Anda di halaman 1dari 22

KEBIJAKAN

KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM


PENANGGULANGAN GAWAT
DARURAT TERPADU
Dr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT(K), M.Epid, MH.Kes.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Disampaikan dalam acara workshop pendayagunaan SDM Kesehatan dan


pendamping program internsip Dokter Indonesia, 10 Desember 2018
Kenapa Emergensi Perlu mendapatkan perhatian?

TRANSISI
EPIDEMIOLOGI

WHO 2015:
BEBAN PENYAKIT Masyarakat
DI INDONESIA 38.279 BUTUH
MENINGGAL KRN KLL TERTINGGI → butuh
LAYANAN CEREBROVASKULAR, peningkatan
EMERGENSI KLL, PENYAKIT
105 ORANG/HARI, JANTUNG layanan
4 ORANG/JAM Prahospital

HANYA 30%
KEMATIAN TERJADI
DI RS
Perubahan Pola Penyakit Terkait Faktor Perilaku
• Tahun 1990: PENYAKIT INFEKSI (ISPA, TB, Diare) menjadi penyebab kematian dan kesakitan
• Sejak Tahun 2010: PENYAKIT TIDAK MENULAR (stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes) menjadi penyebab terbesar kematian dan
kecacatan

PERINGKAT TAHUN 1990 TAHUN 2010 TAHUN 2015

1 ISPA 1 Stroke 1 Stroke


2 Tuberkulosis 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin
3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik
4 Stroke 4 Diare 4 Kanker
5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus
6 Komplikasi Kelahiran 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis
7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA
8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi
13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi Kelahiran 9 Asfiksia dan Trauma Kelahiran
Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014)
16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru Obstruksi Kronis
3
PREVALENSI PENYAKIT JANTUNG RISKESDAS 2018
PREVALENSI PENYAKIT KANKER RISKESDAS 2018
PREVALENSI PENYAKIT STROKE RISKESDAS 2018
DATA KECELAKAAN LALU LINTAS
JUMLAH KEJADIAN BENCANA (SUMBER: BNPB)
TUJUAN

SPGDT
Mempercepat waktu
penanganan (respon
NCC/ Meningkatkan akses dan
mutu pelayanan
time) korban / pasien
PSC 119 kegawatdaruratan
kegawatdaruratan dan
menurunkan angka
kematian dan kecacatan

SISRUTE
SEHARI HARI (GADAR) BENCANA ( MASSAL)
SPGDT-S SPGDT-B

SISTEM YANG TERDIRI DARI KOMPONEN :

• PRA RS – RS – INTER RS
• KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI
• SDM KESEHATAN DAN NON KESEHATAN
• MULTI SEKTOR

MERUPAKAN RESPONS CEPAT MENEKANKAN

“TIME SAVING IS LIFE AND LIMB SAVING”


KEBIJAKAN REGULASI KEGAWATDARURATAN

▪ Peraturan Menteri Kesehatan No 19 Tahun 2016 tentang


SPGDT
▪ UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
▪ UU 36/2009 tentang Kesehatan
▪ UU 44/2009 tentang RS
▪ Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program
Dekade Aksi Keselamatan Jalan
▪ Peraturan Kepala BNPB No. 173 Tahun 2015 tentang Klaster
Nasional Penanggulangan Bencana
▪ Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit
▪ Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
882/Menkes/SK/X/2009 tentang Pedoman Penanganan
Evakuasi Medik
11
PERMENKES RI NO.19 TAHUN 2016 TENTANG SPGDT

SISTEM PENANGANAN KORBAN/PASIEN GAWAT DARURAT

Penanganan Penanganan Penanganan


prafasilitas intrafasilitas antarfasilitas
tindakan pertolongan pelayanan gawat darurat Penanganan antarfasilitas
terhadap Korban/Pasien yang diberikan kepada yankes merupakan tindakan
Gawat Darurat yang cepat dan pasien di dalam fasilitas rujukan terhadap
tepat di tempat kejadian pelayanan kesehatan Korban/Pasien Gawat
sebelum mendapatkan sesuai standar pelayanan Darurat dari suatu fasilitas
tindakan di Faskes gawat darurat. yankes ke fasilitas yankes
lain yang lebih mampu
Manfaat SPGDT

RESPON
CEPAT
Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kegawatdaruratan
SISTEM YAN GADAR
KOMUNIKASI OLEH NAKES
SPGDT Mempercepat respon penanganan
(Time Saving
Is Life And korban
Limb Saving)

Menyelamatkan jiwa dan


mencegah kecacatan
MELIBATKAN PELAYANAN
MASYARAKAT AMBULAN

13
Sinergi Pelayanan Kesehatan Saat Bencana

POS UNGSI SEMENTARA TITIK PENGUNGSIAN

- PELAYANAN GAWAT
TIM AMBULAN DARURAT
TRIAGE - PERAWATAN
DEVINITIF
RESUSITASI EVAKUASI
SISTEM RUJUKAN
DAERAH BENCANA PRE-HOSPITAL
HOSPITAL CARE

14
Unsur Terpadu Dalam SPGDT
FIRST RESPONDER

PRE HOSPITAL
INTERNAL DISASTER PLAN

AMBULANCE
SERVICE
HOSPITAL

STANDARISASI

EXTERNAL DISASTER PLAN


15
SISTEM RUJUKAN TERINTEGRASI (SISRUTE)

Media komunikasi dan informasi


yang dapat menghubungkan data
pasien dari tingkat layanan lebih
rendah ke tingkat layanan lebih
tinggi atau sederajat (horizontal
maupun vertikal) dengan tujuan
untuk mempermudah dan
mempercepat proses rujukan pasien

SISRUTE resmi diimplementasikan secara


nasional sesuai dengan surat edaran
Dirjen Yankes No. IR.01.04/I/4345/2016
tanggal 20 Des 2016 tentang
implementasi Sistem Rujukan
Terintegrasi https://sisrute.kemkes.go.id
FASKES DALAM SISTEM RUJUKAN TERINTEGRASI (SISRUTE)
JUMLAH
USER
USER
RSU 1133
RSB 25
RSIA 87
RSK 52
RSGM 8
PKM 664
Klinik 12
Balai 8
2090 Dinas Kab/Kota 63
Faskes telah sudah teregistrasi di SISRUTE Dinas Propinsi 36
Admin 2
TOTAL 2090
(Sumber: SISRUTE, 06 Desember 2018)
SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

RL 1 RL 4

RL 2
RL 3

RL 5

RL = Rekapitulasi Laporan
PROSES PELAYANAN RS → KOLABORASI INTERDISIPLIN

Profesional Pemberi Asuhan (PPA)

DPJP
EFFECTIVE
PERAWAT/ EFFICIENT
APOTEKER
BIDAN

NUTRISIONIS
PSIKOLOGI KLINIS PASIEN
DIETISIEN
KELUARGA
PATIENT SAFETY

TERAPIS FISIK TEKNISI MEDIS

PPA LAINNYA
Tugas Mandiri PATIENT SATISFACTION
Tugas Kolaboratif
Tugas Delegatif Sumber: dr. Nico Lumenta (KARS)
PENTINGNYA KEMAMPUAN KEGAWATDARURATAN

a. Upaya perlindungan diri dan PRIMARY SURVEY


pencegahan infeksi YANG BAIK
b. Penilaian penderita
Deteksi untuk
c. Melakukan penatalaksanaan mengetahui kondisi
pra rujukan kegawatdaruratan pasien yang
jantung, pembuluh darah dan
pernafasan mengancam jiwa – Life
• RJP (resusitasi jantung dan paru) Saving
• Faktor risiko
• Gejala Prodormal
PENUTUP

• Saat ini Indonesia mengalami Transisi Epidemiologi dimana penyebab


morbiditas dan mortalitas di masyarakat bergeser dari Penyakit
Menular ke Penyakit Tidak Menular (PTM).
• Layanan kegawatdaruratan masih belum optimal→inovasi layanan
119,Sisrute
• Dengan optimalisasi layanan kegawatdaruratan, masyarakat
mendapatkan pertolongan yang cepat, tepat dan berkualitas
• Kolaborasi interdisiplin– penanganan kegawatdaruratan
• Primary Survey yang baik – life saving
TERIMA KASIH

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Selatan

www.yankes.kemkes.go.id www.facebook.com/ditjen.yankes @ditjenyankes @ditjenyankes

Anda mungkin juga menyukai