Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Konstruksi Perkerasan Lentur dengan Metode CBR
a. Data Volume Lalu Lintas
1. Mobil penumpang (4 ton) = 2002 kendaraan / hari
2. Mobil Pick Up (6 ton) = 52 kendaraan / hari
3. Bus sedang (6 ton) = 42 kendaraan / hari
4. Bus besar (9 ton) = 53 kendaraan / hari
5. Truk sedang (13 ton) = 71 kendaraan / hari
6. Truk 2 As (18 ton) = 100 kendaraan / hari
7. Truk 3 As (25 ton) = 117 kendaraan / hari
8. Trailler (40 ton) = 58 kendaraan / hari
b. Pertumbuhan Lalu Lintas
1. Selama masa perencanaan dan pembangunan =6%
2. Selama masa layan (mulai tahun 2019) =5%
c. Kemiringan Medan = 1,17% (dari Desain Jalan Raya I). Kemiringan ini termasuk ke
dalam jenis datar
d. Umur Rencana = 10 tahun

4.1.1 Penentuan Klasifikasi / Jenis Jalan


Penentuan klasifikasi atau jenis jalan dapat dilakukan dengan menentukan kondisi
medan dari suatu jalan, kemudian menentukan koefisien kendaraan tergantung dengan jenis
kendaraan yang akan lewat pada ruas jalan tersebut. Semakin berat suatu kendaraan, maka
ekivalensi kendaraan tersebut akan semakin besar, demikian pula sebaliknya.

Tabel 4.1. Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP)


Kondisi Medan
No. Jenis Kendaraan Datar/ Perbukitan Pegunungan
1 Sedan, Station Wagon, Jeep 1,0 1,0
2 Pick Up, Bus dan Truk kecil 1,2 – 2,4 1,9 – 3,5
3 Bus dan Truk Besar 1,2 – 5,0 2,2 – 6,0
Sumber : Bina Marga TPGJAK No. 038/T/BM/1997
Berdasarkan tabel 4.1. tersebut, dilakukan perhitungan terhadap jenis dan volume
kendaraan yang ada.
Tabel 4.2. Perhitungan Ekivalensi Kendaraan Penumpang
Kendaraan koef SMP
a. Mobil penumpang = 2002 kend/hari 1.0 2002 SMP/hari
b. Mobil Pick up (6 ton) = 52 kend/hari 2.0 104 SMP/hari
c. Bus sedang (6 ton) = 42 kend/hari 2.0 84 SMP/hari
d. Bus besar (9 ton) = 53 kend/hari 2.0 106 SMP/hari
e. Truck sedang (13 ton) = 71 kend/hari 3.0 213 SMP/hari
f. Truck 2 As (18 ton) = 100 kend/hari 3.0 300 SMP/hari
g. Truck 3 As (25 ton) = 117 kend/hari 4.0 468 SMP/hari
h. Trailler (40 ton) = 58 kend/hari 5.0 290 SMP/hari
Total SMP = 3567 SMP/hari

Tingkat pertumbuhan selama masa layan 5 %, maka


VLHR = (1 + 𝑖)𝑛 x LHR
= (1 + 0,05)10 𝑥 3567
= 5810 smp / hari
Berdasarkan nilai VLHR tersebut, maka kita dapat mengklasifikasikan kelas jalan
berdasarkan tabel berikut
Tabel 4.3. Penentuan Klasifikasi Jalan
Klasifikasi Lalu Lintas Harian Rata-Rata
Fungsi Kelas (smp / hari)

Khusus 2.600 - 21.000

Arteri I 2.600 - 18.000

II 2.600 - 12.000

III A < 2.000


Kolektor
III B -
Sumber : Bina Marga TPGJAK No. 038/T/BM/1997
Sesuai dengan nilai VLHR di atas, maka jenis jalan yang dipilih adalah jalan arteri.
4.1.2 Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan
Penentuan lebar jalur serta bahu jalan untuk jalan arteri dapat ditentukan dari tabel
berikut.
Tabel 4.4. Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan
Arteri
VLHR Ideal Minimum
(SMP/HARI)
Lebar jalur Lebar Bahu Lebar Jalur Lebar Bahu
<3000 6 1,5 4,5 1
3000-10000 7 2 6 1,5
10001-25000 7 2 7 2
>25000 2n x 3,5 2,5 2n x 3,5 2
Sumber : Bina Marga TPGJAK No. 038 / T / BM / 1997
Untuk jenis jalan Arteri yang ideal, maka digunakan lebar jalur 7,0 meter dan lebar
bahu 2,0 meter
4.1.3 Analisa Beban Untuk Masing-Masing Jenis Kendaraan
Analisa beban bertujuan untuk menghitung nilai SAL (Standard Axis Load) yang
kemudian akan dijumlahkan untuk memperoleh nilai ESAL (Equivalent Standard Axis Load).
Nilai SAL dan ESAL ini bergantung pada jenis kendaraan, letak sumbu kendaraan serta beban
yang akan dipikulnya. Data distribusi pembebanan (konfigurasi sumbu kendaraan) dapat
dilihat pada Tabel (3. )

a. Mobil Penumpang
Beban = 4 ton
LHR = 2002 kendaraan / hari
K = 1 (sumbu tunggal)
Konfigurasi untuk sumbu kendaraan mobil penumpang adalah 50 % dan 50 %
L depan = 50 % x beban = 50 % x 4 = 2 ton
L belakang = 50 % x beban = 50 % x 4 = 2 ton
𝐿
ESAL = 𝐾 . (8,16)4
2 2
= 1 . (8,16)4 + 1. (8,16)4

= 0,0072 SAL
b. Truk 3 As
Beban = 25 ton
LHR = 117 kendaraan / hari
K1 = 1 (sumbu tunggal)
K2 = 0,086 (sumbu ganda)
Konfigurasi untuk sumbu kendaraan truk 3 as adalah 25 % dan 75 %
L depan = 25 % x beban = 25 % x 25 = 6,25 ton
L belakang = 75 % x beban = 75 % x 25 = 18,75 ton
𝐿 𝐿
ESAL = 𝐾1 . (8,16)4 + 𝐾2 . (8,16)4
6,25 18,75
= 1 . (8,16)4 + 0,0086. ( 8,16 )4

= 2,7416 SAL
c. Trailler
Beban = 40 ton
LHR = 58 kendaraan / hari
K1 = 1 (sumbu tunggal)
K2 = 0,086 (sumbu ganda)
K3 = 0,021 (sumbu triple)
Konfigurasi untuk sumbu kendaraan truk 3 as adalah 12,5%, 37,5% dan 50%
L depan = 12,5 % x beban = 12,5 % x 40 = 5,00 ton
L tengah = 37,5 % x beban = 37,5 % x 40 = 15,00 ton
L belakang = 50,0 % x beban = 50,0 % x 40 = 20,00 ton
𝐿 𝐿
ESAL = 𝐾1 . (8,16)4 + 𝐾2 . (8,16)4
5,00 15,00 20,00
= 1 . (8,16)4 + 0,0086. ( 8,16 )4 + 0,031 . ( 8,16 )4

= 2,2417 SAL
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan ESAL untuk Tiap Jenis Kendaraan
berat ESAL Sumbu ESAL
Kendaraan Depan Tengah Belakang K1 K2 K3
(ton) Depan Tengah Belakang Kendaraan
a . Mobil
4 50% 50% 1 0.0036 0.0036 0.0072
penumpang
b. Mobil Pick up 6 34% 66% 1 0.0039 0.0555 0.0594
c. Bus sedang 6 34% 66% 1 0.0039 0.0555 0.0594
d. Bus besar 9 34% 66% 1 0.0198 0.2808 0.3006
e. Truck sedang 13 34% 66% 1 0.0861 1.2223 1.3084
f. Truck 2 As 18 34% 66% 1 0.3164 4.4927 4.8091
g. Truck 3 As 25 25% 75% 1 0.086 0.3442 2.3974 2.7416
h. Trailler 40 12.5% 37.5% 50% 1 0.086 0.031 0.1410 0.9820 1.1187 2.2417

4.1.4 Menghitung Lintas Ekivalen Permukaan (LEP)


LEP = LHR x ESAL x C x (1 + 𝑎)𝑛

Dimana ,

a = Pertumbuhan lalu lintas selama masa perencanaan dan pembangunan

= 6%

r = Pertumbuhan lalu lintas selama masa layan = 5%

c = 0,5 , diperoleh dari distribusi 2 lajur 2 arah (tabel ) dan lebar jalan

5,5 < L < 8,25 (tabel)

UR = Umur Rencana = 10 tahun

n = Lama perbedaan waktu antara masa perencanaan dan akhir konstruksi. Dari 2015
hingga 2019, lama perbedaan waktunya adalah 4 tahun

Faktor Pertumbuhan = (1 + 𝑎)𝑛 = (1 + 0,06)4 = 1,262


Tabel 4.6. Hasil Perhitungan LEP
Faktor
Kendaraan LHR ESAL C LEP
Pertumbuhan
a. Mobil penumpang 2002 0.0072 0.5 1.262 9.121
b. Mobil Pick up 52 0.0594 0.5 1.262 1.949
c. Bus sedang 42 0.0594 0.5 1.262 1.574
d. Bus besar 53 0.3006 0.5 1.262 10.056
e. Truck sedang 71 1.3084 0.5 1.262 58.640
f. Truck 2 As 100 4.8091 0.5 1.262 303.568
g. Truck 3 As 117 2.7416 0.5 1.262 202.479
h. Trailler 58 2.2417 0.5 1.262 82.072
TOTAL LEP = 669.458
Sumber : Data Perhitungan

4.1.5 Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA)


LEA = LEP total x (1 + 𝑟)𝑈𝑅
= 669,458 x (1 + 0,05)10
= 1090,477 SAL
4.1.6 Menghitung Lintas Ekivalen Tengah (LET)

𝐿𝐸𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 + 𝐿𝐸𝐴


LET = 2

669,458 + 1090,477
LET = 2

= 879,968 SAL

4.1.7 Menghitung Lintas Ekivalen Rencana (LER)

𝑈𝑅
LER = LET . 10

10
LER = 879,968 . 10

= 879,968 SAL
4.1.8 Perhitungan Nilai CBR

Nilai CBR yang diperoleh dari data adalah sebagai berikut :


Tabel 4.7. Nilai CBR
Titik Nilai CBR (%)
1 5.5
2 4.6
3 2.6
4 5.1
5 5.4
6 5.7
7 7.4
8 8
9 5
10 4.6
11 4.4
12 6.4
13 7.2
14 7.2
15 5.7
16 6.6
17 3
18 8.9
19 2.3
20 3.6
21 5.6
22 5.1
23 6.2
24 4.6
Sumber : Data Perhitungan
Melalui distribusi grafik tersebut dapat dilakukan pembagian segmen sebagai berikut :

1. Segmen 1 = 5,5% , 4,6% , 2,6% , 5,1% , 5,4% , 5,7% , 7,4%, 8,0%


2. Segmen 2 = 5,0% , 4,6% , 4,4% , 6,4% , 7,2% , 7,2% , 5,7% , 6,6% , 3,0%, 8,9%
3. Segmen 3 = 2,3% , 3,6% , 5,6% , 5,1% , 6,2% , 4,6%

Perhitungan nilai CBR dapat diperoleh dari :

a. Cara Analitis
Nilai R untuk perhitungan nilai CBR segmen terlebih dahulu telah diperoleh dari tabel
1. Segmen 1
Data : 5,5% , 4,6% , 2,6% , 5,1% , 5,4% , 5,7% , 7,4%, 8,0%
R : 2,96 (diperoleh dari Tabel)
5,5 + 4,6 + 2,6 + 5,1 + 5,4 + 5,7 + 7,4 + 8,0
CBR rata-rata = = 5,538 %
8
𝐶𝐵𝑅 max − 𝐶𝐵𝑅 𝑚𝑖𝑛
CBR segmen = CBR rata-rata – ( )
𝑅
8,0 − 2,6
= 5,538 – ( ) = 3,713 %
2,96

2. Segmen 2
Data : 5,0% , 4,6% , 4,4% , 6,4% , 7,2% , 7,2% , 5,7% , 6,6% , 3,0% , 8,9%
R : 3,18 (diperoleh dari Tabel)
5,0 + 4,6 + 4,4 + 6,4 + 7,2 + 7,2 + 5,7 + 6,6 + 3,0 + 8,9
CBR rata-rata = = 5,90 %
10
𝐶𝐵𝑅 max − 𝐶𝐵𝑅 𝑚𝑖𝑛
CBR segmen = CBR rata-rata – ( )
𝑅
8,9 − 3,0
= 5,90 – ( ) = 4,045 %
3,18

3. Segmen 3
Data : 2,3% , 3,6% , 5,6% , 5,1% , 6,2% , 4,6%
R : 2,67 (diperoleh dari Tabel)
2,3 + 3,6 + 5,6 + 5,1 + 6,2 + 4,6
CBR rata-rata = = 4,567 %
6
𝐶𝐵𝑅 max − 𝐶𝐵𝑅 𝑚𝑖𝑛
CBR segmen = CBR rata-rata – ( )
𝑅
6,2 − 2,3
= 4,567 – ( ) = 3,106 %
2,67
b. Cara Grafis
1. Segmen 1

Jumlah
CBR > CBR %

2 8 100.00

3 7 87.50

4 7 87.50

5 6 75.00

6 2 25.00

7 2 25.00

8 1 12.50

2. Segmen 2

Jumlah
CBR > CBR %

2 10 100.00

3 10 100.00

4 9 90.00

5 7 70.00

6 5 50.00

7 3 30.00

8 1 10.00
3. Segmen 3
Jumlah
CBR > CBR %

2 6 100.00

3 5 83.33

4 4 66.67

5 3 50.00

6 1 16.67

7 0 0.00

8 0 0.00
Pada perhitungan tebal perkerasan dengan metode CBR, menggunakan persamaan berikut:

𝑃 (1 + 0,7 log (𝛿 . 𝜂 . 𝑛))


Hek = √ − ⋀
2 𝜋 . 0,8 . 𝐶𝐵𝑅

Dimana :

𝛿 = Faktor drainase. Berdasarkan data yang dimiliki yaitu kondisi air tanah tinggi dan jenis
tanah berbutir halus, maka didapat nilai faktor drainase 3,5 – 5,0. Pada desain ini nilai 𝛿 yang
digunakan adalah sebesar 4,0 (dari tabel )

𝜂 = Faktor lingkungan dan curah hujan. Berdasarkan data yang dimiliki yaitu curah hujan
banyak dan nilai PI > 10 %, yaitu 24 % maka diambil antara nilai 6,00 – 12,00. Pada desain
ini nilai 𝜂 yang digunakan adalah sebesar 8,0 (dari tabel )

n = Pengulangan beban selama umur rencana (diambil nilai terbesar)

1. n1 = LER . UR . 365
= 879,968 . 10 . 365
= 3211883,2 kali
2. n2 = LEP . 365 . (1 + 𝑎)𝑈𝑅 . 10
= 669,458 . 365 . (1 + 0,06)10 . 10
= 4375975,208 kali
N terbesar adalah n2 = 4375975,208 kali
P = Beban sumbu yang diperkirakan = 8160 kg

⋀ = Jari- jari bidang kontak

𝑃
=√ dimana Ta = 5,65 kg/cm2
2 . 𝜋 . 𝑇𝑎

8160
=√ = 15,161 cm
2 . 𝜋 . 5,65

Contoh perhitungan :
1. Segmen 1 (Cara Analitis)
Diketahui : Data - Data Berikut diperoleh dari Tabel ( )
CBR = 3,713 %
a1 =2
a2 =1
a3 = 0,75
D1 = 5 cm
D2 = 15 cm

8160 (1 + 0,7 log( 4 𝑥 8 𝑥 4375975,208))


Hek = √ – 15,161
2  . 0,8 . 3,713

= 38,972 cm
Hek = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
ℎ𝑒𝑘 −(𝑎1 . 𝐷1 + 𝑎2 . 𝐷2)
D3 =
𝑎3
38,972 − (2 . 5 + 1 . 15)
= = 18,629 ≈ 20 cm
0,75

2. Segmen 1 (Cara Grafis)


Diketahui : Data – Data Berikut diperoleh dari Tabel ( )
CBR = 3,22 %
a1 =2
a2 =1
a3 = 0,75
D1 = 5 cm
D2 = 15 cm

8160 (1 + 0,7 log( 4 𝑥 8 𝑥 4375975,208))


Hek = √ – 15,161
2  . 0,8 . 3,22

= 42,968 cm
Hek = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
ℎ𝑒𝑘 −(𝑎1 . 𝐷1 + 𝑎2 . 𝐷2)
D3 =
𝑎3
42,968 − (2 . 5 + 1 . 15)
= = 23,957 ≈ 25 cm
0,75

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan D3 dan Tinggi Ekivalensi


Segmen Cara CBR (%) a1 a2 a3 D1 (cm) D2 (cm) Hek (cm) D3 (cm) Pembulatan

Analitis 3.713 2 1 0.75 5 15 38.972 18.629 20


Segmen 1
Grafis 3.22 2 1 0.75 5 15 42.968 23.957 25

Analitis 4.045 2 1 0.75 5 15 36.703 15.604 20


Segmen 2
Grafis 3.96 2 1 0.75 5 15 37.2587 16.343 20

Analitis 3.106 2 1 0.75 5 15 44.026 25.368 30


Segmen 3
Grafis 2.56 2 1 0.75 5 15 50.032 33.376 35
4.2 Perencanaan Konstruksi Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen Bina Marga
1987 dengan Konstruksi Langsung

4.2.1 Menghitung Daya Dukung Tanah (DDT)

1. Segmen 1 (Cara Analitis)


Nilai CBR = 3,713 %
Nilai DDT = (4,3 x log CBR) + 1,7
= (4,3 x log 3,713) + 1,7
= 4,15
2. Segmen 1 (Cara Grafis)
Nilai CBR = 3,22 %
Nilai DDT = (4,3 x log CBR) + 1,7
= (4,3 x log 3,22) + 1,7
= 3,884

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan DDT berdasarkan Nilai CBR (%)

Segmen Cara CBR (%) DDT


Analitis 3.713 4.150
1
Grafis 3.22 3.884
Analitis 4.045 4.310
2
Grafis 3.96 4.270
Analitis 3.11 3.816
3
Grafis 2.56 3.455

4.2.2 Indeks Permukaan


IP0 yang digunakan adalah ≥ 4, karena jenis lapisan permukaan adalah LASTON
(Tabel )

Ipt yang digunakan adalah 2,0 – 2,5 karena nilai LER yang diperoleh adalah 879,968
dimana nilai LER antara 10 – 1000 dan klasifikasi jalan yang digunakan adalah arteri, maka
nilai IPt yang digunakan adalah IPt bernilai 2,5 (Tabel )
4.2.3 Menentukan Faktor Regional (FR)

a. Menghitung persentase kendaraan berat


Berdasarkan data yang dimiliki :
1. Mobil penumpang = 2002 kendaraan / hari
2. Mobil Pick Up = 52 kendaraan / hari
3. Bus sedang = 42 kendaraan / hari
4. Bus besar = 53 kendaraan / hari
5. Truk sedang = 71 kendaraan / hari
6. Truk 2 As = 100 kendaraan / hari
7. Truk 3 As = 117 kendaraan / hari
8. Trailler = 58 kendaraan / hari
Total seluruh kendaraan = 2495 kendaraan / hari
Total kendaraan berat (selain mobil penumpang) = 493 kendaraan / hari
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Persentase kendaraan berat = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑥 100 %
493
= 2495 𝑥 100 % = 19,76 %

b. Data curah hujan = 1486 mm/tahun, termasuk iklim II , karena > 900 mm/tahun
(Tabel)

c. Kemiringan medan = 1,17 % (Desain Jalan Raya I)


d. Nilai faktor Regional (FR) = 1,5 (Tabel )
e. Nilai indeks permukaan pada akhir umur rencana (IPt) = 2,5 (Tabel)
f. Nilai indeks permukaan pada awal umur rencana (IP0) = 4,0 (Tabel)
g. Menggunakan nomogram no. 1
4.2.4 Menentukan indeks tebal perkerasan dengan nomogram
1. Segmen 1 (Cara Analitis)
Diketahui : DDT = 4,15
LER = 879,968
FR = 1,5
Dari nomogram untuk Ipt = 2,5 dan IP0 = 4, maka ITP yang diperoleh adalah 11,0
2. Segmen 1 (Cara Grafis)
Diketahui DDT = 3,884
LER = 879,968
FR = 1,5
Dari nomogram untuk Ipt = 2,5 dan IP0 = 4, maka ITP yang diperoleh adalah 11,5

Cara Analitis

Cara Grafis

Gambar 4.2. Nilai ITP pada segmen I


Cara Analitis

Cara Grafis

Gambar 4.3 Nilai ITP pada segmen II


Cara Analitis

Cara Grafis

Gambar 4.4 Nilai ITP pada segmen III


Tabel 4.10 Hasil ITP Berdasarkan Nomogram

Segmen Cara DDT ITP


Analitis 4.150 11
1
Grafis 3.884 11.5
Analitis 4.310 10.5
2
Grafis 4.270 11
Analitis 3.816 11.5
3
Grafis 3.455 12.2
4.2.5 Menentukan Indeks Tebal Perkerasan dengan Metode Trial and Error

𝐼𝑃𝑜−𝐼𝑃𝑡
log( )
4,2−1,5
log(𝐿𝐸𝑅 𝑥 365 𝑥 𝑈𝑅) = 9,3 log(𝐼𝑇𝑃 + 2,54) − 3,9892 + 138072
0,4+
(𝐼𝑇𝑃+2,54)5,19

1
− log (𝐹𝑅) + 0,371(𝐷𝐷𝑇 − 3)

a. Segmen 1 (Cara Analitis)


Diketahui : DDT = 4,15
LER = 879,968
FR = 1,5
IPt = 2,5
IP0 =4
UR = 10 tahun
𝐿𝑜𝑔 (𝐿𝐸𝑅 𝑥 365 𝑥 𝑈𝑅) = 𝐿𝑜𝑔 (879,968 𝑥 365 𝑥 10) = 6,507
Dicoba ITP = 10,222
4−2,5
log( )
4,2−1,5
6,507 = 9,3 log(10,222 + 2,54) − 3,9892 + 138072 −
0,4+
(10,222+2,54)5,19

1
log (1,5) + 0,371(4,15 − 3)

6,507 ≈ 6,507
Jadi, ITP untuk segmen 1 dengan metode trial and error adalah 10,222
b. Segmen 1 (Cara Grafis)
Diketahui : DDT = 3,884
LER = 879,968
FR = 1,5
IPt = 2,5
IP0 =4
UR = 10 tahun
𝐿𝑜𝑔 (𝐿𝐸𝑅 𝑥 365 𝑥 𝑈𝑅) = 𝐿𝑜𝑔 (879,968 𝑥 365 𝑥 10) = 6,507
Dicoba ITP = 10,613
4−2,5
log( )
4,2−1,5
6,507 = 9,3 log(10,613 + 2,54) − 3,9892 + 138072 −
0,4+
(10,613 + 2,54)5,19

1
log (1,5) + 0,371(3,884 − 3)

6,507 ≈ 6,507
Jadi, ITP untuk segmen 1 dengan metode trial and error adalah 10,613

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan ITP dengan metode trial and error
Segmen Cara DDT ITP
Analitis 4.150 10.222
1
Grafis 3.884 10.613
Analitis 4.310 9.99
2
Grafis 4.270 10.048
Analitis 3.816 10.714
3
Grafis 3.455 11.26
4.2.6 Menentukan Tebal Lapisan Perkerasan

Penentuan nilai ITP antara cara analitis dan grafis adalah dengan cara mengambil nilai
ITP terkecil di antara kedua nilai tersebut. Dari nomogram, diperoleh ITP untuk masing-
masing segmen adalah sebagai berikut :

1. Segmen 1 : 11
2. Segmen 2 : 10,5
3. Segmen 3 : 11,5

Sedangkan, bila menggunakan metode trial and error diperoleh nilai ITP adalah
sebagai berikut :

1. Segmen 1 : 10,222
2. Segmen 2 : 9,99
3. Segmen 3 : 10,714
A. Tebal lapisan berdasarkan nilai ITP nomogram
1. Lapisan pondasi
a. Tebal minimum = 20 cm
b. Bahan = batu pecah, stabilitas tanah dengan semen dan kapur
2. Lapisan permukaan
a. Tebal minimum = 10 cm
b. Bahan = laston
3. Koefisien relatif bahan perkerasan
a1 = 0,4 (laston)
a2 = 0,14 (batu pecah kelas A)
a3 = 0,13 (sirtu kelas A)
4. Tebal lapisan segmen 1
Diketahui : ITP = 11,0
a1 = 0,4
a2 = 0,14
a3 = 0,13
D1 = 10 cm
D2 = 20 cm
ITP = a1. D1 + a2. D2 + a3. D3
𝐼𝑇𝑃 − (𝑎1 . 𝐷1) − (𝑎2 . 𝐷2)
D3 =
𝑎3
11,0 − (0,4 . 10) − (0,14 .20)
=
0,13

= 32,308 cm ≈ 35 cm
B. Tebal lapisan perkerasan berdasarkan nilai ITP trial and error
1. Lapisan pondasi
a. Tebal minimum = 20 cm
b. Bahan = batu pecah, stabilitas tanah dengan semen dan kapur
2. Lapisan permukaan
a. Tebal minimum = 10 cm
b. Bahan = laston
3. Koefisien relatif bahan perkerasan
a1 = 0,4 (laston)
a2 = 0,14 (batu pecah kelas A)
a3 = 0,13 (sirtu kelas A)
4. Tebal lapisan segmen 1
Diketahui : ITP = 10,222
a1 = 0,4
a2 = 0,14
a3 = 0,13
D1 = 10 cm
D2 = 20 cm
ITP = a1. D1 + a2. D2 + a3. D3
𝐼𝑇𝑃 − (𝑎1 . 𝐷1) − (𝑎2 . 𝐷2)
D3 =
𝑎3
10,222− (0,4 . 10) − (0,14 .20)
=
0,13

= 26,323 cm ≈ 30 cm

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Tebal Lapisan D3


Segmen Cara ITP a1 a2 a3 D1 (cm) D2 (cm) D3 (cm) Pembulatan

Segmen Monogram 11.00 0.4 0.14 0.13 10 20 32.308 35


1 Trial & Error 10.22 0.4 0.14 0.13 10 20 26.323 30
Segmen Monogram 10.50 0.4 0.14 0.13 10 20 28.462 30
2 Trial & Error 9.99 0.4 0.14 0.13 10 20 24.538 25
Segmen Monogram 11.50 0.4 0.14 0.13 10 20 36.154 40
3 Trial & Error 10.714 0.4 0.14 0.13 10 20 30.108 35
Sumber : Data Perhitungan
4.3 Perencanaan Konstruksi Perkerasan Lentur Metoda Bina Marga Dengan Konstruksi
Bertahap

Konstruksi perkerasan ini memiliki umur rencana 10 tahun dan konstruksi tahap
kedua dilaksanakan pada awal tahun ke- 4

4.3.1 Tahap I selama 4 tahun


a. Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
LEAI = Σ 𝐿𝐸𝑃 . (1 + 𝑟)𝑛
= 669,458 . (1 + 0,05)4
= 813,73 SAL
b. Menghitung Lintasan Ekivalen Tengah (LET)
Σ 𝐿𝐸𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 + 𝐿𝐸𝐴
LETI = 2
669,458 + 813,73
= = 741,594 SAL
2

c. Menghitung Lintas Ekivalen Rencana (LER)


𝑈𝑅
LERI = LET . 10
4
= 741,594 .
10

= 296,638 SAL
Jadi, LER tahap I dimana x = 1,67
LER tahap I = x . LER I
= 1,67 . 296,638
= 495,385 SAL
4.3.2 Tahap II selama 6 tahun
a. Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
LEAII = 𝐿𝐸𝑃 II . (1 + 𝑟)𝑛
= 813,73 . (1 + 0,05)6
= 1090,477 SAL
b. Menghitung Lintasan Ekivalen Tengah (LET)
LEA I + 𝐿𝐸𝐴 II
LETII = 2
813,73 + 1090,477
= 2
= 952,104 SAL
c. Menghitung Lintas Ekivalen Rencana (LER)
𝑈𝑅
LERII = LETII . 10
6
= 952,104 . 10

= 571,262 SAL
Jadi, LER tahap II dimana y = 2,50
LER tahap I = y . LER II
= 2,50 . 571,262
= 1.428,155 SAL
4.3.3 Menentukan Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dengan Memakai Nomogram
a. Segmen 1
Diketahui : CBR = 3,713 % (Nilai CBR maksimum dari metode CBR)
DDT = 4,15
LERI = 495,385 SAL
IP0 ≥ 4
IPt = 2,5
Dari grafik nomogram, diperoleh ITP 1 = 10,3
Diketahui : LERII = 1.428,155 SAL
IP0 ≥ 4
IPt = 2,5
Jadi, diperoleh ITP total = 11,7
b. Segmen 2
Diketahui : CBR = 4,045 %
DDT = 4,31
LERI = 495,385 SAL
IP0 ≥ 4
IPt = 2,5
Dari grafik nomogram, diperoleh ITP 1 = 10,0
Diketahui : LERII = 1.428,155 SAL
IP0 ≥ 4
IPt = 2,5
Jadi, diperoleh ITP total = 11,5
c. Segmen 3
Diketahui : CBR = 3,22 %
DDT = 3,816
LERI = 495,385 SAL
IP0 ≥ 4
IPt = 2,5
Dari grafik nomogram, diperoleh ITP 1 = 10,6
Diketahui : LERII = 1.428,155 SAL
IP0 ≥ 4
IPt = 2,5
Jadi, diperoleh ITP total = 12,2

ITP I

ITP Total

Gambar 4.5 Nilai ITP pada segmen I


ITP I

ITP Total

Gambar 4.6 Nilai ITP pada Segmen II


ITP I

ITP Total

Gambar 4.7 Nilai ITP pada segmen III


4.3.4 Indeks Tebal Perkerasan (ITP) melalui Trial and Error
ITPI =
log(𝐿𝐸𝑅1 𝑥 365 𝑥 𝑈𝑅I)
𝐼𝑃𝑜 − 𝐼𝑃𝑡
log ( )
4,2 − 1,5
= 9,3 log(𝐼𝑇𝑃1 + 2,54) − 3,9892 +
138072
0,4 +
(𝐼𝑇𝑃1 + 2,54)5,19
1
− log (𝐹𝑅) + 0,371(𝐷𝐷𝑇 − 3)

ITP Total =
log(𝐿𝐸𝑅II 𝑥 365 𝑥 𝑈𝑅2)
𝐼𝑃𝑜 − 𝐼𝑃𝑡
log ( )
4,2 − 1,5
= 9,3 log(𝐼𝑇𝑃𝑡𝑜𝑡 + 2,54) − 3,9892 +
138072
0,4 +
(𝐼𝑇𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 + 2,54)5,19
1
− log (𝐹𝑅) + 0,371(𝐷𝐷𝑇 − 3)

a. Segmen 1
Diketahui : DDT = 4,15
LERI = 495,385
LERII = 1.428,155
IP0 =4
IPt = 2,5
X = 1,67
Y = 2,50
ITP I = log(𝐿𝐸𝑅1 . 365 . 𝑈𝑅) = log(495,385 . 365 . 4) = 5,859
Dicoba ITP = 7,905
4−2,5
log( )
4,2−1,5
5,859 = 9,3 log(7,905 + 2,54) − 3,9892 + 138072 −
0,4+
(7,905 + 2,54)5,19

1
log (1,5) + 0,371(4,15 − 3)

5,859 ≈ 5,859
ITP total = log(𝐿𝐸𝑅2 . 365 . 𝑈𝑅) = log(1428,155 . 365 . 10) = 6,717
Dicoba ITP = 11,065
4−2,5
log( ) 1
4,2−1,5
6,717 = 9,3 log 11,065 − 3,9892 + 138072 − log (1,5) +
0,4+
(11,065 + 2,54)5,19

0,371(4,15 − 3)
6,717 ≈ 6,717

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan ITP secara Nomogram dan Analitis

ITP Nomogram ITP Analitis


Segmen
ITP I ITP Total ITP I ITP Total
1 10.3 11.7 7.905 11.065
2 10.0 11.5 7.765 10.883
3 10.6 12.2 8.308 11.575

4.3.5 Penentuan Tebal Perkerasan


Dari tabel , koefisien kekuatan relatif bahan yang digunakan antara lain :
1. a1 = 0,4 (laston)
2. a2 = 0,14 (batu pecah kelas A)
3. a3 = 0,13 (sirtu kelas A)

Contoh Perhitungan :

a. Segmen 1,
Diketahui : ITPI = 10,3
ITP total = 11,7
D1 = 10 cm
D2 = 20 cm
1. Perkerasan Tahap I
ITP I = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
𝐼𝑇𝑃 I − (a1 . D1 + a2 . D2)
D3 = 0,13
10,3 − (0,4 . 10 + 0,14 . 20)
D3 = = 26,923 cm ≈ 30 cm
0,13
2. Perkerasan Tahap II
ITP II = ITP total – ITP I
= 11,7 – 10,3
= 1,4
𝐼𝑇𝑃 II
D0 = 𝑎0
1,4
= 0,4 = 3,5 cm ≈ 5 cm

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Ketebalan D3 setiap Segmen


D1 D2 D3 D0
Segmen ITP I ITP II a1 a2 a3 Pembulatan Pembulatan
(cm) (cm) (cm) (cm)
Segmen I 10.30 1.40 0.40 0.14 0.13 10 20 26.923 30 3.50 5.00
Segmen II 10.00 1.50 0.40 0.14 0.13 10 20 24.615 25 3.75 5.00
Segmen III 10.60 1.60 0.40 0.14 0.13 10 20 29.231 30 4.00 5.00
Sumber : Data Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai