RINGKASAN
Latar Belakang : Perilaku remaja yang ingin mencoba segala sesuatu yang
berhubungan dengan seks merupakan hal yang sangat rawan. Jika dibiarkan,
akibatnya akan sangat buruk dan dapat merugikan masa depan remaja, khususnya
perempuan. Untuk menyelamatkan masa depan generasi penerus, maka remaja harus
mendapatkan pengetahuan seksual pranikah. Yang dimaksud pengetahuan seksual
pranikah remaja, yaitu pemahaman tentang seksualitas yang dilakukan sebelum
menikah yang terdiri dari pengetahuan tentang fungsi hubungan seks, akibat seks
pranikah, dan faktor yang mendorong seks pranikah. Sebagai langkah awal
pencegahan hubungan seks pranikah, dapat dilakukan peningkatan pengetahuan
remaja mengenai kesehatan seksual yang ditunjang dengan materi komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) yang tegas tentang segala hal yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi dan seksual remaja secara proaktif baik secara formal maupun
non formal.
Tujuan : Menciptakan media KIE seksual pranikah yang menarik dan
dapat digunakan langsung oleh remaja sekaligus media negosiasi hubungan seksual
dengan pasangan
Metode : Karsa Cipta yang tercipta dari program ini adalah tas berdesain
pengetahuan seksual yang dibuat menggunakan teknik penyablonan dengan
memanfaatkan teknologi desain gambar.
BAB 1
PENDAHULUAN
dapat digunakan langsung oleh remaja sekaligus media negosiasi hubungan seksual
dengan pasangan. Karena menurut Winanti Siwi Respati dalam artikelnya yang
berjudul “Problematika Remaja Akibat Kurangnya Informasi Kesehatan Reproduksi”
menyebutkan kebanyakan remaja juga kekurangan informasi dasar mengenai
keterampilan menegosiasikan hubungan seksual dengan pasangannya.
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mencegah hubungan seksual
pranikah di kalangan remaja.
2. Tujuan khusus:
a. Meningkatkan pengetahuan seksual pranikah dikalangan pelajar SMA
b. Menggugah kesadaran para remaja akan bahaya seks pranikah
c. Mencegah terjadinya seks pranikah di kalangan remaja
5
1.5 KEGUNAAN
Program ini memiliki berbagai kegunaan bagi berbagai aspek kehidupan.
Program ini secara sosial dapat menggambarkan perilaku seks pranikah dan
meningkatkan kesadaran akan bahaya seks pranikah di kalangan remaja menengah.
Dilihat dari segi budaya, program ini dapat membangun sebuah tatanan baru, yaitu
remaja yang sehat bebas dari seks pranikah. Sedangkan secara ilmu pengetahuan dan
teknologi, program ini menjadi sebuah terobosan baru dari pemanfaatan teknologi
dan desain gambar sehingga kedepannya akan menggali ide-ide kreatif lain dalam
pemanfaatan teknologi yang ada.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Masalah yang terjadi di kalangan remaja adalah masalah yang kompleks.
Hasil sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menunjukkan
proporsi remaja yang cukup banyak, yaitu 26,67 % dari 237,6 juta jiwa. Berarti
sekitar 63,4 juta jiwa penduduk Indonesia adalah remaja. Ada tiga masalah remaja
yang sangat penting yang dikenal dengan istilah Triad Kesehatan Reproduksi
Remaja, yaitu seksualitas, NAPZA, HIV/AIDS. Diantara ketiga masalah tersebut,
seksualitas sedang menjadi sorotan utama, karena dari hasil survey terbaru terjadi
peningkatan angka remaja yang melakukan hubungan seks bebas, khususnya remaja
menengah yang rata-rata sedang menempuh pendidikan di jenjang Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
Hasil survei dari 33 provinsi di Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa 63% remaja SMP dan SMA pernah melakukan hubungan seks. Angka ini naik
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu penelitian tahun 2005-2006 di
kota-kota besar, ditemukan sekitar 47% hingga 54% remaja mengaku melakukan
6
hubungan seks sebelum nikah. Masih di tahun yang sama, survei Komnas Anak
bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di 12 provinsi pada tahun
2010 menunjukkan bahwa sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU yang disurvei
mengaku pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks. Sebanyak 62,7% anak
SMP yang diteliti mengaku sudah tidak perawan, 21,2% remaja SMA yang disurvei
mengaku pernah melakukan aborsi dan 97% pelajar SMP dan SMA yang disurvei
mengaku suka menonton film porno.
Film porno merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan dorongan
seksual remaja. Selengkapnya Departemen Kesehatan RI (2008) menjelaskan faktor
yang meningkatkan dorongan seksual remaja antara lain melihat film porno, melihat
gambar porno, mendengar cerita porno, berduaan di tempat sepi, berkhayal tentang
seksual dan menggunakan obat perangsang (NARKOBA).
Dorongan seksual yang kuat sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual
remaja. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku
ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku
berkencan, berciuman, bercumbu dan bersenggama. Objek seksual dapat berupa
orang, baik sesama jenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri
Penyaluran dengan orang lain terkadang dilakukan karena banyak dari remaja yang
tidak dapat menahan dorongan seksualnya sehingga mereka melakukan hubungan
seksual pranikah (Behrman, Kliegman & Jenson 2004).
Menurut Sarwono (2003) hubungan seksual pranikah adalah segala tingkah
laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama
jenis, yang dilakukan diluar hubungan pernikahan. Hubungan seks pranikah inilah
yang kemudian menjadi masalah utama di kalangan remaja. Terpilihnya hubungan
seks pranikah menjadi masalah utama bukannya tanpa alasan. Bagi remaja, seks
pranikah merupakan hal yang sangat beresiko dan berdampak pada kesehatan
reproduksi dan seksual remaja.
Akibat perilaku seks pranikah bagi remaja menurut Departemen Kesehatan
(2008) antara lain:
a. Menambah risiko tertular penyakit menular seksual (PMS)
7
Alasan lain untuk melakukan hubungan seks adalah karena didorong oleh
kekasih. Remaja perempuan belajar untuk mengaitkan hubungan seks dengan cinta.
Mereka sering merasionalkan tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada
diri mereka sendiri bahwa mereka terhanyut cinta. Sejumlah peneliti menemukan
bahwa remaja perempuan, lebih daripada remaja laki-laki, mengatakan bahwa alasan
utama mereka aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta (Santrock, 2003).
Remaja laki-laki mungkin menyadari bahwa remaja perempuan telah
disosialisasikan dengan etika cinta. Mereka juga mungkin tahu bahwa tekanan untuk
memiliki kekasih yang dirasakan oleh banyak perempuan. Dua pernyataan klasik
yang sering dikatakan oleh laki-laki menunjukkan bahwa mereka paham pemikran
perempuan tentang seks dan cinta. “Kamu pasti mau kalau kamu benar-benar
mencintai saya” dan “Kalau kamu benar-benar mencintai saya, kamu pasti mau
berhubungan seks dengan saya” (Santrock, 2003).
Permasalahan yang dihadapi oleh remaja ini tidak lepas dari pengetahuan
mereka tentang seksual pranikah (seks bebas). Bungin (2001) menyatakan bahwa
remaja yang mendapat informasi yang benar tentang seksual pranikah maka mereka
akan cenderung mempunyai sikap negatif. Sebaliknya remaja yang kurang
pengetahuannya tentang seksual pranikah cenderung mempunyai sikap positif/ sikap
menerima adanya perilaku seksual pranikah sebagai kenyataan sosiologis. Oleh
karena itu, peranan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kesehatan reproduksi
dan seksual remaja sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi agar remaja memiliki sikap dan perilaku yang lebih
bertanggung jawab (Widyastuti et al, 2009).
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
4. Tahap persiapan
Pembelian bahan-bahan yang diperlukan, seperti tas kanvas warna putih dan
warna lain, screen, triplek, super X (obat afdruk), tinta quaret, kertas HVS A4,
minyak goreng dan pembuatan desain gambar atau tulisan pengetahuan seksual
pranikah.
9
5. Pelaksanaan
- Sebelum melakukan pembuatan film di screen siapkan dulu desain yang
sudah diprint di kertas kalkir, atau dikertas HVS namun harus diberi minyak
goreng dulu agar kertas bisa transparant.
- Screen bagian luar dan dalam diolesi dengan obat afdruk sampai rata dan tipis
- Screen yang telah rata diolesi obat kemudian dikeringkan menggunakan
hairdryer dengan rata bagian depan dan belakang sampai benar-benar kering.
- Setelah screen kering, kemudian film diletakkan di atas screen bagian luar
dengan posisi terbalik
- Letakkan dan atur screen di atas tas
- Siapkan cat sesuai warna yang diinginkan, menggunakan tinta quaret
- Tuangkan cat di screen
- Ratakan cat yang ada di screen dengan rakel
6. Penyelesaian
Setelah proses penyablonan, kemudian di keringkan memakai hairdryer atau
kipas angin. Maka tas SENSATION selesai dibuat.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
3 Perjalanan
- Transportasi pemesanan tas 1 keg 250.000 250.000
kanvas
- Distribusi tas ke SMA- 6 keg 15.000 90.000
SMA dan komunitas remaja
lainnya
4 Lain-lain
Administrasi
- Kertas A4 1 rim 40.000 40.000
- Penjilidan 6 buah 5.000 30.000
Komunikasi
- Pulsa 1 lbr voucher 50.000 50.000
Total 10.800.000