Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Sainstek Vol. VI No.

1: 30-42, Juni 2014 ISSN: 2085-8019

PENGARUH ROKOK TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATOZOA


MENCIT JANTAN (Mus Musculus, Strain Jepang)

Yuhendri Putra
STIKes Ceria Buana. Jl. Tuangku Nan Renceh Padang Baru
Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam
Email: yuhendriputra@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this research is to know more about the influence of cigarette’s smoke to the
quantity, mouse’s spermatozoa during one cycle of spermatogenesis. This research used the
method of Post Test Only Control Group Design. The sample is about 24 male mice which criteria
2-3 month old, male, 25-35 gr weight. The result of the research to quantity of spermatozoa by
Anova test showed the significant connection (α> 0.05) between control group with behavior,
average the spermatozoa motility decrease if compare with control. Preferable if we want to know
more about the influence of cigarette to the quality of sperm, we will need a test to the other quality
suvh pH, velocity, viscosity and DNA of spermatoza.

Key words : quality of spermatozoa, cigarettes, male mouse

PENDAHULUAN penyakit yang secara langsung berakibat de-


ngan kebiasaan menghisap rokok, serta pe-
Menurut organisasi kesehatan dunia nyakit lainnya yang bisa mengancam jiwa si
World Health Organisation (WHO), menjelang
perokok. (Jamal, 2006).
tahun 2020 diperkirakan 10 juta orang perokok
Pada penelitian-penelitian sebelumnya
di dunia akan meninggal setiap tahunnya. Dari yang dilakukan pada hewan percobaan diketa-
perkiraan itu, lebih dari 200 juta anak-anak dan hui bahwa rokok mempengaruhi spermato-
remaja yang hidup saat ini akan meninggal aki-
genesis di tubulus seminiferus dan mempenga-
bat tembakau dan bahan kimia lainnya yang di-
ruhi kadar hormon testosteron (Anita, 2004).
kandung oleh rokok dan 500 juta yang lain di- Bahan karsinogen dari asap rokok seperti tar
sebabkan serangan penyakit yang berkaitan de- mempengaruhi dan dapat merusak DNA
ngan asap rokok (Azizan, 2008).
(Deoxiribo Nucleat Acid) spermatozoa serta
Bahaya yang ditimbulkan akibat rokok
menurunkan kadar testoteron dan meningkatkan
dapat menyerang siapa saja, apakah perokok apoptosis khususnya pada tahap spermatogonia
aktif maupun perokok pasif. Perokok aktif ada- (Reval dkk, 2001)
lah orang yang mengkonsumsi batang rokok se-
Penelitian yang dilakukan Rajpurkar dkk.
cara langsung. Sedangkan perokok pasif adalah
(2000) yang diperlakukan pada hewan perco-
orang-orang yang tidak mengkomsumsi rokok, baan, diketahui bahwa pemaparan asap rokok
namun menjadi korban perokok karena turut selama 45 hari telah menyebabkan diameter
menghirup asap yang dihasilkan oleh perokok
tubulus seminiferus menjadi menurun, sehingga
aktif. Tidak sedikit yang paham bahwa rokok
jumlah spermatozoa yang dihasilkan akan lebih
memberikan kontribusi terhadap turunnya kua- sedikit dari yang tidak mengalami penurunan.
litas hidup bagi perokok itu sendiri. Dalam taraf Terganggunya spermatogenesis di tubu-
yang ringannya rokok berdampak negatif pada
lus seminiferus mengakibatkan akan menurun-
sistim pernafasan dan secara spesifik dampak
kan kualitas sperma, sehingga akan menyebab-
lanjutnya adalah munculnya penyakit paru, jan- kan infertil. Kualitas sperma merupakan kondisi
tung, hipotensi, kanker, lever, impoten, gang- atau keadaan yang dimiliki oleh spermatozoa.
guan kehamilan termasuk diantaranya penyakit-

30
Yuhendri Putra, Pengaruh Rokok terhadap Jumlah Sel Spermatozoa Mencit Jantan

Sperma yang berkualitas adalah sperma yang quinon yang melekat pada salah satu matrik
memiliki kondisi normal serta mampu untuk polimer dan mengalami oksidasi reduksi penu-
membuahi sel telur atau ovum. Berkualitas atau karan dengan kuinon dan hidrokuinon. Tar
tidaknya sperma dapat ditentukan dari beberapa menghasilkan O2o- (diperkirakan karena reaksi
aspek diantaranya adalah jumlah, morfologi dan dari semikuinon terhadap O2) dan H2O2, dan
motilitas (Nasution, 1999). juga terlihat merusak DNA waktu diisolasi.
Asap rokok sangat banyak mengandung Bentuk gas dari radikal bebas asap rokok lebih
campuran racun yang kompleks, beberapa dari sedikit bertahan daripada tar, asap rokok yang
racun tersebut adalah radikal bebas. Asap rokok masih baru mengandung NOo yang sangat ting-
dapat diuraikan menjadi gas dan partikulat, tiap gi dan NO2o yang bisa bereaksi dengan hidro-
bentuk tersebut mempunyai zat kimia yang ber- karbon tak jenuh seperti isoprene di dalam asap.
beda. Secara keseluruhan bentuk gas meng- (Halliwell & Gutteridge, 1999)
alami oksidasi sedangkan bentuk partikulat Nitrogen dioksida dapat merusak mem-
mengalami reduksi. Beberapa unsur pokok pada bran memulai proses peroksidasi lipid, dapat
asap rokok dalam bentuk gas diantaranya ada- menyebabkan vasokontriksi. Nitrogen dioksida
lah amonia (NH3), karbonmonoksida (CO), bereaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2)
carbon diosida (CO2), nitrogen oksida (NO), yang menghasilkan OH0 dan menyebabkan ti-
nitrogen diokida (NO2), hidrogen sianida dak dapat berkombinasinya oksigen dengan
(HCN). Sedangkan dalam bentuk partikulate di- molekul hemoglobin (Karen, Thomas, 2006).
antaranya adalah tar, nikotin, metal (seperti Radikal bebas (OH) akan merusak tiga
kadmium, timah (lead), nikel, besi, kromium, komponen molekul utama dari sel-sel tubuh
arsenic) (Halliwell & Gutteridge, 1999). yaitu lipid, protein dan DNA. Kerusakan pada
Dengan kandungan zat kimia tersebut, lipid ditiap oksidasi dan pada proses dasar oksi-
maka dapat dipastikan efek rokok sangat meru- dasi DNA sel akan mengganggu integritas sel,
gikan bagi kesehatan. Hal ini bukan saja bagi sehingga akan menimbulkan kematian pada sel.
perokok tapi juga berakibat bagi orang-orang (Halliwell & Gutteridge, 1999)
yang tidak merokok tapi terkena asap (perokok Secara garis besar rokok umumnya ter-
pasif) (Sukendro, 2007) bagi 3 kelompok yaitu rokok mild, rokok kre-
Nikotin yang terkandung dalam rokok tek dan cerutu. Rokok tipe Mild mempunyai
merupakan racun syaraf (potent nerve poison) kandungan tar dan nikotin yang paling rendah
yang biasa digunakan untuk racun serangga. dibanding rokok kretek dan cerutu, hal ini
Pada suhu rendah, bahan ini bertindak sebagai dikontrol dengan baik / dijamin oleh pabriknya.
perangsang dan itu merupakan penyebab salah Rokok mild memiliki sekitar 14-15 mg tar dan
satu mengapa merokok digemari dan dijadikan 1-3 mg nikotin. Rendahnya kadar tar dan
tabiat. Nikotin dalam asap rokok dapat men- nikotin ini justru menjadi nilai jual bagi me-
stimulasi medula adrenal untuk melepaskan reka, hal ini berkaitan dengan isu kesehatan (tar
katekolamin yang dapat mempengaruhi sistem dan nikotin adalah penyebab kanker). (Wiki-
saraf pusat, sehingga mekanisme umpan balik pedia Indonesia, 2006).
antara hipotalamus, hipofise anterior dan testis Untuk melihat pengaruh yang diaki-
menjadi terganggu. Akibatnya sintesis hormon batkan oleh asap rokok terhadapjumlah sper-
testosteron terganggu dan spermatogenesis juga matozoa dapat dilakukan pada hewan coba
terganggu (Anita, 2004). seperti mencit. Mencit dipaparkan dengan asap
Karbon monoksida merupakan gas be- rokok jenis mild karena dipresentasikan mem-
racun yang dapat mengakibatkan berkurangnya punyai kandungan tar dan nikotin yang paling
kemampuan darah membawa oksigen serta ba- rendah dibanding rokok kretek dan cerutu.
han-bahan lainnya yang terkandung dalam Mencit pada dasarnya adalah sama
rokok yang berbahaya dan merugikan bagi dengan mamalia lainnya. Untuk keperluan pe-
tubuh, sehingga berakibat pada kematian sel ka- nelitian biologi dilaboratorium mencit sering di-
rena kekurangan oksigen (Sukendro, 2007). gunakan sebagai model terutama untuk pe-
Tar dalam asap rokok memiliki sedi- ngaruh bahan kimia atau obat-obatan sebelum
kitnya 4 jenis radikal bebas yang berbeda. Salah diperlakukan kepada manusia. Mencit memiliki
satu tipe radikal yang menonjol adalah semi- waktu siklus spermatogenesis di tubuli semi-

31
Jurnal Sainstek Vol. VI No. 1: 30-42, Juni 2014 ISSN: 2085-8019

niferi sekitar 35,5 hari atau lebih kurang 5 dap jumlah sel spermatozoa mencit jantan
minggu. (Mus musculus, Strain Jepang).
Jumlah sperma yang berkualitas adalah Rokok adalah silinder dari kertas ber-
spermatozoa yang memiliki jumlah sekitar lebih ukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (ber-
dari 20 juta/ml ejakulat. Apabila jumlahnya ku- variasi tergantung negara masing-masing yang
rang maka bisa dikatakan spermatozoanya tidak memproduksi rokok itu sendiri) dengan
berkualitas. Jumlah sperma yang dihasilkan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
oleh testis sangat tergantung kepada sperma- tembakau serta bahan lainnya yang telah di-
togenesis ditubulus seminiferus. Apabila pro- racik. Ada dua jenis rokok yaitu, rokok yang
sesnya berjalan baik maka jumlah sperma yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada ujung
dihasilkan akan normal. Spermatozoa yang di- rokok terbuat dari bahan busa serabut sintesis
produksi testis mencit mempunyai variasi da- yang berfungsi untuk menyaring nikotin (Adi-
lam panjang lebar dan bentuk. Kepala sper- tama, 1997).
matozoa tikus berbentuk sabit atau kait, bagian Secara garis besar rokok umumnya ter-
tengah (miedle piece) pendek dan bagian ekor bagi 3 kelompok yaitu rokok mild, rokok kre-
yang sangat panjang (Rugh, 1967). tek dan cerutu. Rokok tipe Mild dipresentasikan
Berdasarkan hal tersebut diatas maka mempunyai kandungan tar dan nikotin yang
peneliti merasa perlu untuk melihat sejauh ma- paling rendah dibanding rokok kretek dan ce-
na pengaruh rokok pada jumlah sel sperma- rutu, hal ini dikontrol dengan baik / dijamin
tozoa pada mencit jantan (Mus musculus, oleh pabriknya. Karena kerendahan kadar tar
Strain Jepang).Berdasarkan latar belakang ma- dan nikotin ini justru menjadi nilai jual bagi
salah penelitian, dapat dibuat perumusan ma- mereka berkaitan dengan isu kesehatan (tar dan
salah sebagai berikut “Apakah ada pengaruh nikotin adalah penyebab kanker). Rokok mild
asap rokok terhadap jumlah sel spermatozoa memiliki sekitar 14-15 mg tar dan 1-3 mg
mencit jantan (Mus musculus, Strain Jepang) nikotin. Karena ringan kandungan tar dan ni-
dengan pemaparan dengan 2, 4, 6 batang rokok kotinnya, maka rokok jenis mild juga diberi
perhari selama 36 hari”.Penelitian ini bertujuan istilah light, misalnya rokok LA Light,
untuk mengetahui pengaruh asap rokok terha- Marlboro light (Wikipedia Indonesia, 2006).

Tabel 1 Klasifikasi Kandungan Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida


dari Rokok ( mg / batang )
Kadar Tar (mg) Nikotin (mg) Karbon Monoksida (mg)
Rendah < 4 – 10 < 0,3 – 1 < 3,14
Rendah-Sedang 11 – 16 0,6 – 1,6 10 – 19
Sedang 17 – 23 1,1 – 1,9 10 – 19
Sedang –Tinggi 24 – 26 1,3 – 2,6 14 – 19
Sumber : Drastyawan dkk, 2001

Setiap batang rokok mengandung banyak kanker (karsinogen) (Halliwell & Gutteridge,
jenis bahan kimia dan sebagian besar beracun. 1999).
Dengan kandungan zat kimia tersebut, maka da- Asap rokok dapat diuraikan menjadi gas
pat dipastikan efek rokok sangat merugikan ba- dan partikulat, tiap bentuk tersebut mempunyai
gi kesehatan. Asap rokok sangat banyak me- zat kimia yang berbeda. Secara keseluruhan
ngandung campuran racun yang kompleks, bentuk gas mengalami oksidasi sedangkan
beberapa dari racun tersebut adalah radikal be- bentuk partikulat mengalami reduksi. Beberapa
bas, ada agen yang mengalami oksidasi-reduksi, unsur pokok pada asap rokok dalam bentuk gas
ada yang cytotoxic aldehydes dan selain itu ada adalah amonia (NH3), karbonmonoksida (CO),
beberapa substansi yang bisa menyebabkan CO2, NO, NO2, hidrogen sianida (HCN),
volatyle aldehyde (seperti etanol, formal-

32
Yuhendri Putra, Pengaruh Rokok terhadap Jumlah Sel Spermatozoa Mencit Jantan

dehyde, acrolein, benzene vapour, hidrokarbon dikit bertahan daripada tar, asap rokok yang
tak jenuh seperti isoprene. Sedangkan dalam masih baru mengandung NOo yang sangat ting-
partikulate diantaranya adalah tar, nikotin, gi dan NO2o yang bisa bereaksi dengan hidro-
metal (seperti kadmium, timah (lead), nikel, karbon tak jenuh seperti isoprene di dalam asap.
besi, kromium, arsenic), phenol/semi- (Halliwell & Gutteridge, 1999)
quinon/quinon. (Halliwell & Gutteridge, 1999) Nikotin adalah alkaloid toksis yang ter-
Tar terbentuk selama pemanasan tem- dapat dalam tembakau. Sebatang rokok umum-
bakau. Tar merupakan kumpulan berbagai zat nya berisi 1-3 mg nikotin. Nikotin diserap me-
kimia yang berasal dari daun tembakau itu sen- lalui paru-paru dan kecepatan absorbsinya ham-
diri, maupun ditambahkan dalam proses per- pir sama dengan masuknya nikotin secara intra-
tanian dan industru sigaret. Tar adalah hidro- vena. Nikotin masuk kedalam otak dengan ce-
karbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap pat dalam waktu kurang lebih 10 detik. Dapat
rokok dan termasuk kedalam golongan zat kar- melewati barrier diotak dan diedarkan ke-
sinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan seluruh otak, kemudian menurun secara cepat,
kanker. Tar dalam asap rokok memiliki se- beredar keseluruh bahagian tubuh dalam waktu
dikitnya 4 jenis radikal bebas yang berbeda. Sa- 15-20 menit pada waktu penghisapan terakhir.
lah satu tipe radikal yang menonjol adalah Efek bifasik dari nikotin pada dosis rendah
semiquinon yang melekat pada salah satu mengakibatkan rangsangan ganglionik yang ek-
matrik polimer dan mengalami oksidasi reduksi sitasi. Tetapi pada dosis tinggi akan me-
penukaran dengan kuinon dan hidrokuinon. Tar nyebabkan blokade ganglionik setelah eksitasi
menghasilkan O2o- (diperkirakan karena reaksi sepintas. Nikotin adalah agen oksida yang po-
dari semikuinon terhadap O2) dan H2O2, dan ju- tensial yang dapat mempengaruhi integritas
ga terlihat merusak DNA waktu diisolasi. Ben- plasma membran dan Deoksiribo Nucleat Acid
tuk gas dari radikal bebas asap rokok lebih se- (DNA) sperma (Arabia, 2004).

Gambar 1 Rokok dan Kandungan yang Terdapat di Setiap Bagiannya

33
Jurnal Sainstek Vol. VI No. 1: 30-42, Juni 2014 ISSN: 2085-8019

Tabel 2 Beberapa Agen Racun Utama di dalam Asap Rokok

Agen Kontrasentrasi Per Rokok


Dimetilnitrosamin 1-200 ng
Etilmetinitrosamin 0,1-10 ng
Diettilnitrosamin 0-10 ng
Nitrosopirolidin 2-24 ng
Nitrosamin lain (4 senyawa) 0-20 ng
Hidrazin 21-43 ng
Vinil Klorida 1-16 ng
Uretan 10-35 ng
Fomaldehida 20-90 µg
Hidrogen Sianida 30-200 µg
Akrolein 25-140 µg
Asetaldehida 18-1400 µg
Nitrogen Oksida (NO) 10-600 µg
Amonia 10-150 µg
Piridin 9-93 µg
Karbon monoksida 2-50 mg
Sumber : Beatrice, Thomas, 2006

Karbonmonoksida merupakan gas bera- Nitrogen dioksida dapat merusak mem-


cun yang tidak berwarna. Kandungannya di da- bran memulai proses peroksidasi lipid, dapat
lam asap rokok 2-6%. Karbon monoksida pada menyebabkan vasokontriksi. Nitrat dapat meng-
paru-paru mempunyai daya pengikat (afnitas) oksidasi molekul heme yang mengubah atom
dengan hemoglobin (Hb) sekitar 200 kali lebih besi dari fero menjadi ferri dan menyebabkan
kuat dari pada daya ikat oksigen (02) dengan tidak dapat berkombinasinya oksigen dengan
hemoglobin (Hb). Dalam waktu paruh 4-7 jam molekul hemoglobin. Nitrogen dioksida be-
sebanyak 10% dari Hb dapat terisi oleh karbon reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) yang
monoksida (CO) dalam bentuk COHb (carboly menghasilkan OH0 dan menyebabkan tidak
haemoglobin), dan akibatnya sel darah merah dapat berkombinasinya oksigen dengan mole-
akan kekurangan oksigen yang akhirnya sel tu- kul hemoglobin (Karen & Thomas, 2006).
buh akan kekurangan oksigen. Pengurangan ok- Nikotin dalam asap rokok dapat men-
sigen dalam jangka waktu yang panjang akan stimulasi medula adrenal untuk melepaskan ka-
mengakibatkan pembuluh darah akan terganggu tekolamin yang dapat mempengaruhi sistem sa-
karena menyampit dan mengeras. Hal ini akan raf pusat, sehingga dapat mengganggu proses
mengakibatkan kematian sel karena kekurangan spermatogenesis dan sintesis hormon tes-
oksigen (Sukendro, 2007). tosteron melalui mekanisme umpan balik antara
Nitrogen dioksida dapat merusak mem- hipotalamus, hipofise anterior dan testis (Anita,
bran memulai proses peroksidasi lipid, dapat 2004).
menyebabkan vasokontriksi. Nitrogen dioksida Hubungan antara hipotalamus, hipofisis
bereaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dan testis demikian erat dan penting dalam pro-
yang menghasilkan OH0 dan menyebabkan ti- ses reproduksi, hingga oleh beberapa peneliti
dak dapat berkombinasinya oksigen dengan menggambarkan sebagai suatu poros, yaitu po-
molekul hemoglobin. Nitrogen dioksida dapat ros hipotalamus- hipofisis-testis. Hampir semua
mengabstraksi atom hidrogen dari asam linoleic sekresi kelenjer hipofisis diatur baik oleh hor-
atau linolenic, dan dapat menstimulusi perok- mon atau sinyal dari hipotalamus. Sekresi ke-
sidasi dari membran lipid. Sedangkan nitrit lenjer hipofisis anterior diatur oleh hormon
oksida dan nitrogen dioksida juga dapat yang disebut dengan hormon pelepas gona-
bereaksi dengan H2O2 untuk memproduksi ra- dotropin atau disebut juga dengan Gona-
dikal hidroksil seperti pada reaksi dibawah ini : dotropin Realizhing Hormon (GnRH). GnRH

34
Yuhendri Putra, Pengaruh Rokok terhadap Jumlah Sel Spermatozoa Mencit Jantan

merupakan homon yang menyebabkan bersifat karsinogen (penyebab kanker), tak he-
pelepasan dari dua hormon gonadotropin yaitu ran jika pengaruh asap rokok pada perokok pa-
Luteinizing Hormon (LH) dan Folikel Stimu- sif itu tiga kali lebih buruk dari pada debu batu
lating Hormon (FSH) (Guyton, 1997). bara (Aditama, 1997).
Sasaran dari FSH adalah sel-sel di tu- Berbagai penelitian membuktikan asap
bulus seminiferus termasuk sel sertoli. Pada sel- rokok yang ditebarkan orang lain, imbasnya bi-
sel sertoli, FSH merangsang sintesa suatu pro- sa menyebabkan berbagai penyakit, bukan saja
tein yang disebut Androgen Binding Protein pada orang dewasa, tetapi terutama pada bayi
(ABP). Protein Pengikat Androgen ini ber- dan anak-anak. Mulai dari aneka gangguan per-
fungsi sebagai pengikat hormon androgen yang napasan pada bayi, infeksi paru, telinga gang-
dihasilkan sel leydig untuk dibawa ke reseptor guan pertumbuhan, sampai kolik (gangguan
androgen sel-sel germinal di dalam lumen tu- pada saluran pencernaan bayi) (Supriyadi,
bulus seminiferus. Sintesa androgen di dalam 2007).
sel leydig ini dirangsang oleh LH. Selain hor- Resiko perokok pasif yang paling tinggi
mon-hormon steroid, terdapat juga senyawa adalah terhadap ibu hamil dan janin yang di-
lain yang disekresikan oleh testis, yaitu ‘inhi- kandung yaitu berupa keguguran janin, ke-
bin’. Inhibin ini dihasilkan oleh sel sertoli dan matian janin dalam kandungan, bayi berat lahir
mempunyai fungsi menekan fungsi hipofisis da- rendah. Sedangkan resiko perokok pasif ter-
lam mensekresi gonadotropin. (Guyton, 1997). hadap bayi adalah masalah dan penyakit per-
Pada penelitian yang lainnya asap rokok napasan, perkembangan kecerdasan otot, pe-
dapat mengurangi ukuran testis, nekrosis testis, nyakit telinga, leukimia, kanker otak, lelah dan
ber-kurangnya diameter tubulus seminiferus sindrom kematian secara tiba - tiba (Aditama,
dan vasokontrisi pembuluh darah serta mempe- 1997).
ngaruhi pengambilan oksigen selama meta- Bahaya yang ditimbulkan akibat rokok
bolisme (Karen & Thomas, 2006). Menurut dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu,
Rajpurkar dkk, (2000) pemaparan asap rokok apakah perokok aktif maupun perokok pasif.
selama 45 hari telah menyebabkan diameter Tidak sedikit yang paham bahwa rokok mem-
tubulus seminiferus menjadi menurun, sehingga berikan kontribusi terhadap turunnya kualitas
jumlah spermatozoa yang dihasilkan akan lebih hidup bagi perokok itu sendiri. Perokok pasif
sedikit dari yang tidak mengalami perlakuan. me-miliki resiko yang cukup tinggi atas kanker
Perokok aktif adalah orang yang me- pa-ru-paru dan jantung koroner (Jamal, 2006).
rokok atau orang yang langsung mengkonsumsi Mencit adalah hewan coba atau sering
rokok. Kebiasaan merokok telah terbukti ber- disebut hewan laboratorium karena khusus di-
hubungan dengan beberapa jenis penyakit dari ternakkan untuk keperluan penelitian biologik
berbagai alat tubuh manusia, selain itu satu- dilaboratorium. Hewan laboratorium tersebut
satunya penyakit yang menunjukan asosiasi ne- digunakan sebagai model untuk penelitian ter-
gatif dengan kebiasaan merokok adalah ke- utama pengaruh bahan kimia atau obat-obatan
matian akibat parkinson (Sukendro, 2007). Re- sebelum diperlakukan pada manusia. Berbeda
siko perokok aktif adalah kanker paru, serangan dengan hewan lainnya, mencit tidak memiliki
stroke, gangguan pembuluh darah, otak, gang- kelenjer keringat. Pada umur 4 minggu berat
guan pada proses kehamilan, gangguan sistem mencit bisa mencapai 18 – 20 gram. Jantung
reproduksi, penyakit jantung, penyakit maag terdiri dari 4 ruangan dengan dinding atrium
dan tukak lambung, impotensi, kematian, batuk, yang tipis dan dinding ventrikel yang lebih
dan osteoporosis (Aditama, 1997).Perokok pa- tebal. Mencit termasuk kedalam Kingdom Ani-
sif adalah orang-orang yang tidak merokok te- malia, Phylum Chordata, Subphylum Ver-
tapi ia ikut menghirup asap yang dikeluarkan tebrata, Class Mammalia, Ordo Rodentia, Sub-
oleh rokok yang dikeluarkan oleh si perokok order Myomorpha, Family Muridae, Subfamily
aktif. Asap rokok itu sendiri mengandung bahan Murinae, Genus Mus, Species Mus musculus
kimia beracun, 43 diantaranya adalah jelas-jelas (Kusumawati, 2004).

35
Jurnal Sainstek Vol. VI No. 1: 30-42, Juni 2014 ISSN: 2085-8019

Gambar 2 Mencit (Mus musculus)

Peningkatan temperatur tubuh tidak Proses spermatogenesis pada mencit pada da-
mempengaruhi tekanan darah. Frekuensi jan- sarnya adalah sama dengan mamalia lainnya.
tung berkaitan dengan ukuran tubuhnya. Trac- Waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus sel
tus urinaria terdiri dari ginjal, ureter, vesica uri- spermatogenesis di tubuli seminiferi pada
naria dan uretra. Diantara spesies hewan lain- mencit sampai dilepaskannya spermatozoa ke
nya mencitlah yang sering dipakai untuk tujuan dalam lumen tubuli seminiferi adalah berkisar
penelitian medis karena murah dan mudah 35,5 hari atau lebih kurang 5 minggu (Rugh,
berkembang biak. (Kusumawati, 2004) 1967).
Menurut Raugh, (1967), sistem repro- Epididimis mencit jantan terdiri dari ba-
duksi mencit jantan terdiri atas testes, Epi- gian caput, dan kauda. Caput epididimis ter-
didimis, Duktus Deferens, Kelenjar tambahan bagi atas 7-8 lobulus, dilapisi oleh sel ber-
(Kelenjar assesorius), Uretradan Penis. Testis tingkat silindris yang tidak bersilia. Diameter 5-
mencit jantan panjangnya adalah sekitar 20 11 mm. berat epidimis bervariasi antara 0,76-
mm, dengan diameter 14 mm dan berat rata-rta 0,98 gr. Panjang seluruhnya berkisar 400 cm.
2-3,5 gram. Setiap bagian testis dibungkus oleh Fungsi epididimis adalah sebagai tempat pe-
jaringan ikat longgar, tunika albuginea yang ter- matangan spermatozoa, tempat penyimpanan
bagi atas lobus-lobus yang disebut tumbulus sperma dan mengangkut spermatozoa (Rugh,
seminiferus, tempat germ cell terbentuk. Jari- 1967). Selama perkembangan di tubulus se-
ngan intersisial leydig terletak diantara tubulus miniferus, spermatozoa belum matang dan tidak
tersebut yang kaya akan pembuluh darah limfe. mampu untuk motilitas. Setelah sampai di epi-
Sel intersisial leydig menghasilkan hormone didimis spermatozoa menjadi matang dan mam-
Testosteron. Testis selain berfungsi meng- pu untuk motilitas. (Guyton, 1997).
hasilkan hormone testosterone juga berfungsi Panjang duktus deferens mencit adalah 5-
menghasilkan spermatozoa melalui proses sper- 6 cm dengan diameter 2,5 mm, dilapisi oleh
matogenesis (Rugh, 1967). epitel kolumnar bertingkat. Lamina proprianya
Spermatogenesis adalah suatu rangkaian merupakan lapisan jaringan ikat dengan lapisan
perkembangan sel spermatogonia dari epitel tu- otot tebal yang terdiri atas lapisan longitudinal
bulus seminiferus yang mengadakan proliferasi luar dan dalam yang dipisahkan oleh lapisan
dan selanjutnya berubah menjadi spermatozoa. sirkular. Sebelum memasuki prostat, duktus

36
Yuhendri Putra, Pengaruh Rokok terhadap Jumlah Sel Spermatozoa Mencit Jantan

deferens membentuk bagian yang disebut am- Menghitung jumlah spermatozoa per ml
pula. Pada bagian akhir ampula, vesikula semi- ejakulat dapat dilakukan dalam dua tahap yaitu
nalis bergabung kemudian memasuki prostat menghitung jumlah spermatozoa per lapangan
dan bermuara ke uretra prostatikum. Ampula pandang dan menghitung jumlah spermatozoa
dilapisi oleh sel epitel kolumnar yang pendek per ml dengan menggunakan kamar hitung
(Rugh, 1967). Hemocytometer Neubauer. Spermatozoa yang
Kelenjar assesorius mempunyai peranan memiliki morfologi yang matang yang dihitung,
penting sebagai media hidup bagi sperma. sperma yang tidak ada kepala dan ekor tidak
Kelenjar ini terdiri dari vesikulasi seminalis, dihitung (WHO, 1994). Jumlah spermatozoa
kelenjar prostat, kelenjar koagulasi, kelenjar yang dihasilkan oleh testis sangat tergantung
ampula, kelenjar bulbouretra dan kelenjar pada proses spermatogenesis yang terjadi di tu-
preputial (Rugh, 1967). Merupakan saluran bulus seminiferus. Spermatogenesis adalah
keluar sperma, saluran ini berada dalam batang suatu rangkaian perkembangan sel spermato-
penis. Pada bagian ventral nya dilapisi oleh gonia dari epitel tubulus semiferus yang me-
epitel berlapis gepeng dan disebelah dorsalnya ngadakan proliferasi dan selanjutnya berubah
adalah epitel kuboid. Lamina propria terdiri menjadi spermatozoa yang terdiri dari kepala,
jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh da- leher dan ekor (Moeloek, 1994).
rah (Rugh, 1967). Spermatogonia pada tikus terdiri atas 3
Penis terdiri dari 3 massa silindris yaitu 1 macam yaitu spermatogonia tipe A, intermediet,
lapisan tipis corpus cavernosa utera (corpus dan spermatogonia tipe B. spermatogonia tipe
spongiosa) yang dikelilingi oleh tunika A merupakan yang terbesar dan terdiri atas
albugenia dan 2 lapisan tebal corpus cavernosa partikel-partikel inti kromatin. Tahap me-
penis. Glans penis dilapisi oleh epitel berlapis tafasenya lebih panjang dan lebih ramping.
gepeng yang terdiri atas folikel-folikel rambut. Spermatogonia tipe A berlanjut menjadi tipe
Akar penis melekat pada tulang pubis yang ber- intemediet yang lebih kecil, banyak dan terdiri
hubungan dengan Inschiocavernosa (Rugh, atas inti kromatin didalam jonjot-jonjot yang
1967). kasar atau berupa gumpulan yang terletak diatas
Kualitas sperma adalah suatu kondisi atau di dekat permukaan sebelah dalam dari
atau keadaan yang dimiliki oleh sperma. Sper- membran nukleus. Tahap metafasenya pendek,
ma yang berkualitas adalah sperma yamg me- berkelompok dan berbentuk seperti kepala, dari
miliki keadaan atau kondisi yang normal se- spermatogonia tipe B akan membelah lagi men-
hingga mampu untuk membuahi ovum. Kua- jadi spermatosit primer. Diperkirakan waktu
litas sperma sering dijadikan sebagai indikator dari tahap metafase spermatogonia menjadi
untuk menentukan fertil atau tidaknya sperma propase sekitar 3-9 hari, dan dari tahap
yang dimiliki seseorang. Berkualitas atau diakenesis ke spermatozoa yang belum matang
tidaknya sperma dapat ditentukan dengan ana- lebih kurang 10 hari. Spermatogonia tipe A
lisa sperma secara makroskopis maupun pertama kali muncul 3 hari setelah lahir, lalu
mikroskopis. Pemeriksaan tersebut diantaranya jumlahnya meningkat menjadi sel primordial
adalah jumlah, morfologi dan motilitas sper- dan diletakkan pada membran basal berikutnya,
matozoa (Nasution, 1999). setelah itu jumlahnya akan menurun. Tahap
Jumlah spermatozoa adalah salah satu meiosis didalam testis dimulai 8 hari setelah
faktor penentu dalam menentukan kualitas sper- lahir. Petunjuk pertama bahwa spematogonia
ma. Jumlah sperma yang berkualitas adalah tipe B membelah menjadi spermatosit primer
spermatozoa yang memiliki jumlah sekitar lebih adalah tampaknya pembesaran secara nyata dan
dari 20 juta/ml ejakulat. Apabila jumlahnya berpindah dari membran basal. Spermatosit
kurang maka bisa dikatakan spermatozoanya primer membelah menjadi 2 spermatosit
tidak berkualitas. Jumlah spermatozoa dihitung sekunder yang lebih kecil, lalu menjadi 4
menurut beberapa cara yaitu jumlah spermato- spermatid. Proses spermatogenesis pada tikus
zoa per ml ejakulat dan jumlah spermatozoa per pada dasarnya adalah sama dengan mamalia
volume ejakulat. Namun yang umum dipakai lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk satu
adalah jumlah spermatozoa per ml ejakulat siklus daru tubuli seminiferi pada tikus adalah +
(Yatim,1994). 6 jam, dan maksimum jarak antara tahap sper-

37
Jurnal Sainstek Vol. VI No. 1: 30-42, Juni 2014 ISSN: 2085-8019

matogonia tipe A sampai dilepaskannya sper- numan tikus, Larutan George, Giemsa, Natrium
matozoa ke adalam tubuli seminiferi adalah bikarbonat (NaHCO3),Formalin 35 %, Gentian
berkisar 35,5 hari atau lebih kurang 5 minggu violetdanNaCl 0,9 %.
(Rugh, 1967).
Prosedur Kerja dan Teknik Pengambilan
Data
METODE PENELITIAN
Prosedur Kerja penelitian ini adalah
Penelitian ini merupakan penelitian eks- (1) Mencit jantan sebanyak 32 ekor disiapkan,
perimental, dengan metode Post Test Only dimana 24 ekor nantinya sebagai sampel dan 8
Control Group Design yaitu rancanngan yang ekor sebagai cadangan jika ada yang mati disaat
digunakan untuk mengukur pengaruh perlakuan penelitian; (2) Mencit dibagi atas kelompok-
pada kelompok eksperimen dengan cara mem- kelompok seperti yang tertera dirancangan pe-
bandingkan perlakuan dengan kelompok kon- nelitian; (3) Sebelum perlakuan dilakukan men-
trol. Populasi dalam penelitian ini adalah men- cit dipelihara selama 1 minggu untuk pe-
cit jantan (Mus musculus, Strain Jepang) de- nyesuaian dengan lingkungan dan diberi makan
ngan pertimbangan mencit adalah mamalia co- biasa dan minuman biasa; (4) Lakukan pe-
ba atau sering disebut hewan laboratorium ka- maparan asap rokok terhadap mencit. Pe-
rena sering dipakai pada penelitian biologi di maparan dilakukan setelah kandang mencit di-
laboratorium. Hewan laboratorium tersebut di- tutup dengan kain sekeliling kandang kecuali
gunakan sebagai model untuk penelitian ter- bagian bawah untuk memberikan sirkulasi
utama pengaruh bahan kimia atau obat-obatan udara; (5) Rokok yang dibakar diletakan di ba-
sebelum diperlakukan pada manusia. Sampel gian dalam kandang mencit dengan meng-
dalam penelitian ini adalah mencit jantan (Mus gunakan penggantung. Waktu pemaparan di-
musculus, Strain Jepang), dengan kriteria Umur mulai saat rokok mulai dibakar sampai rokok
2-3 bulan, Jenis kelamin jantan, Berat badan habis terbakar. Selama pemaparan sirkulasi
rata-rata 25-35 gr. Besar sampel adalah se- udara dapat terjadi dari bagian bawah. Per-
banyak 24 ekor tikus jantan, berdasarkan rumus lakuan dibagi atas 4 kelompok yaitu (a) Ke-
: (t-1) (r-1) > 15. Dimana : t = Jumlah lompok 1 sebagai kontrol (tanpa paparan asap
kelompok percobaan r = Jumlah hewan rokok); (b) Kelompok 2 dilakukan pemaparan
coba/kelompok; Jadi : (4-1) (r- 1) > 15, r-1 > 2 batang per hari selama 36 hari; (c) Kelompok
15 / 3, r = > 6. (Hanafiah, 1997) 3 dilakukan pemaparan 4 batang per hari se-
Variabel bebas (independent) merupakan lama 36 hari; (d) Kelompok 4 dilakukan pe-
Variabel independent dalam penelitian ini ada- maparan 6 batang per hari selama 36 hari dan
lah rokok dengan merk class mild. Sedangkan (6) Pemeriksaan jumlah sel spermatozoa mencit
Variabel terikat (dependent) Variabel de- Pada hari ke 37 perlakuan, mencit di-
pendent dalam penelitian ini adalah jumlah sel korbankan dengan melakukan pematahan ba-
spermatozoa-spermatozoa mencit jantan. Hipo- tang otak, kemudian dilakukan laparotomi. La-
tesis penelitian ini adalah Ada pengaruh rokok kukan pemotongan terhadap ductus deferens.
dengan pemaparan sebanyak 2, 4, 6 batang Pengambilan spermatozoa dilakukan dengan
perhari selama 36 hari terhadap jumlahsel sper- memijat kedua ductus deferens yang telah di-
matozoa mencit jantan (Mus musculus, Strain potong, kemudian hasilnya ditampung dalam
Jepang). gelas arloji.
Alat dan bahan penelitian ini adalah Kan- Pemeriksaan jumlah spermatozoa yakni;
dang mencit 4 buah, Tempat makan dan minum (1) Isi pipet leukosit dengan spermatozoa sam-
tikus, Kain untuk menutupi kandang saat peng- pai garis bertanda 0,5; (2) Tambahkan larutan
asapan 3 buah, Pipet leukosit, Kawat peng- George sampai garis bertanda 1.1; (3) Teteskan
gantung rokok, Timbangan, Stop watch, Alat diatas kamar hitung Improved Neubauer; (4)
hitung, Kaca objek dan cover glass, Jarum, Pe- Tutup dengan kaca penutup; (5) Hitung jumlah
ralatan bedah minor, Mikroskop, Kamar hitung spermatozoa yang mati dalam kamar hitung di
Haemocytometer Improved Neubauer, Gelas bawah mikroskop dan (6) Jumlah spermatozoa
arloji dan Sarung tangan. Sedangkan bahan- yang dihitung di dalam kamar Improved
bahanya adalah Rokok Class Mild (14 mg tar, Neubauer dikalikan dengan 200.000 untuk
1,0 mg nikotin), Sekam, Makanan dan mi- mendapatkan jumlah spermatozoa dalam 1 ml.

38
Yuhendri Putra, Pengaruh Rokok terhadap Jumlah Sel Spermatozoa Mencit Jantan

Analisa Data dibandingkan dengan kontrol (69,67 juta/ml).


Seluruh data yang diperoleh dianalisa de- Penurunan jumlah spermatozoa yang paling
ngan Anova untuk mengetahui pengaruh papa- tinggi adalah pada perlakuan II dengan
ran asap rokok terhadap jumlah, motilitas dan pemaparan 4 batang rokok sehari (43.00
morfologi spermatozoa dengan komputerisasi juta/ml).
dengan derjat kemaknaan 95 %. Jika didapatkan Hasil penelitian dilanjutkan dengan
hasil yang bermakna dilanjutkan dengan uji sta- menggunakan uji statistik Anova satu arah
tistik Post Hoc Tests (Multiple Comparisons) dengan derjat kepercayaan 95 %, untuk
jenis Tukey. mengetahui bermakna atau tidak bermakna
pengaruh asap rokok terhadap jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN spermatozoa mencit jantan (mus musculus.
Strain Jepang) setelah pemaparan asap rokok
Jumlah Sel Spermatozoa
selama 36 hari. Hasilnya dapat dilihat pada
Hasil penelitian tentang jumlah sel
Tabel 4.
spermatozoa dituliskan di Tabel 3. Berdasarkan
Tabel 3 terlihat bahwa pemaparan asap rokok
selama 36 hari berpengaruh terhadap jumlah
spermatozoa mencit. Rata-rata jumlah
spermatozoa mengalami penurunan jika

Tabel 3 Rata-Rata Jumlah Spermatozoa Mencit Jantan (Mus musculus. Strain Jepang) setelah
Pemaparan Asap Rokok selama 36 Hari pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan pada α> 0.05

Ulangan Rata-Rata
No Kelompok
1 2 3 4 5 6 (Juta/ml)
1 Kontrol 78 74 66 102 48 50 69.67
2 Perlakuan I 38 54 72 30 26 50 45.00
3 Perlakuan II 6 34 44 42 64 68 43.00
4 Perlakuan III 86 18 48 56 76 96 63.33

Tabel 4 Uji Anova Jumlah Spermatozoa Mencit Jantan (Mus musculus. Strain Jepang) setelah
Pemaparan Asap Rokok selama 36 hari pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan pada α> 0.05

Kelompok
Kontrol Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III
Jumlah Sperma 69.67 45.00 43.00 63.33
Simpangan Baku 20.02 17.15 22.44 28.59

Berdasarkan Tabel 4, uji Anova yang di- Asap rokok sangat banyak mengandung
lakukan terhadap jumlah spermatozoa mencit campuran racun yang kompleks, beberapa dari
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang racun tersebut adalah radikal bebas. Asap rokok
bermakna antara kelompok kontrol dengan per- dapat diuraikan menjadi gas dan partikulat, tiap
lakuan ( α> 0.05 ). Berdasarkan hal tersebut bentuk tersebut mempunyai zat kimia yang ber-
diatas maka hipotesis ditolak, karena tidak ada beda. Secara umum rokok ada 3 jenis yaitu ro-
pengaruh rokok terhadap jumlah spermatozoa kok cerutu, kretek dan rokok mild. Rokok tipe
mencit (Mus musculus, Strain Jepang). Mild dipresentasikan mempunyai kandungan
tar dan nikotin yang paling rendah dibanding

39
Jurnal Sainstek Vol. VI No. 1: 30-42, Juni 2014 ISSN: 2085-8019

rokok kretek dan cerutu. Rokok Class mild ke dalam otak dengan cepat dalam waktu
memiliki sekitar 14 mg tar dan 1 mg nikotin. kurang lebih 10 detik. Dapat melewati barrier
Bahaya yang ditimbulkan akibat rokok dapat diotak dan diedarkan keseluruh sel-sel otak, ke-
menyerang siapa saja, apakah perokok aktif mudian menurun secara cepat, beredar ke-
maupun perokok pasif. Dalam taraf yang ringan seluruh bahagian tubuh dalam waktu 15-20
rokok berdampak negatif pada sistem perna- menit pada waktu penghisapan terakhir. Nikotin
fasan dan secara spesifik dampak lanjutnya dalam asap rokok dapat menstimulasi medula
adalah munculnya penyakit paru, jantung, hipo- adrenal untuk melepaskan katekolamin yang
tensi, kanker, lever, impotensi dan termasuk di- dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, se-
antaranya penyakit-penyakit yang secara hingga mekanisme umpan balik antara hi-
langsung berakibat dengan kebiasaan mengisap potalamus, hipofise anterior dan testis menjadi
rokok, seperti gangguan pada sistem reproduksi terganggu. Akibatnya sintesis hormon tes-
serta penyakit lainnya yang bisa mengancam tosteron terganggu dan spermatogenesis juga
jiwa si perokok. Rokok juga dapat mem- terganggu (Anita, 2004).
pengaruhi spermatogenesis yang terjadi di tu- Pengaruh nikotin terhadap sel-sel sperma
bulus seminiferus dan mempengaruhi kadar ini sangat tergantung kepada daya tahan tubuh,
hormon tetosteron. karena masing-masing mencit memiliki sen-
Hasil penelitian padamenunjukan bahwa sitivitas yang berbeda ketika diberikan pe-
pemaparan asap rokok selama 36 hari ber- maparan terhadap asap rokok. Rokok mild
pengaruh terhadap jumlah spermatozoa mencit. memiliki kadar nikotin yang rendah sehingga
Rata-rata jumlah spermatozoa mengalami penu- masih bisa ditolerir oleh tubuh. Dengan pe-
runan jika dibandingkan dengan kontrol (69.67 maparan 2 batang rokok sehari kadar nikotin,
juta/ml). Tetapi penurunan jumlah spermatozoa tar, karbonmonoksida dan radikal bebas lainnya
tidak sebanding dengan jumlah batang rokok yang masuk ke tubuh masih dalam jumlah yang
yang diberikan selama 36 hari. Hal ini terlihat sedikit sehingga tubuh agak lambat mengalami
pada pemaparan dengan 6 batang rokok sehari, penyesuaian terhadap bahan kimia dan radikal
jumlah spermatozoa jauh lebih banyak (63,33 bebas tersebut. Akibatnya pengaruh bahan-ba-
juta/ml) jika dibandingkan dengan pemaparan han kimia tersebut baru terlihat memberikan
dengan 2 batang rokok (45,00 juta/ml) dan pe- dampak setelah jangka waktu yang cukup
maparan dengan 4 batang rokok (43,00 lama. Pemaparan dengan 4 batang sehari, jum-
juta/ml). Meskipun semua perlakuan menun- lah sperma yang dihasilkan lebih sedikit dari
jukan jumlah sperma yang normal karena lebih perlakuan lainnya. Ini berarti bahan kimia dan
dari 20 juta /ml. radikal bebas yang dihasilkan rokok cepat be-
Dengan uji Anova yang dilakukan terha- kerja sehingga spermatogenesis mengalami
dap rata-rata jumlah spermatozoa mencit me- gangguan, dan belum adanya penyesuaian dari
nunjukan bahwa tidak ada hubungan yang sig- tubuh mencit untuk menghambat bahan kimia
nifikan antara kelompok kontrol dengan per- dan radikal bebas.
lakuan ( α> 0.05). Ini berarti kandungan kimia Pemaparan dengan 6 batang rokok sehari,
asap rokok tidak begitu besar pengaruhnya se- jumlah spermatozoa yang dihasilkan lebih ba-
cara statistik terhadap jumlah spermatozoa yang nyak dari yang diberikan perlakuan dengan 2
dihasilkan oleh testis. batang dan 4 batang rokok sehari. Hal ini di-
Dari data tersebut diatas dapat dijelaskan sebabkan sangat cepatnya tubuh memberikan
bahwa jumlah spermatozoa yang dihasilkan respon terhadap bahan kimia dan radikal bebas
oleh testis sangat tergantung kepada mekanime yang masuk, sehingga mekanisme spermato-
secara lansung terhadap spermatogenesis di genesis tidak begitu terganggu dan penurunan
dalam tubulus seminiferus. Apabila spermato- jumlah spermatozoa hanya dalam jumlah yang
genesis berlansung normal, maka akan diha- sedikit. Jumlah sperma yang dihasilkan testis ti-
silkan jumlah spermatozoa yang normal.Salah dak cukup untuk mendiagnosa fertil atau in-
satu kandungan bahan kimia rokok adalah ni- fertilnya seseorang. Karena adakalanya jumlah
kotin. Nikotin merupakan alkaloid toksid yang sperma yang normal tetapi bila memiliki mor-
terdapat dalam tembakau. Sebatang rokok fologi dan motilitas yang kurang baik akan bisa
umumnya berisi 1-3 mg nikotin. Nikotin masuk menyebabkan infertil. Sebaliknya dengan jum-

40
Yuhendri Putra, Pengaruh Rokok terhadap Jumlah Sel Spermatozoa Mencit Jantan

lah sperma yang sedikit tapi memiliki mor- sahabatan Ilmiah Kesehatan Vol. : 31-
fologi dan motilitas normal maka masih bisa 37.
fertil (Guyton, 1997). Guyton AC. 1997. Fisiologi Kedokteran. Ja-
karta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC
KESIMPULAN DAN SARAN Halliwell B, Gutteridge JMC. 1999. Free
Radicals, other rective spesies and
Berdasarkan analisa hasil penelitian dan
disease. In free Radicals in Biology Me-
pembahasan dapat disimpulkan bahwa tidak ada
dicine. New York: Oxford University
hubungan yang signifikan secara statistik antara
Hanafiah KA. 1997. Rancangan Percobaan.
kontrol dengan pemaparan 2 batang, 4 batang
Teori & Aplikasi. Fakultas Pertanian Uni-
dan 6 batang rokok perhari terhadap jumlah
versitas Sriwijaya Palembang.
spermatozoa mencit jantan (Mus musculus,
Harrison. 2000. Prinsip-Prinsip ilmu Penyakit
Strain Jepang).
Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Ke-
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lan-
dokteran. EGC
jut tentang pengaruh rokok mild terhadap struk-
Jamal S. 2006. Pria Desa Berpendidikan
tur molekuler spermatozoa seperti kromosm
Rendah, Perokok Terbanyak. Peneliti di
dan DNA. Untuk mengetahui pengaruh pe-
badan Pengembangan Kesehatan Jakarta.
ngaruh maksimal dan minimal dari kadar ni-
Medika Jurnal Kedokteran Indonesia
kotin dan tar yang dikandung rokok, maka se-
No.03 tahun ke XXXII, Maret 2006.
baiknya dilakukan dengan berbagai jenis rokok.
Karen ES, Thomas M. 2006. Principles of Toxi-
cology. 2nd edition. New York
DAFTAR KEPUSTAKAAN Kusumawati D. 2004. Bersahabat Dengan He-
Aditama TY. 1997. Rokok dan Kesehatan. Edisi wan Coba. Gajah Mada University Press
3. Jakarta: Penerbit UI Leeson. 1992. Histologi. Kedokteran. Penerbit
Arabia M. 2004. Nicotinic infertility:assessing Buku Kedokteran. EGC
DNA and plasma membrane integrity of Milna. 2008. Nasib Perokok Pasif. Situs Ke-
human spermatozoa. Andrologia. Di- sehatan Keluarga.
akses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov. Moeloek N. 1994. Reproduksi dan Embriologi
Azizan. 2008. Nikotinex Untuk Perokok Aktif dari Satu Sel Menjadi Organisme. Ja-
dan Pasif. Diakses www. Edaran sa- karta FKUI
lindah.com. Nasution A.W. 1999. Andrologi. Fakultas Ke-
Anita N. 2004. Perubahan Sebaran Stadia Epitel dokteran Universitas Andalas Padang
Seminiferus, Penurunan Jumlah Sel-Sel Notoatmodjo. S. 1997. Ilmu Kesehatan Ma-
Spermatogenik dan Kadar Hormon Tes- syarakat. Prinsip Dasar. Jakarta. PT.
tosteron Total Mencit (Mus musculus L) Rineka Cipta
Galur DDY Yang Diberi Asap Rokok Notoatmodjo. S. 2001. Metodologi Penelitian.
Kretek. Tesis Program Pasca Sarjana Jakarta: PT. Rineka Cipta
Fakultas Kedokteran Universita In- Price S.A & Wilson L.M. 1995. Patofisiologi.
donesia. Konsep klinis Proses-Proses Penyakit.
Beatrice TH dan Thomas H.2006. Udara dan EGC
Kesehatan Anda. Jakarta : PT. Bhuana Rajpurkar A et al. 2000. Morphometric
Ilmu Populer. Analysis of Rat Testis Following Chronic
Bhagavan NV. 2001. Biochemistry. 4th Edition. Exsposure to Cigarette Smoke. Diakses
University of Hawaii. dari http://www.nebi.nlm.nih.gov
Dahlan MS. 2004. Statistika Untuk Kedokteran Reval A, Li H, Dhatuwala CB. 2000. Mor-
dan Kesehatan. Seri 1. Jakarta: PT. phometric Analysis of Rat Testis Follo-
Arkans. wing Chronic Exposure to Cigarette
Depkes RI. 2008. Artikel. Ayah Merokok di Smoke. J. Environment pathol toxicol
luarpun Percuma. Tanpa Penerbit. oncol. Diakses dari
DrasyawanB, dkk. 2001. Pengaruh Asap Rokok http://www.ncbi.nlm.nihgov.
Terhadap Saluran Nafas. Jurnal Per- Rugh R. 1967. The Mouse Its Reproduction and
Development. Minneapolis: Burgess

41
Jurnal Sainstek Vol. VI No. 1: 30-42, Juni 2014 ISSN: 2085-8019

Spector WG. 1993. Pengantar Patologi Umum. Biologi Medik Fakultas Kedokteran
Gajah Mada university Press. Universitas Sriwijaya
Suparman DR dkk.. 1990. Ilmu Penyakit Wikipedia 2008. Rokok. Diakses dari
Dalam. Jilid II. Penerbit FKUI http://id.wikipwdia.org/wiki/rokok
Stenley L & Robbins. 1999. Buku Saku Dasar Wolff, ME 1994. Asas-asas Kimia Medisinal.
Patologi Penyakit. Jakarta. EGC 4th edition.Gajah Mada university.
Sukendro S. 2007. Filosofi Rokok. Sehat Tanpa Yatim W. 1994. Reproduksi dan Embriologi.
Berhenti Merokok. Pinus Book Publisher Penerbit Tarsito Bandung
Supriyadi RW 2007. Kasihan Perokok Pasif. Yatim W. 1990. Histologi. Penerbit Tarsito
Diakses http://www.perokok pasif.co.id Bandung
WHO 1994. Pemeriksaaan semen Manusia dan Young B, Heath JW. 2000. Functional
Interaksi Sperma – Getah servik. Edisi 3. Histology. Churchill livingstone.
Penerjemah Arsyad dan Hayati L, Bagian

42

Anda mungkin juga menyukai