Anda di halaman 1dari 6

Vol. 3, No.

1, Tahun 2014

SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG JAGUNG DAN


TEPUNG UBI JALAR DALAM PENGOLAHAN MIE BASAH

Siti Nurbayah, S.TP(1), dan Hermiza Mardesci, S.TP., MP(2)


(1)
Alumni Teknologi Pangan FAPERTA UNISI
(2)
Dosen Teknologi Pangan FAPERTA UNISI
mimzaaci@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi yang tepat pada
subsitusi tepung terigu dengan tepung jagung dan tepung ubi jalar mie basah.
Penelitian ini akan dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan dalam
penelitian ini adalah: T0 : Tepung terigu 100%, tepung jagung 0% dan tepung Ubi
jalar 0%. T1 : Tepung terigu 0%, tepung jagung 40% dan tepung Ubi jalar 60%. T2 :
Tepung terigu 30%, tepung jagung 50% dan tepung Ubi jalar 20%. T3 : Tepung
terigu 40%, tepung jagung 60% dan tepung Ubi jalar 0%. T4 : Tepung terigu 50%,
tepung jagung 0% dan tepung Ubi jalar50%.
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik untuk kadar air diperoleh
dari perlakuan T3 (Tepung terigu 40%, tepung jagung 60%), yaitu 60,47%. Kadar
abu terbaik diperoleh pada perlakuan T3 (Tepung terigu 40%, tepung jagung 60%),
yaitu 0,16%, dan kadar protein terbaik diperoleh pada perlakuan T4(Tepung terigu
50%, tepung jagung 0% dan tepung Ubi jalar 50%), yaitu 3,03%.
Kata Kunci : mie basah, tepung ubi jalar, tepung terigu

PENDAHULUAN produktivitasnya belum mampu


mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Mie merupakan salah satu jenis
produk pasta yang telah dikenal oleh Beberapa keunggulan lain mie
masyarakat. Umumnya berbahan dasar jagung instan adalah kandungan
tepung terigu yang berasal dari tanaman lemaknya yang lebih rendah
gandum yang menjadi pangan pokok dibandingkan mie terigu instan serta
bagi sebagian besar penduduk dunia. tidak perlunya digunakan pewarna
Tanaman ini jarang ditemukan di buatan (Tartrazine) seperti halnya dalam
Indonesia karena kondisi fisik pengolahan mie terigu instan.
lingkungan indonesia tidak cocok Warna kuning pada mie basah
terhadap tanaman gandum yang jagung merupakan karakteristik khas
merupakan tanaman subtropiks gandum yang dapat meningkatkan nilai tambah
diproses menjadi tepung di Indonesia mie basah jagung. Warna kuning pada
yang diimpor dari Negara produsen mie basah jagung menunjukkan bahwa
seperti Amerika Serikat, Kanada, masih terdapat kandungan pigmen
Australia, Uni Erora dan India. Beberpa karotenoid pada mie.Selain itu, warna
peneliti di Indonesia telah ada yang kuning juga dapat disebabkan adanya
membudidayakan gandum, namun reaksi oleh garam-garam alkali.
Keunikan mie basah jagung akan lebih

Jurnal Teknologi Pertanian 55


Vol. 3, No. 1, Tahun 2014

bermanfaat bila penggunaannya adanya kandungan beta karoten.


disesuaikan dengan segmentasi Sedangkan pada tepung ubi jalar dalam
tertentu.Sebagai contoh, warna mie pembuatan mie basah diharapkan selain
basah jagung yang kuning dapat dapat meningkatkan karakteristik nilai
menambah daya tarik makanan gizi dari mie yang dihasilkan
tradisional seperti soto mie,mie goreng dibandingkan dengan pembuatan mie
atau mie bakso. Selain itu, pemanfaatan menggunakan tepung terigu 100%, juga
mie basah jagung tentu menunjang dapat mengurangi pemakaian tepung
upaya diversifikasi pangan (Rianto, terigu dalam jumlah besar, mengingat
2006). pengadaan tepung terigu harus impor
dari luar negeri.
Ubi jalar (Ipomea batatas L.)
merupakan tanaman sumber karbohidrat, Penelitian tentang subtitusi
selain itu juga merupakan sumber tepung terigu pada pembuatan mie telah
vitamin dan mineral. Diharapkan dengan dilakukan oleh beberapa orang seperti
mengkonsumsi ubi jalar sebagai Rahmiaty (2006) yang menyatakan
makanan tambahan dapat meningkatkan penambahan tepung sagu konsentrasi
konsumsi vitamin A dan C lebih banyak. 10% pada pembuatan mie kering
Konsumsi ubi jalar sebagai pangan, merupakan komposisi paling baik. Selain
sebagian besar dilakukan dengan cara itu, menurut Rovianty (2005),
disantap dari pemasakan ubi segar. penambahan tepung tapioka pada
Keragaman-keragaman kecil dilakukan konsentrasi 30% pada pembuatan mie
dengan perubahan bentuk atau kering merupakan perlakuan yang paling
penambahan bumbu seperti ubi rebus, baik.
ubi goreng, kolak dan keripik. Filipina
Permasalahan yang menjadi dasar
telah mengembangkan produk olahan dilakukan penelitian ini adalah berapa
ubi jalar menjadi berbagai produk seperti persen subsitusi tepung terigu dengan
manisan, asinan, jam, sari buah dan tepung jagung dan tepung ubi jalar yang
berbagai jenis minuman pada tingkat dapat menghasilkan mie yang paling
komersial. disukai dan untuk mengetahui
Penggunaan tepung jagung dan bagaimana pengaruh penambahan
tepung ubi jalar dalam pembuatan mie tepung jagung dan tepung ubi jalar
basah dibatasi oleh karakteristik terhadap sifat kimiawi mie.
fungsional, terutama disebabkan oleh
kandungan protein gluten (memiliki sifat Tujuan Penelitian
elastis dan kenyal) yang sangat rendah, Penelitian ini bertujuan untuk
sehingga masih dibutuhkan tepung terigu mendapatkan komposisi yang tepat pada
dalam jumlah sedikit untuk memenuhi subsitusi tepung terigu dengan tepung
kebutuhan protein gluten pada jagung dan tepung ubi jalar Mie Basah.
pembuatan mie basah. Penggunaan
tepung jagung dalam pembuatan mie Manfaat Penelitian
basah memiliki keunggulan yaitu dapat Manfaat penelitian ini adalah :
mengurangi biaya bahan baku dan 1. Memberikan pengetahuan yang
produksi, mengurangi ketergantungan bermanfaat pada masyarakat tentang
terhadap bahan baku terigu, memberikan penelitian ini yaitu bagaimana cara
keunggulan terhadap mie, yaitu tanpa mengolah mie basah yang
menggunakan pewarna sintesis dan dihasilkan dari subtitusi tepung

56 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 3, No. 1, Tahun 2014

terigu dengan tepung jagung dan basah, kemudian akan dianalisis secara
tepung ubi jalar. statistik dengan menggunakan sidik
2. Sebagai Sumber Informasi dan ragam, jika F hitung sama atau lebih
Pengetahuan pada pembuatan mi besar dari F table maka dilakukan uji
basah yang dihasilkan. lanjut BNJ pada taraf 5%.

Pelaksanaan penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan Alat 1. Pembuatan Tepung Ubi Jalar
Bahan yang digunakan pada
pembuatan mie adalah Tepung ubi jalar dapat dibuat
tepumgterigu,tepung jagung cakra secara langsung dari ubi jalar yang
kembar,tepung ubi jalar varietas dihancurkan dan kemudian
sukuh,soda abu, garam,air, cuka dan dikeringan,tetapi dapat pula dibuat dari
telur. Bahan kimia yang digunakan gaplek ubi jalar yang dihaluskan
untuk analisis yaitu CuSO4, K2SO4Se, (digiling) dan kemudian diayak
aquades, NaOH 50%, H3BO3, HCL 0,1 (disaring),Pembuatan tepung ubi jalar
N, NaOH 4 N, larutan luft, H2SO4 25%, dilakukan dengan cara pengeringan atau
KI 20%, Na2S2O3 0,1 N, K2CrO dan penjemuran dengan sinar matahari, irisan
amilum. tipis daging ubi jalar yang telah dikupas
Alat alat yang menggunakan dan dicuci bersih,kemudian dijemur,
adalah pisau, lesung, ayakan, baskom, Setelah kering,irisan dihancurkan dan
ampia, dandang pengukus, timbangan, diayak sampai menjadi tepung dengan
plastik, oven, kompor, sendok pengaduk, tingkat kehalusan tertentu (80-100
cawan porselin, desikator, labu kjeldahl, mesh).
labu ukur Dan Erlemeyer. 2. Pembuatan Mie
Tahap proses pembuatan mi
kering mengacu pada Astawan (1999),
Metode Penelitian adalah sebagai berikut :
Penelitian ini akan dilakukan a. Pencampuran bahan dan
secara eksperimen dengan menggunakan pembuatan adonan.
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Semua bahan yang digunakan
dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. dicampurkan, yaitu tepung sebanyak
Adapun perlakuan dalam penelitian ini 1000 g sesuai dengan perlakuan.
adalah: Masing-masing perlakuaan ditambahan
T0 : Tepung terigu 100%, tepung jagung soda abu 1,5%, garam 05% air 37%,
0% dan tepung Ubi jalar 0%. cuka 0,5% dan telur 3 butir. Semua
T1 : Tepung terigu 0%, tepung jagung bahan tersebut dicampurkan secara
40% dan tepung Ubi jalar 60%. manual sehingga terbentuk adonan yang
T2 : Tepung terigu 30%, tepung jagung sempurna.Kesempurnaan adonan
50% dan tepung Ubi jalar 20%. ditandai dengan tidak lengketnya adonan
T3 : Tepung terigu 40%, tepung jagung pada tangan dan dinding permukaan
60% dan tepung Ubi jalar 0%. baskom yang digunakan sebagai tempat
T5 : Tepung terigu 50%, tepung jagung membuat adonan, kemuudian ditekan-
0% dan tepung Ubi jalar50%. tekan sampai permukaan adonan halus.
Parameter yang diamati pada tiga
subtitusi tepung yang diolah menjadi mie

Jurnal Teknologi Pertanian 57


Vol. 3, No. 1, Tahun 2014

b. Penggilingan suhu 100oC selama kurang lebih 3 menit.


Adonan kemudian dibuat Pada air kukusan ditambah sedikit
menjadi bulatan-bulatan kecil, lalu minyak goreng agar mie yang direbus
digiling dengan ampia membentuk tidak lengket satu sama lain. Mie yang
lembaran, dilipat dua kali kemudian telah dikukus kemudian ditiriskan
digiling kembali. Proses ini dilakukan e. Pendinginan
beberapa kali sampai permukaan adonan Mie dipindahkan ke dalam
benar-benar halus. Lembaran adonan nampan plastik lalu didinginkan selama
didiamkan selama kurang lebih 15 menit 15 menit. Tujuan pendinginan ini adalah
agar proses gelatinasi lebih optimal. untuk melepaskan sisa uap panas dan
Setelah itu adonan digiling kembali supaya teksturnya menjadi keras.
dengan ketebalan 1,5-2, mm atau
penggilingan dilakukan dari ketebalan HASIL DAN PEMBAHASAN
(set) 1-4.
Kadar Air
c. Pencetakan Hasil sidik ragam dari perlakuan
Lembaran adonan dipotong substitusi tepung terigu dengan tepung
dengan menggunakan ampia membentuk pisang dalam pembuatan mie kering
tali atau benang-benang. Sampai pada berbeda nyata pada taraf 5% terhadap
tahap ini mie yang diihasilkan adalah parameter kadar air. Pengaruh substitusi
mie mentah, kemudian diistirahatkan tepung pisang dengan tepung terigu
selama kurang lebih 30 menit supaya terhadap kadar air mie kering yang
proses gelatinasinya lebih optimal. dihasilkan setelah uji lanjut dilakukan
d. Pengukusan disajikan pada Tabel 1.
Mie dari pemotongan tersebut
dikukus dalam dandang pengukus pada

Tabel 1. Substitusi Tepung Terigu dengan Campuran Tepung Jagung dan Tepung
Ubi Jalar dalam Pengolahan Mie Basah terhadap Kadar Air Mie Basah
Perlakuan Rata-rata (%)
T1 (terigu 0%, tepung jagung 40%, tepung ubi jalar 60%) 73.13 a
T2 (terigu 30%, tepung jagung 50%, tepung ubi jalar 20%) 67.34 a b
T0 (terigu 100%, tepung jagung 0%, tepung ubi jalar 0%) 64.78 b
T4 (terigu 30%, tepung jagung 50%, tepung ubi jalar 20%) 62.67 b
T3 (terigu 40%, tepung jagung 60%, tepung ubi jalar 0%) 60.47 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf dan pada kolom yang sama
berarti berbeda tidak nyata menurut uji Tuckey taraf 5%.

Dari Tabel 1 terlihat bahwa perlakuan T3, yakni 60,47%. Tingginya


substitusi tepung terigu dengan kadar air pada perlakuan T1 disebabkan
campuran tepung jagung dan tepung ubi karena penambahan tepung jagung 40%
jalar dalam pengolahan mie basah dan tepung ubi jalar 60%, sedangkan
terhadap kadar air mie basah tepung terigu 0%. Tepung jagung dan
memberikan pengaruh nyata terhadap ubi jalar memiliki kandungan glutein
mie basah yang dihasilkan. Kadar air yang rendah, sehingga tidak terjadi
mie basah tertinggi diperoleh pada proses gelatinisasi yang berfungsi
perlakuan T1, yakni 73.13%, sedangkan sebagai pengikat bahan-bahan di dalam
kadar mie basah terendah diperoleh pada adonan yang menyebabkan kadar air

58 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 3, No. 1, Tahun 2014

tinggi karena adonan tidak bisa Kadar Abu


membentuk lembaran mie. Apabila Dari hasil analisis statistika yang
dilakukan pemasakan akan menyerap air dilakukan tentang substitusi tepung
yang cukup banyak. Kadar air pada mie terigu dengan campuran tepung jagung
basah yang dihasilkan pada penelitian ini dan tepung ubi jalar dalam pengolahan
ternyata belum memenuhi standar SNI, mie basah terhadap kadar abu mie basah.
yaitu 20-35%. Data disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Substitusi Tepung Terigu dengan Campuran Tepung Jagung dan Tepung
Ubi Jalar dalam Pengolahan Mie Basah terhadap Kadar Abu Mie Basah
Perlakuan Rata-rata (%)
T4 (terigu 30%, tepung jagung 50%, tepung ubi jalar 20%) 0,60
T1 (terigu 0%, tepung jagung 40%, tepung ubi jalar 60%) 0,46
T0 (terigu 100%, tepung jagung 0%, tepung ubi jalar 0%) 0,29
T2 (terigu 30%, tepung jagung 50%, tepung ubi jalar 20%) 0,24
T3 (terigu 40%, tepung jagung 60%, tepung ubi jalar 0%) 0,16

Dari Tabel 2 terlihat bahwa kadar dihasilkan rendah. Kadar abu semua
abu mie basah yang tertinggi diperoleh perlakuan sudah memenuhi standar SNI,
pada perlakuan T4, yakni 0,60%. yakni maksimum 3.
Sedangkan kadar abu terendah diperoleh
pada perlakuan T3, yakni 0,16%. Pada Kadar Protein
dasarnya tinggi rendahnya kadar abu Dari hasil analisis statistika yang
pada mie dipengaruhi oleh komposisi dilakukan tentang substitusi tepung
kimia yang ditambahkan selama terigu dengan campuran tepung jagung
pembentukan adonan. Selain itu kadar dan tepung ubi jalar dalam pengolahan
abu juga dipengaruhi oleh kadar air. mie basah terhadap kadar abu mie basah.
Apabila kadar air mie basah yang Data disajikan pada Tabel 3.
dihasilkan tinggi, maka kadar abu yang

Tabel 3. Substitusi Tepung Terigu dengan Campuran Tepung Jagung dan Tepung
Ubi Jalar dalam Pengolahan Mie Basah terhadap Kadar Protein Mie Basah
Perlakuan Rata-rata (%)
T0 (terigu 100%, tepung jagung 0%, tepung ubi jalar 0%) 5.03 a
T4 (terigu 30%, tepung jagung 50%, tepung ubi jalar 20%) 3.84 b
T3 (terigu 40%, tepung jagung 60%, tepung ubi jalar 0%) 3.32 bc
T1 (terigu 0%, tepung jagung 40%, tepung ubi jalar 60%) 2.63 cd
T2 (terigu 30%, tepung jagung 50%, tepung ubi jalar 20%) 2.18 d
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf dan pada kolom yang sama
berarti berbeda tidak nyata menurut uji Tuckey taraf 5%.

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa terendah diperoleh pada perlakuan T2,
kadar protein mie basah yang tertinggi yakni 2.18%. Semakin tinggi persentase
diperoleh pada perlakuan T0, yakni tepung jagung yang dicampurkan ke
5,03%. Sedangkan kadar protein dalam mie basah bila dibandingkan

Jurnal Teknologi Pertanian 59


Vol. 3, No. 1, Tahun 2014

dengan tepung terigu akan meningkatkan Zeitschrifft fuer Phytotherapie


kadar protein mie. 18(297-306).
Hatem, Farghaly, Hussein AM. 2010.
DAFTAR PUSTAKA Protective effect of curcumin
Afifah E. 2003. Khasiat dan Manfaat against paracetamol induced liver
Rimpang Temulawak Penyembuh damage. 4(9): 4266-4274.
Aneka Penyakit. Jakarta: Husein S, Parhusip A, Romasi FE. 2009.
Agromedia Pustaka. Study on antibacterial activity
[BPOMRI] Badan Pengawas Obat dan from "Temulawak" (Curcuma
Makanan Republik Indonesia. xanthorrhiza Roxb.) rhizomes
2004. Ketentuan pokok suplemen against pathogenics microbes cell
makanan. Jakarta. destruction. Journal of Applied
and Industrial Biotechnology in
Clark J . 2006. The acidity of phenol.
Tropical Region 2.
ChemGuide. URL.
http://id.wikipedia. Org Hwang, Jae-Kwan dan Rukayadi, Yaya.
[Desember 2007]. 2006. Challenges And
Opportunities In Applying
Devaraj S, Ismali S, Ramanathan S,
Temulawak (Curcuma
Marimuthu S, Fei Y. 2010.
xanthorrhiza Roxb) For Industrial
Evalustion of the
Oral Care Products. Di dalam
hepatoprotective activity of
Prosiding Seminar Nasional
standardized ethanolic extract of
Himpunan Kimia Indonesia.
Curcuma Xanthorrhiza Roxb.
Departemen Kimia FMIPA IPB,
Journal of Medical Plants
Bogor
Resecarch 4(23).
Kikuzaki H. 2000. Ginger for drug and
[Dirjen Hortikultura] Direktorat Jendral
spice purposes. Di dalam: Mazza
Hortikultura Departemen
G, Oomah BD editor. USA:
Pertanian. 2006. Profil Sentra
Technomic Publishing Company.
Produksi Temulawak (Curcuma
Herbs, Botanicals and Teas.
xanthorrhiza Roxb) buku IV.
Jakarta: Direktorat Budidaya Kusnandar F. 2010. Kimia Pangan
Tanaman Sayuran dan Komponen Makro. Cetakan
Biofarmaka, Deptan. Pertama. Jakarta: Dian Rakyat.
Fatmawati DA. 2008. Pola protein dan Liang BO. 1985. Beberapa aspek isolasi,
kandungan kurkuminoid rimpang identifikasi dan penggunaan
temulawak (Curcuma komponen-komponen Curcuma
xanthorriza Roxb.) [skripsi]. Xanthorrhiza Roxb dan Curcuma
Bogor: Program Sarjana Fakultas domestica Vahl. Simposium
Teknologi Pertanian, Institut Nasional Temulawak, UNPAD,
Pertanian Bogor. Bandung.
Hänsel W. 1997. Die Gelbwurzel- Muhlisah F. 2008. Tanaman Obat
Curcuma domestica Val, Keluarga. Jakarta: Penebar
Curcuma Xanthorrhiza Roxb., Swadaya.
Portrait zweier Arzneipflanzen,

60 Jurnal Teknologi Pertanian

Anda mungkin juga menyukai