Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

JENIS – JENIS MASALAH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH

Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Laily Fu’adah, M.Pd.

Disusun oleh :
SITI UMIROTUN NA’IM 1710320002
ISNAATUL LUTFIYAH 1710320003

IAIN KUDUS
FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Siswa Sekolah Menengah merupakan peralihan ke masa remaja
setelah melewati masa kanak-kanak di Sekolah. Dapat dimengerti bahwa
akibat yang luas dari masa peralihan masa remaja ini (puber) sangat rentan
dengan kenakalan remaja, karena pada masa ini anak masih labil dalam
menentukan mana yang negatife dan mana yang positif atau mana yang baik
serta mana yang buruk. Hal demikian menjadi anak bertindak sesuai
dengan kemampuan hatinya dan sulit bagi anak untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosialnya. Perubahan dari masa kanak-kanak ke masa
remaja merupakan masa yang sulit untuk orang tua mapun guru karena pada
masa ini butuh perhatian yang khusus dalam segala hal. Namun ada bukti
yang menunjukkan bahwa perubahan sikap dan perilaku yang terjadi pada
masa remaja merupakan akibat dari perubahan sosial pada akibat dari
perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Kurangnya
pembelajaran hati nurani, moral yang diterima anak puber dari orang tua,
kakak-adik, guru-guru dan teman-teman kemungkinan akan terjadi
perubahan psikologi yang buruk. Semakin baik lingkungan yang diterima
akan berdampak pula pada komunikasi dan pembentukan perilaku yang
positif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Masalah?
2. Bagaimanakah ciri khusus dari masalah tersebut?
3. Apa saja jenis dari masalah pada siswa tersebut?

C. Maksud dan Tujuan


1. Memahami pengertian Masalah
2. Mengetahui ciri khusus dari masalah
3. Mengetahui jenis masalah pada siswa menengah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis – Jenis Masalah


Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada
yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula
yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang
tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau
orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.
B. Ciri – ciri Masalah
Adapun ciri – ciri masalah dapat di kemukakan sebagai berikut:1
1. Masalah muncul karena adanya kesenjangan antara harapan (das sollen)
dan kenyataan (das sein).
2. Semakin besar kesenjanagan, maka masalah semakin berat.
3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang
berbeda – beda.
4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh indidvidu
itu sendiri maupun oleh lingkungan.
5. Masalah timbul akibat dari prose belajar yang keliru.
6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic question) yang
perlu di jawab.
7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.

C. Jenis – jenis masalah (emosi, penyesuaian diri, perilaku


seksual,perilaku sosial, moral dan keluarga)
Berikut adalah jenis – jenis masalah yang biasa terjadi pada siswa
menengah ;

1Heru Mugiarso, Bimbingan dan Konseling, (Semarang: UPT UNNES Press, 2004). Hlm.94

3
a. Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa Perancis emotion yang diturunkan dari
akar emouvoir , yang berarti kegembiraan. Emosi bersifat subjektif,
ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Sedangkan menurut
istilah, emosi adalah suatu proses adaptif yang diikuti oleh respons –
respons fisiologi yang berhubungan erat dengan pengalaman dan
dimunculkan oleh individu sebagai reaksi terhadap stimulus tertentu di
luar dirinya. Emosi berfungsi untuk memberikan informasi mengenai
segala sesuatu yang sedang terjadi atau dialami dan memberikan
motivasi bagi individu untuk mencapai tujuan tertentu, serta mengarah
berbagai sikap, perilaku, dan tindakan – tindakan dalam mencapai
tujuan tersebut.2
Goleman (2002:356) menggolongkan emosi menjadi beberapa
macam, diantaranya : amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta
terkejut, jengkel, dan malu.
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas,yaitu perkembangan
emosi yang tertinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ
seksual yang mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-
perasaan dan dorongan-dorongan yang baru yang dialami sebelumnya,
seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih
intim dengan lawan jenis.
b. Penyesuaian Diri
Menurut W.A Gerungan (1996) menyebutkan bahwa penyesuaian diri
adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).3
Penyesuaian diri mencakup 4 hal yaitu penyesuaian diri pada diri
sendiri, keluarga, sekolah, dan masyarakat.pada masa penyesuaian
diri, remaja menemui banyak hal yang berbeda dari dirinya dan dia
harus mengikuti hal tersebut. Oleh karena itu terkadang remaja akan

2 Ahmad Susanto,Bimbingan dan konseling di Sekolah,Jakarta:Prenada Media


Group,2018,hlm:210
3Sunaryo, PsikologiUntuk Keperawatan,Jakarta:EGC,2004,hlm:221

4
bersikap kontra pada lingkungan yang tidak disukainya dan akan
bersikap pro pada lingkungan yang disukainya.
c. Perilaku Seksual
Masa remaja merupakan masa dimana mereka mulai tertarik dengan
lawan jenis, dan ingin mendapatkan perhatian dari lawan jenis.
Akibatnya remaja mempunyai minat yang tinggi terhadap seks.
Informasi yang tidak tepat dapat menimbulkan perilaku seks remaja
yang apabila ditinjau dari segi moral dan kesehatan tidak layak untuk
dilakukan.Untuk menanggulangi dan mengatasi masalah itu, sekolah
hendaknyamelakukan tindakan nyata, yaitu memasukkan pendidikan
seks ke dalam matapelajaran yang bersangkutan, misalnya tentang
reproduksi pada pelajaranbiologi, seks yang baik dalam bidang agama,
dan lain-lain.
d. Perilaku Sosial
“Menurut Baron dan Byrne perilaku sosial diidentik dengan reaksi
seseorang terhadap orang lain. Peilaku ini ditunjukkan dengan
perasaan, tindakkan, sikap keyakinan, serta rasa hormat terhadap
orang lain”.4
Pada masa remaja berkembang ”Social cognition”, yaitu kemampuan
untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai
individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat nilai-
nilai maupun perasaannya. Pemahaman ini, mendorong remaja untuk
menjalinkan hubungan sosial dengan lebih akrab dengan mereka
(terutama teman sebaya), baik melalui jalinan persahabatan maupun
percintaan. Pada masa ini juga berkembang sikap “conformity”, yaitu
kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran (hobby) atau keinginan orang lain (teman
sebaya). Perkembangan sikap konformitas pada remaja dapat
memberikan dampak yang positif maupun yang negatif.

4Samsul Arifin, Bambang, PsikologiSosial, Bandung:CV Pustaka Setia, 2015, hlm:9

5
e. Moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Remaja berperilaku
bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi psikologis
(rasa puas dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari orang
lain tentang perbuatannya).5
f. Keluarga
Seorang anak mulai mengadakan hubungan secara langsung dengan
lingkungannya , pertama – tama adalah keluarga. Keluarga merupakan
lingkungan yang paling utama untuk anak. Banyak permasalahan yang
timbul di dalamnya karena perbedaan pendapat antara orang tua dan
anak terlebih pada usia menengah atau remaja seperti ingin lebih dekat
dengan orang tua, merasa orang tua terlalu ketat dan berharap terlalu
banyak, ingin punya relasi lebih baik dengan saudara sekandung ,
ingin mempunyai lebih banyak kebersamaan dengan orang tua.6

5 Yusuf Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2010, hlm: 193
6 Abu Bakar M.Luddin, Dasar – Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
Praktik,Bandung:Cita Pustaka Media Perintis,2010,hlm:48-49

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada
yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula
yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.
Adapun ciri – ciri masalah dapat di kemukakan sebagai berikut:
1. Masalah muncul karena adanya kesenjangan antara harapan (das sollen)
dan kenyataan (das sein).
2. Semakin besar kesenjanagan, maka masalah semakin berat.
3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang
berbeda – beda.
4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh
indidvidu itu sendiri maupun oleh lingkungan.
5. Masalah timbul akibat dari prose belajar yang keliru.
6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic question) yang
perlu di jawab.
7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.
Masalah yang biasa timbul pada siswa menengah diantaranya adalah
emosi, penyesuaian diri, perilaku seksual,perilaku sosial, moral dan
keluarga. Pada masa ini mereka banyak mengalami perubahan, emosi
mereka mulai meninggi seperti marah, cinta, rindu dan sebagainya. Dalam
hal penyesuaian diri mereka harus beradabtasi dengan munculnya teman
baru dan mulai tertarik dengan lawan jenis akibatnya remaja mempunyai
minat yang tinggi terhadap seks, jika tidak didasari dengan pengetahuan
yang benar maka mereka cenderung melakukan hal yang fatal. Dampingan
dari keluarga dalam hal ini sangat diperlukan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Samsul, Bambang. 2015.PsikologiSosial.Bandung:CV Pustaka Setia.


Bakar Abu M.Luddin.2010.Dasar – Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
Praktik.Bandung:Cita Pustaka Media Perintis
Mugiarso, Heru. 2004. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT UNNES Press.
Sunaryo.2004.PsikologiUntuk Keperawatan.Jakarta:EGC
Susanto Ahmad.2018.Bimbingan dan konseling di Sekolah.Jakarta:Prenada Media
Group.
Syamsu Yusuf.2010.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai