant NB. 1990. Cholesterol Metabolism, LDL, and LDL Receptor.


AcademicPress. New York

Ofusori, D. A. and Martins, C. 2008. A comparative histomorphometric study of


thestomach of rats (Rattus norvegicus), bat (Eidolon helvum), and
pangaolin(Manis tricuspis) in relation to diet. Int. J. Morphol. 26(3): 669-
74.

Page C, Curtis M, Walker M, Hoffman B. Integrated Pharmacology 3rd ed.


42

Mosby Elsevier. 2006; p. 325 – 6

Pilliang WG dan Djojosoebagio SAH. 1990. Fisiologi Nutrisi. Vol .


departemenPendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. PusatAntar Universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor

Ren D, Noda H, Amano H, Nishino T and Nishizana. 1994a. Study on


andhypertensive and antihiperlipidemic effect of marine algae. Fish Sci
.60:83-88.

Ren D, Noda H, Amano H, Nishino T and Nishizana. 1994b. Antihypertensive


andantihyperlipidemic effect of funoran. Fish Sci . 60:423-427

Rifdah Shabela. Paham waspadai cegah dan musnahkan kolesterol. Klaten.2012

Shefer S, Hauser S, Lapar V, and Masbach EH. 1972. HMG CoA Reductase
ofIntestinal Mucosa and liver of the Rat. J.Lipid Res. 13:402-412

Sitepoe M, 1993. Kolesterol Fobia, Keterkaitannya dengan Penyakit


Jantung.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Steinberg D, Parthasarathy S, Carew TE, Khoo JC, Witztum JL. Beyond


cholesterol. Modifications of low-density lipoprotein that increase its
atherogenicity. N Engl J Med. 1990 Apr 6;320(14):915–924

Sugiyanto. 1995. Petunjuk Praktikum Farmasi Edisi IV. Yogyakarta :


LaboratoriumFarmasi dan Taksonomi UGM.

Suryaatmadja, M. dan Silman, E. 2006. Diagnosa laboratorium kelainan lemak


darah. CDK 30: 14-6.

Suyatna, F. D. 2007. Hipolipidemik. In: Gunawan, S.G, Setiabudy, R.,


Nafrialdi,Elysabeth (eds). Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta:
DepartemenFarmakologi dan Terapeutik FK UI, pp: 373-80.

Suzuki T, Nakai K, Yosie Y, Shirai T, Hirano T.1993. Effect of Sodium


AlginatesRich in Guluronic and Mannuronic Acids on Cholesterol Levels
andDigestive Organs on High-Cholesterol-Fed Rats. Nippon Suisan
Gakkaishi59 : 545-551.
43

Thacker, A. K., Saxena, S., Khan, J., Saxena, S.P. 2005. Lipid
abnormalitiesassociated with stroke. Annals. Ind. Acad. Neuro. 8: 133-8.

Wade A, Waller PJ. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients Second


Edition. The Pharmaceutical Press. London; Hal ; 78
Wagstaff LR, Mitton MW, Arvik BM, Doraiswamy PM. Statin-associated
memory loss: analysis of 60 case reports and review of the literature.
Pharmacotherapy. 2003 Jul. 23(7):871-80.PMID:12885101
Wei, H .; Bowen, R.; Barnes, S.; Wang, Y.; 1995, Antioksidant and
antipromotional effects of the saybean isoflavone genistein, Proc. Soc.
Exp. Biol. Med.,208, 124 – 130.

Widiastuti, B.L.2001. Efek Pemberian Komponen Serat Pangan dari Rumput


LautTerhadap Profil Kolesterol darah, Mikroflora usus dan Histologi Usus
TikusPercobaan. [ Tesis ]. Bogor :Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.

Winarno .F.G.1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut .Jakarta.

World Health Organization. 2006. Mortality country fact sheet. World Health
Statistica.

Zamora, A. 2005. Fats, Oils, Fatty Acids, Triglycerides.


http://www.scientificpsychic.com/fitness/fattyacids1.html (18 Maret
2010).
44
Lampiran 1. Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian

Gambar 5.Ganggang merah Gambar 6. Tikus putih jantan Gambar 7.Simvastatin

(Gracilaria verrucosa)

Gambar 8. Ekstrak kental (Gracilaria verrucosa) Gambar 9. NaCMC

45
Lampiran 2. Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian

Gambar 10.Timbangan Gambar 11. Alat penangas Gambar 12. Timbangan

(Hot Plate) hewan

Gambar 13. Rotari evaporator Gambar 14.Alat Destilat Gambar 15. Neraca analitik

Gambar 16. Jarum Sonde Gambar 17. Syringe Gambar 18. Lab animal House

46
Gambar 19. Alat Tes Strip Gambar 20.Strip kolesterol

kolesterol ( Easy Touch )

47
Lampiran 3. Kegiatan Penelitian

Gambar 21. Evaporasi Gambar 22. Penyortiran ganggang merah

Gambar 23.Pemberian Sediaan Gambar 24. Pengambilan darah

Secara Oral

48
Lampiran 4. Hasil penapisan fitokimia (Gracilaria verrucosa)

Gambar 25. Saponin Gambar 26.Flavonoid (Gracilaria verrucosa)

(Gracilaria verrucosa)

Gambar 27. Triterpenoid


(Gracilaria verrucosa)

49
Lampiran 5. Surat Determinasi Hewan Uji

50
Lampiran 6. Surat Determinasi Ganggang Merah Jenis Gracilaria verrucosa

51
Lampiran 7. Skema Kerja Pembuatan ekstrak etanol 70% Ganggang Merah jenis

Gracilaria verrucosa

Ganggang merah Gracilaria


verrucosa Pencucian air mengalir dan
dikeringkan dengan diangin -
anginkan

Simplisia kering Dilakukan uji penapisan fitokimia

Di digesti dengan etanol 70%,


setelah itu disaring

Didapat hasil ekstrak cair 70%


Gracilaria verrucosa yang telah
disaring

Dipekatkan dengan alat Rotary


evaporator

Didapat ekstrak kental


Gracilaria verrucosa

Dilakukan Uji efek penurunan


kolesterol total

52
Lampiran 8. Skema Aklimatisasi Hewan Uji Aktifitas Ekstrak Etanol 70% Ganggang
Merah Gracilaria verrucosa Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus
Putih Jantan

Disiapkan 33 ekor tikus


putih jantan dengan bobot
±200g
2 ekor kelompok dosis 10 mg/kgBB

Diadaptasikan atau
diaklimatisasi selama ±
1bulan dalam kondisi 2 ekor kelompok dosis 100mg/kgBB
percobaan

2 ekor kelompok dosis


Dikelompokkan secara 1000mg/kgBB
acak menjadi 10
2 ekor kelompok dosis
kelompok
2000mg/kgBB

Dibagi menjadi 4
kelompok pendahuluan 5 ekor kelompok Kontrol Normal
dan 5 kelompok uji

5 ekor kelompok Obat Simvastatin

5 ekor kelompok Dosis Rendah


Gracilaria verrucosa

5 ekor kelompok Dosis Sedang


Gracilaria verrucosa

5 ekor kelompok Dosis Tinggi


Gracilaria verrucosa

53
Lampiran 9. Skema Kerja Uji Pendahuluan Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah
Gracilaria verrucosa Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih
Jantan

Seluruh tikus aklitimasi

8 ekor tikus ditimbang dan dibagi menjadi 4 kelompok

2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor


Kelomp Kelomp Kelomp Kelomp
ok ok ok ok dosis
dosis10 dosis dosis 2000
mg 100 mg 1000 mg
mg

Pengukuran jumlah kolesterol total darah ( Hari 0 )

Induksi pemberian pakan


hiperkolesterol

Pengukuran jumlah kolesterol total darah ( Hari 14 )

Uji Uji Uji Uji


dosis dosis dosis dosis
10 100 1000 2000
mgGra mgGra mgGra mgGra
cilaria cilaria cilaria cilaria
verruco verruco verruco verruco
sa sa sa sa

Pengukuran jumlah kolesterol total darah ( Hari 21 )

54
Lampiran 10. Skema Kerja Uji Lanjutan Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah Gracilaria
verrucosa Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan

Aklimatisasi tikus untuk uji

25 ekor tikus ditimbang dan dibagi menjadi 5 kelompok

Kontrol Kontrol Kelompok Kelompok Kelompok


Normal Pembanding ekstrak uji ekstrak uji ekstrak uji
I II III

Pengukuran jumlah kolesterol total dalam darah ( Hari ke 0 )

Diberikan pakan hiperkolesterol pada masing masing kelompok kecuali


kelompok kontrol normal diberikan pakan standar

Pengukuran jumlah kolesterol total dalam darah ( Hari ke 14 )

Larutan Uji dengan Uji dosis Uji dosis Uji dosis


Na CMC simvastatin rendah sedang Tinggi
0.5 % Gracilaria Gracilaria Gracilaria
verrucosa verrucosa verrucosa

Pengukuran jumlah kolesterol total dalam darah ( Hari ke 21 )

Pengukuran jumlah kolesterol total dalam darah ( Hari ke 28 )

Pengukuran jumlah kolesterol total dalam darah ( Hari ke 35 )

Data ditabulasi dan dirata-rata

Analisa data

55
Lampiran 11.Penentuan Kolesterol Untuk Membuat Hiperkoleterolemi Dan Tahap
Prosedur Pembutan Pakan Tinggi Kolesterol.

A. Penentuan kolesterol untuk membuat hiperkolesterolemi


Penentuan kolesterol untuk membuat hiperkolesterolemi adalah dari
fisiologis tikus diberi makan sebanyak 20gram/hari, dan konsumsi lemak 6,17
mg/200g. lemak babi saat dilelehkan mencapai ± 10 ml.

B. Tahap prosedur pembuatan pakan tinggi kolesterol

Pellet (5600 gram) + Minyak Babi (2800 ml)

Ditambah Air Hangat (Secukupnya)

Dicampur Sampai Rata

Dicetak

Dikeringkan /Oven(65oC)
Selama 24 jam

Dipotong -potong

Pakan Tikus Hiperkolesterol

56
Lampiran 12.Perhitungan Dosis Untuk Uji Pendahuluan Ekstrak Etanol 70% Ganggang
Merah Gracilaria verrucosa

Dikarenakan belum adanya penelitian terdahulu tentang ganggang merah


sebagai penurunan hiperkolesterol dalam darah maka dilakukan dosis
pendahuluan terlebih dahulu. Untuk dosis uji pendahuluan digunakan dosis
rendah 10 mg/kgBB. Dosis tersebut digunakan sebagai dosis terendah sedangkan
untuk dosis selanjutnya dengan menggunakan dosis sedang, tinggi dan lebih
tinggi. Yaitu :100mg/kgBB; 1000mg/kgBB; dan 2000mg/kgBB.

Dosis kecil = 10 mg/kgBB


Dosis Sedang = 100 mg/kgBB
Dosis Tinggi = 1000 mg/kgBB
Dosis Lebih Tinggi = 2000 mg/kgBB

1. Dosis I = 10 mg/kgBB x 0,2 kg = 2 mg/200g

= [ ]
/
1 = [ ]
/
[ ] = = 2 mg/mL

2. Dosis II = 100 mg/kgBB x 0,2 kg = 20 mg/200g

= [ ]
/
1 = [ ]
/
[ ] = = 20 mg/mL

3. Dosis III = 1000 mg/kgBB x 0,2 kg = 200 mg/200g

= [ ]
/
1 = [ ]
/
[ ] = = 200 mg/mL

4. Dosis III = 2000 mg/kgBB x 0,2 kg =400 mg/200g

= [ ]

/
1 = [ ]
/
[ ] = = 400 mg/mL

57
Lampiran 13. Perhitungan Dosis Untuk Uji Lanjutan Ekstrak Etanol 70% Ganggang
Merah Gracilaria verrucosa

Berdasarkan hasil uji pendahuluan dosis yang terlihat menunjukkan efek


penurunan kolesterol total dalam darah pada masing-masing ekstrak yaitu pada
dosis sedang dan tinggi . Disebabkan karena dosis 2000mg/kgBB mengalami
kelemahan dalam proses penurunan kolesterol dalam darah tikus tersebut. Untuk
dosis rendah, sedang, dan dosis tinggi diperoleh dari rentang 100-1000mg/kgBB;
yaitu 200mg/kgBB; 400mg/kgBB; dan 800mg/kgBB.

1. Dosis I = 200 mg/kgBB x 0,2 kg = 40 mg/200g

= [ ]
/
1 = [ ]
/
[ ] = = 40 mg/ml
2. Dosis II = 400 mg/kgBB x 0,2 kg = 80 mg/200g

= [ ]
/
1 = [ ]
/
[ ] = = 80 mg/ml
3. Dosis III = 800 mg/kgBB x 0,2 kg = 160 mg/200g

= [ ]
/
1 = [ ]
/
[ ] = = 160 mg/ml

58
Lampiran 14. Perhitungan Dosis Simvastatin

Dosis untuk manusia adalah 10 mg/hari

Konversikan ke tikus

HED (mg/kg) = Animal dose (mg/kg) x Km animal

Km human

10 mg/ 60 kg = Animal dose (mg/kg) x 6 / 37

Animal dose = 1 mg/kg

= 1 mg/kg x 0,2 kg

= 0,2 mg/200gramBB

Pembuatan Dosis Simvastatin

1. Dengan pertimbangan bahwa kemungkinan ekstrak ganggang merah ini


mempunyai efek jauh lebih rendah dalam menurunkan kolesterol dari pada
simvastatin maka dosis simvastatin dalam percobaan ini diturunkan menjadi
25% dari dosis uji sebenarnya. Sehingga dosis ekstrak yang diberikan masih
memungkinkan untuk diberikan secara oral.
2. Berat tablet 200 mg, mengandung 20 mg simvastatin
3. Ditimbang 15 mg yang mengandung simvastatin 1,5 mg
4. Hasil timbangan dilarutkan dalam CMC ad 30 ml, mengandung simvastatin
,

= 0,05 mg per tiap kali pemberian

5. Diberi ke tikus 1 ml/ hari


6. Maka dosis simvastatin yang digunakan 0,05 mg/ hari

59
Lampiran 15. Pemeriksaan Parameter Ekstrak Ganggang Merah

1. Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa)


A. Perhitungan Rendemen Ekstrak yang didapat
Bobot ekstrak yang dihasilkan
% Rendemen = x 100%
Bobot awal simplisia

= x 100%

= 7,1 %
B. Pemeriksaan Kadar Air
Berat cawan kosong (A) = 24,5670 gr
Berat sampel = 1,0035 gr
Berat cawan + sampel sebelum di oven (B) = 25,5705 gr
Berat cawan + sampel setelah di oven (C) = 25,5603 gr
% Kadar Air = x 100%

, ,
= x 100 %
,

= 0, 039 %
C. Pemeriksaan Kadar Abu

Berat cawan kosong (A) = 22,4150 gr

Berat sampel = 1,0015 gr

Berat cawan + sampel sebelum di tanur (B) = 23,4165 gr

Berat cawan + sampel setelah di tanur (C) = 22,4170 gr

% Kadar Abu = x 100%

, ,
= x 100 %
, ,

= 0,200 %

60
Lampiran 16.Hasil Uji Pendahuluan Ekstrak Etanol 70% Ganggang merah (Gracilaria
verrucosa)Terhadap penurunan jumlah kolesterol total dalam darah
Tabel 11.Hasil uji pendahuluan ekstrak etanol 70% ganggang merah (Gracilaria verrucosa)
Terhadap penurunan jumlah kolesterol total dalam darah .

Jumlah Kolesterol Total


No. Perilaku Dosis No. (mg/dL) 21 hari
0 14 21
2 1. 115 149 137
1. Dosis I
mg/200gramBB 2. 118 134 131
Rata - rata 116,5 141,5 134

20 1. 118 151 131


2. Dosis II
mg/200gramBB 2. 116 157 137
Rata - rata 117 154 134

200 1. 116 151 133


3. Dosis III
mg/200gramBB 2. 117 144 124
Rata - rata 116,5 147,5 128,5

400 1. 113 153 149


4. Dosis IV
mg/200gramBB 2. 110 151 146
Rata - rata 111,5 152 147,5

61
Lampiran 17. Hasil Uji Lanjutan Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah (Gracilaria

verrucosa)Terhadap Penurunan Jumlah Kolesterol Total Dalam Darah.

Tabel 12. Hasil uji lanjutan ekstrak etanol 70% terhadap penurunan jumlah kolesterol total
dalam darah.

Jumlah Kolesterol Total (mg/dL) selama 35 hari


Kel Perlakuan Dosis No pengamatan
0 14 21 28 35
1 110 111 110 111 112
2 114 115 116 115 117
Kontrol
- 3 112 113 114 115 115
1 Normal
4 112 113 114 113 114
5 111 113 113 114 114
Rata-rata 111.8 113 113.4 113.6 114.4
1 118 140 111 87 70
2 119 146 117 95 76
0,05 mg/gramBB 3 118 144 115 91 74
2 Simvastatin
4 118 144 116 92 75
5 111 144 115 91 77
Rata-rata 116.8 143.6 114.8 91.2 74.4
1 117 151 143 137 135
2 116 152 142 136 134
3 115 153 141 135 133
3 Dosis I 40mg/200gramBB
4 114 141 131 126 124
5 115 157 137 134 126
Rata-rata 115.4 150.8 138.8 133.6 130.4
1 116 152 133 119 111
2 116 153 133 119 113
Dosis II 80mg/200gramBB 3 113 154 134 121 114
4
4 117 145 125 112 105
5 113 145 124 111 104
Rata-rata 115 149.8 129.8 116.4 109.4
1 116 152 125 104 87
2 117 150 121 101 86
3 119 158 131 110 94
5 Dosis III 160mg/200gramBB
4 118 141 114 94 77
5 114 144 119 97 74
Rata-rata 116.8 149 122 101.2 83.6

62
Tabel 13. Bobot Badan Tikus Selama Perlakuan
Tikus Data Pengamatan Berat Badan Tikus (gram)
0 14 21 28 35
Kontrol 1 199 200 203 205 205
Normal 2 198 201 202 203 206
3 176 180 183 185 189
4 197 200 202 204 206
5 202 202 201 201 200
Rata-Rata 192,5 195,25 197,5 199,25 201,5
Kontrol 1 192 194 197 200 203
Pembanding 2 188 189 191 194 201
3 189 193 197 199 204
4 201 204 208 210 214
5 199 204 203 202 201
Rata-Rata 192,5 195 198,25 200,75 205,5
Ganggang 1 204 206 209 210 214
Merah 2 177 180 188 189 193
Dosis I 3 190 193 197 199 200
4 189 190 194 197 201
5 201 208 208 207 206
Rata-Rata 190 192,25 197 198,75 202
Ganggang 1 190 193 197 199 203
Merah 2 184 185 187 188 192
Dosis II 3 194 197 198 199 203
4 194 197 200 200 205
5 194 195 195 198 199
Rata-Rata 190,5 193 195,5 196,5 200,75
Ganggang 1 182 185 188 191 195
Merah 2 192 195 199 201 208
Dosis III 3 199 200 204 205 207
4 188 185 189 190 194
5 199 199 200 202 203
Rata-Rata 190,25 191,25 195 196,75 201

63
Lampiran 18. Hasil Statistik Anova

A. Dosis Ekstrak etanol 70% Gracilaria verrucosa

1. Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov dan Uji Homogenitas Levene terhadap penurunan

jumlah kolesterol total pada tikus.

a. Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov

Tujuan :Untuk mengetahui kenormalan data penurunan jumlah kolesterol totalsebagai

syarat uji ANOVA

Hipotesis

Ho : Data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus yang terdistribusi normal

Ha : Data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus yang tidak terdistribusi

normal

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak

Tabel 14. Uji normalitas ANOVA pada data peningkatan jumlah trombosit

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KELOMPOK HARI_0 HARI_14 HARI_21 HARI_28 HARI_35


N 25 25 25 25 25 25
Normal Parameters(a,b) Mean 3.00 115.16 141.24 123.76 111.20 102.44
Std.
Deviatio 1.443 2.656 15.230 10.533 15.182 21.469
n
Most Extreme Differences Absolute .156 .144 .268 .179 .109 .175
Positive .156 .083 .158 .179 .105 .162
Negativ
-.156 -.144 -.268 -.114 -.109 -.175
e
Kolmogorov-Smirnov Z .779 .720 1.338 .897 .543 .875
Asymp. Sig. (2-tailed) .579 .677 .056 .396 .930 .429
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

64
Keputusan:Nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima, artinya data jumlah penurunan

jumlah kolesterol total dalam darah tikus seluruh kelompok perlakuan terdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas Levene

Tujuan : untuk melihat homogenitas data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah
tikus.

Hipotesis
Ho : Data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus bervariasi homogen

Ha : Data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus yang bervariasi tidak

homogen

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak

Tabel 15. Uji homogenitas ANOVA data jumlah penurunan kadar kolesterol total

Test of Homogeneity of Variances

Levene
Statistic df1 df2 Sig.
HARI_0 1.212 4 20 .337
HARI_14 2.679 4 20 .062
HARI_21 2.587 4 20 .068
HARI_28 1.892 4 20 .151
HARI_35 5.139 4 20 .055

Keputusan : Nilai signifikansi ≥ 0,05maka Ho diterima, artinya data penurunan jumlah

kolesterol total dalam darah tikus seluruh kelompok perlakuan bervariasi homogen pada

hari ke-0, ke-14, ke-21, ke-28 dan ke-35.

65
Kesimpulan : Data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus pada hari ke-0,

ke-14, ke-21, ke-28 dan ke-35 (P-value ≥ 0,05) maka dapat dilakukan uji ANOVA

karena memenuhi syarat uji ANOVA.

Tabel 16. Uji ANOVA data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikuspada

hari ke-0, ke-1, ke-3, ke-5 dan ke-7.

ANOVA

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
HARI_0 Between
83.760 4 20.940 4.893 .006
Groups
Within Groups 85.600 20 4.280
Total 169.360 24
HARI_14 Between
5139.760 4 1284.940 60.213 .000
Groups
Within Groups 426.800 20 21.340
Total 5566.560 24
HARI_21 Between
2266.960 4 566.740 28.652 .000
Groups
Within Groups 395.600 20 19.780
Total 2662.560 24
HARI_28 Between
5172.800 4 1293.200 72.004 .000
Groups
Within Groups 359.200 20 17.960
Total 5532.000 24
HARI_35 Between
10572.160 4 2643.040 107.879 .000
Groups
Within Groups 490.000 20 24.500
Total 11062.160 24

Kesimpulan : Dari hasil uji ANOVA, Penurunan jumlah kolesterol total pada hari ke 0,
ke-14, ke-21, ke-28, dan ke-35 terdapat perbedaan pada data jumlah penurunan kolesterol
total karena memiliki nilai signifikan (p ≤0,05). Maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least
Significant Difference) atau uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Uji BNT merupakan uji
lanjutan yang dilakukan apabila hasil pengujian menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna.Tujuannya adalah untuk menentukan kelompok mana yang memberikan nilai
yang berbeda secara bermakna dengan kelompok lainnya.

66
Tabel 17.Uji BNT data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus pada harike-

0, ke-1, ke-3, ke-5 dan ke-7

Multiple Comparisons

Depende
nt (I) (J) Mean Difference
Variable KELOMPOK KELOMPOK (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Upper
Bound Bound
HARI_0 normal pembanding -5.00(*) 1.308 .001 -7.73 -2.27
uji1 -3.60(*) 1.308 .012 -6.33 -.87
uji2 -3.20(*) 1.308 .024 -5.93 -.47
uji3 -5.00(*) 1.308 .001 -7.73 -2.27
pembanding normal 5.00(*) 1.308 .001 2.27 7.73
uji1 1.40 1.308 .297 -1.33 4.13
uji2 1.80 1.308 .184 -.93 4.53
uji3 .00 1.308 1.000 -2.73 2.73
uji1 normal 3.60(*) 1.308 .012 .87 6.33
pembanding -1.40 1.308 .297 -4.13 1.33
uji2 .40 1.308 .763 -2.33 3.13
uji3 -1.40 1.308 .297 -4.13 1.33
uji2 normal 3.20(*) 1.308 .024 .47 5.93
pembanding -1.80 1.308 .184 -4.53 .93
uji1 -.40 1.308 .763 -3.13 2.33
uji3 -1.80 1.308 .184 -4.53 .93
uji3 normal 5.00(*) 1.308 .001 2.27 7.73
pembanding .00 1.308 1.000 -2.73 2.73
uji1 1.40 1.308 .297 -1.33 4.13
uji2 1.80 1.308 .184 -.93 4.53
HARI_14 normal pembanding -30.60(*) 2.922 .000 -36.69 -24.51
uji1 -37.80(*) 2.922 .000 -43.89 -31.71
uji2 -36.80(*) 2.922 .000 -42.89 -30.71
uji3 -36.00(*) 2.922 .000 -42.09 -29.91
pembanding normal 30.60(*) 2.922 .000 24.51 36.69
uji1 -7.20(*) 2.922 .023 -13.29 -1.11
uji2 -6.20(*) 2.922 .047 -12.29 -.11
uji3 -5.40 2.922 .079 -11.49 .69
uji1 normal 37.80(*) 2.922 .000 31.71 43.89
pembanding 7.20(*) 2.922 .023 1.11 13.29
uji2 1.00 2.922 .736 -5.09 7.09
uji3 1.80 2.922 .545 -4.29 7.89
uji2 normal 36.80(*) 2.922 .000 30.71 42.89
pembanding 6.20(*) 2.922 .047 .11 12.29
uji1 -1.00 2.922 .736 -7.09 5.09
uji3 .80 2.922 .787 -5.29 6.89
uji3 normal 36.00(*) 2.922 .000 29.91 42.09
pembanding 5.40 2.922 .079 -.69 11.49

67
uji1 -1.80 2.922 .545 -7.89 4.29
uji2 -.80 2.922 .787 -6.89 5.29
HARI_21 normal pembanding -1.40 2.813 .624 -7.27 4.47
uji1 -25.40(*) 2.813 .000 -31.27 -19.53
uji2 -16.40(*) 2.813 .000 -22.27 -10.53
uji3 -8.60(*) 2.813 .006 -14.47 -2.73
pembanding normal 1.40 2.813 .624 -4.47 7.27
uji1 -24.00(*) 2.813 .000 -29.87 -18.13
uji2 -15.00(*) 2.813 .000 -20.87 -9.13
uji3 -7.20(*) 2.813 .019 -13.07 -1.33
uji1 normal 25.40(*) 2.813 .000 19.53 31.27
pembanding 24.00(*) 2.813 .000 18.13 29.87
uji2 9.00(*) 2.813 .005 3.13 14.87
uji3 16.80(*) 2.813 .000 10.93 22.67
uji2 normal 16.40(*) 2.813 .000 10.53 22.27
pembanding 15.00(*) 2.813 .000 9.13 20.87
uji1 -9.00(*) 2.813 .005 -14.87 -3.13
uji3 7.80(*) 2.813 .012 1.93 13.67
uji3 normal 8.60(*) 2.813 .006 2.73 14.47
pembanding 7.20(*) 2.813 .019 1.33 13.07
uji1 -16.80(*) 2.813 .000 -22.67 -10.93
uji2 -7.80(*) 2.813 .012 -13.67 -1.93
HARI_28 normal pembanding 22.40(*) 2.680 .000 16.81 27.99
uji1 -20.00(*) 2.680 .000 -25.59 -14.41
uji2 -2.80 2.680 .309 -8.39 2.79
uji3 12.40(*) 2.680 .000 6.81 17.99
pembanding normal -22.40(*) 2.680 .000 -27.99 -16.81
uji1 -42.40(*) 2.680 .000 -47.99 -36.81
uji2 -25.20(*) 2.680 .000 -30.79 -19.61
uji3 -10.00(*) 2.680 .001 -15.59 -4.41
uji1 normal 20.00(*) 2.680 .000 14.41 25.59
pembanding 42.40(*) 2.680 .000 36.81 47.99
uji2 17.20(*) 2.680 .000 11.61 22.79
uji3 32.40(*) 2.680 .000 26.81 37.99
uji2 normal 2.80 2.680 .309 -2.79 8.39
pembanding 25.20(*) 2.680 .000 19.61 30.79
uji1 -17.20(*) 2.680 .000 -22.79 -11.61
uji3 15.20(*) 2.680 .000 9.61 20.79
uji3 normal -12.40(*) 2.680 .000 -17.99 -6.81
pembanding 10.00(*) 2.680 .001 4.41 15.59
uji1 -32.40(*) 2.680 .000 -37.99 -26.81
uji2 -15.20(*) 2.680 .000 -20.79 -9.61
HARI_35 normal pembanding 40.00(*) 3.130 .000 33.47 46.53
uji1 -16.00(*) 3.130 .000 -22.53 -9.47
uji2 5.00 3.130 .126 -1.53 11.53
uji3 30.80(*) 3.130 .000 24.27 37.33
pembanding normal -40.00(*) 3.130 .000 -46.53 -33.47
uji1 -56.00(*) 3.130 .000 -62.53 -49.47
uji2 -35.00(*) 3.130 .000 -41.53 -28.47

68
uji3 -9.20(*) 3.130 .008 -15.73 -2.67
uji1 normal 16.00(*) 3.130 .000 9.47 22.53
pembanding 56.00(*) 3.130 .000 49.47 62.53
uji2 21.00(*) 3.130 .000 14.47 27.53
uji3 46.80(*) 3.130 .000 40.27 53.33
uji2 normal -5.00 3.130 .126 -11.53 1.53
pembanding 35.00(*) 3.130 .000 28.47 41.53
uji1 -21.00(*) 3.130 .000 -27.53 -14.47
uji3 25.80(*) 3.130 .000 19.27 32.33
uji3 normal -30.80(*) 3.130 .000 -37.33 -24.27
pembanding 9.20(*) 3.130 .008 2.67 15.73
uji1 -46.80(*) 3.130 .000 -53.33 -40.27
uji2 -25.80(*) 3.130 .000 -32.33 -19.27
LSD
* The mean difference is significant at the .05 level.

Kesimpulan :
1. Pada hari ke-0, kadar kolesterol total seluruh kelompok ekstrak uji, dan kontrol
pembanding menunjukkan berbeda secara bermakna (p ≤ 0.05) dengan kontrol normal;
kelompok ekstrak uji dosis I menunjukkan berbeda secara bermakna (p≤0,05) dengan
kontrol pembanding
2. Pada hari ke-14, kadar kolesterol total seluruh kelompok uji dosis ekstrak, dan kontrol
pembanding berbeda secara bermakna (p ≤ 0.05) dengan kontrol normal karena uji I, uji II,
uji III, dan kontrol pembanding telah mengalami kenaikan kolesterol total.
3. Pada hari ke-21, kadar kolesterol total seluruh kelompok ekstrak uji, dan kontrol
pembanding menunjukkan berbeda secara bermakna (p ≤ 0.05) dengan kontrol normal;
kontrol pembanding, ekstrak uji dosis II dan ekstrak uji III menunjukkan berbeda secara
bermakna (p≤0,05) dengan kontrol normal;ekstrak uji dosis I menunjukkan berbeda secara
bermakna (p≤0,05) dengan kontrol pembanding.
4. Pada hari ke-28, kadar kolesterol total seluruh kelompok ekstrak uji, dan kontrol
pembanding menunjukkan berbeda secara bermakna (p ≤ 0.05) dengan kontrol normal;;
ekstrak uji dosis II menunjukkan berbeda secara bermakna (p ≤ 0.05) dengan kontrol
pembanding.
5. Pada hari ke-35, kadar kolesterol total seluruh kelompok ekstrak uji, dan kontrol
pembanding menunjukkan berbeda secara bermakna (p ≤ 0.05) dengan kontrol normal;;
ekstrak uji dosis II menunjukkan berbeda secara bermakna (p ≤ 0.05) dengan kontrol
pembanding..

69

Anda mungkin juga menyukai