Anda di halaman 1dari 35

PENGKAJIAN KESEHATAN DAN TEST DIAGNOSTIK

Oleh : Esti Dwi W.M.Kep.


Pengkajian merupakan aktifitas intelektual dan interpersonal.

Dimana pengkajian memberikan kesempatan terbaik bagi perawat untuk membangun hubungan terapeutik yang efektif dengan pasien.

Pengkajian terdiri dari : pengumpulan informasi subyektif dan obyektif ( misalnya TTV, Wawancara pasien / keluarga, pemeriksaan fisik dan
peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medis).

Perawat untuk mendapatkan data yang akurat sebelum pemeriksaan fisik dilakukan pengkajian riwayat kesehatan, riwayat psikososial, sosial
ekonomi, informasi tentang kekuatan ( untuk mengidentifikasi peluang promosi kesehatan dan resiko (area yang perawat dapat mencegah
/potensi masalah yang dapat ditunda ).

Pengkajian dapat didasarkan pada teori keperawatan tertentu, seperti yang dikembangkan oleh S.C. Roy, Wanda Horta, atau D.Orem atau pada
kerangka pengkajian standar seperti pola kesehatan fungsional menurut Marjory Gordon.

Kerangka ini menyediakan cara mengkategorikan data dalam jumlah besar ke dalam jumlah yang dikelola berdasarkan pola / kategori data
terkait.

Komponen dari pengkajian kesehatan yaitu : pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik yang baik akan membantu mengarahkan pemilihan uji diagnostik dan penentuan diagnosa penyakit yang tepat.

Pengkajian fisik keperawatan pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang lebih difokuskan pada respon yang
ditimbulkan akibat masalah kesehatan yang dialami.
Pengkajian fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosa fisik yang secara umum perawat dapat membuat perencanaan tindakan untuk
mengatasinya.
Pengkajian merupakan salah satu urutan/bagian dari proses keperawatan yang sangat menentukan keberhasilan asuhan keperawatan yang
diberikan.
Untuk dapat memahami pem.fisik yang baik & benar--dibutuhkan pemahaman terhadap : konsep anatomi, fisiologi tubuh manusia,
patofisiologi, serta didukung oleh ketrampilan melalui latihan-latihan sehingga menjadi terbiasa.

1
Dalam pem fisik perlu intregasi aspek kognitif, afektif,psikomotor pemeriksa sampai pada mengintrepetasikan & mengintregasikan data temuan
satu dg temuan lainnya.

Dalam pelaksanaan pemeriksaan fisik bersamaan dengan metode pengumpulan data lainnya seperti wawancara / anamnesa dan observasi,
untuk itu perawat harus menguasai tehnik anamnesa yang benar dan pengamatan yang akurat sesuai dg kondisi pasien.

Pemeriksaan fisk dimulai dengan menilai keadaan umum, tanda tanda vital,status mental, cara berfikir, juga menilai langsung sistem / organ
yang berkaitan dengan keluhan dengan tehnik inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi.

PENGKAJIAN KESEHATAN PADA ORANG DEWASA


1. RIWAYAT KESEHATAN KEPERAWATAN
Wawancara riwayat kesehatan keperawatan adalah :
Langkah pertama pada status kesehatan klien dan biasanya dilakukan sebelum pemeriksaan fisik.
Wawancara tsb adalah wawancara terstruktur yang dirancang untuk mengumpulkan data kesehatan spesifik dan memperoleh catatan
kesehatan klien yang rinci.
Tujuannya adalah :
a. Untuk mendapatkan informasi mengenai seluruh variable yang dapat mempengaruhi status kesehatan klien.
b. Untuk memperleh data yang dapat membantu perawat memahami dan menghargai pengalaman hidup klien.
c. Untuk memulai hubungan interpersonal yang tidak menghakimi, saling percaya dengan klien.

Perawat menggunakan data yang diperoleh berkolaborasi dengan klien untuk mengembangkan perawatan perseorangan.

Komponen riwayat keperawatan meliputi :

1). Data Biografi.

2).keluhan utama / alas an kunjungan

3). Riwayat Penyakit Saat Ini ( status kesehatan saat ini )

4). Riwayat Terdahulu

5). Riwayat Penyakit Keluarga

2
6). Gaya Hidup.

7). Data Sosial.

8). Data Psikologis.

9). Pola Perawatan kesehatan

Tinjauan system ( yang disebut wawancara penapisan ), mungkin dilakukan, termasuk tinjauan singkat fungsi esensial setiap bagian tubuh /
system fisiologis.

Dalam mengumpulkan data riwayat , perawat menggunakan pengetahuan tentang variasi gaya komunikasi verbal dan non verbal antar individu
dari budaya yang berbeda.

PEMERIKSAAN KESEHATAN FISIK

Pengkajian kesehatan yang lengkap biasanya dilakukan dari kepala hingga jari kaki.

Pengkajian dilakukan secara sistematis dan efisien sehingga menghemat energy dan waktu serta membutuhkan sedikit perubahan posisi pada
klien.

Metode pemeriksaan : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

Komponen Riwayat Kesehatan Keperawatan


Data Biografi :
Nama pasien, alamat, usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, agama yang dianut, biaya
perawatan kesehatan, dan sumber perawatan medis yang biasanya.
Keluhan utama / alasan kunjungan :
Jawaban yang dberikan dari pertanyaan “apa yang membawa anda ke rumah sakit / klinik”. Keluhan
utama harus dicatat dengan kata – kata klien.
Riwayat Penyakit Saat Ini
- Kapan gejala mulai muncul
- Apakah awitan gejala datang tiba-tiba / bertahap.
- Seberapa sering masalah terjadi.
- Lokasi yang terganggu.

3
- Karakter keluhan (misal : intensitas nyeri / kualitas sputum, emesis / rabas.
- Aktivitas yang dilakukan klien saat masalah terjadi
- Fenomena / gejala yang berhubungan dengan keluhan utama.
- Faktor yang memperburuk /meringankan masalah.

Riwayat Terdahulu :
- Penyakit masa kanak – kanak, seperti :cacar, gendongan, campak,rubella, infeksi streptokokus,
demam scarlet, demam rheuma & dan penyakit penting lainnya.
- Imunisasi masa kanak – kanak dan tanggal injeksi tetanus terakhir diberikan.
- Alergi terhadap obat, binatang, serangga/agen lingkungan lainnya dan jenis reaksi yg terjadi.
- Kecelakaan & cedera : bagaimana, kapan, dan tempat terjadinya kecelakaan, jenis cedera,
therapy yg didapat, & tiap komplikasinya.
- Hospitalisasi : untuk penyakit serius ,alasan hospitalisasi, tanggal pembedahan yang dilakukan ,
rangkaian fase penyembuhan dan tiap komplikasi.
- Obat – obatan . Penggunaan obat – obatan dengan resepdan yang dijual bebas, seperti aspirin,
nasal spray, vitamin,/laksatif yg digunakan saat ini.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Untuk memastikan faktor risiko terhadap penyakit tertentu, usia saudara kandung, orang tua, dan kakek
nenek serta status kesehatan saat ini /jika mereka telah meninggal , penyebab kematian harus
didapatkan, perhatian khusus harus diberikan terhadap gg seperti penyakit jantung, kanker, diabetes,
hipertensi, obesitas, alergi, arthritis, tbc, perdarahan, gg mental.
Gaya Hidup :
Kebiasaan pribadi : jumlah, frekuensi, & durasi penggunaan zat-zat kimia, tembakau, alcohol, kola. Kopi,
teh, dan obat-obat terlarang / obat untuk kesenangan.
Diet : penjelasan jenis diet tipikal pada hari biasa / adanya diet khusus, jumlah makanan dan kudapan
setiap hari, siapa yang memasak dan belanja makanan, pola makan yang berbeda sesuai etnis & alergi.
Pola tidur/istirahat
: kebiasaan waktu bangun/tidur, kesulitan tidur, & obat-2 tan yang digunakan untuk menangani
kesulitan tidur tsb.
Aktivitas harian
: tiap kesulitan yang dialami dalam aktivitas dasar (makan, berpakaian, berhias, eliminasi, lokomosi).
Rekreasi / hobi : aktivitas OR & toleransinya, hobi dan kesukaan lainnya, & hiburan.

4
DATA SOSIAL :
Hubungan keluarga / teman.
- sistem pendukung klien saat sakit (siapa yang membantu memenuhi kebutuhan), apa pengaruh
penyakit klien pada keluarga, apakah ada masalah keluarga yang mempengaruhi klien.
Afiliasi etnis
 Kebiasaan & kepercayaan tentang kesehatan, praktik budaya yang dapat mempengaruhi
perawatan kesehatan & pemulihan

Riwayat pendidikan
- tk pendidikan tertinggi yang dicapai klien & tiap kesulitan belajar terdahulu.
Riwayata pekerjaan
-- status pekerjaan saat ini, jumlah hari tidak masuk kerja akibat sakit, tiap riwayat kecelakaan saat
kerja, tiap bahaya lingkungan kerja yang berpotensi menimbulkan penyakit / bahaya di masa depan,
kebutuhan klien untuk pindah kerja karena penyakit terdahulu, status pekerjaan pasangan & cara
merawat anak, kepuasan klien secara keseluruhan terhadap pekerjaannya.
Status ekonomi
Kondisi rumah / lingkungan : langkah kemanan di rumah & pengaturan fasilitas fisik yang mungkin
dibutuhkan untuk membantu klien mengatasi ketidakmampuan fisik, intoleran aktifitas, & ADL,
tersedianya bantuan dari tetangga & komunitas untuk memenuhi kebutuhan klien.
DATA PSIKOLOGIS :
Stresor utam dalam tahun terakhir dan persepsi klien terhadap hal tersebut.
Pola koping yang biasanya digunakan untuk masalah serius / stress tingkat tinggi.
Gaya komunikasi- kemampuan untuk memverbalisasian emosi yang sesuai kounikasi non verbal
(gerakan mata, sikap tubuh, sentuhan, postur, interaksi dengan individu pendukung, kesesuaian antara
perilaku nonverbal dengan ekspresi verbal.
Pola perawata kesehatan :
Yang digunakan saat ini dan lalu. Apakah klien menganggap pelayanan yang disediakan telah cukup &
apakah akses untuk mendapatkan perawatan kesehatan merupakan masalah.
Norma budaya yang relevan dengan pengkajian kesehatan.

5
METODE PEMERIKSAAN

4 tehnik utama digunakan dalam pemeriksaan fisik :

1. INSPEKSI
- pemeriksaan secara visual ( : pengkajian menggunakan indra penglihatan.
Perawat menginspeksi dengan mata telanjang & dengan alat pencahayaan (missal : otoskop/ untuk melihat telinga).
Penggunaan indra pendengaran & penciuman dapat juga dianggap bagian dari inspeksi.
Inspeksi harus sistematik, sehingga tidak ada yang terlewatkan.

2. PALPASI
- pemeriksaan tubuh dengan indra peraba.
Bantalan jari digunakan karena konsentrasi ujung syaraf membuat bagian ini sangat sensitif terhadap perbedaan taktil.
Palpasi digunakan untuk mennetukan :
- Tekstur (missal : rambut ).
- Suhu ( missal : area kulit ).
- Vibrasi ( missal : pada sendi
- Posisi ( ukuran, konsistensi, mobilitas organ / massa
- Distensi ( pada kandung kemih )
- Adanya dan frekuensi denyut nadi perifer
- Nyeri tekan / nyeri.
Ada 2 tipe palpasi : ringan dan dalam.
 Palpasi ringan / superficial
Harus selalu mendahului palpasi dalam, karena tekanan berat pada ujung jari dapat menumpulkan indra peraba.
Cara nya : perawat mengulurkan jari tangan dominan sejajar permukaan kulit & menekan perlahan ke baah sambil
menggerakan tangan dengan cara sirkular.

 Palpasi dalam
Dilakukan dengan 2 tangan (secara bimanual), / 1 tangan.

6
- Pada palpasi dalam bimanual, perawat mengulurkan tangan dominan seperti pada palpasi ringan, kemudian meletakkan ujung jari
tangan nondominan pada permukaan dorsal sendi interfalangeal distal di tiga jari tengah tangan dominan.
Tangan yang diatas memberikan tekanan sementara tangan di bawah tetap rileks untuk merasakan sensai taktil.
- Untuk palpasi dalam dengan satu tangan, bantalan jari tangan dominan menekan area yang dipalpasi. Seringkali tangan lain digunakan
untuk menyangga massa / organ di bawah.

3. PERKUSI
Pada perkusi, permukaan tubuh diketuk untuk menimbulkan suara yang dapat didengar / vibrasi yang data dirasakan.
Ada 2 tipe perkusi : langsung dan tidak langsung.
- Perkusi langsung :
Perawat mengetuk area yang akan diperkusi secara langsung dengan 2,3,4 bantalan jari / dengan bantalan jari tengah.
Ketukan dilakukan cepat, dan gerakan berasal dari pergelangan tangan.
Tehnik ini berguna dalam melakukan perkusi sinus pada orang dewasa.
- Perkusi tidak langsung :
Mengetuk suatu obyek (missal :jari ) yang diletakkan pada area permukaan tubuh yang diperiksa.
Jari tengah tangan nondominan (disebut : pleksimeter), diletakkan dengan mantap di atas kulit klien.
Hanya bagian sendi dan falang distal dari jari ini yang kontak dengan kulit.
Dengan menggunakan ujung jari tengah yang difleksikan pada tangan nondominan (yang disebut : pleksor ), perawat mengetuk
pleksimeter, biasanya pada sendi interfalangeal distal / titik antara sendi distal & proksimal.
Gerakan mengetuk berasal dari pergelangan tangan, lengan bawah tetap tidak bergerak.
Sudut antara pleksor dan pleksimeter harus 90 derajat, dan ayunan harus kuat, cepat dan pendek untuk mendapatkan suara yang jelas.
Perkusi digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam dengan menentukan batas-batasnya.

4. AUSKULTASI

7
Pengkajain umum :

Pengkajian kesehatan di mulai dengan pemeriksaan umum yang meliputi : observasi penampilan umum klien, status mental, TTV, TB, BB.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostic dan laboratorium adalah

- prosedur yang dapat memberikan informasi mengenai klien.

Pemeriksaan dapat digunakan sebagai :

- skrinning dasar yang merupakan bagian pemeriksaan kesejahteraan.


- Membantu memastikan diagnosis.
- Memantau kondisi penyakit.
- Memberikan informasi berharga tentang respon klien terhadap pengobatan.

Perawat perlu mengetahui tentang pemeriksaan lab dan diagnostic,

Karena - salah satu peran utama perawat adalah mengajarkan klien dan keluarga /orang terdekat klien lainnya .

- Bagaimana mempersiapkan klien untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan yang mungkin diperlukan setelahnya.
- Perawat perlu mengetahui implikasi hasil pemeriksaan yang bertujuan memberikan askep. Yang sesuai bagi klien.

Pemeriksaan diagnostic umum dilakukan di RS, klinik, praktik dokter.

Sekarang bisa dilakukan di komunitas ( missal : di rumah, tempat kerja, pusat pembelanjaan, klinik keliling).

Pemeriksaan diagnostic yang lebih lengkap dilakukan di pusat-pusat diagnostic khusus untuk pengujian tsb.

8
Pemeriksaan diagnostic mencakup 3 tahap :

Prauji Intrauji pascauji


- Mempersiapkan klien. Berfokus pada : Berfokus pada :
- Pengkajian yang menyeluruh & - Pengumpulan specimen & - askep. Klien &
pengumpulann data (m/ biologi, melakukan / membantu aktivitas tindak
psikologi, social, spiritual, cultural), pelaksanaan pem. Diagnostic lanjut serta
membantu perawat dalam menentukan ttt. pengamatan.
strategi komunikasi & penyuluhan. - Perawat menggunakan - Jika tepat perawat
- Sebelum pem. Klien wanita perlu kewaspadaan standar & membandingkan
ditanyakan adanya kemungkinan hamil. tehnik steril yang sesuai. hasl pem.
Kewaspadaan khusus mungkin - Selama prosedur perawat Sebelumnya &
diperlukan / pem. Mungkin ditunda. perlu memberi klien terkini serta
- Peralatan & perlengkapan yang dukungan emosi dan fisik memodifikasi
diperlukan . sambil memantau klien intervensi sesuai
- Pertanyaan umum yg sering diajukan a.l sesuai kebutuhan (missal : kebutuhan.
: tanda vital, oksimetri nadi, - Perawat juga
 Jenis sampel yg diperlukan & EKG). melaporkan hasil
bgm cara mendapatkannya. - Perawat memastikan pemeriksaan kepada
 Ap/ klien perlu menghentikan pemberian label , anggota tim kes. Yg
asupan oral selama bbrp jam penyimpanan & pengiriman tepat.
sebelum pengujian. specimen yang tepat untuk
 Ap/ pem. Dg media kontras / menghindari hasil pengujian
zat warna, jika ya ap/ media di yang tidak valid.
injeksikan /ditelan ?
 Ap/ asupan cairan dibatasi/
ditingkatkan.
 Ap/ obat diberikan
/dihentikan?.
 Berapa lama pem. Dilakukan ?
 Ap/ surat persetujuan klien
diperlukan ?.
Menjawab beberapa pertanyaan ini dapat
membantu menghindari kesalahan yang

9
merugikan & menurunkan ketidaknyamanan
pada semua pihak yg terlibat.sebagian besar
fasilitas menyediakan informasi ttg pem.yg
disediakan untuk tim perawatan kes.
lab. di fasilitasi tsb juga dapat bertindak sebagai
sumber informasi.

3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium :

Pra Instrumentasi Interpretasi data Validasi data


Tahap :
1. pemahaman instruksi - Menentukan aspek + K memvalidasi data yang
& pengisian formulir klien, jika klien perlu telah diperlukan --- agar
-- secara lengkap standar kriteria kes- akurat & bersama k, klg,
----agar tidak tertukar  perawat masy.
hasil/membantu berpendapat bahwa Dg : mengerjakan
interpretasi hasil. klien punya aspek + pertanyaan & pernyataan yg
Terutama pada dapat menentukan reflektif pd k/klg tentang
pasien yang prwtn. kejelasan interupsi data.
mendapat - Menentukan mslh
pengobatan lama. klien.
Jika klien ≠ perlu
standar kriteria kes,
perawat berpendapat
bahwa klien punya
aspek negatif,
sehingga perlu
pertolongan.
- Menentukan masalah
klien yg pernah

10
dialami.
Daya tahan tbh klien
≠ mampu melawan
infeksi tsb.
- Menentukan kpts.
Pennetuan kpts
didasarkan pd jenis
msl yg ditemukan.
- Masalah yang akan
muncul.
Mengumpulkan data
yg lengkap u/ >
mengidentifikasi msl-
2 yg muncul.
- Masalah kolaboratif.
Kerjasama dg tenaga
kes lain u/ kolaborasi
thd penyelesaian msl
tsb.
2. Persiapan pasien.
- Puasa

- Obat.

- Waktu pengambilan
bahan pem.lab.
Diambil pagi ,
terutama ps rawat
inap.
- Posisi pengambilan.

11
Diagnosis keperawatan :

Didasarkan pada data & kebutuhan klien misalnya :

- Kecemasan / ketakutan b.d kemungkinan diagnosis penyakit akut / kronis bergantung pada hasil uji diagnostic.
- Hambatan mobilitas fisik b.d program tirah baring & pembatasan pergerakan pada ektremitas yang terganggu.
- Defisiensi pengetahuan (status pem.diagnostik) b.d kesalahan persepsi tentang proses pengujian diagnostic yang diterima dari orang
lain.

PENYULUHAN : PERAWATAN KLIEN


MEMPERSIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :

- Informasikan klien & keluarga mengenai hal – hal yang diperlukan / dibatasi ( missal : apa & kapan hal – hal yang boleh dimakan /
diminum, berapa lama klien harus berpuasa.
- Member informasi ttg apa yang mungkin dirasakan oleh klien ( missal : kemerahan sementara, / merasa hangat ketika media kontras
diinjeksikan ).
- Tanyakan pada klien apakah penggambaran alat – alat yang diperlukan, akan membantu klien mempersiapkan dirinya untuk menjalani
pem.
- Dorong klien mengajukan pertanyaan / membicarakan mengenai rasa takut & kekhawatiran klien . cari tahu informasi apa yang mungkin
pernah klien dengar mengenai pem. dari orang lain.
- Informasikan klien periode waktu yang diperlukan sebelum hasil pengujian diperoleh.
- Dokumentasikan penyuluhan termasuk respon klien, catat alat bantu AVA dan bahan bacaan yang digunakan.

Hasil sangat penting :

- Untuk membantu
- Memantau perjalanan penyakit
- Menentukan diagnosa

Oleh karena itu perlu diketahui :

-----faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium (ambarwati, 2010)


12
Diagnostik dan spesimen :

 Suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk menegakkan suatu diagnose penyakit klien.

Melalui pemeriksaan ini --- mengetahui tujuannya

Yaitu : - untuk mengidentifikasi masalah (respon klien terhadap suatu penyakit )

- faktor-2 yang menyebabkan .


- kemampuan klien untuk mengatasi masalah.

Jenis-jenis pemeriksaan diagnostik : USG, RONGTEN,PAP SMEAR, ENDOSKOPI, KOLONOSKOPI, CT SCANING, MAMMOGRAFI,
EEG, EKG.

Jenis-jenis spesimen : PEM.DARAH, URINE, FAECES,SPUTUM.

2. PEMERIKSAAN DARAH

- sering dilakukan untuk memberi informasi berharga mengenai system hematologic & banyak system tubuh lainnya.
- pungsi vena = menusuk vena untuk mendapatkan specimen darah.
Dapat dilakukan oleh berbagai anggota tim kes.
Biasanya seorang ahli flebotomi, juga petugas lab.yang melakukan pungsi vena, mengumpulkan specimen darah.
Beberapa institusi, perawat dapat mengambil sampel darah, perawat perlu mengetahui pedoman pengambilan sampel darah yang
berlaku di fasilitas kes, dan UU praktik perawat setempat.

Hitung Darah Elektrolit Serum Osmolalitas Pemantauan Gas darah arteri Kimia darah Glukosa darah
Lengkap serum obat kapiler
= HDL. Sering pd klien baru = pengukuran Sering Biasanya Pem pd serum darah = u. mengukur
- PEM.skrining masuk RS. konsentrasi zat dilakukan bila specimen drah (bag.cair dlm darah), --- glukosa darah ketika
dasar & salah Untuk mengetahui terlarut dlm klien sedang arteri dari : arteri  kimia darah. pem. Yg sering
satu pem. Darah adanya darah. menerima obat radialis, Selain elektrolit serum, diperlukan / ketika
yg paling sering keseimbangan asam Partikel-2 ini dg rentang brakhialis, pem. Kimia umum pungsi vena tdk dpt

13
diprogramkan. basa. mencakup : ion, th/tik yg femoralis. lainnya a.l mennetukan dilakukan.
Dari specimen - Yg beresiko glukosa, urea ( sempit (missal: o/k tekanan enzim-2 tt yg mungkin Tehnik ini tdk terlalu
darah vena. di BUN ). digoksin, darah dlm arteri ada = nyeri dibandingkan
Untuk komunitas.( Osmolalitas teofilin, relative - LDH ( lactic pungsi vena, &
pengukuran : m/ klien yg serum dapat aminoglikosida) besar,perdarahan dehidrogenase mudah dilakukan.
-HB, sedang diperkirakan Pemantauan ini harus dicegah - CK ( creatinin Klien dapat
Hematokrit, therapy dengan termasuk dengan member I kinase). melakukan sendiri.
hitung eritrosit diuretic mengandakan pengambilan tekanan pada - AST (aspartate Sejumlah pabrrik
(SDM), hitung untuk natrium serum. sampel darah - area penusukan aminotransferas telah
leukosit ( SDP), hipertensi / o/k natrium &  untuk selama 5 ‘ – 10 ‘ e. mengembangkan alat
indeks SDM, gagal ion klorida yg mengetahui setelah jarum - ALT ( alanine pengukur glukosa
hitung jenis SDP. jantung). berikatan dg kadar puncak diangkat. aminotranferase darah.
- HB (=penguk. - u/ natrium adalah /kadar . Kebanyakan alat
Jumlah total mengetahui penentu utama terendah , u/ - Glukosa serum. pengukur ini
hemoglobin kadar osmolalitas mennetukan - Hormone ( memungkinkan mL
dalam darah). natrium, serum. ap/ kadar obat seperti : darah.
Ht kalium, Nilai ttt dalam hormone tiroid, pengukuran antara
=menguk. klorida, ion osmolalitas serum darah / substansi 20 & 600 mg/dl atau
Presentasi SDM bikarbonat. serum berada pd lainnya. 100
& VOL total - Kadar digunakan kadar - Seperti : alat ukur glukosa
darah. substansi & untuk terapeutik , kolesterol , darah berbeda-beda
HB & Ht m ↑ hasil mengevaluasi bukan trigliserida. & seiring perkembg
saat saat metabolism keseimbangan subth.tik, / Pem ini sbg penanda tehnologi terbaru,
dehidrasi, o/k dlm darah , cairan. level toksik. yg diagnostic yg perawat dank lien
konsentrasi ureum & Nilai normal = Kadar puncak - sangat berharga perlu membaca
darah menjadi kreatinin, -- 280 – 300  Contoh : penanda pedoman prosedur
lebih tinggi.  secara mOsm/kg. menunjukkan jantung (m/ CPK- yg dibuat o/
M ↓ pd rutin u/ P ↑ osmolalitas konsentrasi MB,mioglobin, pabrikan.
hipervolemia --- mengevalua serum tertinggi obat Troponin T, Troponin Terbiasa dg
mengakibatkan si fungsi mengindkasikan dlm serum I) dilepaskan ked lm penggunaan alat yg
hemodilasi. ginjal. - deficit volume darah . darah selama tjd benar membantu
Hb dan Ht - Ginjal cairan. Level terendah infark miokardium. pembacaan hasil yg
berhubungan melalui P ↓ : kelebihan : konsetrasi (IM / serangan akurat.
dengan hitung filtrasi & vol. cairan. terendah. jantung). Spesime darah

14
SDM. sekresi Idealnya level p↑ kadar substansi kapiler biasanya
Jumlah SDM per tubuler , puncak & level ini dalam darah vena diambil dari :
mm kubik darah secara terendah klien dapat membantu ---sisi lateral/sisi
total. normal berada pada membedakan antara samping jari orang
Nilai ini berbeda mengeluarka rentang IM & nyeri dada dari dws.
pada jenis n ke2 terapeutik. penyebab lain (spt Sisi ini berguna
kelamin & usia. substansi angina / nyeri u/mencegah
Hitung SDM tsb. pleuretik). mengenai ujung
rendah ---- - Urea  hasil Pem lab umum : hb syaraf & area kalus
mengindikasikan akhir glikosilat /Hb A1c, pd ujung jari.
anemia. metab.prote (Hb A1c,), yg - Jika klien
Nilai SDM tinggi in mengukur glukosa syok / jari
= hipoksia - Diukur darah terikat dg Hb. edema, : bisa
kronis. sebagai Hb pd daun
(=polisitemia). Nitrogen A1cmenggambarkan telinga .
Hitung leukoit & Urea Darah seberapa baik kadar - Beberapa
SDP - jumlah / BUN (blood glukosa dlm drh alat
SDP sirkulasi per Urea telah terkontrol pemantau
mm kubik darah Nitrogen),. selama periode 3 – 4 glukosa
total. - Kreatinin bl. darah yg
Hitung SDP M↑ : diproduksi P ↑ Hb A1c = tjd terbaru
infeksi bakteri. dalam hiperglikemia pd memungkink
Hitung SDP M ↓: jumlah yg DM. an
infeksi virus. relative pengambilan
Pada hitung konstan oleh specimen
jenis SDP, otot & dari area
leukosit dieksresikan lengan & kaki
diidentifikasi o/ ginjal. bawah.
berdasarkan - o/k itu
jenis & jumlah
persentasi kreatinin
masing-2 jenis dalam darah
ditetukan. berkaitan dg
fungsi

15
eksresi
ginjal.

PENGUMPULAN SPESIMEN

Selama dirawat, pem lab.spesimen seperti : urine, darah, feses, sputum drainase luka memberikan informasi tambahan yang penting
untuk mendiagnosis masalah perawatan kesehatan dan juga memberikan informasi tentang respon klien terhadap terapi.
Perawat sering diberikan tanggung jawab untuk mendapatkan specimen.
Bergantung pada jenis specimen dan ketrampilan yang diperlukan, perawat dapat mendelegasikan tugas ini pada staf bantu yang belum
memiliki ijin di bawah pengawasan perawat professional.
Tanggung jawab perawat dalam pengambilan specimen antara lain :
- Member kenyamanan, privasi, dan keamanan pada klien
Klien mungkin merasa malu / tidak nyaman ketika prosedur dilakukan.
Perawat harus memberikan privasi semaksimal mungkin & mengelola specimen secara terpisah.
Perawat sebaiknya tidak member penilaian sendiri dan bersikap sensitive terhadap keyakinan budaya & social yang mungkin
mempengaruhi kemampuan klien untuk erpartisipasi dalam pengumpulan specimen.

- Memprioritaskan tujuan pengumpulan specimen & prosedur yang dilakukan untuk mengumpulkan specimen.
Klien dapat mengalami ketidaknyamanan terhadap prosedur, terutama jika dianggap menganggu / jika mereka takut hasil pengukuran
tidak diketahui.
Penjelasan yang jelas akan memfasilitasi kerjasama klien untuk membantu mengumpulkan specimen.
Dengan instruksi yang tepat, banyak klien yang mampu mengumpulkan sendiri spesimennya, yang akan meningkatkan kemandiriannya
dan menurunkan rasa malu.
- Menggunakan prosedur yang tepat untuk memperoleh specimen / memastikan bahwa klien / staf mengikuti prosedur yg tepat.
Tehnik aspetik digunakan dalam prosedur pengumpulan specimen untuk mencegah kontaminasi yang dapat menyebabkan hasil uji yang
tidak kaurat.
Prosedur kep/ manual laboratorium seringkali disediakan jika perawat tidak familier dengan prosedur.

16
Jika ada pertanyaan mengenai prosedur, perawat menghubungi petugas lab. Untuk memperoleh petujuk sebelum mengumpulkan
specimen.
- Memperhatikan informasi yang relevan pada kertas permintaan pemeriksaan lab. Sebagai contoh apakah obat yang diterima klien
apakah dapat mempengaruhi hasil pem.
- Mengirim specimen ke lab. Segera. Spesimen segar memberikan hasil yang akurat.
- Melaporkan temuanlab.yang abnormalke tenaga kes. Tepat waktu sesuai tingkat keparahnan hasil yang abnormal.

SPESIMEN FESES SPESIME URINE :


Analisis specimen feses dapat memberikan informasi mengenai kondisi - Specimen urine bersih - untuk urinalisis urine.
kes. Klien. - Clean catch specimen / specimen porsi tengah = untuk kultur
Beberapa alasan untuk uji feses a.l : urine.
- Menemukan adanya darah samar. - Specimen urine sewaktu = untuk berbagai uji yg bergantung
Perdarahan dapat terjadi akibat : pada masalah kes klien.
-ulserasi, peny.inflamasi/tumor.
= tes guaiac. ---dapat langsung o/ perawat klinis/klien di
rumah.
Kertas guaiac sangat sensitive dg darah yang terkandung
dalam feses.
- Menganalisis produk diet dan sekresi pencernaan.
- Mendeteksi adanya ovum dan parasit.
- Mendeteksi adanya virus / bakteri.

PENGUMPULAN SPESIMEN FESES :


Perawa betanggung jawab mengumpulkan specimen feses yang
diprogramkan untuk analisis lab.
Sebelum mengambil specimen,perawat perlu
- menentukan alasan pengambilan specimen.
- Ketepatan metode pengambilan & penanganan :
(seberapa banyak feses yg diabil, ap/ feses perlu diberi zat
pengawet, ap/ feses perlu dikirim segera ke lab).
- Hal tsb perlu dikonfirmasi pada petugas lab.
Tehnik pengambilan yg tidak benar dapat menyebabkan hasil
pengujian yg tidak akurat.
Tugas pengambilan & pengujian specimen feses untuk darah

17
samar dapat dilakukan oleh staf bantu dengan di informasi oleh
perawat, dan juga terkait dengan hasil uji.
Perawat perlu memberitahukan klien beberapa hal sbb :
- Melakukan defekasi pada bedpan bersih / kursi buang air di
samping TT.
- Sebisa mungkin tidak mengkontaminasi specimen dengan
urine / rabas menstruasi, berkemih sebelum pengambilan
specimen.
- Jangan meletakkan kertas tissue di bedpen setelah defekasi,
kandungan kertas dapat mempengaruhi analisis hasil lab.
- Beritahu perawat sesegera mungkin setelah defekasi .
terutama untuk specimen yang harus segera dikirim ke lab.
- Ketika mengambil specimen feses ( saat menangani bedpan,
memindahkan specimen, membuang isi bedpan, perawat
harus menerapkan tehnik aseptic medis dg sangat cermat.
- Gunakan sarung tangan sekai pakai untuk mencegah tangan
kontaminasi & berhati-2 untuk tidak mengkontaminasi luar
wadah specimen.
- Gunakan satu / dua spatel lidah bersih untuk memindahkan
specimen ke dalam wadah, lalu bungkus spatel tsb dengan
kertas tissue sebelum dibuang ke tempat sampah.
- praktek ini mengurangi kemungkinan kontak dg benda lain
& penyebaran organisme.
Jumlah specimen yang dikirim tergantung pada tujuan
pengambilan specimen.
Biasanya sekitar 2,5 cm feses padat atau 15 – 30 ml feses cair
sudah cukup.
- Pus, darah, mucus yang terlihat harus diikutsrtakan dalam
specimen.
- Untuk kultur feses, perawat memasukkan swab steril ke dalam
specimen , terutama jika ada materi purulen feses dan dengan
tehnik steril, mennempatkan swab ke dalam tabung steril.
- Karena specimen segar member hasil yang uji yang paling
akurat, perawat harus segera mengirim specimen sesegera

18
mungkin.
- Dokumentasi semua informasi yang relevan.
- Catat pengambilan specimen pada lembar catatan klien &
rencana askep.
- Catat tgl & waktu pengambilan, serta semua pengkajian kep (
m/ : warna, bau, konsistensi, jumlah feses), adanya unsure
pokok abnormal, (seperti darah, mucus,).
- Hasil pengujian darah samar jika dilakukan, ketidaknyamanan
selama & setelah defekasi, status kulit perianal, adanya
perdarahan dari anus setelah defekasi.

Pengujian feses untuk darah samar : Spesimen urine bersih :


Produk pengujian yang umum digunakan = uji hemocult. - Biasanya hanya untuk pem. Rutin.
Dengan zat reagen kimia untuk mendeteksi adanya enzim peroksida Banyak klien mampu mengumpulkan specimen urine bersih &
dalam molekul Hb. menyediakan spesiemn secara mandiri dengan sedikit pengarahan.
- Perawat / klien menggunakan spatel lidah untuk meletakkan Klien biasanya mampu berkemih langsung kea rah wadah
asupan tipis feses pada kaca obyek /kartu, kemudian kartu specimen, klien wanita biasanya duduk / jongkok di toilet, dengan
ditutup. menahan wadah di antara tungki mereka selama berkemih.
- Kartu di balik & beberapa tetes reagen di teteskan di atas - Pem. Urine rutin biasanya diambil dari specimen urine
asupan yg diperlukan pada asupan bagian belakang kartu. pertama di pagi hari o/k cenderung memiliki keseragaman
- Perawat lalu mengobservasi perubahan warna yang terjadi. konsentrasi yang lebih tinggi & Ph lebih asam di banding urine
- Warna biru : mengindikasikan tes guaiac positif ( ada darah selanjutnya pada hari itu.
samar ) - Minimal 10 ml urine biasanya sudah cukup untuk analisis rutin.
- Jika tidak ada perubahan warna /warna lain selain biru, = tes - Klien yang sangat sakit, secara fisik tidak mampu melakukan
negative (≠ada darah dalam feses ). prosedur / disorientasi dapat menggunakan bedpan / urinal di
- Hasil pengujian bisa tidak akurat oleh pengaruh : makanan TT, klien lain mungkin memerlukan pengawasan / bantuan di
tertentu, obat-2 tan, vit c. kamar mandi, apapun situasinya, petunjuk yang jelas & spesifik
- Hasil positif palsu bisa terjadi jika klien baru saja makan daging diperlukan.
merah / daging sapi, daging biri-biri, hati & daging olahan), - Specimen urine ≠ boleh terkontaminasi feses, sehingga harus
Sayuran / buah-2 mentah (lobak, bengkuang, lobak cina, disimpan terpisah dari feses.
melon. - Klien wanita harus membuang tisu toilet di tempat sampah,
Obat-2 tan ttt yang mengiritasi mukosa lambung, & bukan di bed pan, karena dapat mempersulit analisis lab.
menyebabkan perdarahan (aspirin, obat antiinflamasi - Tutup rapat wadah untuk mencegah urine tumpah &
nonsteroid lain , steroid preparat besi, antikoagulan) terkontaminasi benda lain.

19
- .hasil negtif palsu dapat terjadi jik klien mengkonsumsi vit c (> - Jika bag luar wadah terkontaminasi dengan urine, bersihkan
250 mg/hr, dari semua sumber mak / suplemen sampai 3 hr dengan desinfektan.
pre pengujian, bahkan jika terjadi perdarahan. - Perawat harus memastikan bahwa label specimen& daftar
- permintaan lab memuat informasi yg benar.
- Menempel label dg erat pd wadah specimen.
Identifikasi pd specimen yg tidak tepat dapat menyebabkan
kesalahan diagnosis / th untuk klien.

Spesimen Clean – Cath / urine porsi tengah :


- diambil bila kultur urine diprogramkan untuk mengidentifikasi m.o
yang menyebabkan infeksi sal. Kemih.
Meski kontaminasi oleh bakteri melalui kulit dapat terjad pd specimen
ini, resiko masuknya m.o melalui kateter lebih signifikan.
- Specimen urine porsi tengah dikumpulkan ke dalam wadah
specimen steril berpenutup.
Spesimen urine sewaktu :
Beberapa pem. urine memerlukan pengambilan semua produksi urine
dan berkemih pada periode waktu tertentu.dalam rentang waktu 1 – 2
jam sampai 24 jam.
S[esimen sewaktu biasanya didinginkan / diberi zat pengawet  untuk
mencegah pertumbuhan bakteri /pengendapan komponen urine.
Masing – masing urine yang dikeluarkan dikumpulkan dalam wadah
kecil/bersih lalu segera dituang ke dalam botol / karton yang lebih
besar untuk diinginkan.
Beberapa tujuan dilakukannya pengujian urine sewaktu adalah :
- Mengkaji kemampuan ginjal mengonsentrasikan &
mengencerkan urine.
- Mengetahui gg metabolism glukosa ( missal : DM ).
- Menentukan kadar masing-masing unsure yg terkandung
dalam urine (missal : albumin, amylase, kreatinin,
urobilinogen, hormon2 ttt / missal : estriol / kortikosteroid
dalam urine.
Spesimen kateter menetap :
- Specimen urine steril dapat diperoleh dari system drainase

20
tertutup dengan memasukkan jarum steril yang terpasang di
spuit melalui lubang drainase pada slang.
- Aspirasi urine dari kateter hanya dapat dilakukan pada kateter
karet yang dapat merapat kembali dengan sendiri, bukan
kateter yang terbuat dari bahan plastic, silicon, / kateter
silastik.
- Bila kateter jenis ini digunakan, jarum dimasukkan sedikit di
atas tempat kateter tersambung dengan slang drainase.
- Area dari tempat urine diambil dapat ditandai dg plester.

Pemeriksaan urine :
= BJ, pH, adanya zat abnormal ( seperti : glukosa, keton, protein, darah
samar).
Perangkat pem. Terdiri dari peralatan yang diperlukan & reagen yang
sesuai ( zat yang dgunakan dalam reaksi kimia untuk mendeteksi zat –
zat ttt).
Reagen dapat berbentuk tablet, cairan / strip /dipstick.
- Saat urine kontak dg reagen, rx kimia terjadi- tjd perubahan
warna lalu dibandingkan dengan bagan untuk
mengintrepetasikan perubahan warna yang signifikan.
- Petunjuk khusus untuk jumlah urine yang diperlukan,
waktuuntuk rx kimia, makna perubahan warna yang dihasilkan
berbeda –beda pd beberapa produk.
- o/k itu sangat penting untuk perawat & klien membaca &
mengikuti petunjuk yang disediakan oleh pabrik. Lalu bahan
pengujian perlu diperiksa untuk memastikan bahwa bahan tsb
tidak kadaluwarsa.

Berat Jnis Urine :


 indicator konsentrasi urine / jumlah zat terlarut ( sampah
metabolit & elektrolit ) yang ada di dalam urine.
 Alat : Urinometer / hydrometer dalam silinder urine /
spectrometer / refraktometer .
 Bj air murni 1,00, rentang bj urine normal = 1,010 – 1,025.

21
 Jika urine makin pekat , Bj meningkat.
 BJ rendah  Kelebhan asupan cairan / penyakit
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan
urine.
 Bj tinggi : deficit cairan / dehidrasi/ kelebihan zat terlarut
seperti glukosa dalam urine.
Glukosa :
- Untuk menskrining klien terhadap adanya DM.
- Mengkaji klien selama kehamilan terhadap toleransi glukosa
abnormal.
- Biasanya jumlah glukosa dalam urine diabaikan, meski individu
yang mengkonsumsi sejumlah besar glukosa dapat
memperlihatka sedikit glukosa dalam urine mereka.
- Pengujian glukosa urine tidak mengukur kadar glukosa dalam
darah & dianggap bukan pengukuran yg adekuat.
- American Diabetes Association (2000, hlm 66 ) menyatakan
bahwa pengujian glukosa urine hanya untuk orang-2 yang
tidak dapat / tidak akan menguji kadar glukosa darah mereka.
- Klien harus memahami pengukuran kadar glukosa darah yang
tidak adekuat.

Keton
Keton tubuh : hasil pemecahan asam lemak, secara normal tidak ada
dalam urine.
Namun keton dapat ditemukan dalam urine pada klien : diabetes yang
tidak terkontrol
Pem ini dianjurkan untuk ps DM Tipe 1 yang berada di rumah & merasa
tidak sehat, demam, kadar glukosa darah > 240 mg/dl secara konsisten
( American Diabetes Association, 2000).
Keton urine yang diuji dg tablet reagen / dipstick  jug auntuk
mengevaluasi ketoasidosis pada klien yang alkoholik, puasa,
kelaparan/ mengonsumsi diet tinggi protein.

Protein

22
Molekul protein secara normal terlalu besar untuk dapat melewati
kapiler glomerulus untuk difiltrasi.
Jika rusak ( missal : akibat proses inflamasi seperti glomerulus nefritis).
Membrane glomerulus mengalami kebocoran protein dapat lolos
keluar.
Dengan strip reagen ( = dipstick ).

Darah samar
- Urine normal tidak mengandung darah.
- Bila ada darah dapat jelas / tidak ( samar).
- Setrip reagen komersial untuk menguji darah samar dalam
urine.
Osmolalitas
= pengukuran konsentrasi tak terlarut dalam urine yang lebih akurat
dibandingkan dengan pengukuran Bj urine
- Untuk memantau keseimbangan cairan elektrolit.
- Partikel tersebut mencakup produk sisa nitrogen, (kreatinin,
urea, asam urat).
- Nilai normal = 500 – 800 mOsm/kg.
- pe↑ osmolalitas urine + deficit volume cairan
- p↓ = kelebihan volume cairan.
- Pengujian ini lebih baik dikirim ke lab, bukan dilakukan
disamping tempat tidur seperti pengujian lainnya.

PROSEDUR VISUALISASI :
Termasuk tehnik : visualisasi tidak langsung (non invasif) dan
visualisasi langsung ( invasif), untuk memvisualisasi organ tubuh &
fungsi system.

KLIEN DENGAN GG URINARIUS :


Prosedur visualisasi dapat digunakan : untuk mengevaluasi fungsi
urinarius.
Pemeriksaan radiologi untuk :

23
- Sinar X pada ginjal/ureter/kandung kemih ---KUB.
- Pielografi intravena ( IVP ) & Pielografi Retrograde -
mengevaluasi saluran urinarius.
Pada pielogram intravena, medium kontras diinjeksikan
secara i.v.
Selama pielografi retrograde media kontras dimasukkan
langsung ke dalam pelvis ginjal melalui uretra, kandung
kemih & ureter.
- Dilanjutkan dengan memasukkan / menginjeksikan medium
kontras, sinar x diambil untuk mengevaluasi struktur
saluran urinarius.
- USG ginjal : pengujian non invasive dg refleksi gelombang
suara untuk memvisualisasikan ginjal.
- Selama sistoskopi, kandung kemih, orifisium ureter & uretra
dapat langsung divisualisasikan dengan sistoskopi,
instrument berlampau yang dimasukkan via uretra.
- Perawat bertanggung jawab mempersiapkan klien sebelum
dan melakukan perawatan tindak lanjut.

PERSIAPAN PEM LABORAT / SPESIMEN

DARAH URINE FESES SPUTUM


- pem.dg specimen darah 1. ASAM URAT -
1. Haemoglobin (Hb) U/mendeteksi peny.obstruktif - u/mendeteksi adanya kuman - U. Mendeteksi adanya
 u/ m’deteksi adanya sal.empedu, peny.hepar, : kuman.
peny.anemia & ginjal Ca.hepar. - salmonella Persiapan & pelaksanaan :
Cara : gunakan inctotet - shigella. - Siapkan wadah dalam
2. haematrokit /tab.bill.labstex u/ pem : - eschericea coli. keadaan steril.
m’ukur konsentrasi SDM - Billirubinemia : - stapylococcus, dll - Sputum pagi hari
dalam darah. Teteskan urine ± 5 tts pd sebelum makan
3. Trombosit t4 pem. Persiapan & pelaksanaan : - Anjurkan ps : batuk agar
m’ndeteksi adanya - Tampung bahan-2 sputum keluar

24
trombositopenia & - Asbestos cellulosa dengan spatel steril. - Pertahankan wadah
trombositosis. Masukkan tab. & - Tempatkan feses dlm dalam keadaan tertutup.
tambahkan 2 tts air. wadah steril, tutup. - b/ kultur u/ pem BTA
Hasil + : jika ungu/biru. - Feses jangan dicampur (bakteri tahan asam),
-: j/ merah. dg urine. ikuti instruksi yang ada di
- Jangan beri botol penampung
- HCG barium/minyak mineral biasanya perlu 5 – 10 cc
- u/ m’deteksi adanya yg dpt menghambat sputum----pem 3 hr
kehamilan. pertumbuhan bakteri. berturut-turut.
Cara : anjurkan puas 8 – - Beri label nama, tgl
12 j cairan. pengambilan blan pem.
Ambil urine 60 ml,lakukan
penggumpalan slm 14
j,label,tgl.
Darah kimia : Jenis urine :

1. SGPT ( Serum Glumatik 1. Urine sewaktu


piruvik transaminase )
-m’ndeteksi ----dilakukan sewaktu-2
kerusakan b/diperlukan pem.
hepatoseluler.
Cara : 2. Urine pagi
-ambil drh ± 5 – 10 ml -urine yg pertama kali
dari vena. dikeluarkan sewaktu ps
-masukan pd tabung. bangun tidur.
-hindari hemolisis. 3. Urine pasca prandial
Beri label & tgl. -urine yg pertama kali
2. Albumin. dikeluarkan post makan.
-u/m’deteksi kemamp 4. Urine 24 jam
albumin yg disentesis o/ urine yg dikumpulkan
hepar. slm 24 j.
Tj : u/ menentukan adanya
gg hepar 9luka bakar, gagal
ginjal). PEM.LAIN :

25
Cara :
-ambil darah ± 5 – 10 ml ----URILINOGEN :
dari vena = menentukan kadar kerusakan
-masukkan pd tabung hepar, peny.haemolisis & infeksi
-beri label & tgl. berat.
u/ BJ, kadar glukosa & pem lain.
3. ASAM URAT
-U/ m’deteksi peny.pd ginjal,
luka bakar, kehamilan.
Cara :-ambil darah ± 5 – 10 ml dari
vena
-masukkan pd tabung
-beri label & tgl.

3. BILLIRUBIN

--- U/ m’deteksi kadar bilirubin .


Bilirubin direct : u/
mendeteksi adanya
ikterik obstruktif o/
batu/neoplasma,he
patitis.
Bilirubin indirect :
u/m’ndeteksi
anemia,malaria.
Cara :-ambil darah ± 5 – 10 ml
dari vena.
-masukkan ke tabung.

4. ESTROGEN

-u/m’deteksi disfungsi ovarium,


gejala menopause & pasca
menopause.

26
Cara : -ambil darah ±5 – 10 ml dari
vena, masukan ke tabung.

5. Gas Darah Arteri


- u/m’deteksi adanya gg
keseimbangan asam basa
Yg disebabkan o/ gg respiratorik
/metabolik.
Cara : -ambil darah ±1-5 ml dari
ateri dg spuit +jarum, beri heparin,
label,tgl.

6. Gula Darah Puasa


- u/m’deteksi adanya diabetes.
Cara : -ambil darah ± 5 – 10 ml dari
vena, masukan ke dlm tabung,
puasakan mlm j.12 sbm pem.

7. Gula Darah
Postpardial.
M’deteksi adanya diabetes.
Pem dilakukan setelah makan.
Cara : ambil darah ± 5 – 10 ml dari
vena 2 j post makan pagi/siang,
masukkan ke dlm tabung.

8. HCG (Human
Gonadotropin Korionik
)
-u/m’deteksi kehamilan.
Cara : ambil darah ± 5 – 10 ml dari
vena, masukkan ke tabung, kabel,
tgl.

27
PERSIAPAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

USG ( RONTGEN PAP SMEAR MAMMO ENDOSKOPI KOLONOS CT-


ULTRASONOGRA GRAFI KOPI SCANING
FI )
- s/prosedur ( sinar x ) (papanicolao = pem dg = pem pd sal cerna . = pem pd Pem
diagnosis yg = pem.yg memanfaatkan peran u smear ) bantuan u/m’deteksi adanya sal.colon spesifik
dilakukan di atas sinar x sinar x pd kelainan pd & sigmoid u/melihat
permukaan u/ melakukan skrining & -s/metode bag.payud sal.cerna. u/ organ yg >
kulit/di rongga mendeteksi kelainan pd bbgai pem.sel-2 yg ara . m/: m’deteksi dlm &
tubuh , organ diambil dari u/ varises,hemoroid,ne adanya terlokalisis
Menghasilkan s/ ( leher rahim, m’deteksi oplasma, dll. kelainan r serta
ultrasound di atas jantung,abdomen,ginjal,ureter,K lalu diperiksa kista / pd khusus.
dalam jaringan K,tenggorokan, rangka. di bawah tumor & ---u/ tindakan medis sal.colon. m/ : organ
-u/ melihat mikroskop, u/ menilai (pengangkatan m/ : dlm
struktur jar. Ro thorax : dilhat prbhn- payudara polip,penjahitan, varises, tengkorak,
Tubuh. 2 yg tjd dari scr dll). hemorroid dlm
-u/m’deteksi bbg Pd ps keluhan mudah lelah, sesak sel-2 tsb. periodik. , abdomen
kelainan pd nafas, ----------kapasitas pompa Persiapan -ada luka di neoplasm
abdomen, otak, jantung ber<< - & lambung a. - dpt
jantung, ginjal. ----------darah dari paru pem.sitologi pelaksana (meneropong). mendeteks
menumpuk di bilik jantung. u/m’deteksi an : - Ada i stroke yg
-------- u/mendeteksi -lakukan Pipa kecil panjang--- darah >> parah.
Dg gelombang Ro.abdomen : adanya ca informed ke tubuh (ke dalam -
suara yg dilepas Foto polos abdomen 3 posisi (m/ serviks/sel consent. lambung, sendi, dll) tinja mendapat
probe USG ( alat malformasi usus /perkembg prakanker, -≠ada pbts Ada 2 serat optik : - nyeri gbrn
yg ditempatkan abnormal organ ). - M’kaji efek cairan & --1.hasil cahaya --- perut. potongan/i
di perut ) Ada /≠ udara dlm pemberian mak. agar bagian tubuh di - diare risan otak.
↓ intraperitorium. hormon seks -baju depan endoskopi - - besarnya

28
Via jar tubuh BNO IVP (Blass Nier Overzicht ) -m’kaji dilepas s/ jelas terlihat. kebiasaan &abnorma
(m/ kulit,lapisan =KK, ren penelitian respon thd pinggang ---1.penghantar BAB litas di
lemak BNO = KK, ureter, ginjal. kemoth/ & &perhiasa gambar yg berubah. otak o/k
perut,otot-2 radiasi. n pd leher. ditangkap oleh tumor.
perut,cairan Persiapan & pelaksanaan : -gunakan kamera.
ketuban ) - lakukan informed consent pakaian - cacat
↓ - ≠ ada pbtsan mak/cairan. kertas/gau 1 langsung saluran pblh drh.
- pd dada pelaksanaan foto dg Pd : n bag,dpn u/masukkan obat - gumpalan
Lalu dipantulkan posisi PA (posterior anterior) dpt - riwayat terbuka. /penghisap cairan. pblh drh,
, dilakukan dg posisi berdiri & PA seksal saat -anjurkan dll
ditangkap,dimun lateral juga bs. remaja/dini. ps u/ Ps—bius.
culkan, dg - anjurkan ps u/ tarik nafas nahan - pasangan duduk & Kabel panjang Baik ---
gambar pd nafas pd waktu pengambilan foto seks multiple. letakkan warna hitam --- u/melihat
monitor. sinar x. - riwayat payudara ujungnya ada gumpalan
- pd jantung,foto PA & lateral kiri PMS. satu per kamera-----kamera drh di
Sbg : dpt diindikasikan u/mengevaluasi - riwayat klg satu diatas turun terus ke otak.
-pemandu dr ukran & bentuk jantung. dg ca servics. meja kaset mulut, Gbr
dalam - pd abdomen : baju harus -infeksi sinar x. kerongkongan, perdaraha
mendeteksi ada / dilepaskan & gunakan baju kain, human -lalu lambung, usus. nnya
≠ nya kelainan ps tidur terlentang dg tangan paploma virus lakukan putih,
bayi. menjauh dari tubuh, testis harus (infeksi pem. bag.otak
-alat pemandu dr dilindungi. kelamin) lainnya
bila mau - pd tengkorak, penjepit rambut, -infeksi HIV. abu-abu.
melakukan kacamata, gigi palsu harus -pernah
penyedotan dilepas sbm pelaksanaan foto. melahirkan >
cairan ketuban, Pada rangka : b/dicurigai trdp 3x.
cairan kista, serta fraktur maka anjurkan puasa &
manual sel telur imobilisasi pd daerah fraktur.
pd proses bayi Ssd hr ke 7
tabung. s.d premenst.

29
u/ mendeteksi : - spekulum
 Benjolan, vagina cocor
batu,kista,tum bebek.
or,kelainan - spatula agre
bentuk,infeksi, dari kayu
obstruksi pd model
organ, pd standar
pembuluh drh, - kapas lidi.
dll.
 Jantung
:kelainan Persiapan &
katup, gg pelaksanaan :
konstraksi otot - Lakuk
jantung, an
penyumbatan inform
pblh drh ed
jantung. conse
nt.
Persiapan & - ≠ ada
pelaksanaan : pembt
san
- lakukan mak.
informed consent &
- Anjurkan ps u/ cairan.
berpuasa - Anjurk
makan,minum 8 – an ps
12 j, smb u/ ≠
pem.USG serta irigasi
aorta abdomen, vagina
kantung (pemb
empedu,hepar,li ersiha

30
mpa & pancreas n
- oleskan jelly vagina
konduktif pd dg zat
permukaan kulit lain).
yg akan dilakukan masuk
USG. ( puasa agar kan
>> gas obat
mengkaburkan via
gelombang vagina
suara). /
- Transduser melak
dipegang dg ukan
tangan & hub
gerakkan ke seks
depan & belakang sekura
di atas ng-2
permukaan kulit. nya 24
- lakukan antara j.
10 – 30 ‘. - -
- premedikasi spekul
jarang dilakukan, um yg
hanya b/ps dlm sdh
keadaan gelisah. dilum
- ps ≠ boleh asi dg
merokok sbm air
pem.u/m’cegah meng
masuknya udara. alir
- pd masuk
pem.obstruktif kan ke
(trim 1 & 2), vagina
pelvis & ginjal ps .

31
ke3, pem - Pap
dilakukan saat KK stick
kosong. u/men
- b/pem pd ps gusap
jantung anjurkan servik
u/ bernafas s lalu
pelan-2. pinda
- b/pem pd hkan
otak,lepas semua ke
perhiasan dari kaca
leher & jepit mikros
rambut dari kop &
kepala. bena
mkan
2 Dimensi (2D ) : ke dlm
permukaan & cairan
tekstur tubuh fiksasi.
janin hitam putih - Beri
saja. label
nama,
3D = Visualisasi tgl
lebih jelas. pem.

4D = melihat,
memantau,
merekam setiap
gerakan janin dlm
rahim.

1. USG 2
Dimensi

32
Secara umum,
>>> banyak
dipakai di
Indonesia saat ini.

++:

- gambar yang
dihasilkan
hanyalah gambar
datar, dan
biasanya
berwarna hitam
putih.

- Meskipun hanya
dalam bentuk
gambar 2
dimensi, ukuran
bayi, jumlah air
ketuban, dan
kelainan fisik
seperti ukuran
kepala yang
besar, sudah
dapat dideteksi.

- Alat USG 2D
dengan resolusi
gambar yang
bagus, mampu
melihat kelainan
fisik hingga 80%.

33
Jadi, bila memang
kondisi janin
normal dan tidak
ada kemungkinan
janin mengalami
kelainan organ
dalam, maka
USG 2D sudah
cukup untuk
Parents.

- biaya > murah


& > mudah ,
cepat dalam
penggunaannya.

EEG (elektroensefalografi ) EKG


Ensefalopati = disfungsi otak. --- u/ melihat system hantaran /konduksi dari jantung.
-u/ melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pd gel.otak). Indikasi : MCI, Angina pektoris, gagal jantung.
Indikasi : epilepsi, trauma capitis,
Dg memasangkan elektroda pd bagian kepala klien.

MRI = MAGNETIK RESONANCE


IMAGING

34
---Pemetakan bagian otak, perfungsinya.

Misal : wilayah yang mengatur tangan/kaki.

- memberi gambar optimal pd stroke.

Kalau CT Scan, MRI,MRA--- ≠ GBR ----


lalu DSA.

MRA--khusus melihat daerah otak.

Dengan medan magnet & gelombang


frekuensi radio untuk melihat kelainan organ
tubuh.

35

Anda mungkin juga menyukai