Anda di halaman 1dari 26

Daftar pustaka :

Pengertian Dioda adalah sebuah komponen elektronika yang merupakan komponen berstatus aktif dan
memiliki dua kutub dengan sifat semikonduktor. Dioda ini dapat dijadikan sebagai media penghantar
yang dapat menghantarkan arus listrik dalam satu arah dan menjadi penghalau untuk aliran listrik dari
arah lainnya. Peralatan ini tidak memiliki karakateristik yang terlalu mencolok, selain fungsinya yang
terkait dengan tegangan serta arus listrik dan komponen pelengkap serta pengukurnya. Pada mulanya,
dioda adalah sebuah alat yang terbentuk dari piranti Kristal dan tabung hampa milik ilmuwan Cat
Wahisker. Tapi, seiring berkembangnya jaman, kini dioda telah berubah bentuk dari bahan dasarnya
yang berupa piranti kristal menjadi berbahan germanium dan silikon. Dalam perkembangan dari dioda ini,
terdapat berbagai jenis dioda yang telah dibuat oleh para ilmuwan dari seluruh penjuru dunia, seperti
dioda dengan bahan kristal atau semikonduktor dan dioda jenis termionik

Pengertian Dioda

kedua jenis dioda yang telah ditemukan ilmuwan dari berbagai belahan dunia, penggunaan dioda dari
jenis kristal lebih sering digunakan dalam komponen elektronik dibandingkan dengan dioda jenis
termionik. Pengertian dioda jenis termionik sendiri adalah sebuah perangkat dengan katub dari susunan
elektroda dalam satu sampul gelas. Bentuk pertama dari dioda termionik ini menyerupai bentuk bola
lampu. Dalam bentuk bola lampu tersebut, terdapat filament-filamen yang didalamnya terdapat arus listrik
dan memanaskan katoda. Di dalam dioda jenis ini juga terdapat elektroda. Dimana setiap elektroda yang
terdapat dalam dioda ini terlapisi dengan unsur oksida dan barium yang merupakan salah satu unsur
logam alkai tanah. Dari sekian rangkain tersebur akan menghasilkan efek termionik pada ruang hampa.
Kelemahan dari dioda jenis ini terletak pada pancaran elektronik yang sulit untuk dipancarkan karena
adanya panas dari tegangan balik pada dioda.
Sedangkan untuk dioda dengan tipe krital, memiliki bahan-bahan yang hampir dari semikonduktor. Pada
dioda jenis ini terdapat teknologi pertemuan jenis P-N. Teknologi pada dioda jenis semikonduktor ini
ternyata terdapat arus listrik yang mengalir dari pertemuan sisi P (anoda) yang menuju pada sisi N
(katoda). Aliran dari sisi anoda menuju katoda ini tidak dapat terjadi secara bekebalikan, karena anoda
merupakan kutub yang selalu bergerak menuju kutub katoda. Dioda semikonduktor ini sering digunakan
karena komponen penyusunnya lebih sederhana dibandingkan dengan jenis lainya. Beberapa pengertian
dioda jenis termionik dan semikonduktor dalam komponen pendukung arus listrik memang perlu diketahui
khususnya bagi mereka yang bergerak dalam pekerjaan ini.

A.Jenis Dioda

yang telah beradar luas di masyarakat saat ini digolongkan berdasarkan fungsinya. Untuk saat ini, ada
beberapa jenis dari dioda. Tapi, seiring berjalannya waktu, bukan tidak mungkin bahwa jenis dari dioda
ini akan terus bertambah seiring semakin banyak ditemukannya fungsi lain dari dioda saat ini. Dioda
sendiri merupakan sebuah komponen penyusun perangkat elektronik yang memiliki fungsi utamanya
sebagai penyaraha aliran listrik. Dalam hal ini, komponen ini sangat berguna untuk menyeimbangkan
listrik, sehingga akan semakin menunjang performa dari suatu perangkat elektronik. Jenis dioda yang
paling standar saat ini adalah dioda penyeraha. Dinamakan demikian karena pada dioda ini berfungsi
utama sebagai penyeraha arus bolak-balik. Dioda jenis ini memiliki komponen penyusun utamanya yang
berupa silikon.

Contoh Gambar Jenis-Jenis Dioda


Selain dioda penyearah, terdapat pula jenis-jenis dioda yang lainnya. Diantaranya adalah dioda zener,
dioda emisi cahaya, dioda cahaya, dioda varactor, dan dioda SCR. Semuanya memiliki fungsi yang
berbeda-beda serta bentuk yang berbeda pula. Pada dioda jenis zener terdapat dua junction, yakni N dan
P. Dimana keduanya terbuat dari unsur kimia seperti silikon. Kekuatan dari dioda zener ini bisa mencapai
200 volt atau 50 watt. Adanya fenomena breakdown atau turunnya tegangan akibat rangkaian tertentu ini
mengakibatkan lahirnya jenid dioda zener ini. Dengan adanya dioda jenis ini akan memperbaiki kasus
tersebut, sehingga fenomena breakdown ini dapat terjadi dengan segera apabila terjadi aliran arus listrik
yang berlebihan dari rangkaian listrik. Dengan cara ini, tidak aka nada kebocoran listrik atau penggunaan
berlebihan yang tidak terpantau. Dalam hal ini, fungsi dari dioda zener adalah untuk pengamanan.

Ada pula jenis dioda emisi cahaya. Dioda jenis ini juga dikenal dengan nama LED. Ini adalah dioda satu-
satunya yang menggabungkan antara elektronik dan optik. Dengan bahan dasar dari Galium yang dapat
memancarkan cahaya, maka komponen ini dapat memancarkan cahaya dengan warna tertentu. Masing-
masing dari cahaya yang dipancarkan ini memilik tegangan listrik yang berbeda-beda, mulai dari 1,8 volt
dengan warna merah hingga warna hijau dengan tegangan 2,2 volt. Karena adanya pengeluaran cahaya
pada dioda inilah, anda bisa melihat warna pada layar televisi anda. Semakin tinggi tegangan yang
dihasilkan, akan semakin cerah pembentukan warna yang dikeluarkan. Lalu, ada pula jenis dari dioda
varactor, dioda ini berfungsi sebagai pengatur gelombang untuk menerima frekuensi atau gelombang
tertentu. Banyaknya jenis dari dioda yang ada sekarang, sebenarnya masih bertambah untuk ke
depannya. Semakin banyak fungsi dioda ditemukan, bukan tidak mungkin jenis-jenis dioda dan
bentuknya akan lebih variatif.

B.Prinsif Kerja

merupakan prinsip dan langkah-langkah dioda dapat bekerja sebagai pendukung komponen perangkat
elektronik. Dengan merupakan salah satu dari rangkaian pembentuk perangkat elektronik yang bersifat
aktif. Dikatakan bersifat aktif ini karena dioda dapat bekerja dengan adanya muatan listrik yang melewati
komponen-komponennya. Pada era modern ini, banyak sekali perangkat elektronik yang membutuhkan
dioda sebagai salah satu komponennya. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menemukan berbagai
perangkat elektronik dengan penggunaan dioda sebagai komponen pendukungnya. Seperti televisi,
amplifier, radio, lampu, AC, lemari es, dan perangkat-perangkat lainnya. Semua alat elektronik diatas
menggunakan dioda karena dioda dapat memaksimalkan arus listrik bolak-balik sehingga bisa
meningkatkan kinerja pada peralatan tersebut. Pada dioda selalu ada dua hal yang terkait, yakni katoda
(+) dan anoda (-) yang saling berlawanan dan dilambangkan dengan panah yang menggambarkan ujung
negative atau anoda, sedangkan lambang huruf ‘T’ terbaring untuk simbol sisi positif atau katoda pada
dioda.

Contoh Sistem Cara Kerja Dioda


Fungsi utama dari dioda sebagai penyearah arus ini pada dasarnya memiliki bahan penyusun yang
hampir sama dengan transistor. Tapi, fungsi serta cara kerja dioda tentu sangat jauh berbeda. Karena
dengan dipasangnya dioda, akan memberikan arus yang semula bergerak secara bolak-balik akan
memiliki satu trek saja, jika dirumuskan, dioda ini mengubah arus AC menjadi arus DC. Penggunaan
dioda untuk pembentukan satu arah arus listrik ini tidak akan berfungsi jika terjadi kesalahan dalam
pemasangan dioda. Untuk itu, anda harus memasang rangkaian dengan benar agar fungsi dioda bisa
sesuai dengan harapan. Untuk memasang dioda dalam sebuah rangkaian agar bisa menyearahkan arus
listrik, harus diketahui terlebih dahulu bentuk apa dari perangkat elektronik yang akan menggunakan
dioda.

Baru setelah itu, dioda dapat terpasang. Prinsip kerja dari dioda sendiri bermula dari adanya dua arus
listrik yang bermuatan negatif dan positif. Dari dua arus ini bergerak ini dioda harus mampu
mengubahnya menjadi satu arah saja dengan teknik bias. Dengan begini, arus listrik bisa menjadi
searah. Pada rangkaian dioda sendiri, memiliki ujung dengan gelang berwarna putih dan pada ujung
lainnya memiliki gelang hitam. Keduanya adalah sambungan dengan satu output dan input. Sehingga,
dioda tidak akan bekerja jika sambungan ini terbalik. Tapi, bagi anda yang telah bekerja di dunia elektro
sejak lama, tentu tidak akan kesusahan membedakan mana sisi output dan input dari dioda. Bagi pekerja
di bidang elektro, mengetahui betul bagaimana cara kerja dioda adalah sebuah kebutuhan.

D.Karateristik Dioda

secara umum dapat diketahui dengan membuat rangkaian khusus dimana dioda akan dipasangkan
dengan resistor untuk mengetahui ciri khususnya. Dioda sendiri merupakan salah satu komponen
elektronika yang termasuk pada komponen aktif. Maksudnya adalah salah satu komponen yang
memerlukan adanya listrik untuk melakukan kegunaannya dalam mendukung suatu rangkaian pada
peralatan elektronik agar bekerja secara optimal. Dioda sendiri memiliki beberapa jenis tegangan yang
berbeda. Dengan mengukur masing-masing tegangan pada dioda, akan mengurangi resiko kelebihan
muatan listrik yang diberikan oleh sumber tegangannya. Diode sendiri dibentuk berdasarkan dua
komponen penyusun elektroda yang bersifat semikonduktor yang terdirii dari katoda dan anoda. Dengan
adanya komponen tersebut, memungkinkan dioda untuk mengontrol arus dalam lubang dioda tersebut
serta dapat menghalau aliran dari arah yang berlawanan atau dianggap tidak sesuai.
Gambar Simbol Karakteristik Dioda

Pada umumnya, dioda terbuat dari dua unsur yang berbeda, yakni dari Silikon dengan lambang kimia Si
serta Germanium dengan lambang unsur kimianya berupa Ge. Fungsi dari penggunaan dua unsur utama
dioda tidak lain karena fungsinya yang dapat digunakan sebagai pengaman aliran atau tegangan listrik
yang tidak semestinya, pengarah arus pada listrik, modulator, indikator dari gangguan aliran listrik yang
tidak sesuai bahkan dioda juga dapat digunakan sebagai alat pengendali frekuensi. Banyaknya fungsi
dari benda ini, memungkinkan setiap perangkat elektronika memiliki dioda di dalamnya. Dengan adanya
fungsi dari dioda ini, membuat karakteristik dioda dibedakan berdasarkan pada fungsinya, yakni dioda
atas, kontak titik, hubungan, LED, foto, Zener dan jenis lainnya. Jenis ini didasarkan pada fungsi dari
dioda itu sendiri. Misalnya pada jenis dioda kontak titik. Dinamakan sedemikian karena pada dioda ini
biasanya digunakan untuk memperkecil frekuensi karena adanya muatan pada listrik.

Ada pula dioda yang digunakan sebagai power supply atau penyuplai energi yang dapat menghasilkan
energy listrik dengan pengaturan rangkaian tertentu. Banyaknya jenis dioda ini tidak lain karena adanya
banyak fungsi dari dioda itu sendiri. Tidak heran, jika saat ini banyak sekali perangkat elektronik yang
menggunakan dioda sebagai salah satu komponen penyusunnya, sepeti kulkas atau lemari pendingin,
mesin cuci, bahkan beberapa kamera menggunakan dioda sebagai penghasil arus lisrik ketika tersentuh
oleh cahaya. Yang cukup sering terdapat pada komponen diode yakni jenis Zener. Hal ini dikarenakan
fungsinya sebagai stabilizer dari tegangan listrik yang mengalir di dalamnya. Dioda dengan segala
karakteristik dioda yang tidak dimiliki oleh komponen perangkat elektronik lainnya ini masih terus
berkembang penggunaannya untuk alat-alat elektronik lainnya.

F.Simbol Dioda

biasa kita temukan pada salah satu perangkat elekronik yang biasa disebut dioda. Pada perangkat
elektronik ini memiliki fungsi utamanya sebagai penyearah arus listrik yang terdapat dalam suatu
rangkaian peralatan elektronika. Dioda ini sendiri memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan
fungsinya masing-masing. Dan untuk mengetahui fungsi dari masing-masing dioda ini pasti terdapa
simbol pada setiap dioda. Dengan membaca simbol ini, maka anda akan mengatahui untuk apa dioda ini
berfungsi. Pada setiap dioda, selalu memiliki simbol dasar yang selalu terdapat di dioda. Simbol dasar ini
berupa garis lurus horizontal, dimana di tengah garis tersebut terdapat bentuk segitiga yang mengarah ke
arah kanan, dimana pada ujung dari puncak segitiga yang menghadap ke arah kanan ini terdapat garis
vertikal yang menempel tepat di ujung puncak segitiga. Itulah simbol dasat dari dioda. Ketika
penggunaan utama dioda sebagai penyearah arus listrik ini telah berubah, maka simbol yang terdapat
pada dioda ini juga berbeda.

Berikut ini Contoh Simbol Dioda

Credit by Komponenelektronika.biz

Pada dasarnya, simbol dioda ini menggambarkan dua elektroda yang terdapat pada dioda. Dimana pada
elektroda dengan garis lurus dan berakhir di puncak segitiga merupakan tanda elektroda anoda atau
aliran listrik positif. Sedangkan pada bagian garis lurus yang berakhir pada garis lurus yang vertikal
menandakan elektroda katoda yang bermuata negatif. Pada dioda jenis penyearah memiliki simbol yang
standar dari diode, sehingga sudah bisa dipastikan bahwa fungsi utama dari dioda jenis ini adalah untuk
membuat semua arut listrik menjadi searang sehingga tidak ada arus bolak-balik. Sedangkan untuk dioda
jenis zener memiliki tambahan simbol berupa garis horizontal kecil yang mengarah ke arah kanan dan kiri
simbol dasar yang berupa garis vertikal. Tanda ini menunjukkan bahwa fungsi utama dari dioda ini adalah
sebagai penyeimbang arus searah yang dirasa berlebihan.

Untuk diode jenis foto, memiliki tanda berupa simbol dasar diode dengan adanya tambahan berupa dua
tanda panah yang mengarah pada salah satu sisi segitiga dari bagian atas. Maksud dari simbol ini, yakni
dioda jenis foto ini memiliki fungsi sebagai penghasil arus listrik ketika cahaya mengenai perangkat
elektronik. Kemduian ada pula jenis dioda berupa terobosan, dengan simbol yang standar dengan
tambahan dua garis lurus secara horizontal dengan arah yang sama yakni menuju arah katoda. Hal ini
menandakan bahwa dioda jenis ini berfungi sebagai penghantar muatan terutama menuju ke arah yang
bermuatan negatif. Masing-masing simbol dioda yang berbeda tentu menunjukkan bahwa fungsi dioda
sangat berguna untuk segala macam perangakat elektronik.

G.Dioda Zener

merupakan suatu alat yang menjadi penyalur arus listrik yang mengalir dengan arah yang berbeda. Dioda
jenis ini akan melakukan tugasnya ketika terjadi tegangan arus listrik yang melampaui batas. Beda diode
jenis zener dengan diode jenis biasanya terletak pada arah dari arus listrik yang mampu dihantarkan.
Pada diode biasa, arus listrik yang dihantarkan selalu satu arah, sedangkan diode jenis zener ini bisa
menghantarkan arus listrik dengan dua arah yang berbeda. Pada diode biasa, apabila arus listrik yang
mengalir didalamnya mengalami kelebihan muatan atau over voltage, diode biasa akan menjadi rusak
karena adanya panas yang dihasilkan dari arus listrik yang berlebih. Namun, pada diode jenis zener
memiliki tegangan yang dapat tembus, sehingga apabila terjadi kelebihan muatan, tegangan dapat
tembus sehingga bisa mengalir dengan dua arah yang bebeda.

Namun, dalam penggunaan dari alat komponen penghantar dan pengelola listrik ini, dioda zener ternyata
dapat mengakibatkan efek yang disebut dengan efek zener. Adanya batas dari arus yang dapat dialirkan
dalam diode ini mengakibatkan alat ini sebagai pembangkit dari tegangan referensi, ketika angaka pada
benda ini menunjukkan angka 5,6 volt, maka akan mengakibatkan efek zener yang menunjukkan
temperature menjadi negative. Tapi, ketik angka mencapati diatas dari 5,6 volt, maka akan terjadi efek
avalanche yang menunjukkan koefisien temperature menjadi positif.

Contoh Gambar Dioda Zener


Prinsip kerja dari dioda zener ini yakni terhubungnya diode-diode seri dengan sumber tegangan,
dengan begitu diode akan mengalami bisa maju. Sebagai salah satu alat yang digunakan untuk
mengalirkan arus listrik, diode zener sendiri bisa mengalami kegagalam ketika meregulasi tegangan.
Untuk itu, diperlukan perhitungan agar muatan, serta batas maksimal dan minimal dari diode ini diketauhi
agar tidak terjadi kerusakan. Karena alat ini biasanya digunakan sebagai selah satu sirkuti pada
perangkat elektroni, menyebabkan alat ini memiliki fungsi utama sebagai alat yang dapat menyetabilkan
sebuah tegangan.

Ketika satu diode digabung dengan diode lainnya, maka akan terjadi hubungan secara paralel sehingga
terjadi catu-balik pada diode yang terpasang secara paralel tadi. Ketika itu, diode jenis zener akan
bekerja sebagai sebuah penghubung singkat (kortsleting) ketika arus listrik mencapai tegangan yang
telah ditetapkan. Akibatnya, setiap kelebihan tegangan ini akan diteruskan hingga batas yang telah
ditentukan. Dalam perkembangannya, dioda zener digunakan sebagai regulator pada tegangan shunt
atau pada sambungan paralel dan juga sebagai regulator tegangan yang menjadi sebuah sirkuit pemberi
dari tegangan tetap.

H . Dioda Brigde

mungkin akan terasa sangat asing bagi anda yang belum mengetahui secara mendalam mengenai dunia
elektronik atau listrik. Dioda sendiri adalah suatu peralatan aktif dari rangkaian penyusun perangkat
eletronika. Berdasarkan berbagai macam fungsinya, dioda digolongkan lagi menjadi beberapa golongan,
salah satunya adalah diode bridge ini. Dioda bridge adalah komponen dari rangkaian penyusun
elektronika yang bersifat semikonduktor dengan fungsinya sebagai penyelaras arus listrik. Salah satu
perangkat elektronika yang menggunakan dioda bridge ini adalah pendingin ruangan berupa Air
Conditioner (AC). Adanya istilah ‘bridge’ pada dioda bridge terkait adanya beberapa sambungan yang
dapat menyambungkan dioda dengan komponen lainnya. Adanya sambungan ini sejumlah empat buah
sehingga sambungan menyerupai jembatan. Hal inilah yang ditengarai menjadi penyebab nama dioda
bridge diberikan selain berdasarkan fungsinya sebagai penyelaras arus bolak-balik yang biasanya
memiliki tegangan yang cukup rendah.

Contoh Gambar Dioda Bridge

Adanya komponen penyusun perangkat elektronik ini dikarenakan temuan dari seorang ilmuwan asal
Inggris bernama JA Fleming. Sebelum tahun 1904, ilmuwan ini menemukan masalah yang timbul akibat
arus bolak-balik. Sehingga ia harus menemukan perangkat yang dapat mengatasi adanya efek arus listrik
bolak balik ini. Hingga pada tahun 1904, temuan berupa diode bridge ini telah resmi dipatenkan di
Britania Raya. Seiring hasil temuan dari ilmuwan ini, arus litrik bolak-balik dapat disearahkan sehingga
akan menghasilkan kinerja dari perangkat elektronik yang lebih baik lagi. Perubahan yang signifikan dari
adanya perangkat alektronik ini adalah dari perubahan arus bolak-baliknya. Arus bolak-balik yang
terdapat dalam rangkaian dioda ini lambat laun dengan adanya dioda bridge atau jembatan dioda ini
akan berubah menjadi aliran satu arah (DC), dengan begitu perangkat elektronik tidak akan
mengeluarkan banyak tenaga sehingga akan meningkatkan kinerja dari perangkat elektronik.

Ternyata, jembatan dioda ini juga memiliki beberapa nama lain seperti dioda silikon. Dari dua unsur
penyusun diode, yakni germanium dan silikon, dalam dioda jenis bridge ini terdapat kandungan silikon
yang banyak dibanding germaniumnya. Hal inilah mengapa dioda bridge juga dikatakan sebagai diode
silikon. Gabungan dari empat jembatan yang saling berhubungan ini akan membentuk suatu pengaturan
tertentu yang akan menciptakan sususan jaringan input dan output. Adanya kedua jenis alur ini sangat
memungkinkan setiap aliran yang masuk dan keluar hanya melalui satu jalur, sehingga tidak akan
terwujud aliran atau tegangan dari dua arah yang berbeda. Selain dioda bridge yang biasa digunakan
untuk AC, ada pula jenis-jenis dioda lainnya yang digunakan dalam komponen perangkat elektronik yang
berbeda pula.

B . Transistor
sebagai salah satu komponen penyusun beberapa peralatan elektronik memiliki beberapa fungsi yang
tidak bisa digantikan dengan alat-alat lainnya. Transistor sendiri merupakan salah satu alat pada
rangkaian penyusun peralatan elektronika yang tersusun dari bahan-bahan semikonduktor yang terdiri
dari tiga bagian utama, yakni bagian dasar, pengumpul serta pemancar yang diisebut kaki elektroda.
Komponen utama pada transistor ini membuat peralatan ini menjadi alat yang dapat memutuskan atau
menghubungkan suatu aliran listrik pada rangkaian peralatan elektronik. Selain itu, transistor juga sangat
berguna sebagai perangkat elektronik yang mengeluarkan sumber arus listrik dengan teknik penyusunan
tertentu. Alat ini terkadang juga berguna sebagai alat penyeimbang atau stabilisator pada rangkaian
elektronik karena adanya komponen dasar, pengumpul serta pemancar tegangan listrik.

Contoh Gambar Pengertian Transistor

Selain itu, untuk beberapa peralatan elektronik, transistor juga dapat berguna sebagai penguat
gelombang listrik atau pemacar dengan penyusunan dan tata letak transistor secara benar pada
perangkat elektronik. Banyaknya fungsi dari transistor ini membuat jenis dari transistor ini bermacam-
macam. Mulai dari bentuk yang agak besar hingga bentuk kecil disesuaikan dengan penggunaan dan
volume rangkaian pada perangkat elektronik yang akan dipasangkan transistor. Dengan banyaknya
transistor digunakan dalam berbagai perangkat elektronik, tidak heran jika pengertian transistor ini awal
mulanya berasal dari kata pemindahan atau dalam Bahasa Inggris adalah ‘transfer’ yang digabung
dengan kata ‘resistor’ yang berarti penghambat. Dari dua kata dasar pembentuk kata transistor, secara
etimologis arti dari transistor sendiri adalah alat yang dapat mengalihkan suatu bahan yang lewat di
dalamnya memiliki suhu tertentu.

Alat ini sendiri pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Britania Raya, William Shockley dan
para sahabatnya pada tahun 1948. Dalam perkembangannya, transistor yang semula hanya digunakan
sebagai alat penyambung dan pemutus aliran listrik kini telah berkembang menjadi komponen penting
dalam beberapa perangkal elektronik modern, seperti alat pendingin udara otomatis atau Air Conditioner
(AC). Bahkan, beberapa waktu yang lalu, fungsi transistor yang berhubungan erat dengan rekayasa
dalam aliran listrik juga untuk mengontrol tegangan listrik telah digunakan oleh beberapa ilmuwan
komputer untuk menjadi pengalir dan pengontrol tegangan pada perangkat komputer. Banyaknya benda
ini digunakan dalam berbagai perangkat elektronik modern, akan membuat para ilmuwan membuat
ukuran transistor menjadi lebih adaptif. Bahkan, pengertian transistor yang bermula dari komponen
dasar, pengumpul hingga pemancar suatu saat bisa disesuaikan dengan kegunaannya di masa
mendatang pada perangkat elektronik lainnya

A . Jenis Transistor

ada beberapa macam. Bagi anda yang sudah akrab dengan dunia elektronika tentu sudah tidak asing
lagi mendengar kata transistor ini. Tetapi bagi orang awam biasa, mungkin kata ini akan terasa asing.
Saat ini elektronika adalah sebuah hal yang penting dikuasi oleh masyarakat Indonesia. Seperti yang kita
ketahui, perkembangan zaman sangatlah cepat. Hampir semua alat – alat tradisional kini sudah tergeser
dan digantikan dengan peralatan elektronik. Untuk itulah setidaknya kita harus membekali diri kita sendiri
dengan pengetahuan dasar dibidang elektronika. Bagi anda yang masih belum mengetahui sama sekali
mengenai transistor ini, anda tidak perlu kuatir karena beriku ini akan dibahas secara mendetail
mengenai hal apa saja yang berhubungan dengan transistor.

Sebelum membahas mengenai jenis – jenis transistor, pertama anda harus mengetahui pengertian dari
transistor. Transistor ini adalah sebuah alat semi konduktor yang biasa digunakan sebagai penguat,
sebagai sirkuit penyambung ataupun pemutus, menstabilkan tegangan, dan lain sebagainya dalam
sebuah rangkaian elektronika. Bentuk dari transistor ini sendiri ada berbagai macam. Ada yang berbentuk
kotak, kapsul, lonjong, dan bahkan ada yang seperti tabung. Tetapi yang paling penting adalah transistor
ini terdiri dari sebuah badan transistor dengan tiga buah kaki yang ada dibawah badan transistor. Kaki –
kaki itu berguna agar transistor bisa menancap pada sebuah rangkaian elektro sekaligus menjadi sebuah
penghubung aliran listrik dari rangkaian elektro itu menuju badan transistor. Jadi secara sederhana,
transistor ini bagaikan sebuah kran air, bisa dibuka dan ditutup untuk menyambung ataupun memutus
aliran listrik dalam sebuah rangkaian elektro.

Contoh Gambar Jenis-Jenis Transistor


Jenis – jenis transistor pada umumnya dibagi menjadi 2 macam. Jenis transistor yang pertama adalah
transistor bipolar atau yang biasa kita kenal dengan dwi kutub. Transistor bipolar ini adalah transistor
yang memiliki 2 buah sambungan kutub. Transistor bipolar ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu transistor PNP
dan transistor NPN. P yang dimaksud adalah sisi kutub positif, sedangkan N adalah sisi kutub negatif.
Jadi yang dimaksudkan adalah 3 kaki dari resistor ini. Masing – masing kaki itu memiliki nama seperti B
basis, K kolektor, dan E emiter. Jenis transistor yang kedua adalah transistor efek medan. Hampir sama
dengan transistor bipolar, transistor ini juga memiliki 3 kaki dengan nama D drain, S source, dan G gate.
Bedanya transistor ini dengan transistor bipolar diatas adalah transistor efek medan ini hanya memiliki
satu kutub saja.

B .:Prinsif kerja Transistor

yang tersusun dari tiga komponen utama, yakni dasar, pengumpul serta pemancar berbeda dengan
penggunaan perangkat elektronik pendukung lainnya. Transistor merupakan suatu alat pada komponen
penyusun rangkaian elektronika yang pada dunia modern, kini hampir seluruh peralatan modern yang
teraliri oleh tegangan listrik akan menggunakan fungsi dari alat ini. Tidak heran, jika semakin banyak
ilmuwan yang bekerja di bidang elektronika selalu mencari celah untuk semakin menambah nilai guna
dari alat ini. Alat yang berguna ini memiliki 3 bahan semikonduktor yang sangat mendukung dan fungsi
serta kegunaan dari perangkat ini. Terdiri dari dasari (basis), pengumpul (kolektor), dan pemancar
(emitor). Dimana ketiganya biasa disebut dengan 3 kaki elektroda pada transistor. Maksud dari transistor
sebagai komponen semikonduktor ini mengandung arti, dimana alat ini bisa mengantarkan aliran listrik
tapi dalam beberapa kasus akan muncul sifat isolatornya.

Contoh Gambar Cara Kerja Transistor


Transistor sebagai penyusun perangkat elektronik ini kini memiliki berbagai jenis dan ukuran serta fungsi
yang lebih spesifik dari transistor generasi sebelumnya. Untuk awal dibuatnya transistor ini terdapat jenis
dari transistor yang terdiri dari transistor dengan sistem bipolar dan transistor dengan sistem effect field.
Cara kerja transistor dari kedua jenis ini sudah berbeda. Bahkan dengan satu jenis transistor dengan tipe
yang sama akan berbeda cara kerjanya jika digunakan untuk fungsi yang berbeda. Pada transistor jenis
bipolar atau dengan dua kutub ini membawa aliran berupa listrik. Pada transistor jenis ini terdapat dua
bagian yang membawa muatan elektroda yang akan mengalir melalui sisi dalam dan luar lubang untuk
membawa tegangan listrik ini menuju satu kutub yang berbeda. Dari berjalannya muatan listrik dari satu
tempat ke tempat lainnya ini akan melewati suatu aliran utama. Dimana ketika arus tersebut melewati
pembatas, maka dengan otomatis lubang akan menyesuaikan aliran yang berlebihan, bahkan dapat
memindahkan daya.

Jenis dari transistor yang kedua yakni transistor jenis unipolar atau tidak menggunakan dua kutub.
Dengan sistem yang sedemikian rupa, akan memudahkan pengaliran elektroda yang hanya satu arah
saja. Pada transistor jenis ini juga akan ditemui lubang sebagai tempat aliran muatan listrik mengalir.
Bedanya, pada aliran ini, jika terjadi kelebihan muatan yang menyebabkan beban keluar dari pembatas,
maka secara spontan bagian dari transistor akan mengatur ulang ketebalan dari dinding lubang,
sehingga dapat mengubah lubang tempat mengalirnya muatan elektroda tersebut. Begitutalah cara kerja
transistor dengan dua kutub atau bipolar dan unipolar
D . Karakteristik Transistor
Kurva kolektor merelasikan IC dan VCE dengan IB sebagai parameter.parameter-parameter transistor
tidaklah konstan. Meskipun tipe sama namun parameter dapat dibedakan. Kurva kolektor terjadi tiga
daerah yaitu daerah jenuh , aktif dan cut-off.

Daerah jenuh(saturasi) adalah dengan VCE kurang dari tegangan lutut (Knee) Vk.daerah jenuh terjadi
bila sambungan emitir dan sambungan basis bersikap maju. Pada daerah jenuh arus kolektor tidak
bergantung pada nilai 1B. Tegangan jenuh kolektor-Emiter , VCE(sat) untuk transistor silicon adalah 0,2
volt sedangkan untuk transistor germanium adalah 0,1 volt

Daerah aktif adalah daerah yang teganganya lutut VK dan tegangan dadal (Break Down) VBR serta diatas
INICO. Daerah aktif terjadi bila sambungan emiter diberi prasikap maju dan sambungan kolektor diberi
prasikap balik. Pada daerah aktif arus kolektor sebanding dengan arus balik. Penguatan sinyal masukan
menjadi sinyal keluaran terjadi pada saat aktif.

Daerah Cut-off (putus) terletak dibawah IB ; ICO . Sambungan emitter dan sambungan kolektor
berprasikap balik pada daerah ini IB : 0 IC : ICO : IB

L . Pengertian Thyistor

TRIAC, atau Triode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak-balik)adalah sebuah
komponen elektronik yang kira-kira ekivalen dengan dua SCRyang disambungkan antiparalel dan
kaki gerbangnya disambungkan bersama. Nama resmi untuk TRIAC adalah Bidirectional Triode
Thyristor. Ini menunjukkan sakelar dwiarah yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah
ketika dipicu (dihidupkan). Ini dapat disulut baik dengan tegangan positif ataupun negatif pada
elektrode gerbang. Sekali disulut, komponen ini akan terus menghantar hingga arus yang mengalir
lebih rendah dari arus genggamnya, misal pada akhir paruh siklus dari arus bolak-balik. Hal tersebut
membuat TRIAC sangat cocok untuk mengendalikan kalang AC, memungkinkan pengendalian arus
yang sangat tinggi dengan arus kendali yang sangat rendah. Sebagai tambahan, memberikan pulsa
sulut pada titik tertentu dalam siklus AC memungkinkan pengendalian persentase arus yang
mengalir melalui TRIAC (pengendalian fase).

Konstuksi Simbol TRIAC

Low-Current TRIAC dapat mengontak hinggakuat arus 1 ampere dan mempunyai maksimal
tegangan sampai beberapa ratus volt. Medium-Current TRIACS dapat mengontak sampai kuat arus
40 ampere dan mempunyai maksimal tegangan hingga 1.000 volt.

M . Prinsip Kerja Thystor

Semikonduktor daya yang termasuk dalam keluarga thyristor ini, yaitu SCR (silicon-controlled
retifier), GTO (gate turn-off thyristor), dan TRIAC.

SCR banyak digunakan dalam rangkaian elektronika daya. SCR memiliki tiga terminal, yaitu anoda, katoda, dan
gate. SCR dapat digunakan dengan sumber masukan dalam bentuk tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan
searah (DC). SCR dalam rangkaian elektronika daya dioperasikan sebagai sakelar.

Namun sebelum jauh membahas SCR mari kita belajar konsep dasar Thyristor terlebih dahulu
Gambar Struktur Thyristor

Thyristor terbuat dari bahan semiconductor silicon. Walaupun bahannya sama, tetapi struktur P-N junction yang
dimilikinya lebih kompleks jika dibandingkan transistor bipolar atau MOSFET. Komponen thyristor lebih digunakan
sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai penguat arus atau tegangan seperti halnya transistor.

Struktur dasar thyristor adalah struktur 4 layer PNPN seperti tampak pada gambar dibawah ini

kolektor transistor Q1 tersambung pada base transistor Q2 dan sebaliknya kolektor transistor Q2 tersambung pada
base transistor Q1. Rangkaian transistor yang demikian menunjukkan adanya loop penguatan arus di bagian
tengah.

Jika misalnya ada arus sebesar Ib yang mengalir pada base transistor Q2, maka akan ada arus Ic yang mengalir
pada kolektor Q2. Arus kolektor ini merupakan arus base Ib pada transistor Q1, sehingga akan muncul penguatan
pada pada arus kolektor transistor Q1. Arus kolektor transistor Q1 tdak lain adalah arus base bagi transistor Q2.
Demikian seterusnya sehingga makin lama sambungan PN dari thyristor ini di bagian tengah akan mengecil dan
hilang. Tertinggal hanyalah lapisan P dan N dibagian luar.

Jika keadaan ini tercapai, maka struktur yang demikian todak lain adalah struktur dioda PN (anoda-katoda) yang
sudah dikenal. Pada saat yang demikian, disebut bahwa thyristor dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan arus
dari anoda menuju katoda seperti layaknya sebuah dioda.

Bagaimana Jika Thyristor diberi tegangan ?


Mari kita perhatika gambar diatas
thyristor ini kita beri beban lampu dc dan diberi suplai tegangan dari nol sampai tegangan tertentu seperti pada
gambar 3. Apa yang terjadi pada lampu ketika tegangan dinaikkan dari nol. Ya betul, tentu saja lampu akan tetap
padam karena lapisan N-P yang ada ditengah akan mendapatkan reverse-bias (teori dioda). Pada saat ini disebut
thyristor dalam keadaan OFF karena tidak ada arus yang bisa mengalir atau sangat kecil sekali. Arus tidak dapat
mengalir sampai pada suatu tegangan reverse-bias tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan hilang.
Tegangan ini disebut tegangan breakdown dan pada saat itu arus mulai dapat mengalir melewati thyristor
sebagaimana dioda umumnya. Pada thyristor tegangan ini disebut tegangan breakover Vbo.

N . Jenis Jenis Thyistor

Thyristor merupakan devais semikonduktor 4 lapisan berstruktur pnpn dengan tiga pn-junction.
Devais ini memiliki tiga terminal yaitu : anode, katode, dan gerbang. Thyristor biasanya
digunakan sebagai saklar/bistabil, beroperasi antara keadaan non konduksi ke konduksi. Pada
banyak aplikasi thyristor dapat diasumsi sebagai saklar ideal, akan tetapi dalam prakteknya
thyristor memiliki batasan dan karakteristik tertentu.
Jenis-Jenis Thyristor
- Silicon Controlled Rectifier (SCR)
- Fast-Switching Thyristor
- Gate-Turn-Off Thyristor (GTO)
- Bidirectional Triode Thyristor (TRIAC)
- Revers-Conducting Thyristor (RCT)
- Static Induction Thyristor (SITH)
- Light-Activated Silikon-Controlled Rectifier (LASCR)
- FET-Controlled Thyristor (FET-CTH)MOS-Controlled Thyristor (MCT)
Berikut akan dibahas didalam BAB II.

BAB II
JENIS-JENIS THYRISTOR

1. Silicon Controlled Rectifier (SCR)


Silicon Controlled Rectifier disingkat SCR dirancang untuk mengendalikan daya ac 10 MW
dengan rating arus sebesar 2000 A pada tegangan 1800 V dan frekuensi kerjanya dapat mencapai
50 kHz. Tahanan konduk dinamis suatu SCR sekitar 0,01 sampai 0,1 Ohm sedangkan tahanan
reversenya sekitar 100.000 Ohm atau lebih besar lagi. Untuk membuat thyristor menjadi ON
adalah dengan memberi arus trigger lapisan P yang dekat dengan katoda. Yaitu dengan membuat
kaki gate pada thyristor PNPN seperti pada gambar dibawah (kiri). Karena letaknya yang dekat
dengan katoda, bisa juga pin gate ini disebut pin gate katoda (cathode gate). Beginilah SCR
dibuat dan simbol SCR digambarkan seperti gambar dibawah (kanan). SCR dalam banyak
literatur disebut Thyristor saja.
SCR mempunyai tiga buah elektroda, yaitu Anoda, Katoda dan Gate dimana anoda berpolaritas
positip dan katoda berpolaritas negatip sebagai layaknya sebuah dioda penyearah (rectifier). Kaki
Gate juga berpolaritas positip. Gambar dibawah ini memperlihatkan pengembangan konstruksi
dan diekuivalenkan dengan rangkaian kaskade transistor.

O . Pengaplikasian Komponen Semikonduktor


Prinsip Dasar Semikonduktor
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC
(integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni.
Bahan-bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki
susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.Tahun 1906 ,pickard
merancang suatu diode detector dari Kristal slikon yang disebut dengan nama Cat’s wishker, dimana alat yang
di buatnya ini terdiri atas suatu kawat yang disambungkan dengan Kristal silikon. Alat inilah yang dikenal
sebagai dioada semikonduktor yang pertama.dalam bidang industri penemuan komponen semikonduktor
mengakibatkan banyak perubahan dalam kehidupan manusia; terutama dilihat mamfaatnya dalam membantu
kelancaran proses industri, diantaranya:
1. Dipergunakannya komponen pasif seperti hambatan,kapasitor,inductor,dan transformator sebagai kelengkapan
dalam menyusun suatu rangkaian elektronik.
2. Dibuatnya alat elektronik radio AM, radio FM, penguat suara hi-fi, TV warna, pemancar FM.
3. Penggunaan alat elektronik untuk mengatur dan menjalankan mesin-mesin industry,dengan ditemukannya; diode
tegangan tinggi, diode daya tinggi.
Susunan Atom Semikonduktor
Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon (Si), Germanium (Ge) dan Gallium
Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen
semikonduktor. Namun belakangan, silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak bahan ini
dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada di bumi setelah oksigen (O2). Pasir, kaca dan
batu-batuan lain adalah bahan alam yang banyak mengandung unsur silikon. Dapatkah anda menghitung
jumlah pasir di pantai.Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing memiliki 4
elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron
atom kristal tersebut membentuk ikatan kovalen dengan ion-ion atom tetangganya. Pada suhu yang sangat
rendah (0oK), struktur atom silikon divisualisasikan seperti pada gambar berikut.
Gb. struktur dua dimensi kristal Silikon

Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke inti atom yang lain.
Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah
untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi panas,
sehingga memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat
terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu mencoba memberikan doping
pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas
dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik. Kenyataannya
demikian, mereka memang iseng sekali dan jenius. Mengenai sifat dari semikonduktor, berikut table dari sifat
bahan semikonduktor :

Jenis-jenis Semikonduktor
Ada dua jenis semikonduktor, yaitu semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik.
1. Semikonduktor Intrinsik
Semi konduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum mengalami penyisipan oleh atom akseptor atau
atom donor. Pada suhu tinggi elektron valensi dapat berpindah menuju pita konduksi, dengan menciptakan
hole pada pita valensi. Pengahantar listrik pada semikonduktor adalah elektron dan hole.

Gb. struktur pita untuk (a). bahan isolator (b). bahan semikonduktor
(c). bahan isolator

2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikondutor ekstrinsik merupakan semikonduktor yang memperoleh pengotoran atau penyuntikan (doping)
oleh atom asing.

Tujuan doping adalah meningkatkan konduktivitas semikonduktor, dan memperoleh semikonduktor dengan
hanya satu pembawa muatan (elektron atau hole) saja.

W . Exciter (Penguat)
3. Exciter
Exciter adalah bagian generator yang berfungsi untuk pembangkitan tegangan sebagai sumber arus mains
rotor untuk pembentukan kutub. Exciter ini terdiri dari exciter stator dan exciter rotor.Exciter stator dapat
sumber arus dari AVR sedangkan Exciter rotor mengeluarkan tegangan untuk arus kutub mains rotor.
Z . Rectifier (Penyearah)

Pengertian Rectifier (Penyearah Gelombang) dan Jenis-jenisnya – Rectifier atau dalam bahasa
Indonesia disebut dengan Penyearah Gelombang adalah suatu bagian dari Rangkaian Catu Daya
atau Power Supply yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current) menjadi sinyal
DC (Direct Current). Rangkaian Rectifier atau Penyearah Gelombang ini pada umumnya
menggunakan Dioda sebagai Komponen Utamanya. Hal ini dikarenakan Dioda memiliki karakteristik
yang hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Jika sebuah Dioda dialiri arus Bolak-balik (AC), maka Dioda tersebut hanya akan melewatkan
setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya lagi diblokir. Untuk lebih jelas, silakan
lihat gambar dibawah ini :

Jenis-jenis Rectifier (Penyearah Gelombang)

Pada dasarnya, Rectifier atau Penyearah Gelombang dibagi menjadi dua jenis yaitu Half Wave
Rectifier (Penyearah Setengah Gelombang) dan Full Wave Rectifier (Penyearah Gelombang
Penuh).

Half Wave Rectifier (Penyearah Setengah Gelombang)

Half Wave Rectifier atau Penyearah Setengah Gelombang merupakan Penyearah yang paling
sederhana karena hanya menggunakan 1 buah Dioda untuk menghambat sisi sinyal negatif dari
gelombang AC dari Power supply dan melewatkan sisi sinyal Positif-nya.
Pada prinsipnya, arus AC terdiri dari 2 sisi gelombang yakni sisi positif dan sisi negatif yang bolak-
balik. Sisi Positif gelombang dari arus AC yang masuk ke Dioda akan menyebabkan Dioda menjadi
bias maju (Forward Bias) sehingga melewatkannya, sedangkan sisi Negatif gelombang arus AC
yang masuk akan menjadikan Dioda dalam posisi Reverse Bias (Bias Terbalik) sehingga
menghambat sinyal negatif tersebut.

Full Wave Rectifier (Penyearah Gelombang Penuh)

Terdapat 2 cara untuk membentuk Full Wave Rectifier atau Penyearah Gelombang Penuh. Kedua
cara tersebut tetap menggunakan Dioda sebagai Penyearahnya namun dengan jumlah Dioda yang
berbeda yaitu dengan menggunakan 2 Dioda dan 4 Dioda. Penyearah Gelombang Penuh dengan 2
Dioda harus menggunakan Transformer CT sedangkan Penyearah 4 Dioda tidak perlu
menggunakan Transformer CT, Penyearah 4 Dioda sering disebut juga dengan Full Wave Bridge
Rectifier.

Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda

Seperti yang dikatakan diatas, Penyearah Gelombong Penuh 2 Dioda memerlukan Transformer
khusus yang dinamakan dengan Transformer CT (Centre Tapped). Transformer CT memberikan
Output (Keluaran) Tegangan yang berbeda fasa 180° melalui kedua Terminal Output Sekundernya.
Perbedaan Fase 180° tersebut dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :
Di saat Output Transformer CT pada Terminal Pertama memberikan sinyal Positif pada D1, maka
Terminal kedua pada Transformer CT akan memberikan sinyal Negatif (-) yang berbeda fasa 180°
dengan Terminal Pertama. D1 yang mendapatkan sinyal Positif (+) akan berada dalam kondisi
Forward Bias (Bias Maju) dan melewatkan sisi sinyal Positif (+) tersebut sedangkan D2 yang
mendapatkan sinyal Negatif (-) akan berada dalam kondisi Reverse Bias (Bias Terbalik) sehingga
menghambat sisi sinyal Negatifnya.

Sebaliknya, pada saat gelombang AC pada Terminal Pertama berubah menjadi sinyal Negatif maka
D1 akan berada dalam kondisi Reverse Bias dan menghambatnya. Terminal Kedua yang berbeda
fasa 180° akan berubah menjadi sinyal Positif sehingga D2 berubah menjadi kondisi Forward Bias
yang melewatkan sisi sinyal Positif tersebut.

Penyearah Gelombang Penuh 4 Dioda (Bridge Rectifier)

Penyearah Gelombang Penuh dengan menggunakan 4 Dioda adalah jenis Rectifier yang paling
sering digunakan dalam rangkaian Power Supply karena memberikan kinerja yang lebih baik dari
jenis Penyearah lainnya. Penyearah Gelombang Penuh 4 Dioda ini juga sering disebut dengan
Bridge Rectifier atau Penyearah Jembatan.
Berdasarkan gambar diatas, jika Transformer mengeluarkan output sisi sinyal Positif (+) maka
Output maka D1 dan D2 akan berada dalam kondisi Forward Bias sehingga melewatkan sinyal
Positif tersebut sedangakan D3 dan D4 akan menghambat sinyal sisi Negatifnya. Kemudian pada
saat Output Transformer berubah menjadi sisi sinyal Negatif (-) maka D3 dan D4 akan berada dalam
kondisi Forward Bias sehingga melewatkan sinyal sisi Positif (+) tersebut sedangkan D1 dan D2
akan menghambat sinyal Negatifnya.

Penyearah Gelombang yang dilengkapi dengan Kapasitor

Tegangan yang dihasilkan oleh Rectifier belum benar-benar Rata seperti tegangan DC pada
umumnya, oleh karena itu diperlukan Kapasitor yang berfungsi sebagai Filter (Penyaring) untuk
menekan riple yang terjadi pada proses penyearahan Gelombang AC. Kapasitor yang umum dipakai
adalah Kapasitor jenis ELCO (Electrolyte Capacitor).
Kesimpulan : Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen
elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau
setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan-bahan
logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam
memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.
bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah
untuk menghantarkan listrik.

Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi panas, sehingga
memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang
dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.

Daftar pustaka
A.Pengertian Dioda : http://www.elektronikadasar.net/pengertian-dioda.html

B. Jenis Dioda : http://www.elektronikadasar.net/jenis-jenis-dioda-serta fungsinya.html

C.Prinsif Kerja Dioda : http://www.elektronikadasar.net/cara-kerja-dioda.html

D. Karakteristik Dioda : http://www.elektronikadasar.net/karakteristik-dioda.html

E. Dioda Zener : http://www.elektronikadasar.net/dioda-zener.html

F.Dioda Brigde : http://www.elektronikadasar.net/dioda-bridge.html

G. Pengertian Transistor : http://www.elektronikadasar.net/pengertian-transistor-secara-umum.html

H. Jenis Transistor : http://www.elektronikadasar.net/jenis-jenis-transistor.html

J. Prinsif Kerja Transistor : http://www.elektronikadasar.net/cara-kerja-transistor.html

K. Karakteristik Transistor : http://www.elektronikadasar.net/transistor

L.Pengertian Thyistor : https://id.wikipedia.org/wiki/TRIAC

M.Prinsif Kerja Thystor : http://diazaki.blogspot.co.id/2014/01/fungsi-jenis-cara-kerja-thyristor.html

L . Jenis Thystor : http://bersamabelajaruntuktahu.blogspot.co.id/2010/08/jenis-jenis-thyristor.html

N. Pengaplikasian Komponen Semikonduktor : http://insyaansori.blogspot.co.id/2013/02/prinsip-dasar-


semikonduktor.html

T. Exciter (Penguat) : http://electricalpanelindo.blogspot.co.id/p/service-generator_11.html

Y . Rectifier (Penyearah) : http://teknikelektronika.com/pengertian-rectifier-penyearah-gelombang-jenis-


rectifier/

Anda mungkin juga menyukai