Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bertambahnya lansia di Indonesia sebagai dampak keberhasilan
pembangunan, menyebabkan meningkatnya permasalahan pada kelompok
lansia yang perjalanan hidupnya secara alami akan mengalami masa tua dengan
segala keterbatasannya terutama dalam masalah kesehatan. Hal tersebut
diperkuat lagi dengan kenyataan, bahwa kelompok lansia lebih banyak menderita
penyakit yang menyebabkan ketidakmampuan dibandingkan dengan orang yang
lebih muda. Keadaan tersebut masih ditambah lagi bahwa lansia biasanya
menderita berbagai macam gangguan fisiologi yang bersifat kronik, juga secara
biologik, psikis, sosial ekonomi, akan mengalami kemunduran (Brunner &
Suddart, 2010).
Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan
termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan lansia perlu mendapat
perhatian khusus dengan tetap memelihara dan meningkatkan agar selama
mungkin bisa hidup secara produktif sesuai kemampuannya. Pada lansia
pekerjaan yang memerlukan tenaga sudah tidak cocok lagi, lansia harus beralih
pada pekerjaan yang lebih banyak menggunakan otak dari pada otot,
kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari (Activity Daily Living/ ADL) juga
sudah mengalami penurunan.
Aktifitas sehari-hari yang harus dilakukan oleh lansia ada lima macam
diantaranya makan, mandi, berpakaian, mobilitas dan toieting (Brunner &
Suddart, 2010). Untuk memenuhi kebutuhan lansia diperlukan pengetahuan atau
kognitif dan sikap yang dapat mempengaruhi perilaku lansia dalam kemandirian
pemenuhan kebutuhan ADL. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, semakin tinggi
pengetahuan seseorang semakin baik kemampuannya terutama kemampuannya
dalam pemenuhan kebutuhan ADL. Sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek sehingga
orang bisa menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab dalam
memenuhi kebutuhan ADL. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab
untuk terwujudnya perilaku perlu faktor lain antara yaitu fasilitas atau sarana dan
prasarana. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku itu terbentuk di dalam diri

1
seseorang dari dua faktor utama yakni faktor dari luar diri seseorang (faktor
eksternal) dan faktor dari dalam diri seseorang yang bersangkutan (faktor
internal). Oleh karena itu perilaku manusia sangat bersifat kompleks yang saling
mempengaruhi dan menghasilkan bentuk perilaku pemenuhan kebutuhan ADL
pada lansia. Setiap insan manusia merupakan makhluk hidup yang unik yang
tidak bisa sama atau ditiru satu sama lain, akan tetapi mempunyai satu
persamaan pada berbagai kebutuhan yang berdasarkan pada hirarki Maslow.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mempertahankan ADL pada lansia?
2. Tehnik apa saja yang dilakukan untuk mempertahankan ADL pada
lansia?
3. Apa saja hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam menjalin
hubungan dengan lansia?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui tentang Cara Mempertahankan ADL pada
Lansia, memahami mendalam tentang tehnik serta bentuk cara memrtahankkan
ADL pada lansia.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui cara mempertahankan ADL pada lansia
2 Untuk mengetahui hehnik yang dilakukan untuk mempertahankan ADL
pada lansia
3 Untuk mengetahui hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam
menjalin hubungan dengan lansia

2
BAB 2
TIJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia
2.2.1 Definisi Lansia
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di
mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di
ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan
reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan
kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut,
kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap
menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya.

2.2.2 Proses Menua


Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan
proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu
tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun dari luar tubuh.

2.2.3 Batasan Lanjut Usia


Menurut Organiai Kesehatan Dunia (WHO), Batasan lanut usia meliputi :
1. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) usia antara 60 sampai 74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) usia antara 75 sampai 90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) usia di atas 90 tahun

2.2 Langkah-Langkah Mempertahankan Activity Of Daily Living (ADL)


Pada Lansia
1. Latihan Kepala dan Leher
a. Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke dada
b. Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri

3
c. Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu kesebelah kiri.
2. Latihan bahu dan lengan
a. Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga kemudian turunkan
kembali perlahan-lahan
b. Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan kedepan lurus
dengan bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk
kemudian angkat lengan keatas kepala.
c. Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher kemudian raihlah
punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai. Bergantian tangan
kanandan kiri.
d. Letakan tangan di punggung kemudian coba meraih keatas sedapatnya.
3. Latihan tangan
a. Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-jarinya dan tekan ke
meja
b. Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan telapak
tangan untuk menyentuh jari kelingking. Kemudian tarik kembali.
Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari dengan ibu jari dan kemudian
setelah menyentuh tiap jari.
c. Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari selurus
mungkin.
4. Latihan punggung
a. Dengan tangan disamping bengkokan badan kesatu sisi kemudian
kesisi yang lain.
b. Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki, putar tubuh dengan
melihat bahu kekiri dan kekanan..
c. Tepukan kedua tangan dibelakang dan regangkan kedua bahu ke
belakang.
5. Latihan paha
a. Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak dan memegang
sandaran kursi atau dengan posisi tiduran.
b. Lipat satu lutut sampai pada dada dimana kaki yang lain tetap lurus, dan
tahan beberapa waktu.
c. Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan. Tekankan kedua lutut pada
tempat tidur hingga bagian belakang lutut menyentuh tempat tidur.

4
d. Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan lutut, kemudian tarik
telapak kaki kearah kita dan regangkan kembali.
e. Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakan lutut.
f. Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam sehingga
permukaannya saling bertemu kemudian kembali lagi.
g. Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada bagian belakang kursi.
Angkat tumit tinggi-tinggi kemudian putarkan.
6. Latihan pernafasan
Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu relaks. Letakkan
kedua telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas dalam-dalam maka
terasa dada mengambang. Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan
sedapatnya. Terasa tangan akan menutup kembali.
7. Latihan muka
a. Kerutkan muka sedapatnya kemudian tarik alis keatas
b. Tutup mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar
c. Kembangkan pipi keluar sebisanya. Kemudian isap kedalam
d. Tarik bibir kebelakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul

2.3 Jenis Olah Raga / Latihan


Beberapa contoh olah raga yang dapat dilakukan oleh usia lanjut dalam
Mempertahankan Activity Of Daily Living (ADL) Pada Lansia, antara lain :
1. Pekerjaan Rumah dan Berkebun
Kegiatan ini dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga
kesegaran jasmani, tetapi harus dilakukan secara tepat, agar nafas sedikit lebih
cepat, denyut jantung lebih cepat dan otot menjadi lelah. Akan tetapi perlu selalu
dikontrol terhadap peningkatan denyut nadi jangan sampai melebihi batas
maksimal.
2. Jalan Kaki
Berjalan baik untuk meregangkan otot – otot kaki dan bila jalannya makin
lama makin cepat, akan bermanfaat bagi daya tahan tubuh. Bila anda memilih
jenis ini sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 5 – 6, dikala udara
masih bersih dan segar. Lokasi terbaik adalah daerah perkebunan atau
pegunungan yang jauh dari asap kendaraan bermotor, pabrik yang
menyebabkan polusi udara.

5
2.4 Teknik dan Cara berlatih
Teknik dan cara berlatih yang dilakukan untuk Mempertahankan Activity Of
Daily Living (ADL) Pada Lansia terbagi dalam tiga segmen seperti yang
dijelaskan di bawah ini:
1. Pemanasan (warming up)
Gerakan umum (yang melibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi)
dilakukan secara lambat dan hati-hati. Pemanasan dilakukan bersama dengan
peregangan (stretching). Lamanya kira-kira 8-10 menit.
Pada 5 menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan
dimaksud untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel tubuh agar
dapat turut serta dalam proses metabolisme yang meningkat.
2. Latihan inti
Latihan inti bergantung pada komponen/faktor yang dilatih. Gerakan senam
dilakukan berurutan dan dapat diiringi oleh musik yang disSesuaikan dengan
gerakannya. Untuk lansia biasanya dilatih:
a. Daya tahan (endurance)
b. Kardiopulmonal dengan latihan-latihan yang bersifat aerobik;
c. Fleksibilitas dengan peregangan;
d. Kekuatan otot dengan latihan beban;
e. Komposisi tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan latihan
aerobik kombinasi dengan latihan beban kekuatan.
3. Pendinginan (cooling down)
Dilakukan secara aktif. Artinya, sehabis latihan inti perlu dilakukan gerakan
umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan
pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat. Pendinginan dilakukan seperti
pada pemanasan,yaitu selama 8-10 menit.

2.5 Olahraga/Latihan Fisik yang Membahayakan bagi Lansia


Olahraga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, namun tidak
semua olahraga baik dilakukan oleh lansia. Ada beberapa macam gerakan yang
dianggap membahayakan saat berolahraga. Gerakan-gerakan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Sit-up dengan kaki lurus
Cara-cara sit-up yang dilakukan dengan kaki lurus dan lutut dipegang dapat
menyebabkan masalah padapunggung. Oleh karena sit-up cara klasik ini

6
menyebabkan otot liopsoas/fleksor pada punggung (otot yang melekat pada
kolumna vertebralis dan femur) menanggung semua beban. Otot ini merupakan
otot terkuat di daerah perut. Jika fleksor punggung ini digunakan, maka pinggul
terangkat ke depan dan otot-otot kecil pada punggung akan berkontraksi,
sehingga punggung kita akan melengkung. Jadi, latihan seperti ini akan
menyebabkan pemendekan otot punggung bagian bawah dan paha. Akhirnya
menyebabkan pinggul terangkat ke atas secara permanen dan lengkung lordosis
menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada pinggang.
Tetapi bila kita membengkokkan lutut pada waktu latihan sit-up, otot-otot
fleksor panggul tidak bergerak. Dengan cara demikian, semua badan bertumpu
pada otot perut dan kecil kemungkinan terjadinya trauma pada pinggang bagian
bawah.
2. Meraih ibu jari kaki
Kadang-kadang untuk mengecilkan atau menguatkan perut diadakan latihan
meraih ibu jari kaki. Latihan-latihan ini selain tidak dapat mencaai ujuan, yaitu
mengecilkan perut, juga kurang baik karena dapat menyebabkan cedera.
Sebetulnya latihan-latihan meraih ibu jari kaki adalah latihan untuk menguatkan
otot-otot punggung bagian bawah.
Gerakan ini akan menyebabkan lutut menjadi hiperekstensi. Sebagai
konsekuensinya, tekanan yang cukup berat akan menimpa vertebra lumbalis
yang akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan pada punggung bagian bawah.
Kadang-kadang hal ini dapat menyebabkan gangguan pada diskus invertebralis.
3. Mengangkat kaki
Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang sampai kaki terangkat ± 15 cm
dari lantai, kemudian ditahan beberapa saat selama mungkin. Latihan ini tidak
baik, karena dapat menyebabkan rasa sakit pada punggung bagian bawah (low
back pain) dan menyebabkan terjadinya lordosis yang dapat menyebabkan
gangguan pada punggung.
Bahaya yang ditimbulkan ialah otot-otot perut tidak cukup kuat untuk menahan
kaki setinggi 15 cm dari lantai dalam waktu yang cukup lama dan kaki tidak dapat
menahan punggung bagian bawah. Akibatnya terjadi rotasi pelvis ke depan.
Rotasi ini menyebabkan gangguan dari punggung bagian bawah.
4. Melengkungkan punggung
Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan dengan tujuan meregangkan otot
perut agar otot perut menjadi lebih kuat. Hal ini kurang benar, karena dengan

7
melengkungkan punggung tidak akan menguatkan otot perut, melainkan
melemahkan persendian tulang punggung.

2.6 Hal-hal yang Perlu Mendapat Perhatian dalam Menjalin Hubungan


dengan Lansia
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam menjalin hubungan dengan
lansia adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan (fisik dan psikologis)
a. Siapkan area yang adekuat.contoh: klien di kursi roda
b. Suasana tenang dan tidak ribut/bising. Contoh: suara TV, radio
c. Nyaman dan tidak panas
d. Gunakan cahaya yang agak redup,hindari cahaya langsung
e. Tempatkan pada posisi yang nyaman bila berganti posisi atau tanyakan
apakah ingin di tempat tidur
f. Sediakan waktu yang cukup dan air minum
g. Privasi harus dijaga
h. Perhitungkan tingkat energi dan kemampuan klien
i. Sabar, rileks, dan tidak terburu-buru. Beri klien waktu untuk menjawab
pertanyaan
j. Perhatikan tanda-tanda kelelahan (mengeluh, respons menjadi lambat,
mengerut, dan tersinggung)
k. Rencanakan apa yang akan dikaji
l. Melakukan pengkajian pada saat energi klien meningkat. Contoh: sehabis
makan
2. Interviewer (sikap perawat: perasaan, nilai, dan kepercayaan)
a. Mengetahui mitos-mitos seputar lansia
b. Menjelaskan tujuan wawancara
c. Menggunakan berbagai teknik untuk mengimbangi kebutuhan
pengumpulan data dengan kepentingan klien
d. Mencatat data harus seizin klien
e. Pada awal interaksi perawat harus merencanakan bersama klien cara yang
paling efektif dan nyaman
f. Menggunakan sentuhan
g. Sesuaikan situasi dan kondisi wawancara
h. Bicara tidak terlalu keras

8
3. Klien
a. Beberapa kultur yang memengaruhi kemampuan klien untuk berpartisipasi
sangat berarti dalam wawancara.
b. Faktor-faktor yang memengaruhi proses penuaan adalah hereditas, nutrisi,
status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan dan stres.
c. Perawat harus menyadari faktor-faktor ini karena kemampuan lansia untuk
mengkomunikasikan semua informasi penting sangat ditentukan oleh
kelengkapan dan kesesuaian wawancara.

9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan lansia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap
memelihara dan meningkatkan agar selama mungkin bisa hidup secara produktif
sesuai kemampuannya. Pada lansia pekerjaan yang memerlukan tenaga sudah
tidak cocok lagi, lansia harus beralih pada pekerjaan yang lebih banyak
menggunakan otak dari pada otot, kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari
(Activity Daily Living/ ADL) juga sudah mengalami penurunan.
Aktifitas sehari-hari yang harus dilakukan oleh lansia ada lima macam
diantaranya makan, mandi, berpakaian, mobilitas dan toieting (Brunner &
Suddart, 2010). Untuk memenuhi kebutuhan lansia diperlukan pengetahuan atau
kognitif dan sikap yang dapat mempengaruhi perilaku lansia dalam kemandirian
pemenuhan kebutuhan ADL. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, semakin tinggi
pengetahuan seseorang semakin baik kemampuannya terutama kemampuannya
dalam pemenuhan kebutuhan ADL.

3.2 Saran
Dengan makalah ini semoga dapat digunakan sebagai pedoman bagi
pembaca baik tenaga kesehatan khususnya perawat dalam memahami tentang
Cara Mempertahankan ADL pada Lansia.
Untuk pengembangan materi mendalam tentang Cara Mempertahankan
ADL pada Lansia, penulis memberikan saran agar memperbanyak referensi-
referensi di buku ataupun dalam bentuk artikel dari jurnal keperawatan, dokumen
maupun artikel lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://amrianihamzah.blogspot.com/2013/01/adl-pada-lansia-tugas-hamida-ny-
enal.html

http://dianhusadacevlok.blogspot.com/p/mempertahankan-kemampuan-adl-
pada.html

http://inorgreen.blogspot.com/p/mempertahankan-kemampuan-adl-pada.html

https://moonaputri.wordpress.com/2012/04/08/makalah-keperawatan-gerontik/

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Panhaf
    Panhaf
    Dokumen9 halaman
    Panhaf
    nur anita Wulandari
    Belum ada peringkat
  • UKS
    UKS
    Dokumen21 halaman
    UKS
    nur anita Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Sistem Perkemihan
    Sistem Perkemihan
    Dokumen29 halaman
    Sistem Perkemihan
    nur anita Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Angket Jurusan PTN
    Angket Jurusan PTN
    Dokumen4 halaman
    Angket Jurusan PTN
    nur anita Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Poa
    Poa
    Dokumen7 halaman
    Poa
    nur anita Wulandari
    Belum ada peringkat