Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Disusun Oleh:
Kelompok II
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian adalah meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani sehingga perlu menjadi perhatian dan
prioritas dalam pembangunan nasional, hal ini terlihat dari komposisi penduduk
Indonesia yang sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian. Guna
mendukung keberhasilan pembangunan pertanian, maka salah satu kegiatan yang
paling strategis adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui
kegiatan penyuluhan pertanian secara umum dan berkelanjutan.
Untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan aparat pertanian dengan ciri
professional, mandiri, inovatif, kreatif dan berwawasan global yang mampu
menjadi fasilitator, motivator dan regulator pelaku usaha pertanian serta
membangun sistem agribisnis yang berdaya saing tinggi. Aparat pertanian yang
langsung berhubungan dengan pembangunan sektor pertanian adalah aparat
fungsional antara lain penyuluh pertanian.
Penyelenggaraan penyuluhan pertanian diupayakan agar tidak
menimbulkan ketergantungan petani kepada penyuluh, hal ini sangat
membutuhkan kinerja penyuluh pertanian yang terintegrasi pada pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian.
Meningkatkan kinerja penyuluh, respon dari kelompok tani sangat penting.
Kelompok tani berfungsi menjadi titik penting untuk menjalankan dan
menerjemahkan konsep hak petani ke dalam kebijakan, strategi dan program
pengembangan. Kelompok tani sebagai wadah pembinaan petani yang tergabung
di dalamnya, sehingga dapat memperlancar pembangunan pertanian (Mosher,
1968 dalam Djiwandi 1994)
Darajat (2011) mengungkapkan peran kelompok tani sebagai wadah
petani untuk melakukan hubungan kerjasama dengan menjalin kemitraan
dengan lembaga-lembaga terkait. Pembentukan kelompok tani salah satu upaya
pemberdayaan petani untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan dan
kesejahteraan petani.
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) merupakan
salah satu instansi pertanian yang ada di wilayah Kota Kendari. Hasil survei awal
terhadap kelompok tani diperoleh informasi bahwa kinerja para penyuluh di
BP3K masih kurang, diantara jarak yang ditempuh masih jauh sehingga terkadang
para petani merasa kesulitan pada saat membutuhkan bimbingan atau penyuluhan,
sulitnya mengumpulkan seluruh anggota kelompok tani jika akan diadakan
pembinaan kelompok.
Berdasarkan persoalan tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan
judul Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh Badan
Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kota Kendari.
B. Tabel Pengukuran dan Penyusunan Skala
6. Terwujudnya
kemitraan pelaku
utama dan pelaku
usaha yang
menguntungkan,
7. Terwujudnya akses
pelaku utama dan
pelaku usaha ke
lembaga keuangan,
informasi, dan
sarana produksi,
8. Meningkatkan
produktivitas
agribisnis
Komoditas
Unggulan di
wilayahnya, dan
9. Meningkatkan
pendapatan dan
kesejahteraan pelaku
utama.
B. Kinerja Penyuluh
1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tingkat pengetahuan penyuluh dalam
membuat peta data wilayah komoditas?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang Baik
e. Sangat Kurang Baik
2. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana rencana kerja penyuluh?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang Baik
e. Sangat Kurang Baik
3. Menurut Bapak/ibu, bagaimana tingkat pengetahuan penyuluh dalam
menyusun rencana kerja?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang Baik
e. Sangat Kurang Baik
4. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana metode yang digunakan penyuluh saat
pembinaan kelompok tani?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang Baik
e. Sangat Kurang Baik
5. Bagaimana tingkat pengetahuan penyuluh mengenai informasi teknologi
pertanian?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang Baik
e. Sangat Kurang Baik
6. Bagaimana sikap penyuluh dalam menyampaikan informasi teknologi
pertanian?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang Baik
e. Sangat Kurang Baik
7. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana hasil usaha tani yang diperoleh setelah
mengikuti pembinaan dari penyuluh?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang Baik
e. Sangat Kurang Baik