PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah
nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif,
yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir,
maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional
akan semakin signifikan.[1]
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia ini terlihat dari jumlah bank umum
syariah yang sekarang telah mencapai 11 bank, unit usaha syariah sebanyak 24 bank, dan 156
bank pembiayaan rakyat syariah.[2]Peningkatan jumlah kantor perbankan syariah diiringi
dengan meningkatnya total asset perbankan syariah. Tahun 2008 total asset mencapai Rp
49.555 miliar, tahun 2009 sebesar Rp 66.090 miliar, tahun 2010 sebesar Rp 97.519 miliar,
tahun 2011 sebesar Rp 145.466 miliar, dan tahun 2012 sebesar Rp 195.018 miliar.[3]
Dengan total asset yang semakin besar dari tahun ketahun, diharapkan perbankan
syariah dapat mengelola asset dengan efeketif yang akhirnya akan meningkatkan laba bank
tersebut. Karena total asset perbankan syariah yang besarnya sudah ratusan miliar rupiah
tersebut akan memberikan kekuatan tersendiri untuk mendorong pertumbuhan bank
syariah. Oleh kerena itu, masa mendatang diharapkan minat masyarakat Indonesia semakin
tinggi untuk menggunakan bank syariah dan pada gilirannya akan meningkatkan signifikansi
peran bank syariah dalam mendukung stabilitas sistem keuangan nasional.
Mengingat begitu pentingnya fungsi dan peranan perbankan syariah di Indonesia, maka
pihak bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar tercipta perbankan dengan prinsip
syariah dan efisien. Profitibalitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur
kinerja suatu bank. Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya.[4]
Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya
untuk menandanai tersebut. variasi dalam perhitungan ROA, adalah dengan memasukan biaya
pendanaan. Biaya-biaya pendanaan yang dimaksud adalah bunga yang merupakan biaya
pendanaan dengan utang. Dividen yang merupakan biaya pendanaan dengan saham dalam
analisis ROA tidak diperhitungkan. Biaya bunga ditambahkan ke laba yang diperoleh
perusahaan. ROA bisa diinterpretasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan
(strategi) dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan (environmental factors). Analisis
difokuskanpada profitabilitas aset, dan dengan demikian tidak memperhitungkan cara-cara
untuk mendanai aset tersebut.
Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar dari dana
simpanan masyarakat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai alat
ukuran kinerja perbankan.Dipilihnya industri perbankan dalam penelitian ini karena kegiatan
bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian sektor riil. Serta lebih
dikhususkan pada profitabilitas perbankan karena penelitian tentang profitabilitas bank masih
banyak research gap antara penelitian satu dengan yang lain, maka perlu dilakukan penelitian
lanjutan untuk mendapatkan kejelasan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal bank bisa diukur dengan menggunakan rasio-rasio
keuangannya, karena dalam menganalisis laporan keuangan akan mudah jika menghitung
rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.[5]
Penelian tentang tingkat profitabilitas telah banyak diteliti oleh para peneliti perbankan
syariah, namun dari beberapa hasil penelitian masih belum memberikan gambaran yang jelas
dan masih terdapat kontradiktif teori yang terjadi. Peneliti mengutip dari beberapa hasil
penelilitan tentang profitabilitas perbankan syariah baik yang dilakukan di negara lain atau di
Indonesia. Diantaranya hasil penelitiannya.
Samir Abderrazek Srairi dalam penelitiannya menggunakan ROAA (the return on
average total asset of the banks) sebgai proksi profitabilitas.Hasil penelitian: variable inflasi
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah dan konvensional. Sedangkan variable
pendapatan nasional dan jumlah uang yang beredar berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas bank syariah dan bank konvensional.[6]
Sudin Haron dan Waz azmi yang melakukan penelitian tentang profitabilitas benk
syariah menggunakan analisis kointegrasi. Hasil penelitian: variabel market share dan size
tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, sedangkan interest rate, inflasi
dan money supply memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.[7]
Penelitian- penelitian tersebut dilakukan dinegara lain, sementara yang dilakukan di
Indonesia diantaranya dilakukan oleh Adi Stiawan dalam tesisnya menemukan bahwa variabel
variabel pertumbuhan inflasi dan pertumbuhan pendapatan nasional tidak menunjukkan
pengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.[8]
Melihat pentingnya analisisi lebih lanjut tentang profitabilitas, maka perlu diselidiki
faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah syariah di
Indonesia seperti, pendapatan nasional, inflasi, tingkat suku bunga, market share, Size dan
jumlah uang yang beredar.Penelitian ini akan menguji pengaruh pendapatan nasional, inflasi,
tingkat suku bunga, market share, Size dan jumlah uang yang beredar terhadap tingkat
profitabilitas bank umum syariah di Indonesia.
Penelitian ini menjadi penting untuk melihat hubungan jangka panjang darivariabel-
variabel makro ekonomi terhadap profitabilias bank syariah sehinggamanajemen bank syariah
dapat menentukan kebijakan yang tepat terkait perubahan-perubahan kondisi makro ekonomi
yang mengalami perubahan drastis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Pokok Masalah yang akan diteliti berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah
disampaikan sebelumnya adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh pendapatan nasional terhadap tingkat profitabilitas bank umum
syariah di Indonesia?
2. Bagaimanakah pengaruh inflasi terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah di
Indonesia?
3. Bagaimanakah pengaruh tingkat suku bunga terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah
di Indonesia?
4. Bagaimanakah pengaruh market share terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah di
Indonesia?
5. Bagaimanakah pengaruh ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah
di Indonesia?
6. Bagaimanakah pengaruh jumlah uang yang beredar terhadap tingkat profitabilitas bank umum
syariah di Indonesia?
dalam penelitian-penelitian tersebut diatas, masih banyak kontradiktif teori, belum ada
kejelasan mengenai pengaruh faktor profitabilitas Bank Syariah. penggunaan alat analisis error
correction model masih jarang digunakan padahal mampu mengatasi model regresi lancung
dan juga mampu menampilkan apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau
belum. Oleh karena itu dalam penelitin ini penulis akan meneliti pengaruh variable makro
ekonomi terhadap profitabilitas bank umum syariah dengan menggunakan analisis error
correction model. Penelitian ini akan mengkonfirmasi temuan Sudin Haron dan Wan Azmi
dengan memfokuskan pada faktor eksternal yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah
dengan objek penelitian pada bank syariahdi Indonesia.
2.2 LANDASAN TEORI
2.2.1 Profotabilitas Bank Syariah
Menurut Balanchandher, profitabilitas bank ditentukan oleh faktor-faktor yang dapat
dikendalikan oleh manajemen dan faktor-faktor diluar kendali manajemen. Faktor-faktor yang
dapat dikendalikan manajemen merupakan faktor-faktor yang menggambarkan kebijakan dan
keputusan manajemen bank itu sendiri, seperti penghimpunan dana, manajemen modal,
manajemen likuiditas, dan manajemen biaya. Sedangkan faktor-faktor diluar kendali
manajemen mencakup faktor lingkungan dan karakteristik bank, faktor lingkungan meliputi
struktur pasar, regulasi, inflasi, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan pasar. Faktor
karakteristik bank meliputi: ukuran perusahaan dan kepemilikan.[14]
Menurut M. Kabir Hassan, tingkat profitabilitas bank dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor tersebut adalah karakteristik bank, indikator
makro, perpajakan, struktur keuangan, kualitas asset, modal, dan likuiditas.[15]
2.2.2 Pendapatan Nasional
Secara Sederhana Pendapatan Nasional dapat diartikan sebagai jumlah baranng dan jasa
yang dihasilkan suatau negara pada periode tertentu biasanya satu tahun. Istilah yang terkait
dengan pendapatan nasional beragam antara lain: produk domestik bruto (groos domestic
product/GDP), Produk nasional bruto ( groos national product/GNP), Serta Produk naional
neto (net national product/NNP). [16]Temuan-temuan dari penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa pendapatan nasional memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas
bank syariah, diantaranya dalam penelitian yang dilakukan oleh Samir Abderrazek Srairi.
2.2.3 Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila
kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan) kepada barang lainnya[17]. Penelitian
yang dilakukan oleh Hassan dan Bashir menunjukkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang
negatif terhadap profitabilitas bank syariah[18].
2.2.4 Tingkat Suku Bunga
Pengertian dasar tingkat suku bunga yaitu sebagai harga dari penggunaan uang untuk
jangka tertentu[19]. Tingkat bunga mempengaruhi jumlah dana yang ingin dipinjamkan oleh
peminjam dan jumlah dana yang akan dipinjamkan oleh pemilik dana. Suatu keadaan
dimana supply of demand sama dengan demand of funds, maka tingkat bunga berada dalam
equilibrium. Pada kenyataanya, tingkat bunga akan secara tetap mengalami perubahan turun
naik mencari posisi equilibrium baru.
Sudin Haron dalam penelitiannya yang berjudul “Determinants of Islamic Bank
Profitability” menemukan bahwa suku bunga berpengaruh negatif dansignifikan terhadap
profitabilitas bank syariah.
2.2.5 Market Share
Market share dianggap sebagai salah satu faktor penentu profitabilitas, semakin
besar market share maka potensi keuntungan bank juga akan semakin besar. Penelitian yang
dilakukan oleh Short (1979) dan Smirlock (1985) menunjukkan bahwa market
share berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank[20].
2.2.6 Ukuran Prusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan seberapa besar
perusahaan tersebut. Proksi yang menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan antara
lain total aktiva, log size, nilai market capitalized, dan total penjualan.Pada dasarnya ukuran
perusahaan hanya terbagimenjadi tiga kategori yang didasarkan kepada total aset perusahaan
yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah(medium firm), dan perusahaan
kecil (small firm).
Pada penelitian-penelitian sebelumnya, hampir seluruhnya menggunakan total aktiva
sebagai proksi dari ukuran sebuah bank.Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan
dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan
nilai market capitalized dan penjualan.Total aset yang lebih besar juga menggambarkan
kestabilan dan kemapanan perusahaan dalam menghasilkan labanya dibandingkan bank kecil.
Hal ini mencerminkan kestabilan perusahaan kedepannya.Menurut penelitian Sudin dan Wan
Azmi bahwa Size tidak memiliki pengaruh positif signifikan dengan profitabilitas.
2.2.7 Jumlah Uang yang Beredar
Penelitian Bourke (1989) menggunakan jumlah uang beredar sebagai proksi
untuk pertumbuhan pasar. Hasil temuannya menunjukkan bahwa pertumbuhan pasar akan
menciptakan suatu lingkungan yang dapat meningkatkan meningkatkankeuntungan. Dalam
penelitiannya, Haron menemukan hubungan positif antara jumlah uang beredardan
profitabilitas bank syariah.
Variabel Dependen
Return on Persentase Laba bersih Laporan Keuangan
bunga dengan total aset Triwulanan Bank Syariah
Asset rata-rata Mandiri, Bank Muamalat
Indonesia, dan Bank Mega
(ROA)
Syariah Indonesia
Variabel Independn
Persentase kenaikan Laporan Kebijakan Moneter
Inflasi (INF) indeks harga konsumen
- Bank Indonesia
(IHK)
Pendapatan Persentase laju Laporan Data Sosial
pertumbuhan gross Ekonomi Badan Pusat
Nasional (GDP) domestic product
Statistik
triwulanan
Tingkat Suku Suku bunga deposito
bejangka 3 bulan yang Laporan Kebijakan Moneter
Bunga (SBI) dipublikasikan bank
- Bank Indonesia
indonesia
Pansa Pasar / Persentase total asset bank
Market Share syariah terhadap total asset Statistik Perbankan
(MKSH) perbankan nasional Indonesia - Bank Indonesia
Syariah Indonesia
Jumlah Uang Laporan Kebijakan Moneter
Persentase pertumbuhan
Yang Beredar jumlah uang yang beredar - Bank Indonesia
(M2)
(MON)
3.8 MODEL EMPIRIS DAN DEFINISI VARIABEL-VARIABEL
3.81. Profitabilitas Bank Syariah
Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas bank. Seluruh
manajemen bank, baik yang mencakup manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva,
manajemen umun, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan
mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba profitabilitas pada perusahaan perbankan.
Menurut Siamat (1995), rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank
dalam memperoleh laba. Disamping dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan, rasio-
rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai
diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber modal. Teknik analisis profitabilitas
ini melibatkan hubungan antara pos-pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk
memperoleh ukuranukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan
kemampuan bank memperoleh laba. Oleh karena itu teknik analisis ini disebut juga dengan
analisis laporan laba rugi.
Analisis profitabilitas yang relevan dipergunakan dalam meneliti profitabilitas
perbankan adalah ROA. Menurut Meythi (2005) alasan penggunaan ROA dikarenakan BI
sebagai pembina dan pengawas perbankan yang lebih mementingkan asset yang dananya
berasal dari masyarakat.
Disamping itu ROA merupakan metode pengukuran yang paling obyektif yang
didasarkan pada data akuntansi yang tersedia dan besarnya ROA dapat mencerminkan hasil
dari serangkaian kebijakan perusahaan terutama perbankan.
ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset dalam suatu
periode, rumus yang digunakan untuk mencari ROA adalah sebagai berikut:
3.8.2 Iflasi
Inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun
tertentu. Atau dengan kata lain adanya penurunan dari nilai mata uang yang berlaku (Rivai,
2009). Inflasi yang disediakan di Bank Indonesia maupun Badan Pusat Statistik berupa data
inflasi bulanan. Pada penelitian ini menggunakan pertumbuhan inflasi data triwulan. Oleh
karena itu inflasi dihitung berdasarkan pertumbuhan rata-rata inflasi per tiga bulan. Secara
lebih rinci perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Pertumbuhan
Inflasi = inflasi TW0 – inflasi TW1
[7]Sudin Haron dan Wan Nursofiza Wan Azmi, op cit., hlm. 12-13.
[8]Adi Stiawan, “Pengaruh faktor makroekonomi, pangsa pasar dan Karakteristik bank terhadap profitabilitas bank
syariah (studi pada perbankan syariah periode 2005-2008", Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, Tidak Dipublikasikan,
2009, hlm. 89
[9]Sudin Haron, “Determinants of Islamic Bank Profitability” Global Journal of Finance and
Economics, USA, Vol 1, No 1, Maret 2004, hh. 16-17.
[10]Samir Abderrazek Srairi, “Factor Influencing the Profitability of Conventional andIslamic Commercial Banks in
GCC Countries”, Review of Islamic Economics, Vol. 13, No. 1, 2009, h. 21.
[11]Sudin Haron dan Wan Nursofiza Wan Azmi, op cit., hh. 12-13.
[12]Adi Stiawan, “Pengaruh faktor makroekonomi, pangsa pasar dan Karakteristik bank terhadap profitabilitas bank
syariah (studi pada perbankan syariah periode 2005-2008", Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, Tidak Dipublikasikan, 2009,
h. 89.
[13]Aria Muharram, “Analisis Pengaruh Kondisi Makro Ekonomi Terhadap Perubahan Laba Operasional Bank Umum
Syariah d Indonesia Periode 2005-2007)”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan, 2009 , h. 120.
[14]Balanhandher K. Guru, J. Staunton dan B. Shanmugam, “Determinan of Commercial Bank Profitability in
Malaysia”, Asian Academy of Management Journal, USM Malaysia, Vol 5 No. 2
(Juli 2000), hh. 3-4.
[15]M. Kabir Hassan, dan Abdel-Hameed M. Bashir, “Determinants of Islamic Banking Profitabilitas”.ERF
paper , International Journal. (2002), hh. 15-18.
[16]Nurul Huda, Edwin Nasution, Risza Idris dan Ranti Wiliasih, “ Ekonmi Makro Islam” (Jakarta :Kencana, 2008)
hlm. 21.
[17]“Pengenalan Inflasi,” http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/ Pengenalan+Inflasi/, akses 19 Maret 2012.
[18]M. Kabir Hassan dan Abdel-Hameed M. Bashir, , op cit., h. 18.
[19]Boediono, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (Yogyakarta: BPFE UGM, 1995), h. 75.
[20]Sudin Haron dan Wan Nursofiza Wan Azmi, , op cit., h. 8.
[21] Bambang Sudiyatno, ”Peran Kinerja Perusahaan Dalam Menentukan Pengaruh Faktor Fundamental Makro
ekonomi, Resiko Sistematis, dan Kebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”,Desertasi, Universitas Diponegoro
Semarang,2010,hlm109.
[22] Ibid, hlm. 111
[23] Sudin Haron dan Wan Nursofiza Wan Azmi,, op cit., hlm. 8
[24]M. Burhan Bungin (2005) Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Prenada Media), h. 49.