Review Kebijakan UU. No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 19, Pasal 20 Dan Pasal 21
Review Kebijakan UU. No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 19, Pasal 20 Dan Pasal 21
Review Kebijakan
UU. No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 19, Pasal 20 dan
Pasal 21
OLEH
NENCY DATUTASIK K
K11112258
Kesimpulan-Rekomendasi
Setiap kebijakan dan undang-undang diberlakukan akan ada dampaknya baik itu resisten
atau menerima. Pada penerapan undang-undang ini diprediksi terjadi peningkatan mutu kualitas
dan kapasitas pelayanan Rumah Sakit yang sesuai kebutuhan masyarakat serta adanya kejelasan
pengelolaan penyelenggaraan Rumah Sakit .Terciptanya kerjasama antara masyarakat dan
pemerintah dalam pengawasan dan pembinaan nonteknis rumah sakit.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................ i
RINGKASAN EKSEKUTIF.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
BAB 1 Kajian Kebijakan...................................................................................................... 1
1.1 Masalah Dasar.............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.3 Substansi Kebijakan..................................................................................................... 2
1.4 Ciri Kebijakan.............................................................................................................. 3
BAB II Konsekuensi dan Resistensi.................................................................................... 4
2.1 Perilaku yang Muncul.................................................................................................. 4
2.2 Resistensi..................................................................................................................... 4
2.3 Masalah Baru yang Muncul......................................................................................... 4
BAB III Prediksi Keberhasilan............................................................................................ 6
3.1 Prediksi Trade-Off....................................................................................................... 6
3.2 Prediksi Keberhasilan.................................................................................................. 6
BAB IV Kesimpulan dan Rekomendasi.............................................................................. 7
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 7
4.2 Rekomendasi............................................................................................................... 7
BAB I
KAJIAN KEBIJAKAN
1.1 Masalah Dasar
1.1.1 Macam
Dalam UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, terdapat tiga pasal yaitu Pasal 19, 20 dan
21 yang termasuk dalam VI Jenis Dan Klasifikasi. Pasal 19, 20 dan 21 termasuk bagian kesatu
yaitu Jenis. Pasal 19 terdapat 3 ayat yang menjelaskan bahwa berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus ,
dimana Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit dan Rumah Sakit Khusus sebagaimana memberikan pelayanan utama pada satu bidang
atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit,
atau kekhususan lainnya..
Pasal 20 terdiri dari 4 ayat menjelaskan bahwa berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat
dibagi menjadi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit privat dimana Rumah Sakit publik dikelola
oleh pemerintah. Pasal 21 terdiri dari 1 ayat yang menjelaskan bahwa Rumah Sakit privat
dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
1.1.2 Nilai
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit :
a. Pasal 19 terkandung nilai bahwa Jenis Rumah Sakit dibedakan berdasarkan kapasitas pemberian
layanan medis.
b. Pasal 20 terkandung nilai bahwa Rumah Sakit Publik dikelolah oleh pemerintah dan tidak dapat
dialihkan menjadi Rumah Sakit privat dan bersifat nirlaba.
c. Pasal 21 terkandung nilai bahwa Rumah Sakit Privat dikelolah oleh oleh badan hukum dengan
tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
1.1.3 Karakteristik
a. Pasal 19 memiliki karakteristik bahwa Jenis Rumah Sakit mentukan jenis pelayanan yang
diberikan
b. Pasal 20 memilik karakteristik bahwa Rumah Sakit Publik bersifat nirlaba dan dikelola oleh
Pemerintah.
c. Pasal 21 memiliki karakteristik bahwa Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia dibentuk oleh
menteri yang termasuk pengawasan secara external.bersifat independen dan dipimpin oleh
seorang sekretaris beranggotan maksimal 5 orang terdiri dari 1 ketua dan 4 anggota
1.1.4 Aktor
a. Pasal 19 melibatkan aktor yaitu Pemerintah dan institusi Rumah Sakit.
b. Pasal 20 melibatkan aktor yaitu Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat
nirlaba.
c. Pasal 21 melibatkan aktor yaitu badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan
Terbatas atau Persero.
1.1.5 Isu Publik
a. Pasal 19 : dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Rumah Sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien.
b. Pasal 20 : Rumah sakit Publik merupakan Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
maksimal kepada masyarakat yang bersifat nirlaba.
c. Pasal 21 : Rumah Sakit Privat merupakan Rumah Sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan
tujuan profit .
1.2 Tujuan
Untuk memberikan pemahaman mengenai pembinaan dan pengawasan di Rumah Sakit.Dalam
hal ini terdapat penjelasan mengenai dewan pengawas dan badan pengawas Rumah Sakit.
1.3 Subtansi Kebijakan
1.3.1 Subtansi Kebijakan (Pasal 19) : Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan semua
bidang dan jenis penyakit dan Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan kesehatan utama
pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
1.3.2 Subtansi Kebijakan (Pasal 20) : Rumah Sakit publik dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah
dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau
Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit Privat.
1.3.3 Subtansi Kebijakan (Pasal 21) : Rumah Sakit privat yang dikelola oleh badan hukum bertujuan
profit atau mencari keuntungan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
1.3 Ciri Kebijakan
1.3.1 Kriteria kebijakan
a. Pasal 19 : Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat ( pasien ) Rumah Sakit dibagi
menjadi dua jenis yaitu Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
b. Pasal 20 : Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit, Rumah Sakit dibedakan menjadi Rumah Sakit
Publik yang dikelola oleh Pemerintah dan Rumah Sakit Privat oleh Badan Hukum seperti
Persero. Rumah Sakit Publik tidak bisa dialihkan Rumah Sakit Privat.
c. Pasal 21 : Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Privat pengelolaannya oleh Badan Hukum
untuk mencari keuntungan ( bersifat profit) .
1.3.2 Tipe Pendekatan
a. Tipe pendekatan dalam kebijakan pasal 19 UU No. 44 tahun 2009 yaitu menggunakan
pendekatan deksriptif dimana menekankan tentang klasifikasi rumah sakit dimana berdasarkan
jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan
Rumah Sakit Khusus.
b. Tipe pendekatan dalam kebijakan pasal 20 UU No. 44 tahun 2009 yaitu menggunakan
pendekatan deksriptif dimana menekankan tentang klasifikasi rumah sakit dimana Berdasarkan
pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit privat.
c. Tipe pendekatan dalam kebijakan pasal 21 UU No. 44 tahun 2009 yaitu menggunakan
pendekatan deksriptif dimana menekankan tentang Rumah Sakit privat dikelola oleh badan
hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero
1.3.3 Pasal yang bermasalah
Pasal yang berpotensi menimbulkan masalah adalah pasal 19 yaitu: Dalam
penyelenggaraannya Rumah Sakit Khusu pada beberapa Rumah Sakit juga membuka pelayanan
umum untuk masyarakat karena kebutuhan masyarakat dilingkungan Rumah Sakit dan juga
ketersediaan potensi SD yang memadai sehingga Rumah Sakit tidak jelas focus pelayanan,
apakah dia Rumah Sakit Khusus atau Umum.
KONSEKUENSI DAN RESISTENSI
2.1 Perilaku yang Muncul
Kebijakan UU no 44 tahun 2009 yang ditetapkan oleh pemerintah akan memberikan
dampak langsung kepada semua yang terlibat, baik pemerintah, praktisi kesehatan dan tentunya
juga kepada masyarakat secara luas. Perilaku yang muncul dapat berupa perilaku positif yang
muncul karena setuju dengan kebijakan tersebut dan perilaku negatif yang muncul karena
ketidaksetujuan dengan kebijakan tersebut.
Dengan adanya Pasal 19 Undang-undang no 44 tahun 2009, menimbulkan perilaku positif
sebab dalam pasal ini dijelaskan bahwa Rumah Sakit memberi kejelasan informasi tentang jenis
pelayanan yang diberikan pada masyarakat dan kapasitas Rumah Sakit itu sendiri kepada
masyarakat sehingga memudahkan akses pelayanan.
Dengan adanya Pasal 20 Undang-undang no 44 tahun 2009, menimbulkan perilaku positif
sebab dalam pasal ini dijelaskan bahwa Rumah Sakit Publik wajib menyelenggarakan pelayana
yang berpihak pada masyarakat dan tidak mencari keuntungan ( bersifat nirlaba).
Dengan adanya Pasal 21 Undang-undang no 44 tahun 2009, menimbulkan perilaku positif
sebab dalam pasal ini dijelaskan bahwa Rumah Sakit Privat dikelolah oleh Badan Hukum seperti
Persero.
Disahkannya UU no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit tidak telepas dari berbagai
kontroversi, salah satu diantaranya yaitu sikap menolak atau resistensi. Secara umum, Pasal 19,
pasal 20 dan pasal 21 telah diatur untuk dapat menjadi acuan dan faktor pendorong agar sebuah
rumah sakit dapat memberikan jaminan mutu, keselamatan dan profesionalitas dengan
memperhatikan jenis pelayanan yang diberikan dan kejelasan pengelolanya namun Beberapa
Rumah Sakit dapat memiliki pelayanan khusus yang diberikan tapi juga pelayanan umum dan
juga penyelenggaraanya dapat dipengaruhi oleh kepentingan politik pemerintah .
2.2 Masalah Baru yang Muncul
Masalah baru yang mungkin dapat timbul dengan adanya pasal 19, pasal 20, dan pasal 21
ini adalah dari pihak-pihak yang resisten. Keresistenan ini bisa jadi berupa ada rumah sakit yang
merupakan Rumah Sakit Khusus tetapi kemudian membuka pelayanan kesehatan untuk semua
penyakit dan mengelolah BLU karena memiliki potensi Sumber Daya cukup.
BAB III
PREDIKSI
3.1 Prediksi Trade-Off
Analisis Trade-off merupakan bantuan untuk mendapatkan sebuah kebijakan yang
akomodatif melalui proses analisis kebijakan publik yang melibatkan banyak ragam stakeholders
dengan banyak kepentingan sehingga dalam pengelolaan berbagai kepentingan ini harus
dilakukan secara bijak dan tidak ada yang dimenangkan atau dikalahkan (win-win solution).
Metode ini sangat signifikan manfaatnya dalam kebijakan yang menyangkut pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan serta kebijakan lain yang menyangkut kepentingan publik.
Prediksi “trade off” undang-undang no.44 pasal 19 yakni kemudahan masyarakat dalam
menentukan pelayanan seperti apa yang dibutuhkan sesuai penyakit dan atau sesuai keinginan
masyarakat sebagai pasien.
Prediksi “trade off” undang-undang no.44 pasal 20 yakni adanya perbedaan pendapat
dalam mengelolah Rumah Sakit karena koordinasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Adanya keberpihakan kepada kesehatan masyarakat secara menyeluruh karena bersifat nirlaba
dan tidak mencari keuntungan.
Prediksi “trade off” undang-undang no.44 pasal 21 yakni adanya kerja sama antara pihak
perusahaan swasta ( produk tertentu) untuk mencari keuntungan walaupun juga untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan adanya potensi pengaruh politik yang dapat mempengaruhi pengelolaan
Rumah Sakit.
3.2 Prediksi Keberhasilan
Prediksi keberhasilan pasal 19 yakni semua rumah sakit dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat.
Prediksi keberhasilan pasal 20 yakni semua rumah sakit dapat mendapat kejelasan dan
tanggung jawab dari pihak pengelola dan penyelenggaraan Rumah Sakit juga menjadi informasi
bagi masyarakat dalam menentukan pelayanan kesehatan yang diinginkan dan dibutuhkan.
Prediksi keberhasilan pasal 21 yakni Badan Hukum seperti Perseroan Terbatas atau
Persero yang bersifat profit dapat bertanggung jawab mengelola Rumah Sakit dapat memberikan
informasi bagi masyarakat dalam menentukan pelayanan kesehatan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Kebijakan UU no 44 tahun 2009 yang ditetapkan oleh pemerintah akan memberikan
dampak langsung kepada semua yang terlibat, baik pemerintah, praktisi kesehatan dan
tentunya juga kepada masyarakat secara luas.
Dengan adanya penerapan ini, akan memberikan arah dan standar yang lebih baik
kedepannya untuk Rumah Sakit dalam kapasitas memberikan pelayanan dan kejelasan
pengelolaan penyelenggaraan Rumah Sakit.
4.2 Rekomendasi
Walaupun Undang-undang ini sudah lama diterapkan mulai dari 2009, tapi kenyataan masih
banyak pihak dalam rumah sakit, misalnya pegawai tak mengetahui hal ini. Solusi dengan
mensosialisasi Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 ini kepada masyarakat bisa dilakukan
dengan berbagai cara agar efektif dan terinformasikan baik oleh praktisi rumah sakit
pemerintah maupun swasta dilakukan melalui, depkes, organisasi perumahsakitan, organisasi
profesi melalui edaran kepala departem