Dimana pengkajian memberikan kesempatan terbaik bagi perawat untuk membangun hubungan terapeutik yang efektif dengan pasien.
Pengkajian terdiri dari : pengumpulan informasi subyektif dan obyektif ( misalnya TTV, Wawancara pasien / keluarga, pemeriksaan fisik dan
peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medis).
Perawat untuk mendapatkan data yang akurat sebelum pemeriksaan fisik dilakukan pengkajian riwayat kesehatan, riwayat psikososial, sosial
ekonomi, informasi tentang kekuatan ( untuk mengidentifikasi peluang promosi kesehatan dan resiko (area yang perawat dapat mencegah
/potensi masalah yang dapat ditunda ).
Pengkajian dapat didasarkan pada teori keperawatan tertentu, seperti yang dikembangkan oleh S.C. Roy, Wanda Horta, atau D.Orem atau pada
kerangka pengkajian standar seperti pola kesehatan fungsional menurut Marjory Gordon.
Kerangka ini menyediakan cara mengkategorikan data dalam jumlah besar ke dalam jumlah yang dikelola berdasarkan pola / kategori data
terkait.
Pemeriksaan fisik yang baik akan membantu mengarahkan pemilihan uji diagnostik dan penentuan diagnosa penyakit yang tepat.
Pengkajian fisik keperawatan pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang lebih difokuskan pada respon yang
ditimbulkan akibat masalah kesehatan yang dialami.
Pengkajian fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosa fisik yang secara umum perawat dapat membuat perencanaan tindakan untuk
mengatasinya.
Pengkajian merupakan salah satu urutan/bagian dari proses keperawatan yang sangat menentukan keberhasilan asuhan keperawatan yang
diberikan.
Untuk dapat memahami pem.fisik yang baik & benar--dibutuhkan pemahaman terhadap : konsep anatomi, fisiologi tubuh manusia,
patofisiologi, serta didukung oleh ketrampilan melalui latihan-latihan sehingga menjadi terbiasa.
1
Dalam pem fisik perlu intregasi aspek kognitif, afektif,psikomotor pemeriksa sampai pada mengintrepetasikan & mengintregasikan data temuan
satu dg temuan lainnya.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan fisik bersamaan dengan metode pengumpulan data lainnya seperti wawancara / anamnesa dan observasi,
untuk itu perawat harus menguasai tehnik anamnesa yang benar dan pengamatan yang akurat sesuai dg kondisi pasien.
Pemeriksaan fisk dimulai dengan menilai keadaan umum, tanda tanda vital,status mental, cara berfikir, juga menilai langsung sistem / organ
yang berkaitan dengan keluhan dengan tehnik inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi.
Perawat menggunakan data yang diperoleh berkolaborasi dengan klien untuk mengembangkan perawatan perseorangan.
2
6). Gaya Hidup.
Tinjauan system ( yang disebut wawancara penapisan ), mungkin dilakukan, termasuk tinjauan singkat fungsi esensial setiap bagian tubuh /
system fisiologis.
Dalam mengumpulkan data riwayat , perawat menggunakan pengetahuan tentang variasi gaya komunikasi verbal dan non verbal antar individu
dari budaya yang berbeda.
Pengkajian kesehatan yang lengkap biasanya dilakukan dari kepala hingga jari kaki.
Pengkajian dilakukan secara sistematis dan efisien sehingga menghemat energy dan waktu serta membutuhkan sedikit perubahan posisi pada
klien.
3
- Karakter keluhan (misal : intensitas nyeri / kualitas sputum, emesis / rabas.
- Aktivitas yang dilakukan klien saat masalah terjadi
- Fenomena / gejala yang berhubungan dengan keluhan utama.
- Faktor yang memperburuk /meringankan masalah.
Riwayat Terdahulu :
- Penyakit masa kanak – kanak, seperti :cacar, gendongan, campak,rubella, infeksi streptokokus,
demam scarlet, demam rheuma & dan penyakit penting lainnya.
- Imunisasi masa kanak – kanak dan tanggal injeksi tetanus terakhir diberikan.
- Alergi terhadap obat, binatang, serangga/agen lingkungan lainnya dan jenis reaksi yg terjadi.
- Kecelakaan & cedera : bagaimana, kapan, dan tempat terjadinya kecelakaan, jenis cedera,
therapy yg didapat, & tiap komplikasinya.
- Hospitalisasi : untuk penyakit serius ,alasan hospitalisasi, tanggal pembedahan yang dilakukan ,
rangkaian fase penyembuhan dan tiap komplikasi.
- Obat – obatan . Penggunaan obat – obatan dengan resepdan yang dijual bebas, seperti aspirin,
nasal spray, vitamin,/laksatif yg digunakan saat ini.
4
DATA SOSIAL :
Hubungan keluarga / teman.
- sistem pendukung klien saat sakit (siapa yang membantu memenuhi kebutuhan), apa pengaruh
penyakit klien pada keluarga, apakah ada masalah keluarga yang mempengaruhi klien.
Afiliasi etnis
Kebiasaan & kepercayaan tentang kesehatan, praktik budaya yang dapat mempengaruhi
perawatan kesehatan & pemulihan
Riwayat pendidikan
- tk pendidikan tertinggi yang dicapai klien & tiap kesulitan belajar terdahulu.
Riwayata pekerjaan
-- status pekerjaan saat ini, jumlah hari tidak masuk kerja akibat sakit, tiap riwayat kecelakaan saat
kerja, tiap bahaya lingkungan kerja yang berpotensi menimbulkan penyakit / bahaya di masa depan,
kebutuhan klien untuk pindah kerja karena penyakit terdahulu, status pekerjaan pasangan & cara
merawat anak, kepuasan klien secara keseluruhan terhadap pekerjaannya.
Status ekonomi
Kondisi rumah / lingkungan : langkah kemanan di rumah & pengaturan fasilitas fisik yang mungkin
dibutuhkan untuk membantu klien mengatasi ketidakmampuan fisik, intoleran aktifitas, & ADL,
tersedianya bantuan dari tetangga & komunitas untuk memenuhi kebutuhan klien.
DATA PSIKOLOGIS :
Stresor utam dalam tahun terakhir dan persepsi klien terhadap hal tersebut.
Pola koping yang biasanya digunakan untuk masalah serius / stress tingkat tinggi.
Gaya komunikasi- kemampuan untuk memverbalisasian emosi yang sesuai kounikasi non verbal
(gerakan mata, sikap tubuh, sentuhan, postur, interaksi dengan individu pendukung, kesesuaian antara
perilaku nonverbal dengan ekspresi verbal.
Pola perawata kesehatan :
Yang digunakan saat ini dan lalu. Apakah klien menganggap pelayanan yang disediakan telah cukup &
apakah akses untuk mendapatkan perawatan kesehatan merupakan masalah.
Norma budaya yang relevan dengan pengkajian kesehatan.
5
METODE PEMERIKSAAN
1. INSPEKSI
- pemeriksaan secara visual ( : pengkajian menggunakan indra penglihatan.
Perawat menginspeksi dengan mata telanjang & dengan alat pencahayaan (missal : otoskop/ untuk melihat telinga).
Penggunaan indra pendengaran & penciuman dapat juga dianggap bagian dari inspeksi.
Inspeksi harus sistematik, sehingga tidak ada yang terlewatkan.
2. PALPASI
- pemeriksaan tubuh dengan indra peraba.
Bantalan jari digunakan karena konsentrasi ujung syaraf membuat bagian ini sangat sensitif terhadap perbedaan taktil.
Palpasi digunakan untuk mennetukan :
- Tekstur (missal : rambut ).
- Suhu ( missal : area kulit ).
- Vibrasi ( missal : pada sendi
- Posisi ( ukuran, konsistensi, mobilitas organ / massa
- Distensi ( pada kandung kemih )
- Adanya dan frekuensi denyut nadi perifer
- Nyeri tekan / nyeri.
Ada 2 tipe palpasi : ringan dan dalam.
Palpasi ringan / superficial
Harus selalu mendahului palpasi dalam, karena tekanan berat pada ujung jari dapat menumpulkan indra peraba.
Cara nya : perawat mengulurkan jari tangan dominan sejajar permukaan kulit & menekan perlahan ke baah sambil
menggerakan tangan dengan cara sirkular.
Palpasi dalam
Dilakukan dengan 2 tangan (secara bimanual), / 1 tangan.
6
- Pada palpasi dalam bimanual, perawat mengulurkan tangan dominan seperti pada palpasi ringan, kemudian meletakkan ujung jari
tangan nondominan pada permukaan dorsal sendi interfalangeal distal di tiga jari tengah tangan dominan.
Tangan yang diatas memberikan tekanan sementara tangan di bawah tetap rileks untuk merasakan sensai taktil.
- Untuk palpasi dalam dengan satu tangan, bantalan jari tangan dominan menekan area yang dipalpasi. Seringkali tangan lain digunakan
untuk menyangga massa / organ di bawah.
3. PERKUSI
Pada perkusi, permukaan tubuh diketuk untuk menimbulkan suara yang dapat didengar / vibrasi yang data dirasakan.
Ada 2 tipe perkusi : langsung dan tidak langsung.
- Perkusi langsung :
Perawat mengetuk area yang akan diperkusi secara langsung dengan 2,3,4 bantalan jari / dengan bantalan jari tengah.
Ketukan dilakukan cepat, dan gerakan berasal dari pergelangan tangan.
Tehnik ini berguna dalam melakukan perkusi sinus pada orang dewasa.
- Perkusi tidak langsung :
Mengetuk suatu obyek (missal :jari ) yang diletakkan pada area permukaan tubuh yang diperiksa.
Jari tengah tangan nondominan (disebut : pleksimeter), diletakkan dengan mantap di atas kulit klien.
Hanya bagian sendi dan falang distal dari jari ini yang kontak dengan kulit.
Dengan menggunakan ujung jari tengah yang difleksikan pada tangan nondominan (yang disebut : pleksor ), perawat mengetuk
pleksimeter, biasanya pada sendi interfalangeal distal / titik antara sendi distal & proksimal.
Gerakan mengetuk berasal dari pergelangan tangan, lengan bawah tetap tidak bergerak.
Sudut antara pleksor dan pleksimeter harus 90 derajat, dan ayunan harus kuat, cepat dan pendek untuk mendapatkan suara yang jelas.
Perkusi digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam dengan menentukan batas-batasnya.
4. AUSKULTASI
7
Pengkajain umum :
Pengkajian kesehatan di mulai dengan pemeriksaan umum yang meliputi : observasi penampilan umum klien, status mental, TTV, TB, BB.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Karena - salah satu peran utama perawat adalah mengajarkan klien dan keluarga /orang terdekat klien lainnya .
- Bagaimana mempersiapkan klien untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan yang mungkin diperlukan setelahnya.
- Perawat perlu mengetahui implikasi hasil pemeriksaan yang bertujuan memberikan askep. Yang sesuai bagi klien.
Sekarang bisa dilakukan di komunitas ( missal : di rumah, tempat kerja, pusat pembelanjaan, klinik keliling).
Pemeriksaan diagnostic yang lebih lengkap dilakukan di pusat-pusat diagnostic khusus untuk pengujian tsb.
8
Pemeriksaan diagnostic mencakup 3 tahap :
9
merugikan & menurunkan ketidaknyamanan
pada semua pihak yg terlibat.sebagian besar
fasilitas menyediakan informasi ttg pem.yg
disediakan untuk tim perawatan kes.
lab. di fasilitasi tsb juga dapat bertindak sebagai
sumber informasi.
10
dialami.
Daya tahan tbh klien
≠ mampu melawan
infeksi tsb.
- Menentukan kpts.
Pennetuan kpts
didasarkan pd jenis
msl yg ditemukan.
- Masalah yang akan
muncul.
Mengumpulkan data
yg lengkap u/ >
mengidentifikasi msl-
2 yg muncul.
- Masalah kolaboratif.
Kerjasama dg tenaga
kes lain u/ kolaborasi
thd penyelesaian msl
tsb.
2. Persiapan pasien.
- Puasa
- Obat.
- Waktu pengambilan
bahan pem.lab.
Diambil pagi ,
terutama ps rawat
inap.
- Posisi pengambilan.
11
Diagnosis keperawatan :
- Kecemasan / ketakutan b.d kemungkinan diagnosis penyakit akut / kronis bergantung pada hasil uji diagnostic.
- Hambatan mobilitas fisik b.d program tirah baring & pembatasan pergerakan pada ektremitas yang terganggu.
- Defisiensi pengetahuan (status pem.diagnostik) b.d kesalahan persepsi tentang proses pengujian diagnostic yang diterima dari orang
lain.
- Informasikan klien & keluarga mengenai hal – hal yang diperlukan / dibatasi ( missal : apa & kapan hal – hal yang boleh dimakan /
diminum, berapa lama klien harus berpuasa.
- Member informasi ttg apa yang mungkin dirasakan oleh klien ( missal : kemerahan sementara, / merasa hangat ketika media kontras
diinjeksikan ).
- Tanyakan pada klien apakah penggambaran alat – alat yang diperlukan, akan membantu klien mempersiapkan dirinya untuk menjalani
pem.
- Dorong klien mengajukan pertanyaan / membicarakan mengenai rasa takut & kekhawatiran klien . cari tahu informasi apa yang mungkin
pernah klien dengar mengenai pem. dari orang lain.
- Informasikan klien periode waktu yang diperlukan sebelum hasil pengujian diperoleh.
- Dokumentasikan penyuluhan termasuk respon klien, catat alat bantu AVA dan bahan bacaan yang digunakan.
- Untuk membantu
- Memantau perjalanan penyakit
- Menentukan diagnosa
Suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk menegakkan suatu diagnose penyakit klien.
Jenis-jenis pemeriksaan diagnostik : USG, RONGTEN,PAP SMEAR, ENDOSKOPI, KOLONOSKOPI, CT SCANING, MAMMOGRAFI,
EEG, EKG.
2. PEMERIKSAAN DARAH
- sering dilakukan untuk memberi informasi berharga mengenai system hematologic & banyak system tubuh lainnya.
- pungsi vena = menusuk vena untuk mendapatkan specimen darah.
Dapat dilakukan oleh berbagai anggota tim kes.
Biasanya seorang ahli flebotomi, juga petugas lab.yang melakukan pungsi vena, mengumpulkan specimen darah.
Beberapa institusi, perawat dapat mengambil sampel darah, perawat perlu mengetahui pedoman pengambilan sampel darah yang
berlaku di fasilitas kes, dan UU praktik perawat setempat.
Hitung Darah Elektrolit Serum Osmolalitas Pemantauan Gas darah arteri Kimia darah Glukosa darah
Lengkap serum obat kapiler
= HDL. Sering pd klien baru = pengukuran Sering Biasanya Pem pd serum darah = u. mengukur
- PEM.skrining masuk RS. konsentrasi zat dilakukan bila specimen drah (bag.cair dlm darah), --- glukosa darah ketika
dasar & salah Untuk mengetahui terlarut dlm klien sedang arteri dari : arteri kimia darah. pem. Yg sering
satu pem. Darah adanya darah. menerima obat radialis, Selain elektrolit serum, diperlukan / ketika
yg paling sering keseimbangan asam Partikel-2 ini dg rentang brakhialis, pem. Kimia umum pungsi vena tdk dpt
13
diprogramkan. basa. mencakup : ion, th/tik yg femoralis. lainnya a.l mennetukan dilakukan.
Dari specimen - Yg beresiko glukosa, urea ( sempit (missal: o/k tekanan enzim-2 tt yg mungkin Tehnik ini tdk terlalu
darah vena. di BUN ). digoksin, darah dlm arteri ada = nyeri dibandingkan
Untuk komunitas.( Osmolalitas teofilin, relative - LDH ( lactic pungsi vena, &
pengukuran : m/ klien yg serum dapat aminoglikosida) besar,perdarahan dehidrogenase mudah dilakukan.
-HB, sedang diperkirakan Pemantauan ini harus dicegah - CK ( creatinin Klien dapat
Hematokrit, therapy dengan termasuk dengan member I kinase). melakukan sendiri.
hitung eritrosit diuretic mengandakan pengambilan tekanan pada - AST (aspartate Sejumlah pabrrik
(SDM), hitung untuk natrium serum. sampel darah - area penusukan aminotransferas telah
leukosit ( SDP), hipertensi / o/k natrium & untuk selama 5 ‘ – 10 ‘ e. mengembangkan alat
indeks SDM, gagal ion klorida yg mengetahui setelah jarum - ALT ( alanine pengukur glukosa
hitung jenis SDP. jantung). berikatan dg kadar puncak diangkat. aminotranferase darah.
- HB (=penguk. - u/ natrium adalah /kadar . Kebanyakan alat
Jumlah total mengetahui penentu utama terendah , u/ - Glukosa serum. pengukur ini
hemoglobin kadar osmolalitas mennetukan - Hormone ( memungkinkan mL
dalam darah). natrium, serum. ap/ kadar obat seperti : darah.
Ht kalium, Nilai ttt dalam hormone tiroid, pengukuran antara
=menguk. klorida, ion osmolalitas serum darah / substansi 20 & 600 mg/dl atau
Presentasi SDM bikarbonat. serum berada pd lainnya. 100
& VOL total - Kadar digunakan kadar - Seperti : alat ukur glukosa
darah. substansi & untuk terapeutik , kolesterol , darah berbeda-beda
HB & Ht m ↑ hasil mengevaluasi bukan trigliserida. & seiring perkembg
saat saat metabolism keseimbangan subth.tik, / Pem ini sbg penanda tehnologi terbaru,
dehidrasi, o/k dlm darah , cairan. level toksik. yg diagnostic yg perawat dank lien
konsentrasi ureum & Nilai normal = Kadar puncak - sangat berharga perlu membaca
darah menjadi kreatinin, -- 280 – 300 Contoh : penanda pedoman prosedur
lebih tinggi. secara mOsm/kg. menunjukkan jantung (m/ CPK- yg dibuat o/
M ↓ pd rutin u/ P ↑ osmolalitas konsentrasi MB,mioglobin, pabrikan.
hipervolemia --- mengevalua serum tertinggi obat Troponin T, Troponin Terbiasa dg
mengakibatkan si fungsi mengindkasikan dlm serum I) dilepaskan ked lm penggunaan alat yg
hemodilasi. ginjal. - deficit volume darah . darah selama tjd benar membantu
Hb dan Ht - Ginjal cairan. Level terendah infark miokardium. pembacaan hasil yg
berhubungan melalui P ↓ : kelebihan : konsetrasi (IM / serangan akurat.
dengan hitung filtrasi & vol. cairan. terendah. jantung). Spesime darah
14
SDM. sekresi Idealnya level p↑ kadar substansi kapiler biasanya
Jumlah SDM per tubuler , puncak & level ini dalam darah vena diambil dari :
mm kubik darah secara terendah klien dapat membantu ---sisi lateral/sisi
total. normal berada pada membedakan antara samping jari orang
Nilai ini berbeda mengeluarka rentang IM & nyeri dada dari dws.
pada jenis n ke2 terapeutik. penyebab lain (spt Sisi ini berguna
kelamin & usia. substansi angina / nyeri u/mencegah
Hitung SDM tsb. pleuretik). mengenai ujung
rendah ---- - Urea hasil Pem lab umum : hb syaraf & area kalus
mengindikasikan akhir glikosilat /Hb A1c, pd ujung jari.
anemia. metab.prote (Hb A1c,), yg - Jika klien
Nilai SDM tinggi in mengukur glukosa syok / jari
= hipoksia - Diukur darah terikat dg Hb. edema, : bisa
kronis. sebagai Hb pd daun
(=polisitemia). Nitrogen A1cmenggambarkan telinga .
Hitung leukoit & Urea Darah seberapa baik kadar - Beberapa
SDP - jumlah / BUN (blood glukosa dlm drh alat
SDP sirkulasi per Urea telah terkontrol pemantau
mm kubik darah Nitrogen),. selama periode 3 – 4 glukosa
total. - Kreatinin bl. darah yg
Hitung SDP M↑ : diproduksi P ↑ Hb A1c = tjd terbaru
infeksi bakteri. dalam hiperglikemia pd memungkink
Hitung SDP M ↓: jumlah yg DM. an
infeksi virus. relative pengambilan
Pada hitung konstan oleh specimen
jenis SDP, otot & dari area
leukosit dieksresikan lengan & kaki
diidentifikasi o/ ginjal. bawah.
berdasarkan - o/k itu
jenis & jumlah
persentasi kreatinin
masing-2 jenis dalam darah
ditetukan. berkaitan dg
fungsi
15
eksresi
ginjal.
PENGUMPULAN SPESIMEN
Selama dirawat, pem lab.spesimen seperti : urine, darah, feses, sputum drainase luka memberikan informasi tambahan yang penting
untuk mendiagnosis masalah perawatan kesehatan dan juga memberikan informasi tentang respon klien terhadap terapi.
Perawat sering diberikan tanggung jawab untuk mendapatkan specimen.
Bergantung pada jenis specimen dan ketrampilan yang diperlukan, perawat dapat mendelegasikan tugas ini pada staf bantu yang belum
memiliki ijin di bawah pengawasan perawat professional.
Tanggung jawab perawat dalam pengambilan specimen antara lain :
- Member kenyamanan, privasi, dan keamanan pada klien
Klien mungkin merasa malu / tidak nyaman ketika prosedur dilakukan.
Perawat harus memberikan privasi semaksimal mungkin & mengelola specimen secara terpisah.
Perawat sebaiknya tidak member penilaian sendiri dan bersikap sensitive terhadap keyakinan budaya & social yang mungkin
mempengaruhi kemampuan klien untuk erpartisipasi dalam pengumpulan specimen.
- Memprioritaskan tujuan pengumpulan specimen & prosedur yang dilakukan untuk mengumpulkan specimen.
Klien dapat mengalami ketidaknyamanan terhadap prosedur, terutama jika dianggap menganggu / jika mereka takut hasil pengukuran
tidak diketahui.
Penjelasan yang jelas akan memfasilitasi kerjasama klien untuk membantu mengumpulkan specimen.
Dengan instruksi yang tepat, banyak klien yang mampu mengumpulkan sendiri spesimennya, yang akan meningkatkan kemandiriannya
dan menurunkan rasa malu.
- Menggunakan prosedur yang tepat untuk memperoleh specimen / memastikan bahwa klien / staf mengikuti prosedur yg tepat.
Tehnik aspetik digunakan dalam prosedur pengumpulan specimen untuk mencegah kontaminasi yang dapat menyebabkan hasil uji yang
tidak kaurat.
Prosedur kep/ manual laboratorium seringkali disediakan jika perawat tidak familier dengan prosedur.
16
Jika ada pertanyaan mengenai prosedur, perawat menghubungi petugas lab. Untuk memperoleh petujuk sebelum mengumpulkan
specimen.
- Memperhatikan informasi yang relevan pada kertas permintaan pemeriksaan lab. Sebagai contoh apakah obat yang diterima klien
apakah dapat mempengaruhi hasil pem.
- Mengirim specimen ke lab. Segera. Spesimen segar memberikan hasil yang akurat.
- Melaporkan temuanlab.yang abnormalke tenaga kes. Tepat waktu sesuai tingkat keparahnan hasil yang abnormal.
17
samar dapat dilakukan oleh staf bantu dengan di informasi oleh
perawat, dan juga terkait dengan hasil uji.
Perawat perlu memberitahukan klien beberapa hal sbb :
- Melakukan defekasi pada bedpan bersih / kursi buang air di
samping TT.
- Sebisa mungkin tidak mengkontaminasi specimen dengan
urine / rabas menstruasi, berkemih sebelum pengambilan
specimen.
- Jangan meletakkan kertas tissue di bedpen setelah defekasi,
kandungan kertas dapat mempengaruhi analisis hasil lab.
- Beritahu perawat sesegera mungkin setelah defekasi .
terutama untuk specimen yang harus segera dikirim ke lab.
- Ketika mengambil specimen feses ( saat menangani bedpan,
memindahkan specimen, membuang isi bedpan, perawat
harus menerapkan tehnik aseptic medis dg sangat cermat.
- Gunakan sarung tangan sekai pakai untuk mencegah tangan
kontaminasi & berhati-2 untuk tidak mengkontaminasi luar
wadah specimen.
- Gunakan satu / dua spatel lidah bersih untuk memindahkan
specimen ke dalam wadah, lalu bungkus spatel tsb dengan
kertas tissue sebelum dibuang ke tempat sampah.
- praktek ini mengurangi kemungkinan kontak dg benda lain
& penyebaran organisme.
Jumlah specimen yang dikirim tergantung pada tujuan
pengambilan specimen.
Biasanya sekitar 2,5 cm feses padat atau 15 – 30 ml feses cair
sudah cukup.
- Pus, darah, mucus yang terlihat harus diikutsrtakan dalam
specimen.
- Untuk kultur feses, perawat memasukkan swab steril ke dalam
specimen , terutama jika ada materi purulen feses dan dengan
tehnik steril, mennempatkan swab ke dalam tabung steril.
- Karena specimen segar member hasil yang uji yang paling
akurat, perawat harus segera mengirim specimen sesegera
18
mungkin.
- Dokumentasi semua informasi yang relevan.
- Catat pengambilan specimen pada lembar catatan klien &
rencana askep.
- Catat tgl & waktu pengambilan, serta semua pengkajian kep (
m/ : warna, bau, konsistensi, jumlah feses), adanya unsure
pokok abnormal, (seperti darah, mucus,).
- Hasil pengujian darah samar jika dilakukan, ketidaknyamanan
selama & setelah defekasi, status kulit perianal, adanya
perdarahan dari anus setelah defekasi.
19
- .hasil negtif palsu dapat terjadi jik klien mengkonsumsi vit c (> - Jika bag luar wadah terkontaminasi dengan urine, bersihkan
250 mg/hr, dari semua sumber mak / suplemen sampai 3 hr dengan desinfektan.
pre pengujian, bahkan jika terjadi perdarahan. - Perawat harus memastikan bahwa label specimen& daftar
- permintaan lab memuat informasi yg benar.
- Menempel label dg erat pd wadah specimen.
Identifikasi pd specimen yg tidak tepat dapat menyebabkan
kesalahan diagnosis / th untuk klien.
20
tertutup dengan memasukkan jarum steril yang terpasang di
spuit melalui lubang drainase pada slang.
- Aspirasi urine dari kateter hanya dapat dilakukan pada kateter
karet yang dapat merapat kembali dengan sendiri, bukan
kateter yang terbuat dari bahan plastic, silicon, / kateter
silastik.
- Bila kateter jenis ini digunakan, jarum dimasukkan sedikit di
atas tempat kateter tersambung dengan slang drainase.
- Area dari tempat urine diambil dapat ditandai dg plester.
Pemeriksaan urine :
= BJ, pH, adanya zat abnormal ( seperti : glukosa, keton, protein, darah
samar).
Perangkat pem. Terdiri dari peralatan yang diperlukan & reagen yang
sesuai ( zat yang dgunakan dalam reaksi kimia untuk mendeteksi zat –
zat ttt).
Reagen dapat berbentuk tablet, cairan / strip /dipstick.
- Saat urine kontak dg reagen, rx kimia terjadi- tjd perubahan
warna lalu dibandingkan dengan bagan untuk
mengintrepetasikan perubahan warna yang signifikan.
- Petunjuk khusus untuk jumlah urine yang diperlukan,
waktuuntuk rx kimia, makna perubahan warna yang dihasilkan
berbeda –beda pd beberapa produk.
- o/k itu sangat penting untuk perawat & klien membaca &
mengikuti petunjuk yang disediakan oleh pabrik. Lalu bahan
pengujian perlu diperiksa untuk memastikan bahwa bahan tsb
tidak kadaluwarsa.
21
Jika urine makin pekat , Bj meningkat.
BJ rendah Kelebhan asupan cairan / penyakit
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan
urine.
Bj tinggi : deficit cairan / dehidrasi/ kelebihan zat terlarut
seperti glukosa dalam urine.
Glukosa :
- Untuk menskrining klien terhadap adanya DM.
- Mengkaji klien selama kehamilan terhadap toleransi glukosa
abnormal.
- Biasanya jumlah glukosa dalam urine diabaikan, meski individu
yang mengkonsumsi sejumlah besar glukosa dapat
memperlihatka sedikit glukosa dalam urine mereka.
- Pengujian glukosa urine tidak mengukur kadar glukosa dalam
darah & dianggap bukan pengukuran yg adekuat.
- American Diabetes Association (2000, hlm 66 ) menyatakan
bahwa pengujian glukosa urine hanya untuk orang-2 yang
tidak dapat / tidak akan menguji kadar glukosa darah mereka.
- Klien harus memahami pengukuran kadar glukosa darah yang
tidak adekuat.
Keton
Keton tubuh : hasil pemecahan asam lemak, secara normal tidak ada
dalam urine.
Namun keton dapat ditemukan dalam urine pada klien : diabetes yang
tidak terkontrol
Pem ini dianjurkan untuk ps DM Tipe 1 yang berada di rumah & merasa
tidak sehat, demam, kadar glukosa darah > 240 mg/dl secara konsisten
( American Diabetes Association, 2000).
Keton urine yang diuji dg tablet reagen / dipstick jug auntuk
mengevaluasi ketoasidosis pada klien yang alkoholik, puasa,
kelaparan/ mengonsumsi diet tinggi protein.
Protein
22
Molekul protein secara normal terlalu besar untuk dapat melewati
kapiler glomerulus untuk difiltrasi.
Jika rusak ( missal : akibat proses inflamasi seperti glomerulus nefritis).
Membrane glomerulus mengalami kebocoran protein dapat lolos
keluar.
Dengan strip reagen ( = dipstick ).
Darah samar
- Urine normal tidak mengandung darah.
- Bila ada darah dapat jelas / tidak ( samar).
- Setrip reagen komersial untuk menguji darah samar dalam
urine.
Osmolalitas
= pengukuran konsentrasi tak terlarut dalam urine yang lebih akurat
dibandingkan dengan pengukuran Bj urine
- Untuk memantau keseimbangan cairan elektrolit.
- Partikel tersebut mencakup produk sisa nitrogen, (kreatinin,
urea, asam urat).
- Nilai normal = 500 – 800 mOsm/kg.
- pe↑ osmolalitas urine + deficit volume cairan
- p↓ = kelebihan volume cairan.
- Pengujian ini lebih baik dikirim ke lab, bukan dilakukan
disamping tempat tidur seperti pengujian lainnya.
PROSEDUR VISUALISASI :
Termasuk tehnik : visualisasi tidak langsung (non invasif) dan
visualisasi langsung ( invasif), untuk memvisualisasi organ tubuh &
fungsi system.
23
- Sinar X pada ginjal/ureter/kandung kemih ---KUB.
- Pielografi intravena ( IVP ) & Pielografi Retrograde -
mengevaluasi saluran urinarius.
Pada pielogram intravena, medium kontras diinjeksikan
secara i.v.
Selama pielografi retrograde media kontras dimasukkan
langsung ke dalam pelvis ginjal melalui uretra, kandung
kemih & ureter.
- Dilanjutkan dengan memasukkan / menginjeksikan medium
kontras, sinar x diambil untuk mengevaluasi struktur
saluran urinarius.
- USG ginjal : pengujian non invasive dg refleksi gelombang
suara untuk memvisualisasikan ginjal.
- Selama sistoskopi, kandung kemih, orifisium ureter & uretra
dapat langsung divisualisasikan dengan sistoskopi,
instrument berlampau yang dimasukkan via uretra.
- Perawat bertanggung jawab mempersiapkan klien sebelum
dan melakukan perawatan tindak lanjut.
24
trombositopenia & - Asbestos cellulosa dengan spatel steril. - Pertahankan wadah
trombositosis. Masukkan tab. & - Tempatkan feses dlm dalam keadaan tertutup.
tambahkan 2 tts air. wadah steril, tutup. - b/ kultur u/ pem BTA
Hasil + : jika ungu/biru. - Feses jangan dicampur (bakteri tahan asam),
-: j/ merah. dg urine. ikuti instruksi yang ada di
- Jangan beri botol penampung
- HCG barium/minyak mineral biasanya perlu 5 – 10 cc
- u/ m’deteksi adanya yg dpt menghambat sputum----pem 3 hr
kehamilan. pertumbuhan bakteri. berturut-turut.
Cara : anjurkan puas 8 – - Beri label nama, tgl
12 j cairan. pengambilan blan pem.
Ambil urine 60 ml,lakukan
penggumpalan slm 14
j,label,tgl.
Darah kimia : Jenis urine :
25
Cara :
-ambil darah ± 5 – 10 ml ----URILINOGEN :
dari vena = menentukan kadar kerusakan
-masukkan pd tabung hepar, peny.haemolisis & infeksi
-beri label & tgl. berat.
u/ BJ, kadar glukosa & pem lain.
3. ASAM URAT
-U/ m’deteksi peny.pd ginjal,
luka bakar, kehamilan.
Cara :-ambil darah ± 5 – 10 ml dari
vena
-masukkan pd tabung
-beri label & tgl.
3. BILLIRUBIN
4. ESTROGEN
26
Cara : -ambil darah ±5 – 10 ml dari
vena, masukan ke tabung.
7. Gula Darah
Postpardial.
M’deteksi adanya diabetes.
Pem dilakukan setelah makan.
Cara : ambil darah ± 5 – 10 ml dari
vena 2 j post makan pagi/siang,
masukkan ke dlm tabung.
8. HCG (Human
Gonadotropin Korionik
)
-u/m’deteksi kehamilan.
Cara : ambil darah ± 5 – 10 ml dari
vena, masukkan ke tabung, kabel,
tgl.
27
PERSIAPAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
28
Via jar tubuh BNO IVP (Blass Nier Overzicht ) -m’kaji dilepas s/ jelas terlihat. kebiasaan &abnorma
(m/ kulit,lapisan =KK, ren penelitian respon thd pinggang ---1.penghantar BAB litas di
lemak BNO = KK, ureter, ginjal. kemoth/ & &perhiasa gambar yg berubah. otak o/k
perut,otot-2 radiasi. n pd leher. ditangkap oleh tumor.
perut,cairan Persiapan & pelaksanaan : -gunakan kamera.
ketuban ) - lakukan informed consent pakaian - cacat
↓ - ≠ ada pbtsan mak/cairan. kertas/gau 1 langsung saluran pblh drh.
- pd dada pelaksanaan foto dg Pd : n bag,dpn u/masukkan obat - gumpalan
Lalu dipantulkan posisi PA (posterior anterior) dpt - riwayat terbuka. /penghisap cairan. pblh drh,
, dilakukan dg posisi berdiri & PA seksal saat -anjurkan dll
ditangkap,dimun lateral juga bs. remaja/dini. ps u/ Ps—bius.
culkan, dg - anjurkan ps u/ tarik nafas nahan - pasangan duduk & Kabel panjang Baik ---
gambar pd nafas pd waktu pengambilan foto seks multiple. letakkan warna hitam --- u/melihat
monitor. sinar x. - riwayat payudara ujungnya ada gumpalan
- pd jantung,foto PA & lateral kiri PMS. satu per kamera-----kamera drh di
Sbg : dpt diindikasikan u/mengevaluasi - riwayat klg satu diatas turun terus ke otak.
-pemandu dr ukran & bentuk jantung. dg ca servics. meja kaset mulut, Gbr
dalam - pd abdomen : baju harus -infeksi sinar x. kerongkongan, perdaraha
mendeteksi ada / dilepaskan & gunakan baju kain, human -lalu lambung, usus. nnya
≠ nya kelainan ps tidur terlentang dg tangan paploma virus lakukan putih,
bayi. menjauh dari tubuh, testis harus (infeksi pem. bag.otak
-alat pemandu dr dilindungi. kelamin) lainnya
bila mau - pd tengkorak, penjepit rambut, -infeksi HIV. abu-abu.
melakukan kacamata, gigi palsu harus -pernah
penyedotan dilepas sbm pelaksanaan foto. melahirkan >
cairan ketuban, Pada rangka : b/dicurigai trdp 3x.
cairan kista, serta fraktur maka anjurkan puasa &
manual sel telur imobilisasi pd daerah fraktur.
pd proses bayi Ssd hr ke 7
tabung. s.d premenst.
29
u/ mendeteksi : - spekulum
Benjolan, vagina cocor
batu,kista,tum bebek.
or,kelainan - spatula agre
bentuk,infeksi, dari kayu
obstruksi pd model
organ, pd standar
pembuluh drh, - kapas lidi.
dll.
Jantung
:kelainan Persiapan &
katup, gg pelaksanaan :
konstraksi otot - Lakuk
jantung, an
penyumbatan inform
pblh drh ed
jantung. conse
nt.
Persiapan & - ≠ ada
pelaksanaan : pembt
san
- lakukan mak.
informed consent &
- Anjurkan ps u/ cairan.
berpuasa - Anjurk
makan,minum 8 – an ps
12 j, smb u/ ≠
pem.USG serta irigasi
aorta abdomen, vagina
kantung (pemb
empedu,hepar,li ersiha
30
mpa & pancreas n
- oleskan jelly vagina
konduktif pd dg zat
permukaan kulit lain).
yg akan dilakukan masuk
USG. ( puasa agar kan
>> gas obat
mengkaburkan via
gelombang vagina
suara). /
- Transduser melak
dipegang dg ukan
tangan & hub
gerakkan ke seks
depan & belakang sekura
di atas ng-2
permukaan kulit. nya 24
- lakukan antara j.
10 – 30 ‘. - -
- premedikasi spekul
jarang dilakukan, um yg
hanya b/ps dlm sdh
keadaan gelisah. dilum
- ps ≠ boleh asi dg
merokok sbm air
pem.u/m’cegah meng
masuknya udara. alir
- pd masuk
pem.obstruktif kan ke
(trim 1 & 2), vagina
pelvis & ginjal ps .
31
ke3, pem - Pap
dilakukan saat KK stick
kosong. u/men
- b/pem pd ps gusap
jantung anjurkan servik
u/ bernafas s lalu
pelan-2. pinda
- b/pem pd hkan
otak,lepas semua ke
perhiasan dari kaca
leher & jepit mikros
rambut dari kop &
kepala. bena
mkan
2 Dimensi (2D ) : ke dlm
permukaan & cairan
tekstur tubuh fiksasi.
janin hitam putih - Beri
saja. label
nama,
3D = Visualisasi tgl
lebih jelas. pem.
4D = melihat,
memantau,
merekam setiap
gerakan janin dlm
rahim.
1. USG 2
Dimensi
32
Secara umum,
>>> banyak
dipakai di
Indonesia saat ini.
++:
- gambar yang
dihasilkan
hanyalah gambar
datar, dan
biasanya
berwarna hitam
putih.
- Meskipun hanya
dalam bentuk
gambar 2
dimensi, ukuran
bayi, jumlah air
ketuban, dan
kelainan fisik
seperti ukuran
kepala yang
besar, sudah
dapat dideteksi.
- Alat USG 2D
dengan resolusi
gambar yang
bagus, mampu
melihat kelainan
fisik hingga 80%.
33
Jadi, bila memang
kondisi janin
normal dan tidak
ada kemungkinan
janin mengalami
kelainan organ
dalam, maka
USG 2D sudah
cukup untuk
Parents.
34
---Pemetakan bagian otak, perfungsinya.
35