Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU TINGKAT PROFITABILITAS


BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah
nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif,
yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir,
maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional
akan semakin signifikan.[1]
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia ini terlihat dari jumlah bank umum
syariah yang sekarang telah mencapai 11 bank, unit usaha syariah sebanyak 24 bank, dan 156
bank pembiayaan rakyat syariah.[2]Peningkatan jumlah kantor perbankan syariah diiringi
dengan meningkatnya total asset perbankan syariah. Tahun 2008 total asset mencapai Rp
49.555 miliar, tahun 2009 sebesar Rp 66.090 miliar, tahun 2010 sebesar Rp 97.519 miliar,
tahun 2011 sebesar Rp 145.466 miliar, dan tahun 2012 sebesar Rp 195.018 miliar.[3]
Dengan total asset yang semakin besar dari tahun ketahun, diharapkan perbankan
syariah dapat mengelola asset dengan efeketif yang akhirnya akan meningkatkan laba bank
tersebut. Karena total asset perbankan syariah yang besarnya sudah ratusan miliar rupiah
tersebut akan memberikan kekuatan tersendiri untuk mendorong pertumbuhan bank
syariah. Oleh kerena itu, masa mendatang diharapkan minat masyarakat Indonesia semakin
tinggi untuk menggunakan bank syariah dan pada gilirannya akan meningkatkan signifikansi
peran bank syariah dalam mendukung stabilitas sistem keuangan nasional.
Mengingat begitu pentingnya fungsi dan peranan perbankan syariah di Indonesia, maka
pihak bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar tercipta perbankan dengan prinsip
syariah dan efisien. Profitibalitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur
kinerja suatu bank. Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya.[4]
Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya
untuk menandanai tersebut. variasi dalam perhitungan ROA, adalah dengan memasukan biaya
pendanaan. Biaya-biaya pendanaan yang dimaksud adalah bunga yang merupakan biaya
pendanaan dengan utang. Dividen yang merupakan biaya pendanaan dengan saham dalam
analisis ROA tidak diperhitungkan. Biaya bunga ditambahkan ke laba yang diperoleh
perusahaan. ROA bisa diinterpretasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan
(strategi) dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan (environmental factors). Analisis
difokuskanpada profitabilitas aset, dan dengan demikian tidak memperhitungkan cara-cara
untuk mendanai aset tersebut.
Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar dari dana
simpanan masyarakat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai alat
ukuran kinerja perbankan.Dipilihnya industri perbankan dalam penelitian ini karena kegiatan
bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian sektor riil. Serta lebih
dikhususkan pada profitabilitas perbankan karena penelitian tentang profitabilitas bank masih
banyak research gap antara penelitian satu dengan yang lain, maka perlu dilakukan penelitian
lanjutan untuk mendapatkan kejelasan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal bank bisa diukur dengan menggunakan rasio-rasio
keuangannya, karena dalam menganalisis laporan keuangan akan mudah jika menghitung
rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.[5]
Penelian tentang tingkat profitabilitas telah banyak diteliti oleh para peneliti perbankan
syariah, namun dari beberapa hasil penelitian masih belum memberikan gambaran yang jelas
dan masih terdapat kontradiktif teori yang terjadi. Peneliti mengutip dari beberapa hasil
penelilitan tentang profitabilitas perbankan syariah baik yang dilakukan di negara lain atau di
Indonesia. Diantaranya hasil penelitiannya.
Samir Abderrazek Srairi dalam penelitiannya menggunakan ROAA (the return on
average total asset of the banks) sebgai proksi profitabilitas.Hasil penelitian: variable inflasi
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah dan konvensional. Sedangkan variable
pendapatan nasional dan jumlah uang yang beredar berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas bank syariah dan bank konvensional.[6]
Sudin Haron dan Waz azmi yang melakukan penelitian tentang profitabilitas benk
syariah menggunakan analisis kointegrasi. Hasil penelitian: variabel market share dan size
tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, sedangkan interest rate, inflasi
dan money supply memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.[7]
Penelitian- penelitian tersebut dilakukan dinegara lain, sementara yang dilakukan di
Indonesia diantaranya dilakukan oleh Adi Stiawan dalam tesisnya menemukan bahwa variabel
variabel pertumbuhan inflasi dan pertumbuhan pendapatan nasional tidak menunjukkan
pengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.[8]
Melihat pentingnya analisisi lebih lanjut tentang profitabilitas, maka perlu diselidiki
faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah syariah di
Indonesia seperti, pendapatan nasional, inflasi, tingkat suku bunga, market share, Size dan
jumlah uang yang beredar.Penelitian ini akan menguji pengaruh pendapatan nasional, inflasi,
tingkat suku bunga, market share, Size dan jumlah uang yang beredar terhadap tingkat
profitabilitas bank umum syariah di Indonesia.
Penelitian ini menjadi penting untuk melihat hubungan jangka panjang darivariabel-
variabel makro ekonomi terhadap profitabilias bank syariah sehinggamanajemen bank syariah
dapat menentukan kebijakan yang tepat terkait perubahan-perubahan kondisi makro ekonomi
yang mengalami perubahan drastis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Pokok Masalah yang akan diteliti berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah
disampaikan sebelumnya adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh pendapatan nasional terhadap tingkat profitabilitas bank umum
syariah di Indonesia?
2. Bagaimanakah pengaruh inflasi terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah di
Indonesia?
3. Bagaimanakah pengaruh tingkat suku bunga terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah
di Indonesia?
4. Bagaimanakah pengaruh market share terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah di
Indonesia?
5. Bagaimanakah pengaruh ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah
di Indonesia?
6. Bagaimanakah pengaruh jumlah uang yang beredar terhadap tingkat profitabilitas bank umum
syariah di Indonesia?

1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN


1.3.1 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini dilakukan adalah meneganalisis dan
menjelaskan variabel yang mempengaruhi tingkat pendapatan keuangan Bank Umum Syariah
yang diwakili Bank syariah Manndiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank syariah Mega
Indonesia.
1.3.2 MANFAAT PENELITIAN
Kegunaan penelitian yang dilakukan berkaitan dengan profitabilitas pada bank syariah beserta
variabel-variabel yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian diharapkan bermanfaat terutama bagi para debitur maupunkreditur bank syariah
guna mengetahui bagaimana perubahan suatu kondisi,baik internal maupaun eksternal
perbankan mempengaruhi kinerja banksyariah. Dengan begitu debitur maupun kreditur
mempunyai gambaran pada kondisi yang bagaimana suatu perbankan dapat menguntungkan
sebagai media investasi maupun penyedia dana.
2. Bagi bank syariah diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pembuatan keputusan
terhadap kebijakan pembiayaan maupun ekspansi asset serta untuk langkah antisipasi terhadap
semua faktor yang nantinya akan mempengaruhi kinerja perusahaan.
3. Bagi akademisi dapat memberikan manfaat dalam hal pengembangan ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan, melalui pendekatan dan cakupan variable yang digunakan, terutama
pengaruh kondisi makro ekonomi dan pangsa asset bank syariah terhadap kinerja bank syariah
yang diukur dari profitabilitasnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TELAAH PUSTAKA
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah telah
banyak dilakukan, dimulai dari penelitian yang dilakukan oleh Sudin Haronn (1996) dengan
penelitiannya yang berjudul “Determinants of Islamic Bank Profitability”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas bank syariah yang diproksikan dengan ATCR (net profit after tax as a percentage
of capital and reserves), jumlah uang yang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas bank syariah, sedangkan variabel market place, market share, inflasi dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah.[9]
Samir Abderrazek Srairi dalam penelitiannya menggunakan ROAA (the return on
average total assets of the banks) sebagai proksi profitabilitas. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah dan
bank konvensional. Variabel pendapatan nasional berpengaruh positif signifikan terhadap
terhadap profitabilitas bank syariah dan bank konvensional. Variabel jumlah uang yang beredar
berpengaruh positif signifikan terhadap terhadap profitabilitas bank syariah dan bank
konvensional.[10]
Sudin Haron dan Wan Azmi melakukan penelitian tentang profitabilitas bank syariah
dengan menggunakan analisis kointegrasi. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
variabel market share dan size tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadapprofitabilitas, interest rate memiliki pengaruh positif signifikan dengan
profitabilitas.Inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Money
supply memiliki pengaruh yang positif terhadap profitabilitas.[11]
Penelitian-penelitian tersebut dilakukan di negara lain, sementara yang dilakukan di
Indonesia diantaranya dilakukan oleh Adi Stiawan dalam tesisnya menemukan bahwa variabel
variabel pertumbuhan inflasi dan pertumbuhan pendapatan nasional tidak menunjukkan
pengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.[12]
Penelitian Aria Muharram menunjukkan bahwa pendapatan nasional berpengaruh
secara signifikan terhadap laba operasional bank umum syariah. Sedangkan variabel inflasi dan
tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap laba operasional bank umum
syariah.[13]Adapun penelitian- penelitian sebelumnya dapat dilihat lebih ringkas pada
tabel Berikut Ini.
Tabel
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Penelitian

1 Sudin Haroon Determinants of Islamic Bank Suku Variabel suku bunga


(1996) Profitability Bunga,Jumlah berpengaruh negatif dan
uang yang signifikan, sedangkan
Beredar, Market variabel jumlah uang yang
Place, Market beredar, market place,
Share, Inflasi market share, Inflasi dan
dan Ukuran ukuran tidak berpengaruh
Perusahaan terhadap profitabilitas bank
umum syariah.
2 Samir Factor Influencing the Inflasi, Variabel pendapatan
Abderrajek Profitability of Conventional pendapatan Nasional dan Jumlah uang
(2009) and Islamic Commercial nasional, jumlah yang beredar berpengaruh
Banks in GCC Countries uang yang positif signifikan terhadap
beredar. profitabilitas bank syariah,
sedangkan variabel inflasi
tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas bank syariah.
3 Sudin Haroon profitabilitas bank syariah Market Share, Variabel Interest Rate,
dan Wan dengan menggunakan analisis Size, Interest Inflasi dan Money Supply
Azmi kointegrasi Rate, Inflasi dan memiliki pengaruh positif
(2009) Money Supply. signifikan terhadap
profitabilirtas, sedangkan
market share dan size tidak
memiliki pengaruh
signifikan terhdap
profitabilitas.
4 Adi Stiawan Pengaruh faktor Inflasi, Variabel pertumbuhan
(2009) makroekonomi, pangsa pasar Pendapatan Inflasi dan pertumbuhan
dan Karakteristik bank Nasional, Pendapatan Nasional tidak
terhadap profitabilitas bank menunjukan pengaruh yang
syariah sinifikan.
5 Aria Analisis Pengaruh Kondisi Pndapatan Variabel Pendapatan
Muharram Makro Ekonomi Terhadap Nasional, Nasional Berpengaruh
(2009) Perubahan Laba Operasional Inflasi. Secara Signifikan,
Bank Umum Syariah d Sedangkan Inflasi tidak
Indonesia Periode 2005-2007 Berpengaruh terhadap
profitabilitas perbankan
sayariah.

dalam penelitian-penelitian tersebut diatas, masih banyak kontradiktif teori, belum ada
kejelasan mengenai pengaruh faktor profitabilitas Bank Syariah. penggunaan alat analisis error
correction model masih jarang digunakan padahal mampu mengatasi model regresi lancung
dan juga mampu menampilkan apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau
belum. Oleh karena itu dalam penelitin ini penulis akan meneliti pengaruh variable makro
ekonomi terhadap profitabilitas bank umum syariah dengan menggunakan analisis error
correction model. Penelitian ini akan mengkonfirmasi temuan Sudin Haron dan Wan Azmi
dengan memfokuskan pada faktor eksternal yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah
dengan objek penelitian pada bank syariahdi Indonesia.
2.2 LANDASAN TEORI
2.2.1 Profotabilitas Bank Syariah
Menurut Balanchandher, profitabilitas bank ditentukan oleh faktor-faktor yang dapat
dikendalikan oleh manajemen dan faktor-faktor diluar kendali manajemen. Faktor-faktor yang
dapat dikendalikan manajemen merupakan faktor-faktor yang menggambarkan kebijakan dan
keputusan manajemen bank itu sendiri, seperti penghimpunan dana, manajemen modal,
manajemen likuiditas, dan manajemen biaya. Sedangkan faktor-faktor diluar kendali
manajemen mencakup faktor lingkungan dan karakteristik bank, faktor lingkungan meliputi
struktur pasar, regulasi, inflasi, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan pasar. Faktor
karakteristik bank meliputi: ukuran perusahaan dan kepemilikan.[14]
Menurut M. Kabir Hassan, tingkat profitabilitas bank dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor tersebut adalah karakteristik bank, indikator
makro, perpajakan, struktur keuangan, kualitas asset, modal, dan likuiditas.[15]
2.2.2 Pendapatan Nasional
Secara Sederhana Pendapatan Nasional dapat diartikan sebagai jumlah baranng dan jasa
yang dihasilkan suatau negara pada periode tertentu biasanya satu tahun. Istilah yang terkait
dengan pendapatan nasional beragam antara lain: produk domestik bruto (groos domestic
product/GDP), Produk nasional bruto ( groos national product/GNP), Serta Produk naional
neto (net national product/NNP). [16]Temuan-temuan dari penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa pendapatan nasional memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas
bank syariah, diantaranya dalam penelitian yang dilakukan oleh Samir Abderrazek Srairi.
2.2.3 Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila
kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan) kepada barang lainnya[17]. Penelitian
yang dilakukan oleh Hassan dan Bashir menunjukkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang
negatif terhadap profitabilitas bank syariah[18].
2.2.4 Tingkat Suku Bunga
Pengertian dasar tingkat suku bunga yaitu sebagai harga dari penggunaan uang untuk
jangka tertentu[19]. Tingkat bunga mempengaruhi jumlah dana yang ingin dipinjamkan oleh
peminjam dan jumlah dana yang akan dipinjamkan oleh pemilik dana. Suatu keadaan
dimana supply of demand sama dengan demand of funds, maka tingkat bunga berada dalam
equilibrium. Pada kenyataanya, tingkat bunga akan secara tetap mengalami perubahan turun
naik mencari posisi equilibrium baru.
Sudin Haron dalam penelitiannya yang berjudul “Determinants of Islamic Bank
Profitability” menemukan bahwa suku bunga berpengaruh negatif dansignifikan terhadap
profitabilitas bank syariah.
2.2.5 Market Share
Market share dianggap sebagai salah satu faktor penentu profitabilitas, semakin
besar market share maka potensi keuntungan bank juga akan semakin besar. Penelitian yang
dilakukan oleh Short (1979) dan Smirlock (1985) menunjukkan bahwa market
share berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank[20].
2.2.6 Ukuran Prusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan seberapa besar
perusahaan tersebut. Proksi yang menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan antara
lain total aktiva, log size, nilai market capitalized, dan total penjualan.Pada dasarnya ukuran
perusahaan hanya terbagimenjadi tiga kategori yang didasarkan kepada total aset perusahaan
yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah(medium firm), dan perusahaan
kecil (small firm).
Pada penelitian-penelitian sebelumnya, hampir seluruhnya menggunakan total aktiva
sebagai proksi dari ukuran sebuah bank.Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan
dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan
nilai market capitalized dan penjualan.Total aset yang lebih besar juga menggambarkan
kestabilan dan kemapanan perusahaan dalam menghasilkan labanya dibandingkan bank kecil.
Hal ini mencerminkan kestabilan perusahaan kedepannya.Menurut penelitian Sudin dan Wan
Azmi bahwa Size tidak memiliki pengaruh positif signifikan dengan profitabilitas.
2.2.7 Jumlah Uang yang Beredar
Penelitian Bourke (1989) menggunakan jumlah uang beredar sebagai proksi
untuk pertumbuhan pasar. Hasil temuannya menunjukkan bahwa pertumbuhan pasar akan
menciptakan suatu lingkungan yang dapat meningkatkan meningkatkankeuntungan. Dalam
penelitiannya, Haron menemukan hubungan positif antara jumlah uang beredardan
profitabilitas bank syariah.

2.3 HIPOTESIS PENELITIAN


2.3.1 Pengaruh Pendapatan Nasional terhadap Profitabilitas BankUmum Syariah di
Indonesia.
Pendapatan Nasional merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh suatu perekonomian dalam periode tertentu yang dihitung berdasarkan nilai pasar.
Perhitungan pndapatan Nasional akan memberikan GDP secara teratur yang merupakan ukuran
dasar dari performansi perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa.
Menurut Samir Abderrazek Srairi dari penelitiannya menunjukkan bahwa pendapatan
nasional memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas bank syariah, diantaranya dalam
penelitian yang dilakukan oleh Pendapatan Nasional tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas bank umum syariah. Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagi
berikut:
H01: Pendapatan nasional tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas bank umum syariah di Indonesia.
2.3.2 Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.
Inflasi yang tinggi dapat ,menurunkan kegiatan investasi. Inflasi akan berpengaruh
terhadap kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang tinggi akan menyebabkan harga jual
barang-barang produksi naik, dan hal ini menurunkan daya beli masyarakat karena pendapatan
riil masyarakat juga menurun. Menurunnya daya beli masyarakat mengakibatkan menurunnya
penjualan perusahaan, dan menurunnya penjualan perusahaan akan menurunkan keuntungan
perusahaan. Jika keuntungan perusahaan menurun, maka dapat dikatakan bahwa kinerja
perusahaan juga menurun yang mengakibatkan produktifitas sektor riil menurun.
Jadi akibat yang terjadi dengan tingginya inflasi adalah penurunan kinerja perusahaan,
sektor riil tidak berkembang, investasi menjadi lambat, dan PHK terjadi dimana-mana,
sehingga terjadilah banyak pengangguran.[21]Menurunnya keuntungan perusahaan dapat
mempengaruhi profitabilitas bank syariah, karena pendapatan bank dari investasi dari sektor
riil akan menurun.
H02: Inflasi bengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di
Indonesia.
2.3.3 Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia.
Naiknya suku bunga pada bank konvensional yang akan mendorong masyarakat untuk
menabung dan malas untuk berinvestasi di sektor riil. Kenaikan tingkat suku bunga juga akan
ditanggung oleh investor, yaitu berupa kenaikan biaya bunga juga akan ditanggung oleh
investor, yaitu berupa kenaikan biaya bunga bagi perusahan. Masyarakat tidak mau beresiko
melakukan investasi dengan biaya tinggi, akibatnya investasi menjadi tidak berkembang.
Perusahaan banyak mengalami kesulitan untuk mempertahankan hidupnya, dan ini
menyebabkan kinerja perusahaan menurun.[22]Menurunnya produktifitas pada sektor riil akan
menurunkan profitabilitas bank syariah.
Investasi merupakan fungsi tingkat bunga, semakin tinggi tingkat bunga, semakin kecil
keinginan masyarakat untuk mengadakan investasi. Karena keuntungan yang diharapkan dari
investasi tersebut akan lebih dari tingkat bunga (biaya penggunaan pinjaman tersebut).
H03: Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap profitabilitas
bank umum syariah di Indonesia
2.3.4 Pengaruh market share terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia
Market sharedianggap sebagai salah satu faktor penentu profitabilitas, semakin
besar market share maka potensi keuntungan bank juga akan semakin besar. Penelitian yang
dilakukan oleh Short (1979) dan Smirlock (1985) menunjukkan bahwa market
share berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank.[23]
Menurut Schuster (1984) perusahaan dengan pangsa pasar yang lebih besar lebih
menguntungkan karena skala ekonomi yang besar mempunyai kekuatan pasar yang lebih besar
dan kualitas manajemen yang lebih baik. Selain itu, Shepherd (1982) dalam teori penguasaan
pasar (market power) menyatakan bahwa hany perusahaan yang mempunyai pangsa pasar
besar dan produk yang terdiferensiasi yang dapat menerapkan penguasaan pasar yang akan
memperoleh profit.
H04: Pangsa pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadapprofitabilitas bank umum
syariah di Indonesia.
2.3.5 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan seberapa besar
perusahaan tersebut. Proksi yang menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan antara
lain total aktiva, log size, nilai market capitalized, dan total penjualan (Yusselfyanti, 2012) .
Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagimenjadi tiga kategori yang didasarkan kepada
total aset perusahaan yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium
firm), dan perusahaan kecil (small firm)(Machfoedz, 1994).
Pada penelitian-penelitian sebelumnya, hampir seluruhnya menggunakan total aktiva
sebagai proksi dari ukuran sebuah bank.Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan
dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan
nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji dan Sularto,
2007). Total aset yang lebih besar juga menggambarkan kestabilan dan kemapanan perusahaan
dalammenghasilkan labanya dibandingkan bank kecil. Hal ini mencerminkan kestabilan
perusahaan kedepannya.Menurut penelitian Sudin dan Wan Azmi bahwa Size tidak memiliki
pengaruh positif signifikan dengan profitabilitas.
H05: Size tidak memiliki pengaruh positif signifikan dengan profitabilitas bank umum syariah
di indonesia.
2.3.6 Pengaruh jumlah uang beredar terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia.
Pertumbuhan jumlah uang beredar akan menciptakan permintaan terhadap instrument-
instrumen pasar keuangan, termasuk produk investasi yang ditawarkan oleh bank syariah.
Penyerapan jumlah uang yang beredar bagi bank syariah akan meningkatkan liquiditas
keuangan yang dapat digunakan untuk menamah investasi bank syariah. Peningkatan jumlah
investasi bank syariah ini tentu akan meningkatkan tingkat keuangan (profitabilitas) bank
syariah.
H06: Jumlah uang yang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank
umum syariah di Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 TUJUAN RISET
Penelitian ini bertujuan untuk pengujian hipotesis. Yaitu metode pngambilan keputusan
berdasarkan analisis data.
3.2 JENIS PENGUJIAN HIPOTESIS
Jenis dari penelitian menggunakan Riset kausal. merupakan riset yang bertujan membuktikan
hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel
yang di teliti.
3.3 DIMENSI WAKTU RISET
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data gabungan antar-perusahaan (Cross
Section) dan data antar-waktu ((Time Series) atau Pooled Cross Sectional and Time Series
Data yang disebut juga data runtun waktu silang (cross-sectional time series), dimana
banyak kasus (orang, perusahaan, Instansi, lembaga, dan lain-lain) diamati pada dua periode
waktu atau lebih yang diindikasikan dengan penggunaan data time series. Data diperoleh dari
situs Bank Indonesia, media cetak dan jurnal. Periode waktu yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dari tahun 2010 sampai tahun 2013.

3.4 TINGKAT KEDALAMAN RISET


Kurang mendalam tapi generalisasinya tinggi

3.5 METODE PENGUMPULAN DATA


Metode yang digunakan dalam memperoleh data yang ada adalah:
3.5.1 Observasi tidak langsung.
Dilakukan dengan membuka dan mendownload website dari objek yang diteliti, sehingga dapat
diperoleh laporan keuangan, gambaran umum bank serta perkembangannya.
Adapun situs yang digunakan adalah
a. www.bi.go.id
b. www.infobank.co.id
c. www.muamalatbank.com
d. www.syariahmandiri.co.id
f. www.megasyariah.co.id

3.6 LINGKUNGAN RISET


Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu
metode yang didasarkan pada analisis dengan pendeskripsian faktor-faktor yang berhubungan
dengan masalah yang dimaksudkan sebagai pendukung untuk analisis metode kuantitatif.
Sedangkan metode kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari berbagai
variabel yang menjadi objek penelitian.[24]
Sedangkan muara penelitian ini adalah penelitian pustaka. Objek penelitian ini adalah tingkat
profitabilitas bank umum syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: Bank
Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Syariah Mega Indonesia
(BSMI).

3.7 UNIT ANALISIS


Variabel Keterangan Sumber

Variabel Dependen
Return on Persentase Laba bersih Laporan Keuangan
bunga dengan total aset Triwulanan Bank Syariah
Asset rata-rata Mandiri, Bank Muamalat
Indonesia, dan Bank Mega
(ROA)
Syariah Indonesia

Variabel Independn
Persentase kenaikan Laporan Kebijakan Moneter
Inflasi (INF) indeks harga konsumen
- Bank Indonesia
(IHK)
Pendapatan Persentase laju Laporan Data Sosial
pertumbuhan gross Ekonomi Badan Pusat
Nasional (GDP) domestic product
Statistik
triwulanan
Tingkat Suku Suku bunga deposito
bejangka 3 bulan yang Laporan Kebijakan Moneter
Bunga (SBI) dipublikasikan bank
- Bank Indonesia
indonesia
Pansa Pasar / Persentase total asset bank
Market Share syariah terhadap total asset Statistik Perbankan
(MKSH) perbankan nasional Indonesia - Bank Indonesia

Log Natural (Ln) dari totalassets Laporan Keuangan


Ukuran Perusahaan tiap tahun tahunan Bank Syariah
Mandiri, Bank Muamalat
Indonesia, dan Bank Mega

Syariah Indonesia
Jumlah Uang Laporan Kebijakan Moneter
Persentase pertumbuhan
Yang Beredar jumlah uang yang beredar - Bank Indonesia
(M2)
(MON)
3.8 MODEL EMPIRIS DAN DEFINISI VARIABEL-VARIABEL
3.81. Profitabilitas Bank Syariah
Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas bank. Seluruh
manajemen bank, baik yang mencakup manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva,
manajemen umun, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan
mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba profitabilitas pada perusahaan perbankan.
Menurut Siamat (1995), rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank
dalam memperoleh laba. Disamping dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan, rasio-
rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai
diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber modal. Teknik analisis profitabilitas
ini melibatkan hubungan antara pos-pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk
memperoleh ukuranukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan
kemampuan bank memperoleh laba. Oleh karena itu teknik analisis ini disebut juga dengan
analisis laporan laba rugi.
Analisis profitabilitas yang relevan dipergunakan dalam meneliti profitabilitas
perbankan adalah ROA. Menurut Meythi (2005) alasan penggunaan ROA dikarenakan BI
sebagai pembina dan pengawas perbankan yang lebih mementingkan asset yang dananya
berasal dari masyarakat.
Disamping itu ROA merupakan metode pengukuran yang paling obyektif yang
didasarkan pada data akuntansi yang tersedia dan besarnya ROA dapat mencerminkan hasil
dari serangkaian kebijakan perusahaan terutama perbankan.
ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset dalam suatu
periode, rumus yang digunakan untuk mencari ROA adalah sebagai berikut:

Laba Sebelum Pajak


ROA= x 100%
Total Aset

3.8.2 Iflasi
Inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun
tertentu. Atau dengan kata lain adanya penurunan dari nilai mata uang yang berlaku (Rivai,
2009). Inflasi yang disediakan di Bank Indonesia maupun Badan Pusat Statistik berupa data
inflasi bulanan. Pada penelitian ini menggunakan pertumbuhan inflasi data triwulan. Oleh
karena itu inflasi dihitung berdasarkan pertumbuhan rata-rata inflasi per tiga bulan. Secara
lebih rinci perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Pertumbuhan
Inflasi = inflasi TW0 – inflasi TW1

3.8.3 Pendapatan Nasional


Pengertian GDP (Gross Domestic Produk) adalah hasil output produksi dalam suatu
perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung
total produksi dalam suatu perekonomian saja. Pertumbuhan GDP diukur dengan
membandingkan dengan GDP kurun waktu t dengan GDP kurun waktu t-1. Data yang
digunakan adalah pertumbuhan triwulanan sesuai dengan data lain yang digunakan. Data
langsung diambil dari BPS pertumbuhan GDP. Data yang disediakan sudah berupa data
triwulanan.
GDP dapat dihitung dengan rumus (BPS 2008):
Pertumbuhan GDP = GDP t0- GDP t1

3.8.4 Tingkat Suku Bunga


Menurut Prathama Rahardja (2006), Pendapatan bunga bersih dibagi aktiva
produktifdikali 100 %. Dimana Pendapatan bersih = pendapatan bunga beban bunga,
aktivaproduktif merupakan penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valas dalam
bentukkredit, surat berharga, penempatan antar bank, penyertaan termasuk komitmen
dankontingensi pada transaksi rekening administratif yang diperhitungkan untuk
aktivaproduktif yang menghasilkan bunga (interest bearing assets). Rumus yang digunakan
sesuai
Pendapatan Bunga Bersih
NIM =
Rata- rata Aktiva Produktif

Surat Edaran Bank Indonesia No.6//23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah :

3.8.5 Market Share


Market share dianggap sebagai salah satu faktor penentu profitabilitas, semakin besar market
share maka potensi keuntungan bank juga akan semakin besar. Penelitian yang dilakukan oleh
Short (1979) dan Smirlock (1985) menunjukkan bahwa market share berpengaruh positif
terhadap profitabilitas bank.
Persentase total asset bank syariah
Market Share =
total asset perbankan nasional
3.8.6 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diproksi dengan penjualanmaupun total assetnya. Pada
perbankan ukuran (size) lebihcenderung dilihat dari total assetnya mengingat produk
utamanyaadalah pembiayaan serta investasi, sedangkan penjualan lebihdipakai pada produk
asuransi maupun perusahaan yang bergerakpada penjualan langsung seperti customer goods.
Pada penelitian iniukuran perusahaan diukur dengan log natural dari total asset
bank(Machfoedz, 1994).
SIZE = Log n Total Aset

3.8.7 Jumlah uang yang beredar


Pertumbuhan jumlah uang beredar akan menciptakan permintaan terhadap instrument-
instrumen pasar keuangan, termasuk produk investasi yang ditawarkan oleh bank syariah.
Penyerapan jumlah uang yang beredar bagi bank syariah akan meningkatkan liquiditas
keuangan yang dapat digunakan untuk menamah investasi bank syariah. Peningkatan jumlah
investasi bank syariah ini tentu akan meningkatkan tingkat keuangan (profitabilitas) bank
syariah.
MON = Persentase pertumbuhan jumlah uang yang bereda

3.9 METODE PENGAMBILAN SAMPEL


Sampel pada peneltian ini dipilih sesuai dengan karakteristiknya menggunakan
metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode penetapan sampel
dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu, Kriteria yang digunakan dalam penelitian
ini adalah: (1) Bank yang termasuk bank umum syariah, (2) Bank tersebut beroperasi dan
mengeluarkan laporan keuangan triwulanan selama periode penelitian yaitu triwulan I tahun
2011 sampai triwulan III tahun 2013.

3.10 PENGUJIAN DATA


Dalam penelitian ini penulis menganalisis data dengan menggunakan model regresi kointegrasi
dalam penelitian inu menggunakan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least
Square). Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu antara lain :
3.10.1 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa autokorelasi, multikolinieritas,
dan heterokedastisitas tidak terdapat dalam penelitian ini atau data yang dihasilkan
berdistribusi normal (Aria Muharam 2009). Apabila hal tersebut tidak ditemukan maka asumsi
klasik regresi telah terpenuhi.
Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari :
a. Uji normalitas
Pengujian normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah
berdistribusi normal. Pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis statistik
yaitu melalui nilai Skweenessdari descriptive statistic dimana bila nilai statistik Skweeness-nya
mendekati nol maka data dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal dan juga melalui
analisis grafik normal probability plot dimana garis yang menggambarkan data yang
sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya.
b. Pengujian heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat penyebaran data. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat
grafik plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Apabila dalam grafik tersebut tidak teredapat pola tertentu yang teratur maka diidentifikasi
tidak terdapat heteroskedastisitas.
c. Pengujian multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat dari nilai Variance Inflation
Faktor (VIF) dengan persamaan VIF = 1/tolerance. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka
tidak terdapat multikolinieritas.
d. Pengujian autokorelasi
Pengujian ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya
autokorelasi. Pengujian ini menggunakan model Durbin – Watson (DW test). Apabila nilai DW
terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4 – du) berarti telah memenuhi asumsi
klasik regresi atau berarti tidak terdapat autokorelasi.
3.10.2 Model pengujian dengan tehnik analisis regresi kointegrasi
Dalam penelitian ini penulis menganalisis data dengan menggunakanmodel regresi kointegrasi
dalam penelitian inu menggunakan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square).
Adapun bentuk persamaannya adalah sebagai berikut :

ROAt = β0 –β1 INFt + β2 GDPt – β3 SBIt + β4 MKSHt + β5 SIZEt +β6 MONt + t


DROAt = β0 –β1 DINFt + β2 DGDPt - β3 DSBIt +β4 DMKSHt +
β5 DSIZEt +β6DMONt + CTt-1
Untuk model koreksi kesalahan dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
DROEt : Perubahan Return on Equity (ROE – ROEt-1)
β0 : Konstanta
DINFt : Perubahan Inflasi periode t (INF – INFt-1)
DGDPt : Perubahan Pendapatan nasional periode t (GDP – GDPt-1)
DSBIt : Perubahan Tingkat suku bunga periode t (SBI – SBIt-1)
DMKSHt : Perubahan Market share bank syariah periode t
(MKSH – MKSHt-1)
DSIZEt : Perubahan Size
DMONt : Perubahan Jumlah uang yang beredar periode t
(MON – MONt-1)
ECTt-1 : Error Correction Term periode t-1 (RESID(-1))
β1 – β5 : Koefisien regresi masing-masing variabel
β6 : Koefisien ECT (error correction term)
[1] http://www.ojk.go.id/bank-syariah diakses, 8 maret 2014.
[2] (http://www.suarausu.co/indeks.php ) diakses 8 maret 2014.
[3] (http://ekonomisyariah.blog.gunadharma.ac.id,2012) diakses 8 maret 20014.
[4] Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Yogyakarta:Ekonisia, 2004), hlm.84-86
[5] Mamduh M. Hanafi, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1996), hlm.5 .
[6]Samir Abderrazek Srairi, “Factor Influencing the Profitability of Conventional and
Islamic Commercial Banks in GCC Countries”, Review of Islamic Economics, Vol. 13, No. 1, 2009,hlm21

[7]Sudin Haron dan Wan Nursofiza Wan Azmi, op cit., hlm. 12-13.
[8]Adi Stiawan, “Pengaruh faktor makroekonomi, pangsa pasar dan Karakteristik bank terhadap profitabilitas bank
syariah (studi pada perbankan syariah periode 2005-2008", Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, Tidak Dipublikasikan,
2009, hlm. 89
[9]Sudin Haron, “Determinants of Islamic Bank Profitability” Global Journal of Finance and
Economics, USA, Vol 1, No 1, Maret 2004, hh. 16-17.
[10]Samir Abderrazek Srairi, “Factor Influencing the Profitability of Conventional andIslamic Commercial Banks in
GCC Countries”, Review of Islamic Economics, Vol. 13, No. 1, 2009, h. 21.
[11]Sudin Haron dan Wan Nursofiza Wan Azmi, op cit., hh. 12-13.
[12]Adi Stiawan, “Pengaruh faktor makroekonomi, pangsa pasar dan Karakteristik bank terhadap profitabilitas bank
syariah (studi pada perbankan syariah periode 2005-2008", Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, Tidak Dipublikasikan, 2009,
h. 89.
[13]Aria Muharram, “Analisis Pengaruh Kondisi Makro Ekonomi Terhadap Perubahan Laba Operasional Bank Umum
Syariah d Indonesia Periode 2005-2007)”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan, 2009 , h. 120.
[14]Balanhandher K. Guru, J. Staunton dan B. Shanmugam, “Determinan of Commercial Bank Profitability in
Malaysia”, Asian Academy of Management Journal, USM Malaysia, Vol 5 No. 2
(Juli 2000), hh. 3-4.
[15]M. Kabir Hassan, dan Abdel-Hameed M. Bashir, “Determinants of Islamic Banking Profitabilitas”.ERF
paper , International Journal. (2002), hh. 15-18.
[16]Nurul Huda, Edwin Nasution, Risza Idris dan Ranti Wiliasih, “ Ekonmi Makro Islam” (Jakarta :Kencana, 2008)
hlm. 21.
[17]“Pengenalan Inflasi,” http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/ Pengenalan+Inflasi/, akses 19 Maret 2012.
[18]M. Kabir Hassan dan Abdel-Hameed M. Bashir, , op cit., h. 18.
[19]Boediono, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (Yogyakarta: BPFE UGM, 1995), h. 75.
[20]Sudin Haron dan Wan Nursofiza Wan Azmi, , op cit., h. 8.
[21] Bambang Sudiyatno, ”Peran Kinerja Perusahaan Dalam Menentukan Pengaruh Faktor Fundamental Makro
ekonomi, Resiko Sistematis, dan Kebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”,Desertasi, Universitas Diponegoro
Semarang,2010,hlm109.
[22] Ibid, hlm. 111
[23] Sudin Haron dan Wan Nursofiza Wan Azmi,, op cit., hlm. 8
[24]M. Burhan Bungin (2005) Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Prenada Media), h. 49.

Anda mungkin juga menyukai