Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________
EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN PADA
PROGRAM GERDU KEMPLING DI KELURAHAN KEMIJEN KOTA SEMARANG
Abstrak: Masalah terbesar pembangunan ekonomi nasional adalah tingkat kemiskinan yang tinggi. Upaya
Pemerintah Kota Semarang untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan (strategi percepatan
penanggulangan kemiskinan) yaitu melalui program GERDU KEMPLING (Gerakan Terpadu Di Bidang Kesehatan,
Ekonomi, Pendidikan, Infrastruktur dan Lingkungan). Gerdu Kempling ini diharapkan dapat membuat angka
kemiskinan dari Kota Semarang menurun setidaknya 2% per tahun. Sehingga dampak pelaksanaan program ini
tentunya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama orang miskin. Tujuan
penelitian ini adalah mengkaji efektivitas pemberdayaan Masyarakat dalam Pengentasan Kemiskinan melalui
Program Gerdu Kempling di Kelurahan Kemijen Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif. Hasil dalam penelitian ini merupakan kajian efektivitas pemberdayaan masyarakat dalam
pengentasan kemiskinan pada Program Gerdu Kempling. Secara umum pemberdayaan masyarakat pada
program Gerdu Kempling dalam upaya pengentasan kemiskinan kurang efektif dalam meningkatkan
kemandirian masyarakat untuk dapat terlepas dari lingkaran kemiskinan. Proses pemberdayaan masyarakat
dalam Gerdu Kempling yang kurang efektif tersebut terutama disebabkan oleh kapasitas masyarakat yang
belum mampu mengambil peran yaitu dalam membuat keputusan atau pilihan yang masyarakat inginkan.
Secara umum pemberdayaan masyarakat dalam Gerdu Kempling di Kelurahan Kemijen cukup efektif yaitu 63%
dari masyarakat miskin yang mendapatkan bantuan program Gerdu Kempling mengalami peningkatan kondisi
kualitas hidupnya setelah mendapatkan program bantuan Gerdu Kempling.
Abstract: The biggest issue of national economic development is the high rate of poverty. Some way have been
taken to address the problem of poverty so that the conditions of poverty in Semarang are relatively low
compared to other cities in Central Java Province. City Government's effort to accelerate poverty reduction (the
acceleration of poverty reduction strategies) is through a program GERDU KEMPLING (Integrated Movement in
the Field of Health, Economics, Education, Infrastructure and Environment). GerduKempling is expected to make
poverty in Semarang decreased by at least 2% per year. So the expected impact of the implementation of this
program would improve the welfare of society, especially the poor. The purpose of this study is to assess the
effectiveness of community empowerment in Poverty Alleviation through Gerdu Kempling Program in Kemijen
Urban Village, Semarang City. This research is used a quantitative method. The result of this research is study of
the effectiveness of community empowerment in poverty allevation in Gerdu Kempling Program.In general,
community empowerment in Gerdu Kempling program about poverty alleviation efforts is less effective in
enhancing the independence of the community to be apart from the cycle of poverty. Thatless effective of
community empowerment process in GerduKempling is mainly due by the capacity of society who have not
been able to take the role in making decisions or choices about whatthey want.In general, community
empowerment in Gerdu Kempling in Kemijen City Villageis effective enough that 63% of the poor who getting
support of Gerdu Kempling Program have increasing the life quality condition.
PENDAHULUAN
Permasalahan kemiskinan telah bahwa pendekatan yang dipilih dalam
menjadi masalah internasional, terbukti PBB pembangunan selama ini perlu diperbaiki ke
telah menetapkan Millenium Development arah pemberdayaan masyarakat.
Goals (MDGs) salah satu tujuannya yang Pendekatan pemberdayaan
hendak dicapai adalah memberantas masyarakat merupakan salah satu wujud
kemiskinan dan kelaparan, dimana pada pembangunan alternatif yang menghendaki
tahun 2015 proporsi penduduk yang hidup di agar masyarakat mampu mandiri dalam
bawah garis kemiskinan harus dikurangi memenuhi kebutuhan hidupnya.
hingga 50% dari kondisi tahun 1990. Empowerment (pemberdayaan) berasal dari
Deklarasi MDGs dituangkan pada bulan Bahasa Inggris, dimana power diartikan
Oktober 2000 dan disepakati oleh 189 sebagai kekuasaan atau kekuatan. Menurut
negara anggota PBB termasuk Indonesia. Robert Dahl (1973:50), pemberdayaan
Kemiskinan merupakan salah satu masalah diartikan pemberian kuasa untuk
yang harus diperhatikan dalam mempengaruhi atau mengontrol. Manusia
pembangunan, sebab salah satu ukuran selaku individu dan kelompok berhak untuk
keberhasilan pembangunan adalah ikut berpartisipasi terhadap keputusan-
mengurangi kemiskinan. Oleh sebab itu kini keputusan sosial yang menyangkut
telah terjadi pergeseran makna komunitasnya. Sedangkan menurut Korten
pembangunan dari orientasi yang (1992) pemberdayaan adalah peningkatan
mengutamakan laju pertumbuhan menuju kemandirian rakyat berdasarkan kapasitas
pemerataan hasil pembangunan. dan kekuatan internal rakyat atas SDM baik
Kemiskinan merupakan masalah material maupun non material melalui
yang pada umumnya dihadapi hampir di redistribusi modal.
semua negara-negara berkembang, Sebagaimana kota-kota lain di
terutama negara yang padat penduduknya Indonesia, sebagai kota yang mengalami
seperti Indonesia. Masalah kemiskinan perkembangan, Kota Semarang tidak
dianggap sebagai salah satu faktor yang terlepas dari masalah kemiskinan. Berbagai
dapat menghambat pertumbuhan suatu program pengentasan kemiskinan telah
bangsa, termasuk Indonesia. Selama ini dilakukan. Namun dalam perkembangannya,
pemerintah terus berupaya untuk tingkat kemiskinan di Kota Semarang masih
menanggulangi masalah kemiskinan melalui cenderung tinggi. Tercatat angka kemiskinan
berbagai program yang dirancang di Kota Semarang mencapai 26,41% dari
sedemikian rupa. jumlah penduduk, yaitu sebanyak 111.558
Dimensi kemiskinan dalam keluarga atau 398 ribu jiwa dari total
kehidupan masyarakat muncul dalam penduduk sekitar 1.553.778 jiwa (Keputusan
berbagai bentuk, antara lain seperti dimensi Walikota Semarang Nomor 410/370 Tahun
politik yang terlihat dari tidak adanya wadah 2010 tentang Penetapan Warga Miskin Kota
organisasi yang mampu memperjuangkan Semarang Tahun 2010), yang tersebar di 177
aspirasi golongan miskin. Dimensi sosial kelurahan.
terlihat dari tidak terintegrasikannya Oleh karena kemiskinan merupakan
masyarakat miskin dalam institusi sosial masalah yang kompleks, maka
yang ada serta merebaknya budaya penanganannya diperlukan partisipasi serta
kemiskinan yag terus merusak kualitas sinergitas dari berbagai pihak pemangku
manusia dan etos kerja masyarakat. Dimensi kepentingan (stakeholders), yaitu melalui
ekonomi dalam bentuk rendahnya program Gerdu Kempling (Gerakan Terpadu
penghasilan masyarakat sehingga mereka Bidang Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan,
tidak mampu untuk memenuhi Infrastruktur dan Lingkungan) yang
kebutuhannya. Tingkat kemiskinan yang diluncurkan pada tanggal 24 Maret 2011.
terus meningkat menyadarkan semua pihak Kecamatan Semarang Timur merupakan
salah satu kecamatan di Kota Semarang yang salah satu kelurahan di Kecamatan
telah melaksanakan Gerdu Kempling yaitu Semarang Timur yang memiliki jumlah
tahun 2012. Daerah penelitian ini adalah keluarga miskin
paling besar. Kelurahan yang melalui Program Gerdu Kempling di
menjadi tujuan penelitian ini adalah Kelurahan Kemijen Kota Semarang. adapun
kelurahan Kemijen. sasarannya yaitu mengidentifikasi kondisi
Program pemberdayaan masyarakat kemiskinan masyarakat sebelum Program
merupakan salah satu usaha dalam Gerdu Kempling dilaksanakan di Kelurahan
pengentasan kemiskinan yang melibatkan Kemijen, mengidentifikasi aspek
masyarakat didalamnya. Program Gerdu pemberdayaan masyarakat dalam Program
Kempling dibentuk dengan tujuan utama Gerdu Kempling di Kelurahan Kemijen,
adalah untuk mengurangi angka masyarakat menganalisis efektivitas pemberdayaan
miskin 2% per tahun. Efektivitas suatu masyarakat program Gerdu Kempling di
program dapat tercapai apabila programnya Kelurahan Kemijen dan merumuskan
tepat sasaran, tujuan tercapai dan kesimpulan dan rekomendasi bagi efektivitas
berdampak positif bagi masyarakat. pemebrdayaan masyarakat dalam
Sehubungan dengan hal itu maka perlu dikaji pengentasan kemiskinan melalui program
efektivitas program pemberdayaan Gerdu Kempling di Keluarahan Kemijen
masyarakat dalam pengentasan kemiskinan Ruang lingkup wilayah penelitian
di Kelurahan Kemijen. Berdasarkan kondisi di meliputi batas administrasi Kelurahan
atas, maka timbul suatu pertanyaan Kemijen. Kelurahan Kemijen secara
penelitian (research question) dalam studi adminitrasi termasuk dalam wilayah
ini, yaitu: Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang.
“Bagaimana efektivitas Kelurahan ini terdiri atas 82 (delapan puluh
pemberdayaan masyarakat dalam dua) wilayah Rukun Tetangga (RT) dan
pengentasan Kemiskinan melalui kegiatan 11(sebelas) wilayah Rukun Warga (RW).
Gerdu Kempling di Kelurahan Kemijen?”. Adapun luas wilayah Kelurahan adalah 141
Tujuan penelitian ini adalah Ha, dengan batas-batas administrasi dapat
mengkaji efektivitas pemberdayaan dilihat pada gambar 1
Masyarakat dalam Pengentasan Kemiskinan
lurahan Kemijen
Teknik PWK; Vol. 4 ; No. 2 ; hal. 253-268 | 255
Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat … Nuskhiya Asfi dan Holi Bina Wijaya
GAMBAR 2
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
masyarakat dalam memilih jenis yang kurangnya akses ke air yang aman, sanitasi,
mereka sukai dan keterlibatan pada kesehatan dan pendidikan, pengetahuan dan
tingkatan partisipasi. pendapatan dasar untuk standar hidup yang
Komponen ketiga adalah layak. The Human Development Report
melembagakan tindakan berdasarkan (1997) dalam Akindola (2009:123)
keputusan yang dibuat sehingga masyarakat menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
mencapai tujuan mereka yaitu pilihan yang dapat menjadi sarana ampuh untuk
dapat membawa perubahan yang lebih baik. mengurangi kemiskinan, namun manfaatnya
Kemampuan untuk melembagakan tindakan tidak otomatis. Pada dasarnya, orang miskin
akan tergantung pada jenis dan sifat pilihan harus dididik dan memiliki kesehatan yang
yang dibuat, dan juga memiliki kerangka relatif baik. Dalam konteks ini, individu perlu
kerja kebijakan yang tepat, sumber daya, kemampuan untuk mengakses pekerjaan
organisasi mendukung dan konteks yang menguntungkan dan berpartisipasi
masyarakat yang mendukung yang penuh dalam masyarakat. Menurut Sen
mencakup pengetahuan, keterampilan dan (1999: 87-110) dalam Suyono (2006:11),
koneksi yang tepat/jaringan (Maginn, 2004: kemiskinan berada dalam sebuah labirin
184 dalam dalam Lawson dan Kearns, yang mengekplisitkan proverty as capability
2010:5). deprivation (hilangnya kebebasan).
Berdasarkan definisi-definisi Kemiskinan sama dan sebangun dengan
pemberdayaan di atas, dapat dinyatakan ketiadaan kemampuan dalam seluruh
bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dimensinya. Selain berada dalam tataran
dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan ketiadaan kemampuan dalam bidang
adalah serangkaian kegiatan untuk ekonomi, problema kemiskinan juga berada
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan pada tataran ketiadaan kemampuan dalam
kelompok lemah dalam masyarakat, bidang sosial, politik, hukum, dan budaya.
termasuk individu-individu yang mengalami Berdasarkan jenisnya kemiskinan
masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, secara umum dapat dibagi menjadi
pemberdayaan menunjuk pada keadaan kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah Kemiskinan absolut terjadi apabila tingkat
perubahan sosial; yaitu masyarakat miskin pendapatan seseorang di bawah garis
yang berdaya, memiliki kekuasaan atau kemiskinan absolut yang telah ditetapkan,
mempunyai pengetahuan dan kemampuan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik hidup minimum yang antara lain terdiri dari
yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial kebutuhan sandang, pangan, kesehatan,
seperti memiliki kepercayaan diri, mampu perumahan dan pendidikan. Kemiskinan
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata absolut didasarkan pada ketidakmampuan
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar
sosial, dan mandiri dalam melaksanakan minimal untuk hidup layak. Konsep ini
tugas-tugas kehidupannya. Pengertian dikembangkan di Indonesia di dinyatakan
pemberdayaan sebagai tujuan seringkali sebagai “inability of the individual to met
digunakan sebagai indikator keberhasilan basic needs” (Marwoto, 2005: 97). Bank
pemberdayaan sebagai sebuah proses. Dunia (2000) dalam Akindola (2009: 125)
menganggap seseorang berada dalam
Kemiskinan kemiskinan absolut jika konsumsi atau
Kemiskinan menunjukkan situasi tingkat pendapatan berada di bawah tingkat
serba kekurangan yang terjadi bukan karena minimum yang diperlukan untuk memenuhi
dikehendaki oleh si miskin, melainkan kebutuhan dasar atau minimum. Sedangkan
karena tidak bisa dihindari dengan kekuatan kemiskinan relatif merupakan perbandingan
yang dimilikinya (Soegijoko, 1997:137). antara kelompok pendapatan dalam
Bentuk lain dari kekurangan, seperti masyarakat tersebut. Meskipun
METODE PENELITIAN
tersebut karena masuk dalam kategori Miskin Rawan Miskin Tidak Miskin
penduduk rawan miskin.
TABEL 5
EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PENGENTASAN KEMISKINAN PADA PROGRAM GERDU KEMPLING
DI KELURAHAN KEMIJEN
Kondisi Masyarakat Setelah Presentase
Program Gerdu Kempling Responden yg
Efektivitas
Menyatakan
Indikator Pemberdayaa
Peningkatan
Pemberdayaan n Masyarakat Keterangan
Menurun Tetap Meningkat Kondisi Ada Hub
Masyarakat dalam Gerdu
dgn Program
Kempling
Gerdu Kempling
(%)
Pemberdayaan manusiayang terdiri
dari aspek pendidikan dan kesehatan
dalam program Gerdu Kempling
Pemberdayaan
0,3 10,7 29 72.3% Cukup Efektif cukup berpengaruh dalam
Manusia
meningkatkan quality of life
masyarakat miskin penerima manfaat
program
Pemberdayaan lingkungan yang
terdiri dari aspek infrastruktur dan
lingkungan dalam program Gerdu
Kempling cukup berpengaruh dalam
Pemberdayaan
0 3,3 6,7 66,7% Cukup Efektif meningkatkan kualitas lingkungan
Lingkungan
masyarakat miskin penerima manfaat
sehingga dalam menjalani hidup
sehari –hari masyarakat lebih nyaman
dan aman
Pemberdayaan ekonomi pada
Pemberdayaan
0 18 22 50% Tidak Efektif program Gerdu Kempling kurang
Usaha
berpengaruh dalam peningkatakan
kurangnya modal usaha (financial) dan sifat Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi
masyarakat yang malas berusaha. Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Astuti, Winny. 2009. Slum and Squatter
REKOMENDASI Settlements in Surakarta (Institutional
Berdasarkan kesimpulan tersebut di constraints and Potencies for self-help
atas, dapat disampaikan rekomendasi Housing Development) Dalam
sebagai berikut: Prosseding Sustainable (slum
1. Jenis program pengentasan kemiskinan upgrading in urban area) Informal
yang dilaksanakan seharusnya sesuai settlements and affordable housing.
dengan kebutuhan masyarakat/keluarga Di publikasikan oleh unit of research
miskin yang menjadi sasaran program. and empowerment of housing and
Melibatkan mereka dalam menentukan human settlements resources PIPW
jenis program yang dibutuhkan LPPM UNS: ITS CIB REPORT
merupakan salah satu kunci ketepatan PUBLICATION.
menentukan jenis program yang Bappenas. 2004. Rencana Strategik
dibutuhkan dan masyarakat/keluarga Penanggulangan Kemiskinan di
yang berhak menerima program tersebut. Indonesia. Jakarta.
2. Pemberdayaan dalam program Bappenas. 2007. Laporan Perkembangan
pengentasan kemiskinan sebaiknya Pencapaian Millenium Development
diposisikan sebagai proses, sehingga Goals Indonesia. Jakarta:Kementerian
diharapkan masyarakat mengikuti setiap Negara Perencanaan Pembangunan
proses dalam pengentasan kemiskinan. Nasional/Badan Perencanaan
Seperti masyarakat penerima manfaat Pembangunan Nasional
ikut terlibat dalam memutuskan kegiatan Mikkelsen, Britha. 2003. Metode Penelitian
atau program yang sesuai dengan Partisipatoris dan Upaya-Upaya
kebutuhan masyarakat. Hal ini agar Pemberdayaan. Terjemah: Matheos
tujuan dari pemberdayaan masyarakat Nalle. Jakarta: Yayasan Obor
tercapai yaitu menjadikan masyarakat Indonesia.
miskin yang tidak berdaya menjadi Mubyarto. 2003. ”Penanggulangan
berdaya untuk keluar dari lingkaran Kemiskinan di Indonesia”. Jurnal
kemiskinan. Ekonomi Rakyat, Th. 02/ April 2003.
3. Memberikan pendampingan kepada Lawson, Louise dan Ade Kearns. 2010.
masyarakat setelah program Gerdu Community Empowerment in The
Kempling terlaksana. Sehingga Context of the Glasgow Housing Stock
masyarakat mempunyai keyakinan dan Transfer. Urban Studies, Vol.47 (7),
kemauan untuk memanfaatkan apa yang Januari, hal. 1459-1478.
mereka peroleh guna meningkatkan taraf Panudju, Bambang. 1999. Pengadaan
hidup mereka. Perumahan Kota dengan Peran serta
Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
DAFTAR PUSTAKA Bandung: Penerbit Alumni.
Adiyoso, Wignyo. 2009. Menggugat Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat
Perencanaan Partisipatif dalam Memberdayakan Rakyat. Bandung:
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Refika Aditama.
ITS Press. Tulus, Agus.1996. Manajemen Sumber Daya
Akindola, Rufus B. 2009. Towards a Manusia. Jakarta : Gramedia Pustaka
Definition of Poverty : Poor People's Utama
Perspectives and Implications for World Bank. 2001. Causes of Poverty and
Poverty Reduction. Journal of a Framework for Action. Chapter 2 in
Developing Societies, Vol. 25 (2), hal. The World Development Report
121-150.