Anda di halaman 1dari 19

ORIENTASI BAHAN-BAHAN KIMIA DALAM SEL DAN REAKSI

KIMIA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah


Biologi SelMolekuler
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Mohamad Amin

Disusun oleh:
Desy Putri Rahmawati (180341863005)
Rizka Nur Laili (180341863033)
Offering/Kelas: A/C

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PENDIDIKAN PASCASARJANA
S2 PENDIDIKAN BIOLOGI
September 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat ALLAH SWT karena berkat,


rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah matakuliah Biologi
SelMolekuler dengan judul ”Orientasi Bahan-Bahan Kimia Dalam Sel dan
Reaksi Kimia” ini tanpa ada halangan suatu apapun.Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas matakuliah Biologi SelMolekuler.
Terselesaikannya makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar -
besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Mohamad Aminselaku dosen yang telah bersedia


memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah
ini.
2. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan berbagai bantuan
entah itu besar maupun kecil, sehingga dapat menunjang terselesaikannya
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini. Karena penulis hanyalah manusia yang jauh dari kesempurnaan
ALLAH SWT. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
3. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II ISI
2.1 Air ..................................................................................................... 3
2.2Protein ................................................................................................ 4
2.3 Lipid .................................................................................................. 6
2.4 Vitamin ............................................................................................ 7
2.5Enzim ................................................................................................. 7
2.6Karbohidrat ........................................................................................ 9
2.7 Nukleotida dan Asam Nukleat .......................................................... 10
2.8DNA Sebagai Materi Genetik dalam Sel .......................................... 11
2.9 Membran Sel ..................................................................................... 12
3.0 Reaksi Kimia Dalam Sel................................................................... 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................. 15

DAFTAR RUJUKAN .................................................................................. 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebanyakan sel disusun atau dibangun oleh senyawa organik.Sebagai
contoh, sel bakteri E. coli terdiri atas lebih 3000 macam molekul protein, lebih
3000 macam molekul asam nukleat, 5 macam molekul karbohidrat, 20 macam
molekul lipid, dan molekul-molekul turunan beserta ion-ion inorganik. Sel
dibangun oleh empat molekul (makromolekul/polimer) yaitu: protein, asam
nukleat, karbohidrat, dan lipid. Keempat makromolekul itu disebut biomolekul,
yaitu sebagai materi dasarpembangun sel atau organisme hidup.Suatu keunikan,
walaupun keempat biomolekul tadi bervariasi dalam ukuran, struktur, dan
fungsionalnya, mereka disusun bersama-sama oleh senyawa
sederhana.Makromolekul protein disusun oleh: dua puluh α-asam amino,
makromolekul karbohidrat disusun oleh tiga monosakarida utama,
makromolekul lipid disusun oleh tujuh komponen utama, dan asam nukleat
disusun oleh delapan komponen utama.
Komponen-komponen senyawa kimia yang membangun sel senantiasa
dalam keadaan dinamis, artinya setiap komponen senyawa kimia penyusun 10
biomolekul sel senantiasa diganti, sesuai dengan waktu paruhnya. Dalam
mempelajari sel berarti juga mempelajari reaksi kimia di dalam sel itu sendiri.
Reaksi kimia dalam sel juga disebut metabolisme sel artinya memenuhi kaidah-
kaidah atau fenomena-fenomena reaksi-reaksi kimiawi. Bagaimanakah suatu
reaksi kimia itu dapat terjadi di dalam sel?Dan apa saja bahan-bahan reaksi kimia
yang dibutuhkan oleh sebuah sel untuk melakukan reaksi kimia atau proses
metabolisme dalam sel? Inilah suatu keunikan atau keajaiban dari sekian banyak
rahasia alam.Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai
“Orientasi Bahan-Bahan Kimia Dalam Sel dan Reaksi Kimia”

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja bahan-bahan kimia dalam sel?
2. Bagaimana peran dari bahan-bahan kimia dalam sel?
3. Bagaimana proses reaksi kimia dalam sel?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa saja bahan-bahan kimia dalam sel.
2. Untuk mengetahui peran dari bahan-bahan kimia dalam sel.
3. Untuk mengetahui proses reaksi kimia dalam sel.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Air
Air merupakan senyawa anorganik yang memenuhi hampir setengah dari
jaringan hidup manusia, hewan dan tumbuhan, dan semua reaksi biokimia yang
melandasi kehidupan jaringan tersebut berlangsung dalam air.Air meliputi sekitar
70% berat bersih dari sel dan merupakan unsur yang menentukan dari semua
sel.Di dalam air terdapat Ion OHdan ion H+ air sangat menentukan sifat biologis
dan struktur molekul senyawa yang ada di dalamnya, seperti protein, lipida, dan
banyak lagi komponen lain dalam sel(Syamsuddin, dkk., 2012).
Air mempunyai titik didih, titik cair, panas penguapan, dan tegangan
permukaan yang tinggi yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan beberapa sifat fisik air dan senyawa lain (°C)
No Senyawa Titik Cair Titik Didih Panas
Penguapan
1 H2O 0 100 540
2 Etanol -114 78 204
3 Metanol -98 65 263
4 Aseton -95 56 125
5 Etil Asetat -84 77 102
6 Kloroform -63 61 59
7 NH3 -78 -33 327
8 H2S -83 -60 132
9 HF -92 19 360

Dari Tabel 1. di atas dapat dilihat bahwa gaya tarik antara molekul dalam
cairan air sangat kuat, begitu juga kohesi internalnya. Kekuatan antar molekul ini
disebabkan oleh sifat alami molekul air yang berkutub dua (dwi kutub), yaitu
tarikan elektrostatik kutub negatif atom oksigen sebuah molekul air dengan kutub
positif atom hidrogen molekul air tetangganya. Interaksi elektrostatik ini
membentuk ikatan hydrogen.dengan molekul air tetangganya (lihat Gambar 1),
tetapi ikatan hidrogen ini lebih lemah jika dibandingkan dengan ikatan kovalen.

3
4

Gambar 1.Ikatan hidrogen pada air. Perhatikan kecenderungan tiap


molekul air untuk membentuk 4 ikatan hidrogen dengan molekul tetangganya

Dibandingkan dengan cairan lain, air adalah pelarut yang paling baik. Air
melarutkan atau mendispersi berbagai zat berdasarkan sifat dwi kutub yang
dimilikinya. Berbagai zat berupa kristal mudah larut dalam air, tetapi tidak larut
dalam pelarut nonpolar seperti kloroform atau benzena. Misalnya air dengan
mudah melarutkan kristalnatrium klorida walaupun ikatan elektrostatik antara ion
Na+ dan Cl- sangat kuat.
Di dalam sel, air dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu: (a) Air
intramolekuler yaitu molekul air yang merupakan bagian dari molekul-molekul
protein, sekitar 4% dari air selular.Air intramolekular tidak dapat dihilangkan
tanpa merusak protoplasma, (b) Air terikat yaitu molekul-molekul air yang
terikat pada protoplasma dan memerlukan tenaga besar untuk memisahkannya,
dan (c) Air bebas yaitu air yang terdapat pada vakuola. Di dalam air bebas,
terlarut berbagai macam senyawa kimia. Senyawa-senyawa terbagi dalam 3
kelompok, yang pertama adalah garam-garam mineral terutama yang mengandung
K, Na, Ca, Mg, dan Fe, kelompok kedua adalah senyawa organik yang terlarut
dan yang ketiga yaitu gas-gas terlarut yakni O2, CO2, N2 yang berasal dari udara.

2.2 Protein
Protein adalah makromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah n-
asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida.Suatu molekul protein disusun
oleh sejumlah asam amino tertentu dengan susunan yang sudah tertentu pula dan
bersifat turunan.Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
5

dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dal
am transportasi hara (Syamsuddin, dkk., 2012).
Protein bervariasi bentuknya, walaupun demikian bentuk protein dapat
dikelompokkan dua yaitu: a) protein globular merupakan protein yang larut di
dalam air, dan b) protein fibrousadalah protein struktural yang menyediakan
dukungan mekanik pada sel dan organisme (Azhar, Minda. 2016).
Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-
peran tersebut antara lain:
a. Katalisis enzimatik: hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi
dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim adalah protein.
b. Transportasi dan penyimpanan: berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport
oleh protein spesifik. Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh
hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
c. Koordinasi gerak: kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen
protein. Contoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan
pergerakan sperma oleh flagela.
d. Penunjang mekanis: ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen
yang merupakan protein fibrosa.
e. Proteksi imun: antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat
mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan
sel dari organisma lain.
f. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf: respon sel saraf terhadap
rangsang spesifik diperantarai oleh oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin
adalah protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel batang
retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis
g. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi: pada organisme tingkat tinggi,
pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh protein faktor pertumbuhan.
Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan
saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein (Syamsuddin, dkk.,
2012).
Protein dapat mengalami proses denaturasi. Denaturasi merupakan proses
perubahan pada protein yang menyebabkan fungsi protein menurun atau hilang
6

sama sekali. Berikut beberapa penyebab denaturasi protein yaitu: a) denaturasi


karena panas, b) denaturasi karena asam dan basa, c) denaturasi karena garam
logam berat, dan d) denaturasi karena alkohol.

2.3 Lipid
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak,
steroid, malam (wax), dan senyawa-senyawa lain yang terkait.Lipid tersusun dari
Karbon, Hidrogen, dan Oksigen (C,H,O). Sifat umum lipid antara lain tidak larut
dalam air dan larut dalam pelarut non polar seperti misalnya eter dan kloroform.
Lipid merupakan salah satu zat yang kaya akan energi yang penting dan
dipergunakan dalam metabolisme tubuh. Lipid mempunyai fungsi sebagai
penghasil panas tubuh, pembentukan dari dinding sel, pelindung organ tubuh,
sumber asam lemak esensial, transporter vitamin larut lemak, dan sebagai
pelumas.
Lemak yang beredar dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
makanan dan hasil produksi organ hati.Lemak disimpan di dalam jaringan
adiposa, yang berfungsi sebagai insulator panas di jaringan subkutan.Lipid
diklasifikasikan menjadi dua yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks.Lipid
sederhana meliputi ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Contoh lipid
sederhana antara lain : a) Lemak (fat) merupakan ester asam lemak dengan
gliserol, b) Minyak (oil) adalah lemak dalam keadaan cair, dan c) Wax (malam)
merupakan ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang berat molekulnya
tinggi.
Berbeda dengan lipid sederhana, lipid kompleks merupakan ester asam
lemak yang mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak, seperti
fosfolipid dan glikolipid.Fosfolipid adalah lipid yang mengandung suatu residu
asam fosfor, selain asam lemak dan alkohol, sedangkan glikolipid adalah lipid
yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan karbohidrat. Lipid kompleks lain
juga meliputi sulfolipid, aminolipid, dan lipoprotein.
7

2.4 Vitamin
Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh
sehingga harus dipasok dari makanan.Vitamin dibutuhkan untuk pertumbuhan
yang normal, memelihara, dan menjaga fungsi tubuh. Vitamin dapat rusak karena
reaksi kimiawi sehingga berubah menjadi senyawa yang tidak aktif, atau
mengalami pelarutan seperti pada kasus vitamin larut air yang hilang pada proses
blansing atau pemasakan.Defisiensi vitamin menyebabkan hipovitaminosis,
sebaliknya kelebihan vitamin menyebabkan hipervitaminosis.
Berdasarkan sifat kelarutan dalam dua jenis pelarut tersebut maka vitamin
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok vitamin yang larut dalam
lemak atau pelarut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K serta kelompok vitamin
yang larut dalam air yaitu Vitamin C dan vitamin B kompleks yang terdiri dari 11
macam vitamin yaitu tiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, asam pantotenat, asam
lipoat, biotin, asam folat, inositol, asam para aminobensoat, dan vitamnin B12.

2.5 Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein berbentuk bulat (globular), yang
terdiri atas satu rantai polipeptida atau lebih dari satu rantai polipeptida
(Wirahadikusumah, 1989).Enzim merupakan golongan protein yang paling
banyak terdapat dalam sel hidup. Enzim berfungsi sebagai katalis atau senyawa
yang dapat mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi.
Klasifikasi enzim dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Berdasarkan tempat bekerjanya enzim dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)Endoenzim, disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerja di
dalam sel, dan 2) Eksoenzim, disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim
yang bekerja di luar sel.
b. Berdasarkan cara terbentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Enzim
konstitutif, yaitu enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya,
misalnya enzim amylase, dan 2) Enzim adaptif, yaitu enzim yang
pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat, contohnya enzim β-
8
galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan di dalam
medium yang mengandung laktosa (Lehninger, 1982).
Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah sebagai berikut:
a. Suhu: Dalam batas-batas suhu tertentu, kecepatan reaksi yang dikatalisis
enzim akan meningkat seiring dengan naiknya suhu. Reaksi yang paling cepat
terjadi pada suhu optimum (Rodwell, 1987). Suhu yang terlalu tinggi akan
menyebabkan enzim terdenaturasi (Poedjiadi, 1994). Pada suhu 0 oC, enzim
menjadi tidak aktif dan dapat kembali aktif pada suhu normal (Lay dan
Sugyo, 1992).
b. pH: Enzim pada umumnya bersifat amfolitik, yang berarti enzim mempunyai
konstanta disosiasi pada gugus asam maupun gugus basanya, terutama gugus
terminal karboksil dan gugus terminal amino. Perubahan kereaktifan enzim
diperkirakan merupakan akibat dari perubahan pH lingkungan (Winarno,
1989).
c. Konsentrasi enzim: Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi
akan meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Namun, hasil hidrolisis
substrat akan konstan dengan naiknya konsentrasi enzim. Hal ini disebabkan
penambahan enzim sudah tidak efektif lagi (Reed, 1975).
d. Konsentrasi substrat: Kecepatan reaksi enzimatis pada umumnya tergantung
pada konsentrasi substrat. Kecepatan reaksi akan meningkat apabila
konsentrasi substrat meningkat. Peningkatan kecepatan reaksi ini akan
semakin kecil hingga tercapai suatu titik batas yang pada akhirnya
penambahan konsentrasi subtrat hanya akan sedikit meningkatkan kecepatan
reaksi (Lehninger, 1982).
e. Aktivator dan inhibitor: Aktivator adalah senyawa atau ion yang dapat
meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis. Komponen kimia yang membentuk
enzim disebut juga kofaktor. Kofaktor tersebut dapat berupa ion-ion
anorganik seperti Zn, Fe, Ca, Mn, Cu, Mg atau dapat pula sebagai molekul
organik kompleks yang disebut koenzim (Martoharsono, 1997).
Menurut Wirahadikusumah (1989), inhibitor merupakan suatu zat
kimia tertentu yang dapat menghambat aktivitas enzim. Pada umumnya cara
kerja inhibitor adalah dengan menyerang sisi aktif enzim sehingga enzim
9

tidak dapat berikatan dengan substrat sehingga fungsi katalitiknya terganggu


(Winarno, 1989).

2.6 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan kelompok molekul biologi yang paling melimpah
di bumi.Meskipun semua organisme dapat mensintesa karbohidrat, namun
kebanyakan karbohidrat dihasilkan oleh organisme fotosintetik termasuk bakteri
tertentu, alga dan tumbuhan.Organisme ini merubah energi cahaya matahari
menjadi energi kimia, kemudian energi kimia digunakan untuk membuat
karbohidrat dari karbondioksida (CO2) (Azhar, M. 2016).
Karbohidrat memainkan peranan sangat penting pada kehidupan
organisme.Polimer karbohidrat pada binatang dan tumbuhan, bertindak sebagai
molekul penyimpan energi. Binatang dan manusia dapat mencerna karbohidrat
yang kemudian dioksidasi menghasilkan energi selama proses katabolisme.
Polimer karbohidrat juga ditemukan pada dinding sel dan sebagai pelindung
kebanyakan organisme.Polimer karbohidrat lainnya berfungsi sebagai molekul
penanda yang memungkinkan satu tipe sel mengenal dan berinteraksi dengan tipe
sel lainnya.Turunan karbohidrat ditemukan dalam sejumlah molekul biologi
termasuk beberapa koenzim dan asam nukleat. Sumber karbohidrat penting adalah
biji-bijian, roti, gula tebu, buah-buahan, susu dan madu. Sumber karbohidrat ini
merupakan sumber energi penting pada manusia dan binatang (Azhar, M. 2016).
Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida yang akan diuraikan berikut ini.
a. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana karena monosakarida
tidak dapat lagi dihidrolisis menjadi gula yang lebih sederhana. Sifat
monosakarida adalah larut di dalam air, berwarna putih, padat kristalin, dan berasa
manis. Kebanyakan monosakarida disintesis dari senyawa sederhana pada proses
yang dinamakan glukoneogenesis. Monosakarida lainnya dihasilkan melalui
fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan dan bakteri tertentu.Monosakarida juga
merupakan komponen asam nukleat dan senyawa yang penting dari lipid
kompleks.Contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, dan ribosa.
10

b. Oligosakarida
Oligosakarida adalah rantai pendek yang terbentuk dari unit-unit
monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan
kovalen.Oligosakarida yang paling sederhana adalah disakarida yang memiliki 2
unit monosakarida.
Contoh-contoh oligosakarida:
1) Disakarida
 Sukrosa = Glukosa + Fruktosa
 Laktosa = Glukosa + Galaktosa
 Maltosa = Glukosa + Glukosa
2) Trisakarida
 Rafinosa = Galaktosa + Glukosa + Fruktosa
 Manotriosa = Galaktosa + Galaktosa + Glukosa
3) Tetrasakarida
 Stakiosa = 2 Galaktosa + 1 Glukosa + 1 Fruktosa
c. Polisakarida
Kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di alam sebagai
polisakarida.Polisakarida dinamakan juga glikan.Polisakarida dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu homopolisakarida dan
heteropolisakarida.Homopolisakarida dinamakan juga homoglikan yaitu
polisakarida yang mengandung hanya satu tipe residu monosakarida, sedangkan
heteropolisakarida dinamakan juga heteroglikan yaitu polisakarida yang
mengandung residu monosakarida lebih dari satu tipe.Hidrolisis sempurna oleh
asam atau enzim spesifik terhadap polisakarida menghasilkan monosakarida atau
senyawa turunannya.Gabungan lebih dari 10 unit monosakarida disebut sebagai
polisakarida.Polisakarida yang penting di alam yaitu pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan.

2.7 Nukleotida dan Asam Nukleat


Selain lipid, protein, sakarida atau karbohidrat, terdapat komponen lain
dari protoplasma yaitu ada nukleotida dan asam. Satu molekul nukleotida terdiri
dari sebuah basa berupa cincin yang mengandung nitrogen, gula dari 5 buah unsur
11

karbon,dapat ribosa atau ribolusa, dan gugus fosfat yang terikat pada gula
(Issoegianti, 1993).
Basa dapat berasal dari kelompok purin (adenin, guanin) dan pirimidin
(sitosin, timin, urasil). Nukleotida dapat berperan untuk membawa ATP.Untaian
nukleotida terdapat asam nukleat.

2.8 DNA Sebagai Materi Genetik dalam Sel


Pada sel hidup baik prokariot dan eukariot memiliki materi genetik,
karena untuk keperluan mempertahankan diri dan kelangsungan hidupnya.
Secara materi, antara prokariot dan eukariot tidak ada perbedaan, yang
membedakan adalah pada organisasi struktur materi genetik tersebut (Amin, et
al., 2014).
Genom-genom sel eukariotik berada dalam nukleus sebagai bagian dari
kompleks nukleoprotein yang disebut kromatin.Setiap kesatuan merupakan bentuk
padat dari kromatin yang disebut kromosoma.Kromatin terdiri dari DNA, RNA,
dan protein (Issoegianti, 1993).
Kromosom suatu sel pada stadium metafase memiliki dan menunjukan ciri
khas salah satu diantaranya adalah mengenai bentuknya.Keistimewaan ini
diturunkan dari generasi ke generasi (Issoegianti, 1993).
Struktur gen, yaitu satu segmen DNA yang menjalankan fungsi untuk
mengkode suatu ekspresi (mengkode suatu sifat).Ekspresi ini di dalam istilah
umum dalam bentuk protein, karena gen mengkode urutan asam amino(Amin, et
al., 2014).
Dasar kimiawi hereditas dan penyakit genetik ditemukan dalam struktur
DNA. Lintasan informasi dasar yaitu DNA mengarahkan sistensis RNA yang
selanjutnya mengarah ke sintesis protein (Murray, et al., 2009 ) .

Gambar: organisasi materi genetik (Amin, et al., 2014)


12

2.9 Membran Sel


Membran sel merupakan struktur kompleks yang tersusun dari lipid,
protein, dan karbohidrat.Membran sel merupakan struktur tertutup mirip lembaran
asimetris dengan permukaan dalam dan luar.Membran sel memiliki permeabilitas
yang selektif dan berfungsi sebagai pertahanan atau barrier antara bagian dalam
dan luar sel (Murray, et al., 2009).

Membran membentuk ruang khusus dalam sel. Membran intrasel


membentuk struktur khusus dalam sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma,
aparatus golgi, lisosom, dan membran nukleus. Semua unsur lipid dalam membran
sel mengandung daerah atau regio hidrofobik atau hidrofilik.Dalam hal ini
membran sel dikatakan amfifatik.Hidrofobik merupakan komponen yang larut
dalam minyak, namun tidak larut dalam air. Sebaliknya untuk hidorfilik, molekul
ini tidak larut dalam minyak namun larut dalam air (Murray, et al., 2009 ).

3.0 Reaksi Kimia dalam Sel

Seluruh reaksi kimia dalam sel disebut sebagai metabolisme. Berdasarkan


prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu anabolisme dan katabolisme.
13

A. KATABOLISME

Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kimia


kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang
mengandung energi lebih rendah.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang
terkandung di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam
lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirasi, bila dalam
lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
1. Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi
akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan (Wahjuni, 2013).Respirasi mencakup beberapa
proses yaitu: a) Glikolisis, b) Dekarboksilasi oksidatif, c) Siklus krebs, dan d)
Transport electron.

2. Fermentasi
Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah
respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada
sesuatu hal,maka hewan dan tumbuhan tersebutmelangsungkan proses fermentasi
yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah
respirasi anaerob.
Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam
laktat,fermentasi alkohol, dan fermentasi cuka.
 Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam
laktat.Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.

Reaksinya:

enzim
C6H12O6 2 C2H5OCOOH + Energi
14

 Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam
piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah
menjadi alkohol.

Reaksinya:

C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

 Fermentasi Asam Cuka


Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung
dalam keadaan aerob.Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam
cuka(Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.

Reaksinya:
C6H12O6 2C2H5OHaerob 2CH3COOH+ H2O + 116 kal

bakteri asam cuka

B. ANABOLISME

Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi


senyawa kompleks.Anabolisme disebut juga peristiwa sintesis atau
penyusunan.Anabolisme memerlukan energi, misalnya: energi cahaya untuk
fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
a. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
b. Kemosintesis
Penyusunan atau pembentukan tanpa menggunakan energi cahaya tetapi
menggunakan energi kimia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Bahan-bahan kimia dalam sel terdiri dari air, vitamin, protein, karbohidrat,
lipid, DNA, dan enzim.
2. Fungsi dari masing-masing bahan kimia dalam sel yaitu:
a. Air
b. Vitamin
c. Protein
d. Karbohidrat
e. Lipid
f. DNA
g. Enzim
3. Reaksi kimia dalam sel
3.2 Saran
Adapun saran dalam makalah ini yaitu:
1. Penulisan makalah lebih memperhatikan inti-inti materi yang akan
dibahas.
20

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mohammad., Lukiati, Betty., Maslikhah, Imroatul., Balqis. 2014.Bahan


Ajar Biokimia. Malang: Biologi Universitas Negeri Malang.
Azhar, Minda. 2016. Biomolekul Sel: Karbohidrat, Protein, dan Enzim. Padang:
UNP Press.
Issoegianti. 1993. Biologi Sel. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Lay, B. W. dan Sugyo,H. 1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta: Erlangga.
Martoharsono, Soeharsono. 1997. Biokimia Jilid I. Yogyakarta: UGM Press.
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. 2009. BiokimiaHarper
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Poedjiadi, A. 1994.Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta. UI-Press.
Reed, G. 1975. Enzymes in Food Processing. New York: Academic Press.
Rodwell, V.W. 1987. Harper’s Review of Biochemistry. Jakarta: EGC
Kedokteran.
Syamsuddin., Hayati, Rita., Zuyasna., Bakhtiar., Rahmawati, Maria., Hereri,
Agam Ihsan. 2012. Modul Perkuliahan Biokimia. Banda Aceh: Fakultas
Pertanian Universitas Syiah Kuala.
Wahjuni, Sri. 2013. Metabolisme Biokimia. Bali: Universitas Udayana Press
Winarno, F.G. 1989. Enzim Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Wirahadikusumah, M. 1989. Biokimia: Protein, Enzim dan Asam Nukleat.
Bandung: ITB. Press.

Anda mungkin juga menyukai