Anda di halaman 1dari 57

BAB V

PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL

A. Konsep dan Sifat Muatan Lokal


Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum
yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar
penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat
relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga
keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum
nasional.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan
harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini
berarti bahawa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
dua mata pelajaran muatan lokal

B. MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL


1. Proses Pengembangan
Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya
ditangani oleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan
penanganan secara profesional dalam merencanakan, mengelola, dan
melaksanakannya. Dengan demikian di samping mendukung
pembangunan daerah dan pembangunan nasional, perencanaan,
pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal memperhatikan
keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penanganan
secara profesional muatan lokal merupakan tanggung jawab pemangku
kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite sekolah.
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan
komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP
Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan
dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat
diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan
seperti Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan
dunia usaha/industri. Keadaan daerah seperti telah disebutkan di atas
dapat ditinjau dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi
79
aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan
daerah dapat diketahui antara lain dari:
1) Rencana pembangunan daerah bersangkutan
termasuk prioritas pembangunan daerah, baik pembangunan
jangka pendek, pembangunan jangka panjang, maupun
pembangunan berkelanjutan (sustainable development);
2) Pengembangan ketenagakerjaan termasuk
jenis kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang
diperlukan;
3) Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian
alam dan pengembangan daerahnya, serta konservasi alam dan
pemberdayaannya
b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan
lokal
Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat
diperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini dapat
mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain untuk:
1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
2) Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu;
3) Meningkatkan kemampuan berwiraswasta;
4) Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-
hari;

c. Menentukan bahan kajian muatan lokal


Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai
kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian
sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan
bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:
1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
2) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang
diperlukan;
3) Tersedianya sarana dan prasarana
4) Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa
5) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan
6) Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah;
7) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan
kondisi dan situasi daerah.
d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukan
kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya
dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar
mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan
dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang
berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan
daerah serta pembangunan nasional. Kegiatan ini berupa kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Serangkaian
kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah dan komite
sekolah kemudian ditetapkan oleh sekolah dan komite sekolah untuk
dijadikan nama mata pelajaran muatan lokal.

80
Substansi muatan lokal di MTs N Bangsal terdiri atas :
a. Bahasa Daerah (Jawa)
Sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai Budaya ( Jawa )
Masyarakat setempat dalam wujud Komunikasi dan Apresiasi
Sastra.
b. English Conversation
sebagai uapaya meningkatkan ketrampilan siswa dalam berbicara
Bahsa Inggris.
e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh
BSNP.
1) Pengembangan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar adalah langkah awal dalam membuat mata
pelajaran muatan lokal agar dapat dilaksanakan di sekolah. Adapun
langkah-langkah dalam mengembangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
a) Pengembangan Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah menentukan kompetensi
yang didasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan.
b) Pengembangan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang harus
dikuasai siswa. Penentuan ini dilakukan dengan melibatkan
guru, ahli bidang kajian, ahli dari instansi lain yang sesuai.
2) Pengembangan silabus secara umum mencakup:
a) Mengembangkan indikator
b) Mengidentifikasi materi pembelajaran
c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran
d) Pengalokasian waktu
e) Pengembangan penilaian
f) Menentukan Sumber Belajar
Langkah-langkah tersebut dapat mengacu pada penyusunan silabus mata
pelajaran.

2. Pihak yang Teribat dalam Pengembangan


Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai
SDM dalam mengembangkan sekolah dan komite sekolah dapat
bekerjasama dengan dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim
Pengembang Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga di luar
Depdiknas, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain
terkait, dunia usaha/industri, tokoh masyarakat.
Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai
berikut
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing;
b. Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal;
c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan daerah masing-masing;
d. Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan
dilaksanakan;

81
e. Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum
muatan lokal lainnya, yang dilakukan bersama sekolah, mengacu pada
Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP

Peran Perguruan Tinggi dan LPMP antara lain memberikan bimbingan dan
bantuan teknis dalam:
a. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan
kebutuhan lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal;
b. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran;
c. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran
Peran instansi/lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah:
a. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi
aspek sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya
manusia yang ada di daerah yang bersangkutan, serta prioritas
pembangunan daerah di berbagai sektor yang dikaitkan dengan
sumber daya manusia yang dibutuhkan;
b. Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan dan
keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu;
c. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga
dalam menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan
norma setempat.

3. Rambu-rambu
Berikut ini rambu-rambu untuk diperhatikan dalam pelaksanaan muatan
lokal.
a. Sekolah yang mampu mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata
pelajaran muatan lokal. Apabila sekolah belum mampu
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar beserta
silabusnya sekolah dapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan
kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh sekolah, atau dapat
meminta bantuan kepada sekolah yang terdekat yang masih dalam
satu daerahnya. Bila beberapa sekolah dalam satu daerah belum
mampu mengembangkan dapat meminta bantuan TPK daerah, atau
meminta bantuan dari LPMP di propinsinya.
b. Bahan kajian hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir,
emosional, dan sosial peserta didik. Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar diatur sedemikian rupa agar tidak memberatkan peserta didik
dan tidak mengganggu penguasaan pada kurikulum nasional. Oleh
karena itu dalam pelaksanaan muatan lokal dihindarkan adanya
pekerjaan rumah (PR).
c. Program pengajaran hendaknya dikembangkan dengan melihat
kedekatan dengan peserta didik yang meliputi dekat secara fisik dan
secara psikis. Dekat secara fisik maksudnya terdapat dalam
lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat
secara psikis maksudnya bahwa bahan kajian tersebut mudah
dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencernakan informasi sesuai
dengan usianya. Untuk itu, bahan pengajaran hendaknya disusun
berdasarkan prinsip belajar yaitu: (1) bertitik tolak dari hal-hal konkret
ke abstrak; (2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum

82
diketahui; (3) dari pengalaman lama ke pengalaman baru; (4) dari yang
mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit. Selain itu bahan
kajian/pelajaran hendaknya bermakna bagi peserta didik yaitu
bermanfaat karena dapat membantu peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Bahan kajian/pelajaran hendaknya memberikan keluwesan bagi guru
dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku dan
nara sumber. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan
dapat mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan
memanfaatkan potensi di lingkungan sekolah, misalnya dengan
memanfaatkan tanah/kebun sekolah, meminta bantuan dari instansi
terkait atau dunia usaha/industri (lapangan kerja) atau tokoh-tokoh
masyarakat. Selain itu guru hendaknya dapat memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam
proses belajar mengajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.
e. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam
arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi
makna kepada peserta didik. Bahan kajian muatan lokal juga dapat
disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua
semester atau satu tahun ajaran.
f. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu
memperhatikan jumlah minggu efektif untuk mata pelajaran muatan
lokal pada setiap semester.

83
C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

BAHASA DAERAH (JAWA)

84
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan
1. Memahami siaran atau cerita 1.1 Menanggapi siaran atau informasi dari
yang disampaikan secara media elektronik (berita dan nonberita
langsung /tidak langsung dalam bentuk bahasa daerah / Pujok
kulonan / Madura)
1.2 Mengidentifikasi unsur sastra
Jawa/Madura (intrinsik dan ekstrinsik)
suatu cerita yang disampaikan secara
langsung/melalui rekaman

Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran, 2.1 Memperkenalkan diri dan orang lain di
perasaan, dan informasi melalui dalam forum resmi dengan intonasi yang
kegiatan berkenalan, berdiskusi, tepat
dan bercerita
2.2 Mendiskusikan masalah (yang
ditemukan dari berbagai berita, artikel,
majalah atau buku berbahasa
Jawa/Madura)
2.3 Menceritakan berbagai pengalaman
dengan pilihan kata dan ekspresi yang
tepat sesuai dengan kaidah bahasa
Jawa/Madura

Membaca
3. Memahami berbagai teks 3.1 Menemukan ide pokok berbagai teks
bacaan nonsastra dengan nonsastra dengan teknik membaca
berbagai teknik membaca cepat (150 kata/menit)
3.2 Mengidentifikasi ide teks nonsastra dari
berbagai sumber melalui teknik
membaca ekstensif

Menulis
4. Mengungkapkan informasi 4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan
dalam berbagai bentuk paragraf pola urutan waktu dan tempat dalam
(naratif, deskriptif, ekspositif) bentuk paragraf naratif
4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk
paragraf deskriptif
4.3 Menulis gagasan secara logis dan
sistematis dalam bentuk ragam paragraf
ekspositif

Mendengarkan
5. Memahami langgam, kidungan 5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk
yang disampaikan secara suatu langgam, kidungan yang
langsung/tidak langsung disampaikan secara langsung ataupun
melalui rekaman
5.2 Mengungkapkan isi suatu langgam,
kidungan yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman
Berbicara
6. Membahas cerita cekak melalui
6.1 Mengemukakan hal-hal yang menarik
kegiatan diskusi berbahasa
atau mengesankan dari cerita pendek
Jawa / Madura
melalui kegiatan diskusi berbahasa
Jawa / Madura
6.2 Menemukan nilai-nilai cerita pendek
melalui kegiatan diskusi

Membaca
7. Memahami wacana sastra 7.1 Membacakan cerita cekak dengan lafal, 85
melalui kegiatan membaca nada, tekanan, dan intonasi yang tepat
Cerita cekak
7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik
suatu cerita cekak dengan kehidupan
sehari-hari
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal English
Conversation terdapat pada Lampiran KTSP ini.

D. Pelaksanaan Muatan Lokal


Pelaksanaan Muatan Lokal di MTsN Bangsal termasuk bagian integral dari
struktur Kurikulum, yang tertuang di bab terdahulu. Diberikan mulai kelas VII
sampai dengan Kelas IX dengan pengaturan waktu dan mata pelajaran
seperti tertera dalam struktur Kurikulum.

86
BAB VI
KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

A. Konsep dan Sifat Kegiatan Pengembangan Diri


Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan
belajar, dan pengembangan karir peserta didik, serta kegiatan ekstra
kurikuler. Untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri,
khususnya pelayanan konseling ditujukan untuk pengembangan kreativitas
dan karir. Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan
peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta
didik.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi/dilaksanakan oleh konselor,
dan kegiatan ekstra kurikuler dapat diselenggarakan oleh konselor, guru dan
atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan
kewenangannya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan
pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler dapat megembangkan
kompetensi
1. Tujuan Umum
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta
didik dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.
2. Tujuan Khusus
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan:
a. Bakat
b. Minat
c. Kreativitas
d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
e. Kemandirian
f. Kemampuan kehidupan keagamaan
g. Kemampuan sosial
h. Kemampuan belajar
i. Wawasan dan perencanaan karir
j. Kemampuan pemecahan masalah

B. Bentuk Dan Sasaran Kegiatan Pengembangan Diri


Bentuk kegiatan pengembangan diri di MTsN Bangsal adalah sebagai
berikut.
1. Terprogram, adalah kegiatan yang dirancang secara khusus dalam kurun
waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual,
kelompok, dan klasikal melalui penyelenggaraan layanan dan kegiatan
pendukung konseling, krida, karya ilmiah, latihan/lomba
keberbakatan/prestasi, seminar, workshop, bazar, dan kegiatan lapangan.
2. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera,
ibadah khusus keagamaan bersama, pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan diri.
3. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti:
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
4. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti:
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan
dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu, berjabat tangan
86
dengan bapak atau ibu guru, karyawan madrasah serta dengan teman-
teman.

Adapun bentuk-bentuk kegiatan pengembangan diri


terprogram adalah

1. Pelayanan Konseling
Layanan konseling ini akan dilakukan oleh BP dalam bentuk pelayanan
berupa :
 Masalah kesulitan belajar peserta didik
 Pengembangan karier peserta didik
 Pemilihan jenjang pendidikan yang lebih tinggi
 Masalah dalam kehidupan sosial peserta didik
Sasaran dari pelayanan konseling ini adalah semua siswa mulai dari kelas VII
sampai dengan kelas IX. Kegiatan ini mulai tahun pelajaran 2008/2009
dimasukkan pada struktur kurikulum dengan beban belajar 1 jam pelajaran
per minggu.

Pelayanan Bimbingan dan Konseling

KLS SMS SK KD
VII 1 2. Mew 1.1 Memiliki sikap dan kebiasa-
ujudkan diri sebagai an yang mantap dalam beri-
pribadi yang beriman dan man dan bertaqwa terhadap
bertaqwa terhadap Tuhan Tuhan YME.
Yang Maha Esa, mantap 1.2 Memiliki pemahaman ten-
dan mandiri serta sehat tang kekuatan diri dan dapat
jasmani dan rohani mengembangkannya untuk
kegiatan-kegiatan yang kre-
atif dan produktif
2. Memiliki kemampuan da- 2.1 Mampu berkomunikasi baik
lam mengenal dan ber- secara lisan maupun tulisan
hubungan dengan ling- termasuk dalam menerima
kungan sosialnya yang dan menyampaikan pen-
dilandasi berbudi pekerti dapat.
luhur, tanggungjawab 2.2 Bertingkahlaku dengan me-
kemasyarakatan dan njunjung tinggi tata krama,
kenegaraan sopan santun serta nilai-nilai
agama, adat istiadat, hokum
dan kebiasaan yang ber-
laku.
2.3 Memiliki hubungan yang di-
namis, harmonis dan pro-
duktif dengan teman sebaya
2.4 Memahami kondisi dan per-
aturan sekolah serta upaya
melaksanakannya secara
dinamis dan bertanggung-
jawab

VII 2 3. Mampu mengembangkan 3.1 Memiliki kemantapan keya-


diri, sikap dan kebiasaan kinan bahwa belajar meru-
belajar yang baik untuk pakan perintah Tuhan Yang
me-nguasai pengetahuan Maha Esa
dan keterampilan serta 3.2 Memiliki kemantapan keya-
menyiapkan untuk melan- kinan bahwa kegiatan bela-
jutkan pendidikan pada jar yang sebaik-baiknya a-
tingkat yang lebih tinggi kan meningkatkan mutu ke-
hidupan beragama
3.3 Memiliki pemantapan, pe-
mahaman tentang penting-
nya hubungan teman seba-
ya dalam kegiatan belajar

87
3.4 Memiliki pemahaman yang
mantap tentang pentingnya
kondisi jasmani yang sehat
dalam kegiatan belajar

4. Mampu merencanakan 4.1 Memahami kecenderungan


dan mengembangkan karir yang hendak dikem-
masa depan karier bangkan
VIII 1 5. Mewujudkan diri sebagai 5.1 Memiliki pemahaman ten-
pribadi yang beriman dan tang kekuatan diri dan dapat
bertaqwa kepada Tuhan mengem-bangkannya untuk
Yang Maha Esa, mantap kegiatan-kegiatan yang kre-
dan mandiri serta sehat atif dan produktif
jasmani dan rohani

6. Memiliki kemampuan da- 6.1 Mampu berkomunikasi se-


lam mengenal dan ber- cara lisan maupun tulisan
hubungan dengan ling- termasuk dalam menerima
kungan sosialnya yang dan menyampaikan panda-
dilandasi berbudi luhur, pat
tanggungjawab kemasya- 6.2 Bertingkahlaku dengan me-
rakatan dan kenegaraan njunjung tinggi tata krama,
sopan santun serta nilai-nilai
agama, adat istiadat, hokum
dan kebiasaan yang berlaku

7. Memiliki kemampuan da- 7.1 Mampu belajar dengan op-


lam mengenal dan ber- timal untuk bekal bagi pro-
hubungan dengan ling- gram yang lebih tinggi
kungan sosialnya yang 7.2 Memiliki pemahaman ten-
dilandasi berbudi luhur, tang aspek-aspek belajar
tanggungjawab kemasya- untuk mengembangkan ke-
rakatan dan kenegaraan hidupan mandiri secara
intelektual emosional
7.3 Memiliki kemantapan pema-
haman tentang aspek-aspek
belajar dalam berkomunika-
si, social dan intelektual
serta apresiasi seni
7.4 Memiliki kemantapan ten-
tang aspek-aspek belajar
dalam etika dan nilai

IX 1 8. Mewujudkan diri sebagai 8.1 Memiliki kemampuan me-


pribadi yang beriman dan mahami kekuatan diri dan
bertaqwa kepada Tuhan dapat menyumbangkan
Yang Maha Esa, mantap untuk kegiatan-kegiatan
dan mandiri sehat jas- yang kreatif dan produktif
mani dan rohani 8.2 Memiliki kemampuan me-
mahami bakat dan minat pri-
badi serta dapat menya-
lurkannya melalui berbagai
kegiatan yang kreatif dan
produktif

9. Memiliki kemampuan da- 9.1 Memiliki kemampuan ber-


lam mengenaldan berhu- komunikasi baik secara lisan
bungan dengan lingkung- maupun tulisan termasuk
an sosialnya yang dilan- dalam menerima dan me-
dasi berbudi luhur, tang- nyampaikan pendapat
gungjawab kemasyaraka- 9.2 Bertingkahlaku dengan men
tan dan kenegaraan junjung tinggi tata krama,
sopan santun serta nilai-nilai
agama, adat istiadat, hukum
dan kebiasaan yang berlaku
9.3 Memiliki hubungan yang
dinamis dan produktif de-
ngan teman sebaya

88
9.4 Memiliki kemampuan ber-
orientasi hidup berkeluarga

IX 2 10. Mampu mengembangkan 10.1 Memiliki kemampuan me-


diri, sikap dan kebiasaan wujudkan secara efektif,
belajar yang baik untuk efisien dan produktif
menguasai pengetahuan tentang kegiatan belajar
dan keterampilan serta sesuai dengan ajaran
menyiapkan untuk melan- agama
jutkan pendidikan pada 10.2 Memiliki kemampuan bel-
tingkat yang lebih tinggi ajar secara optimal untuk
kehidupan dalam masya-
rakat
10.3 Memiliki kemampuan be-
lajar secara optimal untuk
mengusai bekal bagi pro-
gram pendidikan yang le-
bih tinggi
10.4 Memiliki kemampuan be-
lajar secara optimal untuk
mengembangkan
persiapan karir
10.5 Memiliki kemampuan me-
wujudkan peranan kegia-
tan belajar dalam rangka
pilihan karir
10.6 Memiliki pemahaman ten-
tang aspek-aspek belajar
untuk mengembangkan
kehidupan mandiri secara
emosional, social, intele-
ktual dan ekonomi

11. Mampu merencanakan 11.1 Memiliki orientasi dan in-


dan mengembangkan ma formasi pada umumnya,
sa depan karier khususnya karir yang
hendak di kembangkan

2. Palang Merah Remaja


Tujuan Palang Merah Remaja adalah :
 Melatih peserta didik untuk mampu menanggulangi dan menolong dalam
setiap kecelakaan yang ada di sekitar.
 Mengembangkan jiwa sosial dan peduli terhadap orang lain.
 Membiasakan hidup sehat.
Sasaran dari Kegiatan Palang Merah ini kelas VII dan VIII

SILABUS
PMR
1. Pelaku pertolongan pertama 1. - Memasang Pembalut mitella
2. Pembalutan - Memasang Pembalut platengah
- Memasang pembalut kassa

3. Pasang bongkat tandu


4. Triage 2. Memasang tenda darurat
5. Evakuasi pasien
6. Prinsip-prinsip palang
merah

89
7. Anatomi dan faal tubuh
dasar
8. Pembidaian
9. Kesehatan lapangan
10. Cedera alat gerak

3. UKS / Bhakti Wisada


Tujuan :
 Melatih Siswa untuk membiasakan hidup bersih dan sehat
 Menanamkan rasa setia kawan dan kesehatan Fisik maupun mental
 Memberi wahana kepada siswa untuk berlatih berorganisasi

SILABUS

UKS
1. Pendidikan Kesehatan 1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayananan Kesehatan 2. Gizi
3. Pembinaan Lingkungan 3. P3K, P3P
Sekolah Sehat 4. Pencegahan penyakit
5. Penjaringan kesehatan

1. Kantin sehat
2. BK
3. Ceramah agama

1. Kesehatan lingkungan
2. Kebon sekolah
3. Apotek hidup

4. Pramuka
Tujuan dalam pramuka adalah :
 Sebagai wahana bagi peserta didik untuk berlatih berorganisasi.
 Melatih peserta didik untuk terampil dan mandiri.
 Melatih siswa untuk mempertahankan hidup
 Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
 Memiliki sikap kerjasama kelompok
 Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat
Sasaran dari kegiatan pramuka ini adalah kelas VII dan kelas VIII.
a. Tingkat Penggalang Ramu

SILABUS
1. Memiliki kecakapan 1. Memahami Bendera Kebangsaan Indonesia.
kebangsaan. 2. Memahami I-agL1 Indonesia Raya.
3. Mengetahui arti dan hafal pada, Pancasila.
4. Membiasakan Bahasa Indonesia di
pertemuan penggalang.
5. Mengetahui dan hafal Dasa Darma dan Tri
2. Memiliki kecakapan Satya
pramuka. 6. Mengetahui dan membiasakan salam
pramuka.
7. Mengetahui lambang gerakan pramuka.
90
8. Mengetahui sruktur organisasi dalam gugus
depan
9. Mengikuti latihan pasukan penggalang
3. Memiliki kecakapan minimal 6 kali berturLit-tarot.
10. Melakukan baris- berbaris
11. Menyampaikan berita secara lisan.
12. Mengumpulkan data untuk melakukan
pertolongan pertama pada kecelakaan
13. Membuat dan menggunakan simpul-simpul
4. Melengkapi administrasi. 14. Menjamu tamu dengan balk (untuk putri);
5. Memiliki kecakapan spiritual 15. Membuat dua hasty karya (untuk putra)
16. Memiliki buku tabungan
17. Membayar uang iuran pada gugus depan
18. Mengetahui dan bisa mengucapkan
syahadat.
19. Mengerti rukun iman dan Islam.
b. Tingkat Penggalang Rakit
SILABUS
1. Memiliki kecakapan 1. Mengetahui lambang negara Indonesia.
kebangsaan. 2. Hafal menyanyikan lagu-lagu kebangsaan.
3. Mengetahui hari nasional dan pahlawan
2. Memiliki kecakapan nasional.
sosial 4. Mengikuti kerja bakti gotong royong.
3. Memiliki kecakapan 5. Mengetahui sopan santun dalam pergaulan
pramuka. 6. Mengamalkan dasa darma dan tri satya.
7. Mengetahui tanda pengenal pramuka.
8. Dapat memimpin barisan.
9. Menggunakan isyarat morse dan semaphore.
10. Mengikuti latihan pasukan penggalang ramu
3. Memiliki minimal 10 kali.
ketrampilan 11. Memperbaiki kerusakan keeil alai rumah
tangga
12. Memberi pertolongan pertama pada
kecelakaan.
4. Memelihara 13. Memasak makanan di perkemahan.
kesehatan . 14. Membuat peta lapangan dan sketsa
pemandangan.
5. Memiliki kecakapan 15. Mengetahui makanan yang bergizi.
spiritual 16. Mengetahui jenis penyakit menular.
17. Memelihara lanaman berguna dan binatang
ternak.
18. Membaca do'a harian .
c. Tingkat Penggalang Terap
SILABUS
1. Memiliki kecakapan 1. Mengetahui arti dan sejarah Sumpah Pemuda
kebangsaan. 2. Bersungguh-sungguh mengamalkan pancasila
3. Mengetahui tentang PBB.
2. Memiliki kecakapan 4. Mengetahui tempat-tempat di kecamatan
social. 5. Mengikuti kerja bakti di kampung, tempat
ibadah Berta pernah membantu lembaga
seperti PMI, PKK dan karang taruna
6. Mengikuti latihan pasukan sebagai pengalang
3. Memiliki kecakapan rakit minimal 10 kali.
pramuka. 7. Menaksir jarak, tinggi, lugs, isi, berat dan
3. Memiliki kecakapan persona suhu.
8. Membuat peta pity.

91
9. Merencanakan dan mempersiapkan rapat kecil
10. Membuat alai rumah tangy sederhana
4. Menielihara. 11. Menerapkan kebersihan dan kesehatan di
kesehatan perkemahan, (11 rumah dan Illinnya.
12. Melakukan olah raga atletik atau renang dan
5. Memiliki olah raga perniainan.
kelengkapan 17. Memiliki buku tabungan.
administrasi 18. Membayar uang itiran.
19. Membantu jalannya administrasi keuangan
6. Kecakapan spiritual gusu depannya.
20. Memiliki minimal Bata Panda Kecakapan
Khusus.
21. Mengetahui hari hari rays Islam.
22. Bertindak sebagai imam dalam sholat
berjamaah di perkemahan.

5. Seni Baca Al-Qur’an / Qiro’ah


Tujuan dari diadakannya seni baca Al-Qur’an adalah :
- Menghargai dan menghormati kitab sucinya.
- Menumbuhkembangkan sifat cinta terhadap agama khusuanya pada
kitab Suci Al-Qur’an.
- Melestarikan budaya islami.
- Mengembangkan bakat, minat dan prestasi siswa dalam bidang seni
baca Al Qur’an (Qiroah)
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam seni baca
Al Qur’an
- Mempersiapkan
- siswa dalam lomba (MTQ)
Sasaran kegiatan ini adalah kelas VII s.d kelas VIII

SILABUS
1. Tajuid 1. Makhariful khuruf
2. Sifat Al huruf
3. Ahkan Al huruf
4. Ahkam Almad wal qasor

2. Fashokah 1. Ahkan Al waqof wal ibtida’


2. Mura’at Al huruf Wal harokat
2. Muro’at Al kalimat Wal ayat

3. Suara 1. Kejernihan / kebeningan


1. Kehalusan
2. Kenyaringan
3. Keutuhan
4. Pengaturan nafas

4. Lagu dan bacaan 1. Lagu pertama


2. Jumah lagu
3. Perhatian, keutuhan, dan tempo lagu
4. Irama dan gaya
5. Variasi

6. Pembinaan baca Al-Qur’an


Tujuan :
Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah-
92
kaidah ilmu tajwid
Meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi kandungan Al-Qur’an
SILABUS
Membaca Alqur-an (tadarus) - Membaca huruf hi.iaiyyah sesuai
dengan fasikh menurut dengan makhraJ (tepat)
kaidah ilmu tajwid. - Mengenal tanda baca serta
membacanya dengan fasikh
- Menghafal Surat pendek dan bacaan
sholat
- Mengenal tanda-tanda nun sukun,
tanwin dan mim sukun, qolqolah serta
membacanya dengan fasikh
- Menghafal bacaan sholat
- Membaca dan mengetahui tandatanda
waqof, bacaan panjang/mad, bacaan
dengung, alit'syamsiyal dan Al
qomariyah
Menghafal Al Qur’an dengan - Menghafal Al Quran Juz 1 sampai ke
benar dan fasikh menurut kaidah Juz ke 30
ilmu tajwid
Menghafal Al Qur’an dengan - Menghafal surat-surat pilihan :
benar dan fasikh menurut kaidah 1. QS. Al Kahfi
ilmu tajwid 2. QS. Yasiin
3. QS. Ar Rohman
4. QS. Al Jum’ah
5. QS. Al Waqiah
6. Al Mulk

7. Seni Musik ( Olah vokal / Qosidah )


Tujuan seni musik adalah :
 Melestarikan budaya Islam.
 Memberikan bekal kecakapan hidup berupa seni qosidah.
 Menumbuhkembangkan sifat cinta terhadap budaya Islam.
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VII s.d kelas VIII.

7. Drum Band
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
- Menumbuhkan sifat cinta tanah air.
- Menumbuhkan sifat patriot pada peserta didik.
- Melestarikan budaya modern.
- Mengembangkan bakat, minat dan prestasi siswa dalam bidang Drum
Band
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam drum band
- Mempersiapkan siswa dalam lomba drum band
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VII s.d kelas VIII

SILABUS

1. Pemahaman tentang keberadaan


drum band a. Perkusi
2. Pemahaman tentang jenis alat b. Terompet
musik yang digunakan dalam c. Flugrt
drum band d. Trombon
e. Dram
f. Bas dram
93
g. Bakra
h. Smbal
i. Kolegraf

a. Not balok
3. Pemahaman Not b. Not angka

a. Lagu wajib
4. Membuat lagu b. Lagu populer

a. Kedisiplinan / sikap
5. Baris berbaris b. Kirab
c. Display
d. Rampak

a. Daerah
6. Kejuaraan b. Wilayah
c. Nasional

1. Bimbingan Baca Kitab


Tujuan dari kegiatan ini adalah :
 Memperkenalkan peserta didik tentang cara membaca dan memahami
kitab.
 Menggali pengetahuan agama melalui sumber utama.
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VIII kelas VIII

2. Seni Teater
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
 Melatih peserta didik seni drama , teater, sinetron.
 Melatih peserta didik di bidang akting
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VII s.d kelas VIII

10. Ketrampilan Agama


Tujuan dari kegiatan ini adalah :
 Melatih peserta didik melakukan kegiatan keagamaan di masyarakat.
 Melatih peserta didik menjadi imam tahlil, jama’ah, bilal, dan kegiatan
keagamaan lainnya.
 Melatih siswa untuk trampil berpidato
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VII s.d. kelas VIII

SILABUS
1. Teknik mukadimah 1.1. Macam-macam muqodimah dalam pidato
1.2. Praktek muqodimah yang berkaitan dengan
tema pidato umum

2. Pidato pembawa acara 1.1. Macam-macam acara atau walimah


1.2. Acara formal atau pertemuan rapat
1.3. Acara diskusi atau seminar

3. Pidato tausiyah 3.1. Contoh tausiah acara walimah


3.2. Tausiyah acara PHBI

4. Teknik menutup pidato 4.1. Mengakhiri pidato

94
5. Ekspresi 5.1. Ekspresi dan sikap saat berbicara didepan
umum

6. Istighotsah dan tahlil 6.1. Bacaan istighotsah


6.2. Bacaan Tahlil
6.3 Tehnik memimpin tahlil/istighotsah

11. Bola Voli :


Tujuan :
 Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang bola voli sebagai
olahraga prestasi.
 Meningkatkan kesehatan fisik dan mental siswa
 Menumbuhan sportifitas siswa
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VII s.d. kelas VIII

SILABUS
1. Menguasai tehnik bermain 1. Menerapkan tehnik passing yang baik.
bola volley 2. Melakukan variasi servis yang baik.
3. Melakukan smash dengan baik.

2. Membentuk kerja sama dalam 1. Menerapkan sistem pertahanan yang kokoh.


team 2. Menerapkan pola serangan mematikan.
3. Mengatur strategi permainan
4. Memiliki karakter permainan yang positif .

12. Atletik :
Tujuan :
 Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang Atletik sebagai
olahraga prestasi.
 Meningkatkan kesehatan fisik dan mental siswa
 Menumbuhan sportifitas siswa
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VII s.d. kelas VIII

13. Sepak bola


Tujuan :
 Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang Sepak bola
sebagai olahraga prestasi.
 Meningkatkan kesehatan fisik dan mental siswa
 Menumbuhan sportifitas siswa
 Mempersiapkan siswa dalam berbagai lomba di tingkat kecamatan atau
kabupaten.
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VII s.d. kelas VIII

14. Tenis Meja :


Tujuan kegiatan ini adalah :

95
 Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam
bidang Tenis Meja sebagai olahraga prestasi.
 Meningkatkan kesehatan fisik dan mental siswa
 Menumbuhan sportifitas siswa.
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VII s.d. kelas VIII

SILABUS
1. Mempraktekan teknik dasar 1. Mempraktekan teknik dasar :
permainan Tenis Meja - Memegang bat
- Pukulan servis
- Pukulan forenhand
- Pukulan backhand
- Pukulan smash
- Pukulan spin
2. Bermain dengan peraturan

15. Bulu Tangkis / Badminton


Tujuan :
- Mengembangkan bakat, minat dan prestasi siswa dalam bidang olah raga bulu
tangkis / badminton
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam permainan bulu
tangkis / badminton
- Meningkatkan kualitas kesehatan dan sportifitas siswa

SILABUS
1. Mempraktekan teknik dasar Bulu 1. Mempraktekan teknik dasar
Tangkis memegang raket
1. Pukulan
2. Backhand
3. Forenthand
4. Smash
5. Lob
6. cup
7. Bermain dengan peraturan

16. Komputer
Tujuan kegiatan ini adalah :
 Membantu peserta didik agar mahir dalam mengoperasionalkan
komputer.
 Melatih peserta didik memanfaatkan program pengolah kata dan pengolah
angka/data.
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VII s.d. kelas kelas VIII

17.. English Conversation


 Meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam berbicara bahasa
inggris
 Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik siswa

96
 Mengembangkan prestasi dalam mata pelajaran bahasa Inggris
Sasaran dalam kegiatan ini kelas VII s.d. kelas VIII

SILABUS
Material
No Meeting
First grade Second grade
1 1 Introduction Preface
Number, Mukti & Fraction +
2 2 Sentence (brush up)
Vocabularies
Days, Months & years +
3 3 Daily activiteis
Vocabularies
4 4 Test I Test I
5 5 Telling time + Expression 16 tense
6 6 Gritting + Daily Expression Simple present + progressive
7 7 Conversation + Expression Present perfect + progressive
8 8 Test II Simple past + progressive
9 9 Part of Speech Past perfect + progressive
10 10 Pronoun + Exercise Simple future + progressive
11 11 Adverb + Noun + Exercise Future perfect + progressive
12 12 Test III Past perfect + progressive
Conjunction & adjective +
13 13 Past future + progressive
Exercise
14 14 Verb exercise Test II
Interjection & preposition +
15 15 Pasiive voice (introduction)
exercise
16 16 Test IV Passive – active
17 17 Phrase + exercise Active – passive
18 18 Sentence I Test III
19 19 Sentence II Modal auxiliary
20 20 Test V Wishes, ability, advisability
Suggestion, necessity,
21 21 Yes No Question
prohibition
Preference, request,
22 22 Word question
permission
23 23 Taq question Possibility, impossibility
24 24 Test VI Test IV
25 25 5 tense (Introduction) Admiration
26 26 Simple present Speaking skill I
27 27 Present continous Speaking skill II
28 28 Test VII Tets V
Elliptical structure
29 29 Present perfect
(introduction)
30 30 Simple past Use adverb
31 31 Simple future Use conjunction
32 32 Test VIII Test VI
33 33 Reading (Identify) Degree of comparison
34 34 Reading (Translation) Comparative degree
35 35 Reading ( Analysis) Superlative degree
36 36 Writing (Narartive) Test VII
37 37 Writing ((Describing) Writing (recount)
38 38 Brush Up Writing (anecdote)
39 39 Oral exam Writing (procedure)
40 40 Written exam Writing exam

97
18. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
 Melatih siswa dalam berorganisasi
 Mempersiapkan siswa untukmenjadi pemimpin yang handal
 Melatih siswa untuk bersikap demokratis
 Melatih siswa belajar mengambil keputusan dengan tepat
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas VII dan VIII terutama pengurus OSIS

SILABUS
1. Keorganisasian 1. Pengertian organisasi
2. Unsur-unsur organisasi
2. Manajemen organisasi

2. Kepemimpinan 1. Pengertian kepemimpinan


2. Unsur-unsur dalam kepemimpinan
3. Pengaturan organisasi dan
kepemimpinan yang efesien
4. Syarat mental dan fisik seorang
pemimpin

3. Administrasi keuangan 1. Penyusunan rencana anggaran


2. Penyusunan realisasi anggaran

4. Administrasi surat - menyurat 1. Kop surat menyurat


2. Nomor surat
3. Surat - menyurat
4. Pembuatan proposal kegiatan

98
19. Bimbingan Belajar Bagi Kelas IX
Tujuan :
Melatih siswa dalam mengerjakan soal-soal Mata Pelajaran yang di UNAS kan

SILABUS
1. Menguasai materi 1. Memahami materi-materi penting di kelas VII
SKL dari pelajaran ujian 2. Memahami materi-materi penting di kelas VIII
nasional 3. Memahami materi-materi penting di kelas IX

2. Memahami Soal- Soal 1. Memahami soal Ujinn Nasional Tahun. 2006.


Ujian Nasional 2. Memahami soal Ujian Nasional Tahun 2007.
3. Memahami soal Ujian Nasional Tahun 2008.

3. Menguji kemampuan 1. Mengikuti try out yang pertama


dengan mengikuti try out 2. Mengikuti try out yang kedua
ujian nasional 3. Mengikuti try out yang ketiga
3. Mengikuti try out dengan dua paket soal yang
berbeda.

BENTUK KEGIATAN YANG RUTIN ADALAH :


a) Upacara Bendera
Tujuan :
- Meningkatkan kedisiplinan
- Melatih siswa rasa cinta tanah air
- Melatih siswa agar mengenang, menghargai dan meneruskan cita-cita
luhur para pendahulunya

SILABUS
1. Pejabat Upacara 1.4. Pembina Upacara
1.5. Pemimpin Upacara
1.6. Pengatur Upacara
1.7. Pembawa Upacara

2. Petugas Upacara 2.1. Pembawa Naskah Pancasila


2.2. Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945
2.3. Pembaca do’a
2.4. Pemimpin lagu / Dirigen
2.5. Kelompok pengibar bendera
2.6. Kelompok pembawa lagu

3. Bentuk Barisan 3.1. Bentuk segaris


3.2. Bentuk angkare
- Formasi saf bensaf
- Formasi saf berbanjar
- Formasi banjar bersaf
- Formasi banjar berbanjar

4. Sarana Upacara 4.1. Bendera


4.2. Tiang bendera
99
4.3. Tali bendera
4.4. Naskah – naskah upacara

5. Pelaksanaan Upacara 5.1. Susunan upacara


Pengibaran Bendera - Acara persiapan
- Acara pendahuluan
- Acara pokok
- Acara penutup
- Acara tambahan
5.2. Tehnis pelaksanaan
- Persiapan upacara
- Pemimpin upacara memasuki lapangan
upacara
- Penghormatan
- Laporan

6. Acara Pokok 6.1. Pembina upacara memasuki lapangan upcara


6.2. Penghormatan umum
6.3. Laporan pemimpin upacara
6.4. Pengibaran bendera sang merah putih
6.5. Mengheningkan cipta
6.6. Pembacaan teks Pembukaan UUD 1945
6.7. Pembacaan teks Pancasila
6.8. Amanat pembina upacara
6.9. Menyanyikan lagu wajib
6.10. Pembacaan do’a
6.11. Laporan pemimpin upacara
6.12. Pernghormatan umum
6.13. Pembina upcara meninggalkan lapangan
upacara
6.14. Upacara selesai upacara di bubarkan
6.15. Penghormatan pada pemimpin upacara
.
b) Sholat Dhuha dan Duhur Berjamaah
Tujuan :
 Membiasaan siswa dalam melaksanakan ibadah
sholat wajib secara berjamaah.
 Meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai
ajaran agama yang diyakini menuju pembentukan manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa secara utuh.

SILABUS
1. Wudhu 1.1. Praktek penerapan / pelaksanaan syarat dan
rukun wudhu
1.2. Do’a sesudah wudhu
1.3. Sunah wudhu
2. I’tikaf 2.1. I’tikaf sebelum pelaksanaan jamaah
2.2. Sholat sunnah sebelum jamaah

3. Sholat berjamaah 3.1. Pelaksanaan sholat jama’ah secara baik dan


benar
3.2. Do’a sesudah sholat jama’ah

4. Sholat sunnah 4.1. Sholat sunnah sesudah sholat fardhu

100
c) Menjaga Kebersihan Kelas dan Lingkungan :
Tujuan :
 Membiasakan siswa untuk selalu menjaga
kebersihan.
 Mengingatkan siswa akan pentingnya menjaga
kesehatan
d) Berdo’a bersama setiap awal dan akhir pelajaran :
Tujuan :
 Membiasakan siswa untuk selalu berdo’a setiap
melaksanakan kegiatan yang positif sebagai penguat batin.
 Mengingatkan siswa betapa kecilnya manusia di
hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
e) Berjabat tangan dengan guru setiap awal dan akhir pelajaran :
Tujuan :
 Membiasakan siswa untuk menyadari
persaudaraan.
 Membiasakan siswa untuk saling mermaafkan.
 Mengingatkan siswa bahwa setiap manusia tidak
luput dari kesalahan.
f) Menjaga Kerapian Berpakaian :
Tujuan :
 Membiasakan siswa untuk selalu berpenampilan
rapi.
 Membiasakan siswa menyadari pentingnya
menghargai diri sendiri.
g) Berbicara sopan setiap saat kepada setiap warga sekolah :
Tujuan :
 Membiasakan siswa selalu berkata sopan
terhadap sesama.
 Membiasakan siswa menyadari pentingnya
menghargai diri.

BENTUK KEGIATAN YANG SPONTAN ADALAH :


1. Membiasakan mengucap salam kepada setiap warga sekolah yang baru
ditemui :
Tujuan :
Membiasakan siswa menunjukkan sikap ramah.
Membiasakan siswa mendo’akan sesama.
2. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya :
Tujuan :
Membiasakan siswa menjaga kebersihan dan kesehatan.

3. Membiasakan mengatasi silang pendapat dengan benar :


Tujuan :
Membiasakan siswa bersikap demokratis, jujur, sportif, dan cinta
damai.

4. Kujungan kepada teman yang sakit :

101
Tujuan :
Membiasakan siswa saling mengasihi sesama dan membantu
orang lain yang sedang menderita.

5. Mengadakan Ta’ziah :
Tujuan :
Membiasakan siswa saling berbagi rasa terhadap orang lain yang
sedang kesusahan.

BENTUK KEGIATAN KETELADANAN ADAL;AH :


1) Memberi contoh berpakaian rapi :
Tujuan :
Membiasakan memberi contoh yang baik dalam berpakaian
sebagai bentuk menghargai diri sendiri dan orang lain.
2) Memberi contoh datang dan pulang tepat waktu :
Tujuan :
Membiasakan berdisiplin dan menjauhkan diri dari hal-hal yang
bersifat melanggar peraturan sekolah.
3) Memberi contoh hidup sederhana :
Tujuan :
 Membiasakan siswa menjaga perasaan orang lain
yang kurang beruntung.
 Membiasakan siswa hidup hemat.
4) Memberi contoh memuji hasil karya yang baik :
Tujuan :
 Membiasakan siswa menyukai hal-hal yang baik
dan positif.
 Membiasakan siswa tidak merendahkan karya
orang lain.
 Membiasakan siswa menjaga keutuhan dan
persatuan.

C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Secara Keseluruhan, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kegiatan Pengembangan diri dan Pelajaran lain telah tertuang pada bab
sebelumnya.

D. Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Diri

Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Diri


a) Kegiatan Pengembangan Diri yang bersifat Teprogram dilaksanakan pada
waktu pembelajaran efektif dengan mengalokasikan waktu khusus dalam
jadwal pelajaran dibina oleh guru dan konselor sekolah.

b) Kegiatan Pengembangan Diri Terprogram (Ekstrakurikuler) dilaksanalan di


luar jam pembelajaran dibina oleh guru, praktisi, atau alumni yang memiliki
kualifikasi yang berdasarkan surat keputusan Kepala Sekolah.

102
c) Kegiatan Pengembangan Diri Tidak Terprogram (rutin, spontan dan
keteladanan) dilaksanakan pada waktu jam pembelajaran efektif dibina
oleh guru dan konselor sekolah.

d) Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri


No Nama Kegiatan Kelas Hari Waktu
1 Terprogram
VII s/d Senin s/d 06.45 – 07.00
a. Wajib Baca Yasin/Surat Pendek
IX Sabtu t Sesuai jadwal
VII s/d Senin s/d
b. Bimbingan Konseling Sesuai jadwal
IX Sabtu
VII s/d Sesuai
c. Peringatan HBN dan PHBI Sesuai jadwal
IX jadwal
VII s/d Sesuai
d. Kegiatan Pentas Seni Sesuai jadwal
IX jadwal

g. Ekstrakurikuler (Tiap siswa memilih satu)


a. Baca Tulis Al-Qur’an VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
b. Pramuka VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
c. Conversation VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
d. PMR / UKS VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
e. Seni Teater VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
f. Bulu Tangkis VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
g. Atletik VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
h. Seni Drum Band VII -VIII Jum’at 14.00 – 16.00
i. Olah vokal VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
j. Komputer VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
k. Ketrampilan Agama VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
l. Qiro’ah VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
m. Bola Voly VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45
n. sepakbola VII -VIII Sabtu 06.45 – 08.45

2 Tidak Terprogram
a. Rutin
a. Upacara Bendera VII s/d Senin 06.30 – 07.15
IX
VII s/d Senin s/d
b. Sholat Dhuhur Berjamaah Sesuai jadwal
IX Sabtu
c. Menjaga Kebersihan Kelas dan VII s/d Senin s/d
07.00 – 12.45
Lingkungan IX Sabtu
e. Berdo’a bersama setiap awal dan akhir VII s/d Senin s/d
Sesuai jadwal
pelajaran IX Sabtu
f. Berjabat tangan dengan guru setiap VII s/d Senin s/d
Sesuai jadwal
awal dan akhir pelajaran IX Sabtu
g. Menjaga Kerapian Berpakaian VII s/d Senin s/d 07.00 – 12.45

103
IX Sabtu
h. Berbicara sopan setiap saat kepada VII s/d Senin s/d
07.00 – 12.45
setiap warga sekolah IX Sabtu

b. Spontan
A. Membiasakan VII s/d
Senin s/d
mengucap salam kepada setiap warga IX Situasional
Sabtu
sekolah yang baru ditemui
B. Membiasakan VII s/d Senin s/d
Situasional
membuang sampah pada tempatnya IX Sabtu
C. Membiasakan VII s/d
Senin s/d
mengatasi silang pendapat dengan IX Situasional
Sabtu
benar
D. Kunjungan VII s/d
Kepada Teman yang sakit IX Senin s/d
Situasional
Sabtu

E. Mengadakan VII s/d Senin s/d


Situasional
Ta’ziah IX Sabtu
c. Keteladanan
1. Memberi contoh VII s/d
berpakaian rapi IX Senin s/d
Situasional
Sabtu

2. Memberi contoh VII s/d Senin s/d


Situasional
datang dan pulang tepat waktu IX Sabtu
3. Memberi contoh VII s/d Senin s/d
Situasional
hidup sederhana IX Sabtu
4. Memberi contoh VII s/d Senin s/d
Situasional
memuji hasil karya yang baik IX Sabtu

e) Alokasi Waktu
Pengembangan diri untuk kelas VII s/d kelas VIII dialokasikan 3 jam pelajaran
(ekuivalen 2 X 60 menit) . Pengembangan diri untuk kelas IX diarahkan pada
program pembelajaran intensif dalam rangka persiapan menghadapi Ujian
Nasional.

f) Penilaian
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala (setiap
akhir semester) kepada sekolah dan orang tua dalam bentuk nilai kualitatif : A,
B, C, atau D

104
BAB VII
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP ( LIFE SKILL )

A. KONSEP DAN SIFAT PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP


1. Kecakapan Hidup (life skill)
Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa
pengertian kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja
(vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. WHO (1997)
mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai keterampilan atau
kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang
memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan
tanangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan disini
mencakup lima jenis, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan
berpikir, (3) kecakapan sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5)
kecakapan kejuruan.
Barrie Hopson dan Scally (1981) mengemukakan bahwa kecakapan
hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan
berkembang, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan baik
secara individu, kelompok maupun melalui sistem dalam menghadapi situasi
tertentu. Sementara Brolin (1989) mengartikan lebih sederhana yaitu bahwa
kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan dan kecakapan
sehingga seseorang mampu hidup mandiri. Pengertian kecapan hidup dalam
pandangan ini tidak semata memiliki kemampuan tertentu (vocational job),
namun juga memiliki kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti:
membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahklan masalah,
mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi
(Dikdasmen, 2002).
Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan
hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praksis dapat membekali
peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan.
Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang didalamnya
termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan
pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dan
tantangan hidup dan kehidupan. Pendidikan kecakapan hidup dapat dilakukan
melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta
didik sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek
pengembangan diri, yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran
yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan hidup dikaitkan dengan
keadaan dan kebutuhan lingkungan agar peserta didik mengenal dan memiliki
bekal dalam menjalankan kehidupan dikemudian hari. Isi dan bahan pelajaran
tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi sehingga secara
struktur tidak berdiri sendiri.

Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life skill concep)


Menurut konsepnya, kecakapan hidup dapat dipilah menjadi dua jenis utama,
yaitu:
a) Kecakapan hidup generik (generic life skill/GLS), dan
b) Kecakapan hidup spesifik (specific life skill/SLS).
Masing-masing jenis kecakapan itu dapat dipilah menjadi sub kecakapan.
Kecakapan hidup generik terdiri atas kecakapan personal (personal skill), dan
kecakapan sosial (social skill). Kecakapan personal mencakup kecakapan dalam
memahami diri (self awareness) dan kecakapan berpikir (thinking skill).
Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga negara,
serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
sekaligus sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang
bermanfaat bagi lingkungannya. Kecapakan berpikir rasional mencakup antara
lain kecakapan mengenali dan menemukan informasi, mengolah, dan mengambil
keputusan, serta kecakapan memecahkan masalah secara kreatif. Sedangkan

105
dalam kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communication
skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill).
Kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan untuk menghadapi
pekerjaan atau keadaan tertentu. Kecakapan ini terdiri dari kecakapan akademik
(academic skill) atau kecakapan intelektual, dan kecakapan vokasional
(vokational skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang
lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. Kecakapan vokasional terkait
dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik.
Kecakapan-kecakapan ini mencakup kecakapan vokasional dasar (basic
vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill).
Menurut konsep di atas, kecakapan hidup adalah kemampuan dan
keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif
dan kreatif mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya. Konsep
kecakapan hidup lebih luas dari keterampilan vokasional atau keterampilan untuk
bekerja. Orang yang tidak bekerja, misalnya ibu rumah tangga atau orang yang
sudah pensiun tetap memerlukan kecakapan hidup. Seperti halnya orang yang
bekerja, mereka juga menghadapi berbagai masalah yang harus dipecahkan,
orang yang sedang menempuh pendidikanpun memerlukan kecakapan hidup,
karena mereka tentunya juga memiliki permasalahan kehidupan.
Pendidikan berorientasi kecakapan hidup bagi peserta didik adalah
sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan
kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun
sebagai warga negara. Apabila hal ini dapat dicapai, maka faktor ketergantungan
terhadap lapangan pekerjaan yang sudah ada sebagai akibat tingginya
pengangguran, dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan
meningkat secara bertahap. (Depdiknas, diolah)

B. KOMPONEN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP


Konsep kecakapan-kecakapan tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:

LIFE SKILL

GENERAL LIFE SPECIFIC LIFE


SKILL SKILL

PERSONAL SKILL VOCATIONAL


SOCIAL SKILL ACADEMIC SKILL
SKILL

SELF
AWARENESS

THINGKING SKILL

KESADARAN DIRI

Kesadaran diri sebagai hamba Alloh,


Kesadaran diri akan Potensi diri dan
Makhluk Sosial dan Makhluk
Dorongan untuk Mengembangkanya
Lingkungan

106
KECAKAPAN

BERFIKIR DAN

BERNALAR

KECAKAPAN
MENGOLAH KECAKAPAN
KECAKAPAN
INFORMASI DAN MEMECAHKAN
MENGENALI
MENGAMBIL MASALAH SECARA
INFORMASI
KEPUTUSAN ARIF DAN KREATIF
DENGAN CERDAS

KECAKAPAN

KOMUNIKASI

KECAKAPAN KECAKAPAN
KECAKAPAN KECAKAPAN MENULISKAN
MENDENGAR PENDAPAT /
BERBICARA MEMBACA GAGASAN
KAN

KECAKAPAN VOKASIONAL

KECAKAPAN VOKASIONAL KECAKAPAN VOKASIONAL

DASAR KHUSUS

KECAKAPAN

AKADEMIC

KECAKAPAN KECAKAPAN KECAKAPAN KECAKAPAN


MELAKSANA
MENGIDENTIFIK MENGHUBUNG MERUMUSKAN KAN PENDAPAT /
PENELITIAN
ASI FARIABEL KAN FARIABEL HIPOTESIS

107
C. PENGINTERNALISASIAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM
SEMUA MATA PELAJARAN
Pendidikan kecakapan hidup sudah menjadi suatu kebijakan seiring dengan
berlakunya Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Standar isi dan standar
kompetensi ini akan menjadi acuan daerah/sekolah dalam mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada masing-masing jenjang
pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan kecakapan hidup dengan sendirinya
harus mengacu kepada standar-standar yang telah ditetap pemerintah. Standar isi
dan standar kompetensi lulusan merupakan salah satu bagian dari Standar Nasional
Pendidikan. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompertensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
satuan pendidikan. Dokumen standar isi mencakup: (1) kerangka dasar kurikulum,
(2) struktur kurikulum, (3) standar kompetensi dan kompetensi dasar, (4) beban
belajar, dan (5) kalender pendidikan.

Muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum adalah: pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,
keterampilan/kejuruan, pembiasaan dan muatan lokal. Masing-masing muatan
memiliki tujuan pendidikan yang berbeda dan peluang untuk memasukkan
kecakapan hidup secara terintegratif. Berikut ini disajikan contoh muatan wajib,
tujuan, dan pengembangan kecakapan hidup.

Tabel 1: Muatan Wajib, Tujuan Pendidikan, dan Pengembangan Kecakapan Hidup

No Mata Pelajaran Tujuan Pendidikan Pengembangan Kecakapan Hidup


Kecaka Kecaka Kecaka Kecaka
pan pan pan pan
Personal Sosial Akademik Vokasio
nal
1 Pendidikan Membentuk peserta didik
agama menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan √ √ √ √
YME
2 Pendidikan Membentuk peserta didik
Kewargane- menjadi warga negara yang
garaan memiliki wawasan dan rasa
kebersamaan, cinta tanah air, √ √ √ √
serta bersikap dan berperilaku
demokratis
3 Bahasa Membentuk peserta didik mampu
berkomunikasi secara efektif dan
efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan
√ √ √ √
maupun tulisan
4 Matematika Mengembangkan logika dan
kemampuan berpikir peserta
didik
√ √ √ √
5 Ilmu Mengembangkan pengetahuan,
Pengetahuan dan kemampuan analisis peserta
Alam didik terhadap lingkungan alam √ √ √ √
dan sekitarnya
6 Ilmu Mengembangkan pengetahuan,
Pengetahuan pemahaman, dan kemampuan
Sosial analisis peserta didik terhadap
kondisi sosial masyarakat √ √ √ √

7 Seni dan Membentuk karakter peserta


Budaya didik menjadi manusia yang
memiliki rasa seni dan √ √ √ √
pemahaman budaya
8 Pendidikan Membentuk karakter peserta
Jasmani dan didik agar sehat jasmani dan
Olahraga rohani, serta menumbuhkan rasa √ √ √ √
sportivitas
9 Keterampilan/ Membentuk peserta didik
√ √ √ √
108
Bahasa menjadi manusia yang memiliki
Asing/TIK keterampilan
10 Muatan Lokal Membentuk pemahaman
terhadap potensi sesuai dengan
ciri khas di daerah tempat √ √ √ √
tinggalnya
11 Pengembanga Memberikan kesempatan kepada
n Diri peserta didik untuk
mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai √ √ √ √
dengan kebutuhan, minat, dan
bakat

1. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup


Keberhasilan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup sangat
ditentukan oleh program/rancangan yang disusun dan kreativitas guru dalam
merumuskan dan menentukan metode pembelajaran. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam penyusunan program pembelajaran sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
b. Mengidentifikasi bahan kajian/materi
c. Mengembangkan indikator kompetensi
d. Mengembangkan pengalaman belajar yang bermuatan kecakapan hidup
e. Menentukan bahan/alat/sumber yang digunakan
f. Mengembangkan alat penilaian yang sesuai dengan aspek kecakapan hidup

2. Prinsip-prinsip Pengembangan Model Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup dikembangkan dengan memperhatikan
beberapa hal berikut:
a.Pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh baik keimanan,
ketaqwaan, dan akhlak mulia.
b.Mengakomodasi semua mata pelajaran untuk dapat menujang peningkatan
iman dan takwa serta akhlak mulia, serta meningkatkan toleransi dan
kerukunan antar umat beragama dengan mempertimbangkan norma-norma
agama yang berlaku
c.Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat,
kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik
secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya
d.Tuntutan dunia kerja dan kebutuhan kehidupan
e.Program kecakapan hidup hendaknya memungkinkan untuk membekali
peserta didik dalam memasuki dunia kerja/usaha serta relevan dengan
kebutuhan kehidupan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik,
khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikan.
f. Kecakapan-kecakapan yang perlu dikembangkan mencakup: kecakapan
personal, sosial, akademis, dan vokasional.
g.Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
h.Mempertimbangkan lima kelompok mata pelajaran berikut:
1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4) Kelompok mata pelajaran estetika
5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

D. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP


1. Pendidikan Kecakapan Hidup
a. Pendidikan Kecakapan Hidup dilaksanaan secara integral dalam
pendidikan/ pembelajaran semua mata pelajaran. Pengintegrasian
dilaksanaan dengan menganalisis kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang berpotensi untuk mengembangkan kecakapan
hidup tertentu. Proses analisis dilakukan oleh tim guru setiap mata
pelajaran melalui kegiatan KKG / MGMPS. Berdasarkan hasil
analisis tersebut, guru mengimplementasikan kecakapan hidup
sebagai muatan tambahan dalam kegiatan pembelajaran.
109
b. Pendidikan kecakapan hidup secara maksimal dikembangkan
melalui pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Seni Budaya, Ketrampilan, Muatan Lokal, dan
Kegiatan Pengembangan Diri.
c. Pendidikan Kecakapan Hidup meliputi :

Kecakapan personal Kecakapan Akademik Kecakapan Sosial


 Berfikir kritis  Menguasai  Bekerja sama
 Berfikir logis pengetahuan  Mengendalikan emosi
 Komitmen  Bersikap ilmiah  Interaksi dalam
 Mandiri  Berfikir strategis kelompok
 Percaya diri  Berkomunikasi  Mengelola Konflik
 Tanggung ilmiah  Berpartisipasi
jawab  Merancang  Membudayakan sikap
 Menghargai penelitian ilmiah sportif
dan menilai diri  Melaksanakan  Disiplin
 Menggali penelitian  Membudayakan hidup
dan mengolah  Menggunakan sehat
informasi teknologi  Mendengar
 Mengambil  Bersikap kritis  Berbicara
keputusan rasional  Membaca
 Kecakapan menuliskan
pendapat/gagasan
 Bekerja sama dengan
teman sekerja
 Kecakapan memimpin

d. MTs N Bangsal Kab. Mojokerto memberikan kesempatan seluas-


luasnya kepada peserta didik untuk mengembangkan kecakapan hidupnya
dari satuan pendidikan formal yang lain dan atau nonformal di luar
sekolah.

2. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dikembangkan pada
semua mata pelajaran dan muatan lokal yang dilakukan dengan cara
mengembangkan pelajaran dengan memperhatikan, menyesuasikan, dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global lebih difokuskan pada
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Arab, IPA, Muatan
Lokal, Bahasa Jawa, serta pengembangan diri
c. Sekolah memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk
mengikuti pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dari satuan
pendidikan formal yang lain dan atau nonformal yang sudah memperoleh
akreditasi.
Pada intinya pendidikan kecakapan hidup membantu peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri
potensi diri untuk dikembangkan dan diamalkan, berani menghadapi
problema kehidupan, serta memecahkannya secara kreatif. Pendidikan
kecakapan hidup bukanlah mata pelajaran, sehingga dalam
pelaksanaannya tidak perlu merubah kurikulum dan menciptakan mata
pelajaran baru. Yang diperlukan disini adalah mereorientasi pendidikan
dari mata pelajaran ke orientasi pendidikan kecakapan hidup melalui
pengintegrasian kegiatan-kegiatan yang pada prinsipnya membekali
peserta didik terhadap kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat
diterapkan dalam kehidupan keseharian peserta didik. Dengan prinsip ini,
mata pelajaran dipahami sebagai alat untuk dikembangkan kecakapan
hidup yang nantinya akan digunakan oleh peserta didik dalam
110
menghadapi kehidupan nyata. Prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan
kecakapan hidup sebagai berikut:
1. Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku
2. Tidak mengubah kurikulum yang berlaku
3. Pembelajaran menggunakan prinsip empat pilar, yaitu: belajar untuk
tahu, belajar menjadi diri sendiri, belajar untuk melakukan, dan belajar
untuk mencapai kehidupan bersama
4. Belajar konstekstual dengan menggunakan potensi lingkungan sekitar
sebagai wahana pendidikan
5. Mengaitkan dengan kehidupan nyata
6. Mengarah kepada tercapainya hidup sehat dan berkualitas,
memperluas wawasan dan pengetahuan, memiliki akses untuk
memenuhi standar hidup secara layak

111
BAB VIII

KETUNTASAN BELAJAR, SISTEM PENILAIAN, PINDAH


MADRASAH DAN KELULUSAN

A. KETUNTASAN BELAJAR
Ketuntasan belajar didasarkan hasil analisis SKBM/KKM tiap mata
pelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Tinjauan analisis didasarkan
kompleksitas tiap KD, tingkat kemampuan siswa memahami pelajaran
(intake), serta daya dukung (kemampuan guru, dukungan masyarakat, sarana
dan prasarana).
Berdasarkan hasil analisis di atas, MTs N Bangsal Kab. Mojokerto
menetapkan SKBM/KKM (Ketuntasan Kompetensi Minimal) sebagaimana
dalam tabel berikut.

Penentuan KKM tersebut berdasarkan pada :


1. Kompleksitas KD / Indikator
Kompleksitas artinya kesulitan / kerumitan setiap indikator / KD yang
harus dicapai oleh siswa.

INTERVAL ANALISIS
KOMPLEKSITAS Rentang Angka Keterangan

Sederhana Mudah
Tinggi > 65
Dicapai

Sedang 65 - 79 Cukup Sulit Dicapai

Rendah 80 - 100 Rumit Sulit Dicapai

2. Kemampuan Sumber Daya Pendukung


Kemampuan sumber daya pendukung meliputi tenaga pendidik , sarana
pendidikan yang sangat esensial , menejemen Madrasah, kepedulian stake holder
sekolah.

INTERVAL ANALISIS
RENTANG
DAYA DUKUNG KETERANGAN
ANGKA

Tinggi 80 – 100 Menunjang

Sedang 65 - 79

Rendah < 65 Kurang menunjang

112
3. Intake ( Tingkat Kemampuan Siswa )
- SKBM Kelas VII : didasarkan pada hasil seleksi PSB / Nilai UKM.
- SKBM Kelas VIII dan Kelas IX : Didasarkan pada tingkat pencapaian
SKBM siswa pada semester atau kelas sebelumnya.

Kompleksitas Rentang Angka Keterangan

Tinggi 80 – 100 Cepat Mencapai Target

Sedang 65 - 79 Cukup Mencapai Target

Rendah < 65 Sulit Mencapai Target

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan
intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:
55 + 86 + 70 = 70,3
3
Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 70

KETUNTASAN KOMPETENSI MINIMAL (KKM)


MTs N BANGSAL KAB. MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
No. Mata Pelajaran KKM KKM KKM
Kls VII Kls VIII Kls IX
1 Agama
a. Qur’an Hadits 68 68 68
b. Aqidah Akhlaq 68 68 68
c. Fiqih 68 68 68
d. Bahasa Arab 63 63 63
e. SKI 68 68 68
2 Pendidikan Kewarganegaraan 68 68 68
3 Bahasa Indonesia 68 68 68
4 Bahasa Inggris 63 63 63
5 Matematika 63 63 63
6 IPA 63 63 63
7 IPS 68 68 68
8 Seni Budaya 68 68 68
9 Pendididkan Jasmani 68 68 68
10 Teknologi Informatika 68 68 68
Komunikasi
11 Bahasa Jawa 63 63 63
12 English Conversation 63 63 63

113
CATATAN DAN KETERANGAN :
1. Peserta didik yang belum mencapai SKBM/KKM harus mengikuti
program remedi sampai mencapai SKBM/KKM. Pelaksanaan remedi
maksimal dua kali.
2. Peserta didik yang mencapai nilai 80 % - 90 % dapat mengikuti
program pengayaan.
3. Peserta didik yang mencapai nilai 91% – 100% dapat mengikuti
program percepatan (accelerated) kelompok.
4. Kegiatan perbaikan dan pengayaan dilaksanakan di luar jam tatap
muka (sepulang sekolah) dengan jadwal sebagaimana yang telah
dirancang oleh masing-masing guru Mata Pelajaran / Guru Kelas.

B. SISTEM PENILAIAN :
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar
peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu,
diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan sudah
atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi
penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi.
Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat
dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai
dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu,
penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan
informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap
hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini,
diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan
informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar
peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti
penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper
and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui
kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam
suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik
menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar
seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta
didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut
sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru
tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
1. Kriteria Penilaian Kelas
a. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam
pelajaran bahasa Indonesia misalnya, guru menilai kompetensi
berbicara. Penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika
menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.

b. Reliabilitas

114
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.
Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang
reliable dan menjamin konsistensi. Misalnya guru menilai dengan
proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung
sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama.
Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek
dan penskorannya harus jelas.
c. Terfokus pada kompetensi
Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus
terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan
hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
d. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan
alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga
tergambar profil kompetensi peserta didik.
e. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian
harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria
yang jelas dalam pemberian skor.
f. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru
dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

2. Prinsip Penilaian Kelas


Dalam melaksanakan penilaian, guru sebaiknya:
a. Memandang penilaian dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu.
b. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian
sebagai cermin diri.
c. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran
untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar
peserta didik.
d. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
e. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi
dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.
f. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas
dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk
kerja, proyek, dan pengamatan tingkah laku.
g. Melakukan Penilaian kelas secara berkesinambungan untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas. Hal ini berarti suatu aktivitas penilaian dapat dilakukan
setelah peserta didik mempelajari setiap kompetensi. Guru
menetapkan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik berdasarkan
hasil belajarnya pada kurun waktu tertentu (akhir semester atau akhir
tahun).
Agar penilaian objektif, guru harus berupaya secara optimal untuk (1)
memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja peserta didik dan tingkah laku
dari sejumlah penilaian, (2) membuat keputusan yang adil tentang
penguasaan kompetensi peserta didik dengan mempertimbangkan hasil
kerja (karya)

3. Penilaian Hasil Belajar Masing-masing Kelompok Mata Pelajaran

115
a. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam :
Sistem penilaian menggunakan PBK. Teknik penilaian Pendidikan Agama
Islam dilakukan dengan cara tes dan non tes. Bentuk penilaian berupa tes
tertulis, tes lisan dan unjuk kerja.

b. Sistem Penilaian Mata Pelajaran PKn :


Teknik penilaian PKn dilakukan dengan cara tes dan non tes. Bentuk
penilaian berupa portofolio, unjuk kerja, penilaian sikap, penilaan tertulis
dan non tertulis.

c. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia :


Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan sastra. Penilaian
dilaksanakan untuk mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik
penilaian berupa tes dan non tes.

d. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Matematika :


Sistem penilaian menggunakan PBK. Teknik penilaian matematika
dilakukan dengan cara tes dan non tes. Bentuk penilaian berupa tes
tertulis, tes lisan, unjuk kerja, penugasan dan portofolio.

e. Sistem Penilaian Mata Pelajaran IPA :


Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada
pemahaman dan penerapan konsep serta kinerja ilmiah. Penilaian
dilaksanakan untuk mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik
penilaian IPA dilakukan dengan cara tes dan non tes. Penentuan teknik
penilaian disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar dan
indikator. Bentuk penilaian berupa tes tertulis, tes lisan, tes identifikasi,
unjuk kerja, tugas proyek, penilaian sikap dan portofolio.

f. Sistem Penilaian Mata Pelajaran IPS :


Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada
pemahaman dan penerapan konsep. Penilaian dilaksanakan untuk
mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian dilakkan
dengan cara tes tulis, tes lisan dan penugasan. Penentuan teknik
penilaian disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar dan
indikator. Bentuk penilaian berupa uraian singkat, pilihan ganda, tugas
rumah, kuis, unjuk kerja, dan portofolio.

116
g. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Seni Budaya :
Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada
penguasaan konsep dan praktek. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur
kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian dilakkan dengan cara
tes tulis, tes lisan dan praktek. Penentuan teknik penilaian disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dasar dan indikator. Bentuk penilaian
berupa uraian singkat, pilihan ganda, tugas rumah, unjuk kerja, dan
portofolio.

h. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Penjaskes :


Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada
penguasaan konsep dan praktek. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur
kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian dilakkan dengan cara
tes tulis, tes lisan dan praktek. Bentuk penilaian berupa uraian singkat,
pilihan ganda, dan unjuk kerja.

i. Sistem Penilaian Mata Pelajaran TIK :


Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada
pemahaman dan penerapan konsep. Penilaian dilaksanakan untuk
mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian
dilaksanakan dengan tes dan non tes. Penentuan teknik penilaian
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar dan indikator. Bentuk
penilaian berupa tes tulis (tes identifikasi), unjuk kerja dan penilaian sikap.
j. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Jawa :
Sistem penilaian menggunakan PBK. Teknik penilaian Bahasa Jawa
dilakukan dengan cara tes dan non tes. Bentuk penilaian berupa tes
tertulis, tes lisan dan unjuk kerja.

k. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Inggris :


Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan sastra. Penilaian
dilaksanakan untuk mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik
penilaian berupa tes dan non tes.

C. PINDAH MADRASAH
1. MTs N Bangsal memfasilitasi siswa yang pindah Madrasah /
Sekolah :
- Antar Madrasah / Sekolah pelaksana KTSP
- Antar Madrasah / Sekolah pelaksana KTSP dengan Madrasah /
Sekolah yang belum melaksanakan KTSP.
2. Untuk Pelaksanaan Pindah Madrasah / Sekolah lintas Propinsi /
Kabupaten / Kota, dikoordinasikan dengan Kandepag Kanwil
Propinsi dan Mapenda Kab / Kota, serta Dinas Pendidikan
Setempat.
3. Madrasah dapat menentukan persyaratan pindah/mutasi siswa
sesuai dengan prinsip managemen berbasis Madrasah, antara lain
mencangkup hal-hal sebagai berikut :
 Menyesuaikan bentuk Laporan Hasil Belajar ( LHBS ) dari
Sekolah / Madrasah Asal sesuai dengan bentuk Raport yang
digunakan oleh Madrasah tujuan.
 Melakukan Test Masuk pengendali Mutu ( UPM ) daerah atau
Madrasah tertentu bagi siswa Pindahan.

117
D. KRITERIA KENAIKAN KELAS, KELULUSAN UJIAN MADRASAH DAN
UJIAN NASIONAL
Kenaikan Kelas :
- Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran
- Siswa dinyatakan tidak naik ke kelas VIII, apabila yang
bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari
3 mata pelajaran
- Siswa dinyatakan tidak naik ke kelas IX, apabila yang bersangkutan
tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 mata
pelajaran
- Siswa yang tidak naik kelas, diwajibkan mengulang, yaitu mengikuti
seluruh kegiatan pembelajaran pada tingkat kelas yang sama pada
tahun pelajaran berikutnya.
- Madrasah melaporkan hasil penilaian kepada peserta didik, orang
tua, dan pihak-pihak yang berkepentingan.
- Laporan memuat deskripsi kemajuan dan hasil belajar secara utuh
dan menyeluruh.
- Hasil penilaian dapat digunakan untuk mendiagnosis dan
memberikan umpan balik untuk perbaikan pembelajaran dan
program pendidikan berikutnya.

Kriteria Kenaikan Kelas


Berdasarkan hasil rapat Dewan Guru MTs Negeri Bangsal Kab.
Mojokerto hari Senin 30 Juni 2008 bahwa peserta didik dinyatakan naik
kelas apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester
di kelas yang diikuti.
b. Tidak terdapat nilai di bawah KKM maksimal 3 mata pelajaran
pada semester yang diikuti.
c. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian, kelakuan dan
kerajinan pada semester yang diikuti.
d. Ketidakhadiran tanpa izin (alpa) maksimal 10% dari jumlah hari
efektif.
- Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk semua pelajaran didasarkan
pada KKM yang berlaku di MTs Negeri Bangsal yaitu : KKM untuk
Matematika, IPA, Bhs. Inggris, Bhs. Arab, English Conversation, dan Bhs.
Jawa = 63 , sedangkan selain pelajaran tersebut KKMnya = 68.
- Mulai Tahun Pelajaran 2006/2007 kenaikan kelas diperketat terutama
kenaikan kelas dari kelas VIII ke kelas IX dengan tujuan untuk memotivasi
siswa agar :
a. belajar dengan sungguh-sungguh
b. berperilaku dan berkepribadian yang baik
c. aktif masuk sekolah

E. Kriteria Kelulusan
1. Berdasarkan PP 19/2005 pasal 27 ayat 1, peserta didik dinyatakan lulus
jika memenuhi syarat sebagai berikut.
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2. memperoleh nilai minimal 65 (enam puluh lima pada penilaian akhir
untuk seluruh kelompok mata pelajaran:
a. agama dan akhlak mulia
b. kewarganegaraan dan kepribadian

118
c. estetika
d. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
3. Lulus Ujian Sekolah untuk mata pelajaran Non Ujian Nasional
4. Lulus Ujian Nasional ( Sesuai dengan Peraturan Pemerintah atau
Permendiknas )

2. Persyaratan Kelulusan lainya didasarkan atas 2 Aspek sebagai berikut :


1) Aspek Akademik, meliputi :
1. Memiliki nilai Raport yang lengkap untuk Kelas VII s/d IX
2. Telah memiliki nilai Ujian untuk seluruh Mata Pelajaran yang
diujikan
3. Tidak terdapat nilai Kurang dari/sama dengan 5,50 baik untuk ujian
tulis maupun praktik seluruh Mata Pelajaran yang diujikan dengan
nilai rata-rata Ujian Nasional Maupun Ujian Madrasah tidak boleh
kurang dari/sama dengan 5,51
b. Aspek Non Akademik, meliputi :
1) Nilai rata-rata kepribadian ( Kelakuan, kerajinan, dan Kerapian )
pada Kelas IX Semester II minimal Baik
2) Kehadiran di Madrasah pada Semester I dan II kelas IX minimal 90
% dari jumlah hari efektif
Seorang Siswa dinyatakan TIDAK LULUS apabila tidak memenuhi Aspek
Akademik dan Non Akademik seperti tersebut diatas.

119
BAB IX
REVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Untuk menjaga reliabilitas dan Validitas Kurikulum yang dipakai perlu


adanya aturan tentang revisi dan atau perubahan, serta pengembangan
kurikulum secara terarah. Dengan prinsip/ aturan sebagaimana berikut :

A. TINJAUAN KURIKULUM
Tinjauan kurikulum merupakan kegiatan mengevaluasi kurikulum
dengan membandingkan antara kompetensi dasar atau standar kompetensi
mata pelajaran yang dipersyaratkan secara nasional dengan kondisi nyata di
madrasah seperti manajemen pendidikan di madrasah, somber daya yang
tersedia dan pencapaian ketuntasan belajar siswa.
Tinjauan kurikulum dilaksanakan selambat-lambatnya satu tahun
sekali dengan melibatkan para guru mata pelajaran, waka kurikulum, waka
kesiswaan, waka sarana dan prasarana.
Tinjauan kurikulum dimuat dalarn berita acara sebagaimana form berita acara
tinjauan kurikulum (F-BATK) dan disahkan oleh Kepala Madrasah.

B. REVISI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


Revisi atau perubahan kurikulum adalah upaya untuk selalu
mengembangkan dan meningkatkan pelayanan kualitas pendidikan yang ada
di madrasah. Adapun proses perubahannya adalah sebagai berikut :
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini bisa direvisi dan diubah apabila
ada. perubahan kebijakan pemerintah dalam kurikulum pendidikan dasar.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini bisa direvisi dan diubah demi
mempertimbangkan point a, pada rapat kerja madrasah.
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini bisa direvisi dan diubah dengam
mempertimbangkan masukan dari tim penyusun KTSP yang dibentuk
madrasah dengan melibatkan semua elemen yang dibutuhkan.
4. Selain pada point c, maka Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini bisa
direvisi dan diubah apabila pelaku pendidikan yang ada dalam madrasah
ingin mengubah visi, misi dan tujuan pendidikan madrasah.
5. Perubahan pada point d hanya bisa dilakukan dengan rapat kerja
madrasah.
6. Apabila tidak ada perubahan kurikulum pendidikan dasar secara,
nasional oleh pemerintah, maka Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini
setidak-tidaknya direvisi dan diubah serta dikaji pada setiap awal tahunn
pelajaran baru.

-120
C. PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN
MTsN Bangsal melakukan Pengembangan Kurikulum secara parsial terhadap
Kompetensi, materi, metode dan evaluasi untuk lebih mengarah kepada
tercapainya Visi Madrasah, sebagaimana berikut :
a. Pengembangan kurikulum dilakukan untuk menjaga agar kurikulum yang
digunakan oleh madrasah selalu mengarah kepada tercapainya visi
madrasah, sesuai dengan perkembangan IPTEK dan harapan stakeholder

Desain Kompetensi Lulusan


Kompetensi Stnd. Komp. Rencana
Kurikulum Pembelajaran
Kel. MP Komp. Dasar
Madrasah Kompetensi MP

Monitoring
dan Evaluasi
internal

Kompetensi Pengukuran
Tinjauan Ketuntasan Implementasi
Lulusan
Kurikulum Belajar dalam PBM
tercapai?

b. Pengembangan kurikulum dilaksanakan melalui proses tinjauan kurikulum


yang dilakukan oleh manajemen madrasah/sekolah, guru-guru dan
stakeholders
c. Pengembangan kurikulum dilakukan baik secara menyeluruh maupun
secara parsial.
d. Pengembangan kurikulum secara menyeluruh dilakukan jika kompetensi
lulusan sudah tercapai atau ada kebijakan baru dari pemerintah yang
berkaitan dengan kurikulum madrasah/ sekolah
e. Pengembangan kurikulum secara parsial dilakukan terhadap kompetensi,
materi, metode dan evaluasi
f. Pengembangan terhadap kompetensi dilakukan terhadap kompetensi
mata pelajaran, standar kompetensi, maupun kompetensi dasar.
g. Pengembangan terhadap kompetensi dilakukan dengan memperhatikan
perubahan beban belajar, pencapaian ketuntasan belajar mata pelajaran,
perkembangan IPTEK, dan perkembangan sumber daya baru di
madrasah/ sekolah.
h. Pengembangan terhadap materi dilakukan dengan memperhatikan
pengembangan kompetensi. Pengembangan materi dimuat dalam silabus
i. Pengembangan terhadap metode dilakukan dengan memperhatikan
pengembangan materi dan sumber belajar baru yang tersedia.
Pengembangan metode dimuat dalam silabus
j. Pengembangan terhadap evaluasi dilakukan dengan memperhatikan jenis
kompetensi, alat ukur yang tersedia dan sumberdaya yang tersedia.
Pengembangan evaluasi dimuat dalam silabus

-121
BAB X
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan


pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di madrasah
kami menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan
pembelajaran selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Pengaturan waktu belajar di madrasah kami mengacu kepada Standar Isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik madrasah, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah
daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun
kalender pendidikan sebagai berikut:
- permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun
pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan
berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
- minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya
minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
- waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
- waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur madrasah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat
Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat
menetapkan hari libur khusus.
- waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-
hari besar nasional, dan hari libur khusus.
- libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
- madrasahmemerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari
libur keagamaan tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
- madrasah memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara
khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.

-122
- Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang
dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
pada MTs Negeri Bangsal Kab. Mojokerto berdasarkan Kalender Pendidikan
MTs Negeri Bangsal Kab. Mojokerto Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah
sebagai berikut :

ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1 Minggu Efektif Belajar antara 34 - 38 Digunakan untuk kegiatan
minggu. pembelajaran efektif.
2 Jeda tengah semester 2 minggu Satu minggu setiap semester
3 Jeda antar semester 2 minggu antara semester I dan II
4 Libur akhir tahun 2 minggu Digunakan untuk persiapan
pelajaran kegiatan dan
administrasi akhir dan awal
tahun pelajaran.
5 Hari libur keagamaan 2 - 4 minggu Berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional
dan / Keputusan Menteri
Agama
6 Hari libur umum Maksimum 2 Disesuaikan dengan
nasional minggu peraturan pemerintah
7. Hari libur khusus 1 minggu
8. Kegiatan khusus 2 minggu Digunakan untuk kegiatan
yang diprogramkan secara
madrasah
khusus tanpa mengurangi
Jumlah minggu efektif
belajar dun waktu
pembelajaran efektif

Proses Belajar Mengajar


Proses Belajar Mengajar dilaksanakan setiap hari efektif sesuai dengan kalender
Pendidikan dilaksanakan pada pagi hingga siang hari mulai pukul 07.00 s.d 13.00 WIB
dengan alokasi waktu tiap jam pelajaran 40 menit. Kegiatan pembelajaran dirancang
untuk memberikan pengalaman yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antar peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka
mencapai kompetensi dasar. Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervareasi dan berpusat pada peserta didik, sehingga tercipta Proses
Belajar Mengajar yang efektif dengan ciri-ciri :
-123
 Menyenangkan ( Joy full learning)
 Mampu meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa
 Membantu siswa dalam mencapai kompetensi sesuai dengan KKM.

Disamping itu proses pengalaman belajar memuat kecakapan hidup ( life skill) yang
perlu dikuasai peserta didik .Kegitan proses belajar dilaksanakan sebagai berikut:
Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada peserta didik,
khususnya guru agar dapat amelaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
Kegiatan prembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
Penentuan urutan pembelajaran harus sesuai dengan hirarki konsep materi pembelajaran.
Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung 2 unsur yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa dan materi
pelajaran.
Tugas guru dalam pengelolaan Kegiatan pembelajaran meliputi :
1. Menyusun Prota , Prosem dan RPP
2. Menyusun pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator hasil
belajar
3. Menyusun Silabus
4. Menyusun Model ( Strategi ) pembelajaran
5. Menyusun RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran )
6. Menyusun bahan ajar
7. Menyiapkan sarana pembelajaran , termasuk media pembelajaran
Dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran di kelas , menggunakan tehnik Cooperative
Learning. Yaitu pembelajaran yang dirancang secara kelompok- kelompok kecil dimana
siswa belajar dan bekerja sama sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik
individu maupun kelompok . Dalam kelas kooperatif guru harus menciptakan suasana
siswa saling kebergantungan positif , tanggung jawab perseorangan , tatap muka ,
komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Dalam proses pengelompokan
siswa , guru harus menggunakan sistem pengelompokan heterogen berdasarkan tingkat
kemampuan akademiknya. Satu kelompok beranggotakan satu siswa pandai (apper) tiga
siswa normal (midle), dan satu siswa katagori kurang ( lower).

Tabel
JUMLAH HARI EFEKTIF SEKOLAH, EFEKTIF FAKULTATIF,
DAN HARI LIBUR MTsN BANGSAL
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SEMESTER I

NO BULAN JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR JML


1 Juli 2008 2 15 2 1 3
2 Agustus 2008 4 26 5 5
3 September 2008 4 - 4 4 6 4 30
4 Oktober 2008 20 12 4 2 7 13
5 November 2008 4 20 5 1 5
6 Desember 2008 4 24 4 3 7
7 Januari 2009 3 14 4 2 6 12
JML 21 124 18 28 8 6 6 11 75

SEMESTER II
NO BULAN JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR JML
1 Januari 2009 5 0
2 Februari 2009 4 23 4 1 5
3 Maret 2009 4 21 5 4 9
4 April 2009 4 25 4 1 5
5 Mei 2009 4 24 5 2 7
6 Juni 2009 4 24 5 1 6
7 Juli 2009 2 9 12 14

-124
JML 20 122 25 19 12 46
Keterangan :
JME : Jumlah Minggu Efektif LU : Libur Umum
JPE : Jumlah Minggu Efektif LHB : Libur Hari Besar
HES : Hari Efektif Sekolah LS : Libur Semester
HEF : Hari Efektif Fakultatif LPP : Libur Permulaan Puasa
KTS : Kegiatan Tengah Semester LHR : Libur Hari Raya

-125
PENGATURAN WAKTU KBM :

Permulaan Tahun Pelajaran


Permulaan Tahun Pembelajaran dimulai pada hari Senin minggu ketiga bulan Juli,
atau apa bila hari tersebut merupakan hari libur, maka permulaan tahun pelajaran
dimulai pada hari berikutnya yang bukan hari libur.
Hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 (tiga) hari dengan pengaturan
sebagai berikut:
- Kelas VII melaksanakan Masa Orientasi Siswa (MOS)
- Kelas VIII melaksanakan Tes Awal
- Kelas IX melakukan Tes Awal

Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran
menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua).

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 (lima) hari, yaitu:

HARI WAKTU BELAJAR


Senin 06.30 – 12.30
Selasa 06.45 – 12.30
Rabu 06.45 – 12.30
Kamis 06.45 – 12.30
Jum’at 07.15 – 10.40
Sabtu 06.45 – 12.30

-126
ALOKASI WAKTU KBM
MTsN BANGSAL KAB. MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SENIN SELASA ~ KAMIS

0. 06.30 ~ 07.15 (Upc) 1. 06.45 ~ 07.25


1. 07.15 ~ 07.55 2. 07.25 ~ 08.05
2. 07.55 ~ 08.35 3. 08.05 ~ 08.45
3. 08.35 ~ 09.15 4. 08.45 ~ 09.25
4. 09.15 ~ 09.50 09.25 ~ 09.40 (Ist)
09.50 ~ 10.05 (Ist) 5. 09.40 ~ 10.20
5. 10.05 ~ 10.40 6. 10.20 ~ 11.00
6. 10.40 ~ 11.10 11.00 ~ 11.15 (Ist)
11.10 ~ 11.25 (Ist) 7. 11.15 ~ 11.55
7. 11.25 ~ 11.55 8. 11.55 ~ 12.30
8. 11.55 ~ 12.30

JUM’AT SABTU

0. 06.00 ~ 07.00 (Olah raga )


1. 07.15 ~ 07.55 1. 06.45 ~ 07.25
2. 07.55 ~ 08.35 2. 07.25 ~ 08.05
3. 08.35 ~ 09.15 3. 08.05 ~ 08.45
09.15 ~ 09.30 (Ist) 08.45 ~ 09.00 (Ist)
4. 09.30 ~ 10.05 4. 09.00 ~ 09.40
5. 10.05 ~ 10 40 5. 09.40 ~ 10.20
6. 10.20 ~ 11.00
11.00 ~ 11.15 (Ist)
6. 11.15 ~ 11.55
7. 11.55 ~ 12.30

Kegiatan Tengah Semester

Kegiatan tengah semester diisi dengan penilaian hasil belajar berupa ulangan harian,
hasil ulangan murni disampaikan ke wali murid dalam bentuk raport sisipan tengah
semester 1.
Tengah semester 2 tidak ada kegiatan, karena mendesaknya ujian nasional.

-127
LIBUR SEKOLAH
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan sekolah, pemerintah pusat, provinsi,
dan kabupaten/kota untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini:
- Keputusan menteri Pendidikan Nasional, dan/atu Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
- Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dalam hal penentuan
hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang
dan jenis pendidikan

Sekolah mengambil kebijakan hari libur sebagai berikut ini:


Libur Awal Puasa : 01 September – 02 September 2008
Libur Hari Raya : 03 Oktober – 07 Oktober 2008
Libur Semester 1 : 19 Januari – 24 Januari 2009
Libur Semester 2 : 29 Juni – 11 Juli 2009
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
Tahun Baru
Idul Adha
Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Hijriah
Hari Raya Nyepi
Maulid Nabi Muhammad SAW
Wafat Isa Al masih
Hari Raya Waisak
Kenaikan Isa Al masih
Hari Kemerdekaan R I
Isra ’Miraj Nabi Muhammad
Idul Fitri dan Cuti Bersama
Hari Raya Natal

-128
Rincian Kegiatan Sekolah
Rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2008/2009 adalah sebagaimana tertera
pada tabel berikut ini.
RINCIAN KEGIATAN MADRASAH TAHUN 2008/2009
KETERAN
NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN
GAN
1 Rapat Persiapan PSB 23 Juni 2008
2 Penerimaan Peserta didik Baru 9 – 11 Juli 2008
3 Rapat Persiapan KBM Semester 1 14 Juli 2008
4 Hari pertama TP 2008/2009 16 Juli 2008
5 MOS peserta didik kelas VII 16 – 18 Juli 2008
6 Permulaan Tatap muka KBM 19 Juli 2008
7 Rapat koordinasi Wali kelas Hari Selasa
8 Peringatan Kemerdekaan RI 14- 17 Ags 2008
9 Kegiatan Komputer/Praktek Sesuai jadwal
10 Libur Awal Puasa 1-2 Sept 2008
11 Libur Idul Fitri 3 -7 Okt 2008
12 Rapat Persiapan Uji Komp Smt.1 31 Des 2008
13 Pelaksanaan Ulangan Smt. Ganjil 8-13 Jan 2009
14 Koreksi dan pengumpulan Nilai 15-16 Jan 2009
15 Pembagian LHB 18 Jan. 2009
16 Libur Semester 1 19 -24 Jan. 2009
17 Hari Pertama Semester 2 ( KBM ) 22 Jan. 2009
18 Kegiatan keagamaan 31 Mar 2009
19 Rapat Panitia US/UN/ Smt 2 Apr 2009
20 Try out UN 1 kls IX 14 – 15 Januari 2009
21 Try Out UN 2 23 – 26 Pebr 2009
22 Try Out UN 3 23 – 27 Mrt 2009
23 Uji Kompetensi Smt 2 kls IX 13 – 18 Apr 2009
24 UN Utama 27 – 30 Apr 2009
25 UN susulan 4 – 7 Mei 2009
26 Ujian Praktek 4 – 8 Mei 2009
27 Ujian Madrasah utama 11 – 15 Mei 2009
28 UM susulan 18 – 23 Mei 2009
29 Koreksi bersama UM 18 Mei 2009
30 Setor nilai Ke Ketua KKM 22 Mei 2009
31 Pengumuman hasil UN Juni minggu ke 3
32 Pelaksanaan Ulangan Smt Genap 18 Jun –23 Jun09
33 Rapat Pleno Kelulusan 23 Jun . 2009
34 Rapat Pleno Kenaikan Kelas 28 Jun 2009
35 Pembagian SKHU/ Ijazah 29 Juni 2009
36 Pembagian Raport Kenaikan Kls 30 Juni 2009
37 Rapat Kerja Sekolah 2 – 3 Juli 2009
38 Libur Semester Genap 4 Juli–21 Juli ‘09
39 Masuk Sekolah kembali 23 Juli 2009

Ket :

o Rincian Kegiatan ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi yang


berlangsung

-129
BAB X
PENUTUP

Kurikulum yang disusun ini disesuaikan dengan potensi sumber daya dan
kemampuan nyata yang ada di madrasah dengan tetap mengakomodasi budaya
setempat yakni budaya Jawa dengan dialek bahasa Jawa yang khas.
Implementasi kurikulum ini melibatkan seluruh komponen yang ada di sekolah,
baik kepala sekolah, komite, siswa, konselor, dan guru mata pelajaran maupun
stakeholder untuk mencapai tujuan sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
Walaupun Kurikulum ini telah disusun dengan seksama dan melibatkan tim
yang diwakili oleh segenap unsur yang ada di sekolah, namun masih ada
kekurangannya, maka saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat
membangun tetap kami harapkan agar kurikulum ini menjadi lebih sempurna.
Kurikulum ini dilengkapi Silabus dan RPP sebagaimana terlampir, untuk
memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan
Kurikulum ini setiap tahun terus dievaluasi oleh semua warga sekolah,
karena itu setiap tahun diadakan perbaikan perbaikan demi menuju kebaikan
dan kesempurnaan yang menjadi harapan kita bersama.
Akhirnya kami bergharap agar kurikulum ini dapat menjadi pedoman
operasional dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Bangsal Kabupaten Mojokerto tahun pelajaran 2008/2009
dan tahun berikutnya.

-130
-131
KALENDER PENDIDIKAN:

KALENDER PENDIDIKAN MTsN BANGSAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008


BULAN / TANGGAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Juli 2007
Agustus 2007
September 2007
Oktober 2007
November 2007
Desember 2007
Januari 2008
Februari 2008
Maret 2008
April 2008
Mei 2008
Juni 2008
Juli 2008

Keterangan:
= Hari Pertama Masuk / MOS = Libur Umum
= Hari Ahad / Minggu = Perkiraan Ujian Nasional
= Libur Semester = Laporan hasil Belajar
r = = Uji Kompetensi / Project Work Kelas XII
= Hari Efektif Belajar = Perkiraan Ujian Madrasah

-132
-133
-134

Anda mungkin juga menyukai