Anda di halaman 1dari 2

TATA RUANG YANG TAK TERTATA

IB Ilham Malik
PhD Student di Kitakyushu University (KU) Jepang (beasiswa Mombukagakusho Jepang)

Dalam sebuah konferensi internasional tentang Human Development di Madrid pada 2006
yang lalu, Mila Freire (World Bank) telah menyelidiki bahwa pada tahun ini, 2015, akan ada
358 kota di dunia yang memiliki penduduk lebih dari 1 juta jiwa. Dan akan ada 27 kota
(megacities) di dunia yang memiliki penduduk lebih dari 10 juta jiwa. Dan mayoritas kota-kota
itu berada di negara berkembang. Dan itu berarti, Kota Bandar Lampung yang pada saat ini
penduduknya telah lebih dari 1 juta jiwa telah masuk sebagai salahsatu kota di dunia yang
mendapat perhatian internasional. Karena, munculnya kota besar memiliki implikasi pada
dunia. Dimanapun kota itu berada. Karenanya, Bandar Lampung harus tampil dengan percaya
diri dan dengan semangat memberikan yang terbaik penduduk kota dan berkontribusi pada
dunia, sebagai sebuah kota yang dengan sangat ketat membangun dengan prinsip kota yang
berkelanjutan (sustainable development).
Berbicara tentang kota, penduduk yang terus bertambah dan dikaitkan dengan implikasinya
pada ruang kota, bagi para pemerhati hal ini, sangatlah menakutkan. Apalagi ada banyak
kejadian, terutama di negara berkembang, kota-kota tersebut berkembang tanpa
pengendalian. Jumlah penduduk terus bertambah, ruang kota semakin padat dan berkualitas
rendah, lalu lintas jauh dari kata tertata, penghijauan berkurang, banjir terjadi, dan
sebagainya. Kondisi kota-kota di negara berkembang, semakin hari semakin terpuruk.
Meskipun, ada gejala ekonomi kota meningkat, padahal dibalik itu tingkat stres warga
sangatlah tinggi, jumlah orang yang sakit terus saja bertambah, jumlah penduduk dengan
kualitas tinggi terus menurun, dan pada akhirnya, kota yang katanya mengalami kemajuan
ekonomi itu mengalami kemunduran dalam berbagai hal.
Ada banyak hal yang harus dibenahi di sebuah kota, dalam konteks ini Kota Bandar Lampung.
Seringkali ada yang bertanya, pertanyaan yang klasik, sebenarnya jika pemerintah ingin
membenahi kotanya agar menjadi kota yang ramah terhadap kehidupan manusia sebagai
manusia sesungguhnya, agar menjadikan kota itu sebagai kota yang berkelanjutan, yang
menuntun kondisi sosial ekonomi dan lingkungan menjadi sangat ramah terhadap warga
kota, pemerintah kota ini harus memulainya dari hal apa? Bagaimana caranya agar dalam
kebijakan pembangunan yang diambil memberikan arahan dan bahkan menuntun kota
tersebut ke kondisi yang lebih baik, ke arah yang diinginkan oleh warga kota sebagai mahluk
sosial tinggi? Bisakah kita menjawabnya dan bertanggung jawab penuh atas jawaban tersebut
ketika diimplementasikan?
Memang menjawabnya bukanlah hal yang mudah. Dalam berbagai kajian yang dilakukan
lembaga internasional yang mengkaji tentang kondisi kota-kota tertentu di dunia, hampir
tidak ditemukan adanya kesamaan kasus dan adanya kesamaan program yang bisa diterapkan
di setiap kota. Setiap kota selalu saja memiliki karakteristik yang khas, yang membuat setiap
manajer kota dituntut untuk memiliki kreativitas dalam membenahi dan membangun kotanya
agar menjadi kota yang ramah terhadap warga dan lingkungan. Meskipun demikian, tentu
saja aparatur pemerintah membutuhkan jawaban yang tegas dan jelas terkait dengan langkah
apa, program apa, dan kebijakan macam apa yang harus mereka ambil agar kota mereka
tersebut bisa keluar dari permasalahan klasik yang menerpa kota sejak lama.
Ada pihak yang mengatakan bahwa membenahi kota ini harus dimulai dari membenahi tata
ruang kota. Karena itulah hampir setiap tahun pemerintah kota selalu saja membuat
perencanaan kota. Tujuannya sangat mulia, agar kondisi rencana bisa lebih update dengan
kondisi yang ada saat ini. Dan akhirnya, rencana itu pun harus selalu berubah-ubah, minimal
5 tahun sekali untuk skala RTRW kota, dan setiap tahun sekali untuk skala rencana teknis dan
umum perkotaan. Dan terlihat disini bahwa aturan selalu saja disesuaikan dengan kondisi di
lapangan. Tidak pernah, seolah-olah, ada pembenahan di lapangan karena tidak sesuai
dengan rencana tata ruang. Sehingga hal ini membuat kondisi kota menjadi tidak menentu.
Karena, apakah rencana tata ruang ikut dengan kondisi di lapangan, ataukah, kondisi di
lapangan yang ikut dengan rencana tata ruang kota yang ada?
Entah kenapa, tata ruang kota yang ada selalu saja tidak membuat kota menjadi tertata. Tentu
saja saya meragukan adanya kekeliruan fatal ada di dalam dokumen itu. saya meyakini bahwa
kekeliruan ini terjadi akibat ada yang keliru di dalam tubuh birokrasi pemerintah kota. Dan ini
harus diselesaikan oleh walikota. Bagaimanapun caranya. Dan ini menandakan bahwa
penataan tata ruang kota bukanlah sekedar menata dokumen tata ruang kota. Seluruh pihak
yang terkait dengan hal ini, mulai dari pemerintah dan legislatif, harus secara ketat
memperhatikan dan mengawal kebijakan dan implementasi kebijakan ketataruangan. Karena
kekeliruan dalam impementasi soal tata ruang akan membawa dampak yang sangat besar.
Bahkan semua masalah selalu saja bersumber dari ketidakberesan dalam implementasi tata
ruang. Karena pada akhirnya perijianan ketatarungan yang mengendalikan fungsi-fungsi
bangunan, skalanya, dan polanya, semua ada dalam aturan tata ruang. Ketika tidak
terimplementasi sesuai rencana, akhirnya sektor transportasi, sanitasi, air bersih, energi, gas,
taman, dan semacamnya, menjadi turut tidak tertata. Akhirnya menjadi masalah yang snagat
kompleks.
Karena itu, hentikan revisi tata ruang. Hal yang harus dilakukan pemerintah adalah pastikan
kondisi fisik pembangunan di kota semuanya ikut dengan ketentuan tata ruang yang telah
ada. Hal yang harus dikoreksi dan direvisi itu adalah yang dilapangan. Bukan yanga da di
dokumen. Sejelek-jeleknya dokumen perencaan, kondisinya jauh lebih baik dibandingkan
dengan perijianan dan impementasi perijinan pembangunan di lapangan. Jika dokumen tata
ruang selalu saja diubah-ubah disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan, akhirnya
menyebabkan rencana tata ruang menjadi tak tertata. Jika dokumennya saja tak tertata,
jangan harap implementasinya juga menjadi tertata.

Anda mungkin juga menyukai