Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ansietas merupakan hal yang lazim dialami seseorang dan

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Ansietas adalah

perasaan was-was, khawatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi

sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 2011, dan Videbeck,

2008).

Stres, ansietas, dan depresi merupakan masalah kesehatan yang

sering terjadi pada pasien diabetes (IDDT, 2013). Ansietas merupakan

kelompok gangguan psikiatri yang paling sering ditemukan dan salah satu

dampak dari gangguan mental emosional (Soetejo, dkk. 2011).

Prevalensi gangguan mental emosional di Indonesia sebesar 6,0%

(37.728 orang dari subyek yang dianalisis). Jawa tengah prevalensi

gangguan mental emosional mencapai 4,7% (Riskesdas, 2013). Diabetes

melitus (DM) adalah suatu keadaan peningkatan kadar glukosa darah yang

disertai oleh kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang

menimbulkan komplikasi menahun pada berbagai organ target (Soegondo,

2009). Data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2014

menunjukkan bahwa 1 dari 12 orang di dunia menderita DM. Total

penderita DM di seluruh dunia berjumlah 387 jutajiwa (8,3%), jumlah

1
2

penderita DM yang meninggal di tahun 2014 mencapai angka 4,9 juta jiwa

(IDF, 2014). Jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2014 adalah

9,1 juta jiwa (5,81%). DM yang tidak terdiagnosis berjumlah 4,8 juta

(5,27%), penderita yang meninggal akibat DM berjumlah 175.836 jiwa

(1.9%), diperkirakan jumlah penduduk Indonesia yang menderita DM di

tahun 2035 mencapai angka 14,1 juta (IDF, 2014).

Prevalensi diabetes mellitus di Jawa Tengah pada tahun 2015

menempati urutan ke-2 setelah penyakit hipertensi dengan persentase

18,33% atau sebanyak 110.702 orang, diabetes mellitus tipe 1 sebanyak

8.611 orang dan diabetes mellitus tipe 2 sebanyak 102.091 orang.

Prevalensi diabetes mellitus tertinggi berada di Kabupaten Demak

sebanyak 15.064 orang, Kabupaten Klaten sebanyak 7.482, dan disusul

Kabupaten Pati sebanyak 5.220 orang (Dinkes Jateng, 2015).

Dari hasil studi pendahuluan di RSUD Tugurejo Semarang

didapatkan data pasien rawat inap yang menderita DM pada tahun 2016

sejumlah 636 pasien, kemudian pada tahun 2017 menurun menjadi 525

pasien, sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan kembali

menjadi 397 pasien yang mengalami DM.

Orang dengan DM memiliki tingkat kecemasan 20% lebih tinggi

dibandingkan dengan orang tanpa DM. Gangguan kecemasan memiliki

hubungan dengan hiperglikemia pada orang DM (Tsenkova V et al, 2013).

Kondisi hiperglikemia dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan

kerusakan berbagai macam organ (Nindyasari, 2010). Tingginya kadar


3

gula darah serta resiko komplikasinya membuat setiap penderita DM

mengalami kecemasan (Semiardji, 2013).

Hawari (2002) dalam Wahyuni (2012) juga menyatakan bahwa

pada penderita diabetes mellitus umumnya mengalami rasa cemas

terhadap segala hal yang berhubungan dengan diabetesnya. Perasaan

cemas terhadap kadar glukosa darah. Penatalaksanaan ansietas pada tahap

pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat

holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik atau psikiatri,

psikososial dan psikoreligius (Hawari, 2008).

Ansietas dapat diatasi dengan tehnik relaksasi, distraksi, kegiatan

spiritual dan hipnoterapi (Keliat, 2015). Ada beberapa jenis hipnosis yang

bisa dilakukan salah satunya yaitu hipnosis dengan menggunakan tehnik

hipnosis 5 jari tangan, individu atau klien dibantu merubah persepsi

ansietas, stress, tegang dan takut dengan menerima saran-saran di ambang

bawah sadar atau dalam keadaan rileks dengan menggerakan jari-jarinya

sesuai perintah (Long, 2010).

Berdasarkan terapi hipnosis 5 jari, terapi tersebut merupakan

konsep penyembuhan yang menyeimbangkan sistem harmonis tubuh

dengan mengatur kembali pola-pola negatif yang sering dilakukan oleh

individu, baik secara sadar maupun tidak sadar, dengan memasuki pikiran

bawah sadar klien dengan media tangan, pola-pola negatif yang selama ini

telah dilakukan oleh klien, bisa dikoreksi dan di program kembali dengan

memberikan pandangan-pandangan baru yang bisa memberikan


4

kenyamanan dan ketenangan secara jangka panjang bagi klien (Hakim,

2010).

Hal ini menunjukkan bahwa tehnik hipnosis 5 jari bisa

meringankan ansietas. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian

Julian (2013) menunjukkan bahwa pemberian tehnik relaksasi napas dalam

dan hipnosis 5 jari dapat menurunkan ketegangan otot, membantu

memusatkan perhatian, mengurangi ketakutan. Selain itu, sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan Muafiro dan Adin (2004) tentang terapi

hipnosis lima jari untuk menurunkan kecemasan pasien kanker leher rahim

dan Hunun (2011) yang menunjukkan adanya penurunan tingkat ansietas

pada pasien dengan penyakit kronis.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menganalisa asuhan keperawatan ansietas pada pasien diabetes

mellitus dengan terapi hipnosis 5 jari di RSUD Tugurejo Semarang

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada pasien diabetes mellitus dengan

ansietas di RSUD Tugurejo Semarang

b. Merumuskan diagnose keperawatan pada pasien diabetes mellitus

dengan ansietas di RSUD Tugurejo Semarang

c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien diabetes

mellitus dengan ansietas di RSUD Tugurejo Semarang


5

d. Melaksanakan tindakan keperawatan hipnosis 5 jari pada pasien

diabetes mellitus dengan ansietas di RSUD Tugurejo Semarang

e. Melakukan evaluasi tindakan pada pasien diabetes mellitus dengan

ansietas di RSUD TugurejoSemangat

f. Menggambarkan tentang asuhan keperawatan ansietas pada pasien

diabetes mellitus dengan terapi hipnosis 5 jari di RSUD Tugurejo

Semarang

C. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

perkembangan ilmu pada penatalaksanaan ansietas pada pasien diabetes

mellitus dengan terapi hipnosis 5 jari.

2. Manfaat praktisi

a. Institusi Pendidikan

Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan bermanfaat untuk mahasiswa-mahasiswi Poltekkes

Kemenkes Semarang khususnya Prodi Keperawatan.

b. Rumah Sakit

Dapat meningkatkan kualitas pengelolaan dan bahan evaluasi asuhan

keperawatan ansietas pada pasien diabetes mellitus dengan terapi

hipnosis 5 jari.
6

c. Pasien

Dapa tmenambah informasi yang lebih kepada pasien diabetes

mellitus tentang mengatasi ansietas dengan terapi hipnosis 5 jari.

d. Keluarga

Meningkatkan pengetahuan dan menambah informasi tentang

pelaksanaan ansietas pada pasien diabetes mellitus dengan terapi

hipnosis 5 jari.

Anda mungkin juga menyukai