Anda di halaman 1dari 4

HEMORRHOID

PENGERTIAN
Hemorroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemorroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik ( sjamsuhidajat & jong, 2004)
Hemorroid adalah bagian vena verikosa pada kanalis ani; Hemorroid timbul akibat
kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik, banyak terjadi pada usia 25 tahun
keatas. Walaupun tidak mengancam nyawa tapi menimbulkan perasaan tidak nyaman (price
& wilson 2006)
Hemorroid adalah pelebaran pembuluh darah pada anus dan rektal, Hemorroid dibagi
menjadi dua tipe yaitu internal dan eksternal. Hemorroid internal terdapat di sfinter anal dan
Hemorroid eksternal terdapat di bawah sfinter anal (C harlen J Reeves, 2000)
Kesimpulannya, Hemorroid adalah varises vena eksternal dan internal dari kanal anus
yang disebabkan oleh adanya tekanan intra abdomen pada vena-vena anorektal.

KLASIFIKASI HEMORROID:
Hemorroid digolongkan menjadi Hemorroid internal dan eksternal.
Hemorroid internal;
Gejala dari Hemorroid internal adalah perdarahan tanpa rasa nyeri karena tidak ada rasa nyeri
di daerah ini. Hemorroid dibagi menjadi 4 derajad:

Derajat I Hemorroid yang terdapat perdarahan tetapi tidak menjadi penonjolan


pada lobang anus
Derajat II Hemorroid yang terjadi penonjolan pada saat defekasi tetapi dapat
masuk kembali secara spontan
Derajat III Hemorroid yang terjadi penonjolan pada saat defekasi tetapi dapat
masuk kembali dengan dibantu
Derajat IV Hemorroid ysng sudah terjadi penonjolan secara menetap dan tidak
dapat dimasukan kembali

Hemorroid eksternal
Biasanya merupakan perluasan Hemorroid internal, dibagi menjadi dua, yaitu:
Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada sekitar anus yang merupakan
hematom. Gejala yang sering timbul adalah rasa nyeri/sakit dan gatal sekitar Hemorroid.
Timbul gejala tersebut karena ujung-ujung reseptor nyeri ada pada kulit.
Kronik
Hemorroid kronik terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus yang berupa
jaringan penyambung dan sedikit pembulu darah (mansjor, 2000)

ETIOLOGI
Ada beberapa penyebab diantaranya;
Herediter merupakan penyebab Hemorroid yang menurunkan kelemahan dinding pembulu
darah.
Pekerjaan, misalnya terlalu lama duduk atau berdiri, angkat berat
Nutrisi, misalnya kurang makanan berserat seperti buah dan sayur, pedas
Peningkatan tekanan intra abdomen
Penyakit lain seperti hipertensi portal
Kehamilan dapat mengawali atau memperberat Hemorroid (smeltzer, 2002)

PATOFISIOLOGI
Menurut Price (2000),dan Smeltser (2002), patofisiologi haemoroid adalah akibat dari
kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan venous rectum dan vena haemoroidalis.
Ditensi vena awalnya merupakan struktur yang normal pada daerah anus, karena vena ini
berfungsi sebagai katup yang dapat membantu menahan beban. Namun bila distensi terus
menerus akan terjadi gangguan vena berupa pelebaran-pelebaran pembuluh darah vena.
Distensi tersebut bisa disebabkan karena adanya sfingter anal akibat konstipasi, kehamilan,
tumor rectum, pembesaran prostate.
Penyakit hati kronik yang dihubungkan dengan hipertensi portal sering
mengakibatkan haemorroid karena vena haemoroidalis superior mengalirkan darah kedalam
sistem portal. Selain itu portal tidak memiliki katub sehingga mudah terjadi aliran balik.
Fibroma uteri juga bisa menyebabkan tekanan intra abdominal sehingga tekanan vena
portal dan vena sistemik meningkat kemudian ditransmisi daerah anarektal.
Aliran balik dan peningkatan tekanan vena tersebut di atas yang berulang-ulang akan
mendorong vena terpisah dari otot sekitarnya sehingga vena prolap dan menjadi haemorroid.

MANIFESTASI KLINIS
Tanda utama biasanya adalah nyeri dan perdarahan. Darah yang keluar berwarna
merah segar, tidak bercampur dengan feses, dan jumlahnya bervariasi.
Bila hemoroid bertambah besar maka dapat terjadi prolaps. Pada awalnya biasanya
dapat tereduksi spontan. Pada tahap lanjut, pasien harus memasukkan sendiri setelah
defekasi. Dan akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan. Kotoran
di pakaian dalam menjadi tanda hemoroid yang mengalami prolaps permanen. Nyeri akan
terjadi bila timbul trombosis luas dengan edema dan peradangan.
Pada pemeriksaan rectal secara digital mungkin tidak ditemukan apa-apa bila masih
dalam stadium awal. Pemeriksaan anoskopi dilakukan untuk melihat hemoroid interna yang
tidak mengalami penonjolan (Mansjoer, 2000 ).

PEMERIKSAAN
Inspeksi
Pada inspeksi, hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah mengandung trombus.
Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa. Untuk
membuat prolaps dapat dengan menyuruh pasien untuk mengejan.
RT
Pada colok dubur, hemoroid interna biasanya tidak teraba dan juga tidak sakit. Dapat
diraba bila sudah ada trombus atau sudah ada fibrosis. Trombus dan fibrosis pada perabaan
padat dengan dasar yang lebar.
Anoskopi
Dengan cara ini kita dapat melihat hemoroid interna. Penderita dalam posisi
litotomi. Anaskopi dengan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Benjolan hemoroid akan
menonjol pada ujung anaskop. Bila perlu penderita disuruh mengejan supaya benjolan
dapat kelihatan sebesar-besarnya.
Pada anoskopi dapat dilihat warna selaput lendir yang merah meradang atau
perdarahan, banyaknya benjolan, letaknya dan besarnya benjolan.
Proktosigmoidoskopi
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan
oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi (rektum/ sigmoid),
karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai.
Pemeriksaan Feces
Diperlukan untuk mengetahui adanya darah samar (occult bleeding).

PENATALAKSANAAN
konservatif
Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan hygiene personal
yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
Diet yang tinggi serat mengandung buah dan sayur mungkin satu-satunya tindakan
yang diperlukan; bila tindakan ini gagal, laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat
melewati usus dapat membantu.
Rendam duduk dengan salep dan supositoria yang mengandung anestesi, astrigen
(witch hazel) dan tirah baring adalah tindakan yang memungkinkan pembesaran berkurang.
Terapi obat-obatan (medikamentosa)
Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek yang bermakna kecuali
efek anestetik dan astringen.
Terapi farmakologis adalah dengan flavonoid. Berbagai senyawa flavonoid yang telah
diteliti sejauh ini adalah hidrosmin, hisperidin dan diosmin, serta rutosida. Diosmin dan
hisperidin memiliki efek proteksi endotel, memperbaiki drainase sistem limfatik, dan
meningkatkan tonus dinding vena.
Mikronisasi diosmin dan hesperidin akan meningkatkan kemampuan penyerapan obat
yang selanjutnya akan meningkatkan efektivitas obat.
Berbeda dengan diosmin dan hisperidin, hidrosmin berfungsi sebagai vasoprotektif
melalui tiga efek, yaitu:
Efek yang pertama yaitu terhadap hemodinamik dengan cara meningkatkan tonus vena dan
menurunkan permeabilitas kapiler. Hidrosmin meningkatkan tonus vena dua kali lebih baik
daripada diosmin dan sepuluh kali lebih baik daripada hisperidin. Pemberian hidrosmin
dengan dosis 300 mg dan 500 mg/kgBB selama 4 hari juga mampu menurunkan
permeabilitas vaskular. Efek tersebut lebih baik bila dibandingkan dengan diosmin dan
hydroxyethyl rutin dengan dosis yang sama.
Efek yang kedua yaitu terhadap hemoreologik dengan cara mengurangi viskositas darah
sehingga aliran darah lebih lancar, memperbaiki elastisistas eritrosit, dan mencegah agregasi
trombosit. Dibandingkan dengan kontrol, hidrosmin terbukti lebih baik dalam menurunkan
viskositas darah dan meningkatkan deformabilitas eritrosit bila diberikan pada pasien
kardiovaskular dengan abnormalitas hemoreologi.
Efek yang ketiga yaitu meningkatkan drainase limfatik. Hidrosmin mengurangi volume dan
gejala klinis limfedema bila diberikan pada pasien dengan limfedema kronik.
Studi Alonso-Coello dkk, meneliti penggunaan flavonoid sebagai terapi hemoroid
melalui suatu meta-analisis yang melibatkan 14 studi. Dari berbagai parameter keluaran
akhir yang diukur, tampak bahwa perbaikan gejala umum akan lebih baik dengan
penggunaan flavonoid daripada kontrol, perdarahan lebih sedikit, nyeri persisten berkurang,
gatal berkurang, dan rekurensi hemoroid lebih sedikit.
Selain sebagai terapi hemoroid, hidrosmin dan diosmin juga dapat digunakan untuk
tatalaksana kelainan vena tungkai bawah. Sebuah studi membandingkan efek hidrosmin dan
diosmin pada kelainan vena tungkai bawah dengan menilai gejala nyeri, rasa berat di tungkai,
penekanan lokal, dan perimeter tungkai. Hasilnya adalah hidrosmin mengurangi gejala
tersebut lebih baik daripada diosmin.

Skleroterapi
Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya 5% fenol
dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke submukosa dalam jaringan areolar yang
longgar di bawah hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang
kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan parut. Penyuntikan dilakukan di sebelah atas
dari garis mucokutan dengan jarum yang panjang melalui anoskopi. Apabila penyuntikan
dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri. Penyulit penyuntikan termasuk
infeksi, prostatitis akut jika masuk dalam prostat, dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat
yang disuntikan.Terapi suntikan bahan sklerotik bersama nasehat tentang makanan
merupakan terapi yang efektif untuk hemoroid interna derajat I dan II, tidak tepat untuk
hemoroid yang lebih parah atau prolaps.

Operatif
Terdapat berbagai tipe tindakan nonoperatif untuk hemoroid.
Fotokoagulasi infra merah, diatermi bipolar, dan terapi laser adalah tehnik terbaru
yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya. Injeksi larutan
sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah.
Tindakan bedah konservatif hemoroid internal adalah prosedur ligasi pita-karet.
Hemoroid dilihat melalui anoskop dan bagian proksimal di atas garis mukokutan dipegang
dengan alat.
Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid dengan cara
membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis.
Hemoroidektomi atau eksisi bedah dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan
sisa yang masih ada. Selama pembedahan sfingter rectal biasanya didilatasi secara digital dan
hemoroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudiaan dieksisi.
Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah, gelfoan atau kasa oxygel diberikan diatas luka
kanal.

Anda mungkin juga menyukai