3 Prinsip Dalam K3
3 Prinsip Dalam K3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala
bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang
dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan
dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut
dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota
masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya
UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.
Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran,
antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi
kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan
menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif
dalam uoaya peningkatan status kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih
aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan
kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam
masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai satu
keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di RW II.
Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan kelompok kerja
kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader kesehatan
dan PKK serta mendayagunakan kelompok karang taruna. Dengan pendekatan dari
Laporan Praktika Komunitas Kelompok 1 Page 1
masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada
masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama
yang baik dengan instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk
mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah
kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi
anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan
lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk
bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitad dan
pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya
meningkatkan status kesehatannya.
1.2 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menemukan tujuan penulisan sebagai
berikut
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area
pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:
1. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
2. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk komunitas
yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
3. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi komunitas
dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas
4. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko personal,
sosial dan lingkungan
5. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk meningkatkan
kesehatan komunitas
6. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan
Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
Gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait
dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan
2.3 Konsep Pukesmas
2.1.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan ,serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelengarakan kegiatan secara menyeluruh ,
terpadu dan kesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat
tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Azrul azwar (1980), puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh
7. Upaya penggobatan
1) Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui
pengkajian riwayat penyakit, mengadakan pemeriksaan
fisik, mengadakan pemeriksaan laboraatorium, dan
membuat diagnosis
2) Melaksanakan tindakan pengobatan
3) Melakukan upaya rujukan
8. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
c. Persiapan Administrasi
Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi
untuk mengadakan konsolidasi dan perijinan kepada instansi terkait.
Surat perijinan diperoleh dari pendidikan yang harus disampaikan ke
Kecamatan Bareng , Kelurahan Mundusewu dan Dusun Mindi.
Selain itu, disusunlah administrasi untuk keperluan praktik dari
mahasiswa sendiri, yaitu format pengkajian kesehatan komunitas,
format asuhan keperawatan keluarga, administrasi kesekretariatan
dan administrasi keuangan.
d. Konsolidasi
Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait
dilakukan selama 2 hari, yaitu pada tanggal 03-05 Desember 2018
dengan mengajukan permohonan ijin dan kerjasama kepada camat
Bareng, Balai desa Mundusewu dan Lurah Mudusewu dusun Mindi.
Selanjutnya, secara resmi mahasiswa diterjunkan pada tanggal 5
Desember 2018 di wilayah RW I dusun Mindi desa Mundusewu
b. Denah Wilayah
Kawin
Tidak Kawin
192 orang 271 orang
37% 53% Janda/Duda
Islam
123 orang Kristen
24%
Hindu
390 orang
Budha
76%
Khonghucu
Jawa
513 orang
100% Madura
Lainnya
23 SD
57 orang orang
11% 4%
SMP
27
orang SMA
5%
5
357 orang
orang PT
70%
1%
0
orang Non Formal
0%
Tidak Sedang Sekolah
Pegawai
Swasta
19%
Lainnya Wiraswasta
49% 7%
Petani
17%
Buruh Tani
Tidak Bekerja nelayan 0%
7% 0%
12%
35%
< 1 Juta
1 - < 3 Juta
3 Juta >
53%
6%
29%
< 1 Juta
1 - < 3 Juta
3 Juta >
65%
14 orang
25% ya
41 orang tidak
75%
26%
37% takut
dilarang
lainnya
37%
0%
0% Gonore
Sifilis
HIV
Lainnya
0%
Sehat
100%
0%
Rutin
Tidak rutin
Tidak pernah
3 orang
100%
lengkap
tidak lengkap
3 orang
100%
Punya
Tidak Punya
3 orang
100%
Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah
3 orang
100%
1 orang Anemia
33% Pre Eklamsi
Lainnya
2 orang
67% Tidak Ada Keluhan
0%
0%
Baik
Cukup
Kurang
3 orang
100%
Spontan
SC
3 orang
100%
1 orang Dokter
33%
Bidan
2 orang Dukun
67%
3) Bufas/buteki
a. Proporsi bufas/buteki berdasarkan produksi ASI di Dusun
Mindi, Desa Mundusewu, Kec. Bareng Kab. Jombang
Tahun 2018
Proporsi bufas/buteki
berdasarkan produksi ASI di
Dusun Mindi
3 orang
100%
Tidak Lancar
Lancar
0%
Proporsi bufas/buteki
berdasarkan keluhan
produksi ASI di Dusun Mindi
0%
Ya
Tidak
3 orang
100%
4) Balita
a. Proporsi balita berdasarkan BB di KMS Dusun Mindi,
Desa Mundusewu, Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018
3 Orang
17%
Hijau
Kuning
Merah
15 orang
83%
11%
Ya
Tidak
89%
11%
Lengkap
Belum lengkap
Tidak Lengkap
89%
Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah
100%
11%
Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah
89%
< 6 Bulan
> 6 Bulan
94%
33% Baik
Cukup
67% Kurang
9%
Lengkap
Tidak Lengkap
91%
12%
Rutin
Tidak rutin
Tidak pernah
88%
23%
Ya
Tidak
77%
Pernah
Tidak pernah
95%
2) Remaja
a. Proporsi Remaja berdasarkan Jenis kenakalan Remaja
Dusun Mindi, Desa Mundusewu, Kec. Bareng, Kab.
Jombang Tahun 2018
41% Aktif
Tidak Aktif
59%
3) Lansia
a. Proporsi Lansia berdasarkan Kerutinan Mengikuti
Posyandu Lansia di Dusun Mindi, Desa Mundusewu,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.
12%
Rutin
26% Tidak Rutin
62% Tidak Pernah
14%
Rutin
Tidak rutin
31% 55%
Tidak pernah
10%
Rutin
26% Tidak rutin
64% Tidak pernah
sendiri
sewa
100%
12%
Permanen
Semi permanen
88%
29%
KA
TKA
71%
32%
< 20%
> 20%
68%
16%
Ya
Tidak
84%
Air masak
47%
Air mineral
53%
Tidak dimasak
0%
Leher angsa
Cemplung
Tidak punya
100%
WC
Sungai
Ladang
100%
41%
Ada
Tidak
59%
Ditimbun
Dibakar
TPA
100%
12%
Got
Sungai
Tidak ada
88%
0%
Piaraan
Pengerat
Serangga
100%
10%
Bersih
Kotor
Tidak ada
90%
19%
30% RS
PKM
Klinik
Alternatif
49%
29% BPJS
Mandiri
Lainnya
69%
19%
Ya
Tidak
81%
Ya
Tidak
96%
8%
Ya
Tidak
92%
13%
Ya
Tidak
87%
25%
Ya
Tidak
75%
3 (Lansia) (Lansia)
4 (Kesling) (Kesling)
a) Sebagian besar 1. Layanan kota yang tidak adekuat Defisiensi pengetahuan
warga di (pembuangan sampah, fasilitas masyarakat tentang
lingkungan Desa penanganan kotoran) bahaya
Mindi 2. Penggunaan kontaminan pencemaran udara
membuang lingkungan di rumah terhadap
sampah dengan 3. Sebagian kecil masyarakat di desa lingkungan
cara dibakar dan Mindi masih menggunakan sumber
di buang di air minum yang tidak di masak
sungai …………
Laporan Praktika Komunitas Kelompok 1 Page 93
4. Sebagian kecil masyarakat di desa
Mindi BAB di sungai…………
5. Hampir seluruhnya warga di desa
Mindi membuang sampah dengan
dibakar …………
6. Hampir dari setengahnya warga di
desa Mindi memiliki binatang
piaraan ………..
7. Hampir dari setengah dari warga di
desa Mindi memiliki kandang
ternak dengan kondisi kandang
kotor …………
8. Sebagian besar masyarakat di
dusun Larangan merokok di dalam
rumah ,,,,,,,,,,,,,
5 ( Spiritual) ( Spiritual )
35. ProporsiAnakSekolahberdasarkanPernahtidaknyamengalami
sakit Gigi
No Sakit Gigi Jumlah Persent (%)
1 Ya 15 23
37. ProporsiRemajaberdasarkanKenakalan
No KenakalanRemaja Jumlah Persent (%)
1 Rokok 20 30
2 Napza 8 12
3 Miras 12 18
4 SeksBebas 3 4
5 Geng Motor 0 0
6 Tidak Ada 24 95
Jumlah 67 100
38. ProporsiRemajaberdasarkanKeikutsertaandalamorganisasi
No Ikut Organisasi Jumlah Persent (%)
1 Aktif 4 66,7
2 Tidak Aktif 2 33,3
Jumlah 6 100
39. Proporsilansiaberdasarkankeikutsertaandalamposyandu
No Posyandu Jumlah Persent (%)
1 Rutin 16 44
2 Tidak Rutin 14 39
3 Tidak Pernah 6 17
40. ProporsilansiaberdasarkanPemeriksaanKesehatan
No Pemeriksaan Kesehatan Jumlah Persent (%)
1 Rutin 15 48
2 Tidak Rutin 14 45
3 Tidak Pernah 2 6
Jumlah 31 100
1 TK 2
2 SD 1
3 SMP
4 SMA
5 PT
64. FasilitasKesehatan
No JenisFasilitasKesehatan Jumlah
1 RS
2 PKM
3 KlinikSwasta 1
65. SaranaKegiatanKelompok
No JenisKegiatankelompok Jumlah
1 Karangtaruna 1
2 PKK 1
3 TPA 1
4 Kegiatankeagamaan 3
5 Lain – lain
66. SaranaIbadah
No JenisTempatIbadah Jumlah
1 Masjid 1
2 Mushola 2
3 Gereja 1
4 Vihara
5 Pura
6 Lain – lain
68. TempatPertemuan
70. Industri
No Jenis Jumlah
1 Makanan
2 Pakaian
3 Sepatu
4 Lain – lain
71. Keamanan
No FasilitasKeamanan Jumlah
1 PemadamKebakaran 1
2 Pos Polisi 1
3 Poskamling 1
4 Lain – lain
72. Transportasi
Laporan Praktika Komunitas Kelompok 1 Page 112
No Jenis Jumlah
1 AngkutanUmum 2
2 AngkutanPribadi 5
74. Fasilitaskomunikasi
No Fasilitas Ada/ Tidak
1 Radio Ada
2 TV Ada
3 Telepon/Hp Ada
4 Internet Ada
5 Koran/Majalah Ada
75. LayananInformasi
No LayananInformasi Ada/ Tidak
1 Radio Ada
2 TV Ada
3 Internet Ada
4 Papanpengumuman Ada
5 Keliling Ada
76. Rekreasi
1 Wisataalam Ada
2 Kolam renang Tidakada
3 Taman Kota Tidakada
4 Bioskop Ada
5 Lain – lain
5.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II, merupakan suatu program profesi untuk
mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.
Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan
komunitas, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri, praktik klinik
keperawatan keluarga dan praktik klinik di Puskesmas.
Pelaksanaan ketiga praaktik linik tersebut tidak meninggalkan konsep proses
keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang
terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawtaan komunitas yang
dilakukan oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 90%, hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya pengetahuan warga tentang kebutuhan kesehatannya,
antusiasme warga untuk meningkatkan status kesehatannya dan memandang
penting kesehatan untuk kelangsungan hidupnya, hal ini di motori oleh Pokjakes
“SENTOSA” dan aparat desa sebagai penanggung jawab tertinggi.
5.2 Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan
komunitas dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan
dan bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan
yang telah terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan
maupun konsep-konsep keperawatan komunitas sendiri.
2. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi sehingga
mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik keperawatan
komunitas, maka diharapkan adanya kerjasama antara PSIK-FK Unair dengan
pihak-pihak terkait dengan model kontrak kerja/waktu tentang keberadaan
praktik klinik keperawatan komunitas di wilayah kerja puskesmas yang telah
ditentukan.