Apron 1
Apron 1
PERENCANAAN APRON
Mata Kuliah : Lapanagan Terbang
Apron
Apron fasilitas sisi udara yang disediakan sebagai tempat bagi pesawat saat melakukan
kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang, muatan pos dan kargo dari pesawat, pengisian
bahan bakar, parkir dan perawatan pesawat (SKEP 77/VI, 2005).
Apron sebagai sarana konektifitas antara terminal dan sisi udara harus dapat melayani
kebutuhan akan ruang pesawat. Apron harus mampu mendukung beban pesawat pada muatan
penuh dengan dengan gerak perlahan atau berhenti. Oleh karena itu, konstruksi apron sebaiknya
menggunakan konstruksi perkerasan kaku (plat beton).
1. Perencanaan apron
Dalam perencanaan dan pengembangan suatu bandara baru, masalah pengaturan parkir
adalah hal yang harus diperhatikan sejak awal. Dalam perencanaannya banyak sekali variasi lay-
out yang dimungkinkan, mengingat bahwa banyak sekali kemungkinan pengaturan terminal,
kemungkinan sudut miring parkir, kombinasi pesawat dan kemungkinan parkir (Sandhyavitri,
2009).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan apron adalah sebagai berikut
(Basuki, 2008) :
1. konfigurasi bangunan terminal
2. ramalan kebutuhan parkir selama periode jam puncak dan informasi mengenai pesawat
campuran
3. dimensi pesawat, berat, dan jari-jari belok
4. konfigurasi parkir pesawat
5. Wings tip cleareance bagi pesawat terhadap pesawat lain atau objek yang berhenti.
6. Efek semburan minyak jet (jet blast)
7. Instalasi hidran BBM
8. Kebutuhan jalur pelayanan di apron
9. Kebutuhan pelataran parkir
10. Kemiringan apron
11. Marking apron.
Sumber : (SKEP
77/VI, 2005)
2.5.3.3 Persyaratan kemiringan apron
Apron harus memiliki kemiringan yang cukup sehingga tidak terjadi penggenangan air di
permukaan apron. Menurut ICAO, kemiringan maksimum yang diizinkan adalah 1 %.
Mulai
Pengumpulan Data
Konfigurasi apron
Selesa
i
Gambar 2.12 Bagan alir perencanaan apron metoda ICAO
Sumber : (Sandhyavitri & Taufik, 2005)
1.4.1 Clearance
Besarnya wing tip clearence berdasarkan tabel 2.19 untuk kode huruf C adalah 4,5 m.
b. Lebar apron
i. Jarak antara hidung pesawat dengan bangunan terminal di apron = 9 m
ii. Panjang pesawat = 40,67 m
iii. Jarak antara pesawat yang sedang parkir dengan apron taxiway centerline + clearance (b)
= (wingspan + clearance) = (34,30 m+7,5 m) = 41,80 m
iv. Jarak bebas antar pesawat yang sedang berada di taxilane dengan pinggir apron = 7,5 m
Lebar apron = 9 m + 40,67 m + 41,80 m + 7,5 m = 98,97 m
Jadi luas apron (untuk 1 jenis pesawat B 737-900) = 43,3 m x 98,97 m = 4285,40 m2.
Sedangkan dimensi yang dibutuhkan untuk mengakomodasi 1 jenis pesawat M-25/M-50
(jenis ATR 72/ F50) dengan kode landasan 4C adalah :
a. Panjang apron
= wingspan + clearance antar pesawat
= (27 m + 9 m)
= 36 m
Panjang apron minimum rencana untuk satu jenis pesawat adalah 36 m
b. Lebar apron
i. Jarak antara hidung pesawat dengan bangunan terminal di apron = 9 m
ii. Panjang pesawat = 27,20 m
iii. Jarak antara pesawat yang sedang parkir dengan apron taxiway centerline + clearance (b)
= (wingspan + clearance) = (27 m+7,5 m) = 34,50 m
iv. Jarak bebas antar pesawat yang sedang berada di taxilane dengan pinggir apron = 7,5 m
Lebar apron = 9 m + 27,20 m + 34,50 m + 7,5 m = 78,20 m
Jadi luas apron (untuk 1 jenis pesawat ATR 72) = 36 mx 78,20 m = 2815,20 m2.
Jadi kebutuhan apron untuk menampung pesawat pada kondisi eksisting yaitu =
(11x4285,40 m2) + (1x2815,20 m2)
= 49.954,60 m2 ̴ 50.000 m2
Berdasarkan Kepmenhub nomor 3 tahun 2008, dimensi apron kondisi eksisting adalah
490x110 ( 53.900 m2 ) artinya kondisi apron saat ini masih bisa mengakomodir pesawat yang
ditentukan.
2. Tahap 1 (stage 1)
Perencanaan apron tahap 1 diperkirakan akan menampung sebanyak 14 jenis pesawat M-125
dan 1 pesawat M-25/M-50. Pada tahap ini direncanakan pesawat terbesar adalah B 767-300/A 330-
300. Pesawat A 330-300 ditetapkan sebagai pesawat rencana karena memiliki dimensi yang
terbesar dengan length sebesar 63,6 m sedangkan wingspan adalah 60,3 m. Luas apron yang
dibutuhkan untuk mengakomodir pesawat A 330-300 yaitu :
a. Panjang apron
= wingspan + clearance antar pesawat
= (60,3 m + 15 m)
= 75,30 m
Panjang apron minimum rencana untuk satu jenis pesawat A 330-300 adalah 75,30 m
b. Lebar apron
i. Jarak antara hidung pesawat dengan bangunan terminal di apron = 9 m
ii. Panjang pesawat = 63,6 m
iii. Jarak antara pesawat yang sedang parkir dengan apron taxiway centerline + clearance (b)
= (wingspan + clearance) = (60,3 m + 10 m) = 70,30 m
iv. Jarak bebas antar pesawat yang sedang berada di taxilane dengan pinggir apron = 10 m
Lebar apron = 9 m + 63,6 m + 70,3 m+ 10 m = 152,90 m
Jadi luas apron (untuk 1 jenis pesawat A330-300) = 75,30 m x 152,90 m = 11.513,37 m2
Untuk mengakomodasi 1 jenis pesawat M-25/M-50 (jenis ATR 72/ F50) dibutuhkan luas
apron 2815,20 m2.
Jadi kebutuhan apron untuk menampung pesawat pada tahap 1 yaitu
= (14x11.513,37 m2) + (1x2815,20 m2)
= 164.002 m2 ̴ 164.000 m2
Berdasarkan Kepmenhub nomor 3 tahun 2008, dimensi apron tahap 1 adalah 675x110 (
74.250 m2 ) artinya kondisi apron masih memerlukan perluasan sebesar ±89.750 m2.
3. Tahap 1 (stage 2)
Pada tahap ini direncanakan akan menampung 20 pesawat yaitu 19 pesawat B767-300/A330-
300 dan 1 jenis pesawat M-25/M-50. Pada perencanaan tahap 2, jenis pesawat rencana yang
dipakai adalah B767-300/A330-300. Pesawat A 330-300 ditetapkan sebagai pesawat rencana
karena memiliki dimensi yang terbesar dengan length sebesar 63,6 m sedangkan ingspan adalah
60,3 m. Luas apron yang dibutuhkan untuk mengakomodir pesawat A 330-300 yaitu :
a. Panjang apron
= wingspan + clearance antar pesawat
= (60,3 m + 15 m)
= 75,3 m
Panjang apron minimum rencana untuk satu jenis pesawat adalah 75,3 m.
b. Lebar apron
i. Jarak antara hidung pesawat dengan bangunan terminal di apron = 9 m
ii. Panjang pesawat = 63,6 m
iii. Jarak antara pesawat yang sedang parkir dengan apron taxiway centerline + clearance (b)
= (wingspan + clearance) = (60,3 m + 10 m) = 70,30 m
iv. Jarak bebas antar pesawat yang sedang berada di taxilane dengan pinggir apron = 10 m
Lebar apron = 9 m + 63,6 m + 70,30 m + 10 m = 152,90 m
Maka luas apron (untuk 1 jenis pesawat A 330-300) = 75,3 m x 152,90 m =11.513,37 m2.
Jadi kebutuhan apron untuk menampung pesawat pada tahap 1 stage 2 yaitu
= (19x11.513,37 m2) + (1x2815,20 m2)
= 221.569,23 m2
Berdasarkan Kepmenhub nomor 3 tahun 2008, dimensi apron tahap 1 stage 2 adalah
825x110 ( 90.750 m2 ) artinya kondisi apron masih memerlukan perluasan sebesar ±130.819,23
m2 .
4. Tahap 2
Pada tahap ini jumlah pesawat yang direncanakan untuk menggunakan apron diperoleh
dengan melakukan regresi linier (lampiran). Jumlah pesawat yang direncanakan diperkirakan
sebanyak 23 pesawat yang terdiri dari 22 jenis B 747-300 dan 1 jenis pesawat M-25/M-50. Luas
apron yang dibutuhkan untuk melayani pesawat rencana tersebut yaitu:
a. Panjang apron
= wingspan + clearance antar pesawat
= (59,6 m + 15 m)
= 74,60 m
Panjang apron minimum rencana untuk satu jenis pesawat adalah 74,60 m.
b. Lebar apron
i. Jarak antara hidung pesawat dengan bangunan terminal di apron = 9 m
ii. Panjang pesawat = 70,4 m
iii. Jarak antara pesawat yang sedang parkir dengan apron taxiway centerline + clearance (b)
= (wingspan + clearance) = (59,60 m + 10 m) = 69,60 m
iv. Jarak bebas antar pesawat yang sedang berada di taxilane dengan pinggir apron = 10 m
Lebar apron = 9 m + 70,4 m + 69,60 m + 10 m = 159,00 m
Maka luas apron (untuk 1 jenis pesawat B 767-300) = 74,6 m x 159,0 m =11.861,40 m2.
Jadi kebutuhan apron untuk menampung pesawat pada tahap 2 yaitu
= (22x11.861,40 m2) + (1x2815,20 m2)
= 263.766 m2
5. Tahap 3
Perencanaan tahap 3 dilakukan dengan memilih jenis pesawat rencana yang lebih besar yaitu
B 747-400. Pada tahap ini jumlah pesawat yang direncanakan untuk menggunakan apron juga
diperoleh dengan melakukan regresi linier (lampiran). Jumlah pesawat yang direncanakan
diperkirakan sebanyak 27 pesawat yang terdiri dari 26 jenis B 747-400 dan 1 jenis pesawat M-
25/M-50. Luas apron yang dibutuhkan untuk melayani pesawat rencana tersebut yaitu:
a. Panjang apron
= wingspan + clearance antar pesawat
= (64,9 m+ 15 m)
= 79,90 m
Panjang apron minimum rencana untuk satu jenis pesawat adalah 79,90 m.
b. Lebar apron
i. Jarak antara hidung pesawat dengan bangunan terminal di apron = 9 m
ii. Panjang pesawat = 70,4 m
iii. Jarak antara pesawat yang sedang parkir dengan apron taxiway centerline + clearance (b)
= (wingspan + clearance) = (64,9 m + 10 m) = 74,90 m
iv. Jarak bebas antar pesawat yang sedang berada di taxilane dengan pinggir apron = 10 m
Lebar apron = 9 m + 70,4 m + 74,90 m + 10 m = 164,30 m
Maka luas apron (untuk 1 jenis pesawat B 747-400) = 79,90 m x 164,30 m =13.127,57 m2.
Jadi kebutuhan apron untuk menampung pesawat pada tahap 3 yaitu
= (26x13.127,57 m2) + (1x2815,20 m2)
= 344.132,02 m2
Gambar 4.1 Rencana pengembangan landing movement Bandara SSK II
Keterangan gambar :