Disusun oleh :
NIM : P1337430216015
2B
2017
BAB I
PENDHULUAN
A. Latar Belakang
Unit pelayanan radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang medik yang
menggunakan sumber radiasi pengion (Maryanto et al., 2008). Sumber radiasi pengion
tersebut harus mempunyai daya tembus yang sangat besar sehingga mampu menembus
bahan yang dilaluinya, salah satunya yaitu berasal dari pesawat sinar-X (Trikasjono et
al., 2007). Dengan adanya pemanfaatan sinar-X ini informasi mengenai tubuh manusia
lebih mudah diketahui tanpa harus melakukan operasi bedah terlebih dahulu (Milvita et
al., 2009). Berbagai jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi: foto abdomen,
extremity, skull, thorak, dan organ tubuh yang lainnya. Selain itu, pemanfaatannya juga
semakin meluas dalam segala kategori usia, baik usia dewasa maupun anak-anak atau
pediatric radiography.
Pasien pediatrik secara umum yaitu meliputi neonatal hingga anak-anak berusia
12-14 tahun. Pada usia tersebut juga anak-anak cenderung lebih rentan untuk terserang
berbagai macam penyakit dikarenakan oleh daya tahan tubuhnya yang lemah.
anak dan orang dewasa. Dimana aspek-aspek tersebut telah dijelaskan dalam EC
Guideline yang antara lain berisi tentang panduan mengenai teknik dan kriteria kualitas
lapangan sendiri sangat jarang ditemui penerapan dari panduan tersebut dalam
pemeriksaan pediatric sendiri sangatlah penting untuk dapat diketahui dan diterapkan
pemeriksaan radiografi pediarik yang terjadi selama penulis melaksanakan praktik kerja
lapangan 1 di RSUD dr. SOETOMO SURABAYA dalam makalah yang berjudul “TEKNIK
SOETOMO SURABAYA”.
B. Rumusan Masalah
permasalahan yaitu :
SURABAYA.
2. Apa perbedaan teknik radiografi pediatrik di instalasi radiologi RSUD dr. SOETOMO
C. Tujuan Penulisan
SOETOMO SURABAYA.
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
usia 0-12 tahun. Pemeriksaan ini tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan radiografi
pada orang dewasa hanya saja ada berapa hal yang berbeda seperti persiapan
pemeriksaan, alat fiksasi, faktor eksposi, dan lain-lain. Pada pemeriksaan radiografi
pada bayi atau anak-anak harus dilakukan komunikasi yang baik dengan pasien.
B. IMOBILISASI
komunikasi yang baik dengan pasien. Imobilisasi yang dilakukan diusahakan tidak
menyakiti pasien, aman serta mudah dilakukan. Berikut beberapa bentuk imobilisasi
Untuk anak yang aktif dengan umur kisaran 2-7 tahun, yang mana anak
ini biasanya sangat agresif bila bertemu dengan orang asing, perlu bantuan dari
komunikasi yang baik dengan orang tua si anak dan memastikan bahwa
pemeriksaan yang dilakukan tidak akan menyakiti sang anak. Jika memang
terpaksa dilakukan oleh sebab sang anak tidak mau dilakukan pemeriksaan
berlangsung.
Bentuk bantuan orang tua dapat dilakukan oleh salah satu orang tua pasien
atau kedua orang tua pasien. Cara melakukan imobilisasi dengan cara :
a. Memberikan edukasi pada salah satu atau kedua orang tua pasien mengenai
b. Memberikan alat proteksi pada anak dan orang tua yang membantu jalannya
d. Kedua knee joint anak di ikat dengan menggunakan pengikat yang terbuat
dari kain lembut dan diikatkan pada kedua sisi meja pemeriksaan,
e. Memberikan contoh pada orang tua pasien untuk memegang dan menahan
kedua elbow joint anak yang diletakkan tepat di samping kedua MAE anak,
sehingga sang anak tidak dapat menggerakkan hip dan bahunya lagi dan
bantuan kedua orang tua anak. Salah satu orang tua anak memengang dan
menahan elbow joint yang diletakkan tepat disamping kedua MAE (kuping)
anak dan salah satu orang tua anak lainnya memegang dan menahan knee
A B
C D
Gambar C, Lalu lipat kain sebelah kanan ke sebelah kiri melalui atas tubuh anak.
D, Begitupun pada sisi sebelah kiri dilipat ke kanan melalui atas tubuh anak
4. Pigg-o stat
5. Sands bag
6. Stockinette and ace bandage
1. Proyeksi AP atau PA
a. Posisi Pasien :
b. Posisi Obyek :
pasien dijauhkan dari tubuh lalu diberi sandbag diatas tangan tersebut
g. Eksposi dilakukan pada saat pasien inspirasi dengan cara melihat pergerakan
pasien
h. Kriteria radiograf
2. Proyeksi Lateral
b. Posisi Objek : pasien tidur miring kemudian tangan dan kaki diganjal
menggunakan sandbag atau bisa juga dipegangi orang tua pasien yang sudah
menggunakan apron, bisa juga posisi erect menggunakan pigg-o stat dan dengan
kedua tangan diangkat keatas, bidang MCP tegak lurus pertengahan kaset.
c. Arah Sumbu Sinar : Posisi tiduran arah sinar vertikal tegak lurus dan posisi erect
e. FFD : 127-210 cm
g. Eksposi dilakukan pada saat pasien inspirasi dengan cara melihat pergerakan dada
pasien
j. Kriteria radiograf
PEMBAHASAN
Pemeriksaan thorax pada pasien pediatric di Instalasi Radiologi RSUD dr. SOETOMO
SURABAYA. pada umumnya dibuat dalam 1 proyeksi yaitu AP sesuai dengan permintaan
dari dokter pengirim. Tata laksana pemeriksaannya antara lain adalah sebagai berikut:
A. Proyeksi AP
1) Persiapan pasien: pasien harus dibebaskan dari benda-benda disekitar dada yang dapat
2) Prosedur pemeriksaan:
b) MSP tubuh pasien diatur di pertengahan kaset, thorax dalam posisi true AP tanpa
rotasi.
punggung.
d) Pengaturan sinar: arah sumbu sinar vertical tegak lurus dengan sentrasi pada MSP
setinggi T7
Pada pemeriksaan ini Focus Film Distance (FFD) diatur 100 cm, tidak menggunakan
grid, focal spot kecil, serta tidak diberikan filtrasi tambahan. Adapun upaya proteksi radiasi
yang diberikan pada pasien yaitu mengatur luas lapangan penyinaran secukupnya tanpa ada
diberikan pelindung berupa rubber-lead karena ketidaktersediaannya. Eksposi dilakukan pada
Untuk alat immobilisasi pasien anak di RSUD dr. SOETOMO SURABAYA adalah
dengan bantuan orang tua. Memberikan alat proteksi pada anak dan orang tua yang membantu
pada anak jika hanya salah satu orang tua pasien yang bersedia melakukan imobilisasi.
Pemeriksaan dilaksanakan dengan bantuan kedua orang tua anak. Salah satu orang tua anak
memengang dan menahan elbow joint yang diletakkan tepat disamping kedua MAE (kuping)
anak dan salah satu orang tua anak lainnya memegang dan menahan knee joint sang anak
Secara umum pemosisian dan penggunaan kaset pada teknik pemeriksaan pediatric
dengan kasus tuberculosis di RSUD dr. SOETOMO SURABAYA sudah menggunakan tata
cara pemeriksaan pediatric seperti yang tertera pada literature. Namun, yang perlu
diperhatikan disini bahwa pada pemeriksaan pediatric ini aspek-aspek lain seperti
penggunaan filter tambahan, serta pengaturan factor eksposi meliputi tegangan tabung dan
waktu eksposi masih kurang diperhatikan dan belum mengacu pada literatur yang ada.
Padahal seperti yang kita ketahui faktor-faktor tersebut cukup mempengaruhi dosis yang
diterima pasien dan kualitas yang dihasilkan oleh pemeriksaan pediatrik itu sendiri.
untuk menggunakan high kV teknik pada pemeriksaan pediatric namun pada kenyataannya
masih banyak ditemui pengurangan nilai kV pada pemeriksaan dengan pasien pediatric.
pemeriksaan pediatric sebaiknya harus dihindari. High kV teknik ini digunakan juga dengan
tujuan untuk mengurangi dosis total yang diberikan walaupun akan menghasilkan kontras
yang rendah.
Sedangkan mengatur waktu eksposi sesingkat mungkin memiliki tujuan untuk
mencegah kekaburan gambar yang disebabkan oleh pergerakan tidak sadar dari pasien juga
untuk menoleransi tingkat pernafasan pasien pediatric yang lebih cepat dari pasien dewasa.
Oleh karena itu sebaiknya pengaturan waktu eksposi sebaiknya dibuat sesingkat mungkin
A. Kesimpulan
pediatric. Pada teknik pemeriksaan yang digunakan kurang lebihnya hampir sama
dengan penjelasan yang tertera pada literature, hanya saja masih ada beberapa
B. Saran
Communities: Luxembourg