Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN

PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR DAN
KEWASPADAAN TAMBAHAN
RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014

RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO – BATU
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................ii
Lembar Pengesahan..................................................................................................................iii
I. DEFINISI......................................................................................................................1
II. RUANG LINGKUP...................................................................................................2
III. TATA LAKSANAN...................................................................................................2
IV. DOKUMENTASI.......................................................................................................11
Lampiran 1..................................................................................................................................12
Lampiran 2..................................................................................................................................13

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RS. BAPTIS BATU

NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Kurnia Puji Astuti,A.Md.Kep. Pembuat Dokumen

Dr. Imanuel Eka Tantaputra Authorized Person

Dr. Arhwinda PA,Sp.KFR.,MARS. Direktur RS. Baptis Batu

iii
PANDUAN PENERAPAN
KEWASPADAAN BAKU DAN KEWASPADAAN TAMBAHAN

I. DEFINISI
1.1 Kewaspadaan standar adalah pencegahan penularan dari agen yang
terinfeksius pada ruang lingkup pekerja kesehatan.
1.2 Kewaspadaan isolasi dibuat untuk mencegah penyebaran infeksi dari
pasien dengan diagnosa atau tersangka Infeksi atau kolonisasi patogen
yang sangat menular.
1.3 Kewaspadaan Penularan melalui udara (Airborne Precaution)
Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi kuman pathogen yang penularannya melalui udara (Mis :
TBC, Campak, Mumps, Chicken Pox/cacar air)
1.4 Kewaspadaan penularan melalui percikan (Droplet Precaution)
Diterapkan kepada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman
pathogen dengan penularan melalui udara. Partikel lebih kecil dari
droplet (< 5um) dan tinggal di udara dalam jangka waktu lama,
sehingga udara terkontaminasi, menular melalui udara terkontaminasi
yang dihirup mis : TBC Paru, Measles/Campak, Varicella, Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS)
1.5 Kewaspadaan penularan melalui sentuhan (Contact Precaution)
Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi yang resiko penularannya meningkat melalui kontak
1.6 Alat Pelindung Diri (APD) adalah : Suatu peralatan yang dipakai oleh
petugas kesehatan untuk melindungi dirinya dari bahan-bahan yang
dapat infeksius seperti darah, cairan tubuh, sekret pasien.
1.7 Isolasi adalah merupakan suatu konsep dan pedoman yang dilakukan
untuk memisahkan seseorang ( pasien ) yang infeksius dari orang
lain /tidak infeksius dengan menerapkan kewaspadaan standart dan
kewaspadaan berdasarkan transmisi ( Isolation precautions )

1
II. RUANG LINGKUP
2.1Mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit yaitu dengan menganggap
bahwa semua pasien adalah menular atau sumber-sumber yang
dikenali maupun dari sumber-sumber yang tak dikenali.
2.2 Mencegah penyebaran infeksi dari pasien dengan diagnosa atau
tersangka Infeksi atau kolonisasi patogen yang sangat menular.
2.3 Beberapa kasus pasien-pasien dengan infeksi dapat dikendalikan
penyebarannya dengan standar precaution tetapi harus dipisahkan
karena resiko tertular penyakit infeksi dari pasien lain, contohnya pada
pasien dengan gangguan immune
de

III. TATA LAKSANA


A. Kewaspadaan Standar
1. Cuci Tangan

Sebelum & setelah kontak pasien

Diantara prosedur berbeda pada pasien yang sama


Setelah kontak dengan cairan tubuh,darah dengan atau tanpa
menggunakan sarung tangan

Setelah menangani peralatan/benda/lingkungan yang
terkontaminasi

Segera cuci tangan setelah melepas APD

Dekontaminasi tangan dengan menggunakan air dan sabun jika
tangan terlihat kotor

Jika tangan terlihat bersih dekontaminasi dengan “alcohol
based hand rub/gel”

Edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung pasien

Pastikan fasililitas tersedia

2. Penggunaan Alat Pelindung Diri



APD terdiri dari : Sarung tangan,apron/gowns, Pelindung mata,
hidung, mulut

2

Petugas Kesehatan harus dapat mengkaji penggunaan APD
pada saat melakukan prosedur tindakan :Prosedur biasa, Resiko
terpapar darah/cairan tubuh, Resiko terkontaminasi

3. Manajemen terpapar darah dan cairan tubuh


a. Terpapar cairan tubuh ,urine,faeces atau muntah :

Bersihkankan material dengan tissue buang segera

Bersihkan dengan detergen netral dan air hangat


Desinfektan dengan larutan chlorine 1000ppm atau
instruksi p abrik,bilas dan keringkan

Buang sarung tangan dan apron

Dekontaminsai tangan


Jangan memberikan chlorin untuk percikan urine karena
chlorin akan menguap
b. Terpapar darah

Dekontaminasi percikan darah dengan desindektan-berbasis
chlorin (bubuk,granul atau larutan yng mengandung
10,000ppm chlorine) atau alternative lain yang sesuai
dengan instruksi pabrik

Bersihkan percikan dengan tissue buang kesampah medis

Bersihkan area dengan pembersihan biasa menggunakan
detergen netral dan air

Lepas sarung tangan dan apron

Dekontaminasi tangan

4. Penempatan Pasien
Petugas kesehatan harus menempatkan pasien berdasarkan
potensial menularnya agen infeksius

3
5. Hygiene Respirasi/Etika Batuk

Target : pasien, keluarga dan pengunjung dengan infeksi
saluran nafas yang dapat di transmisikan , batuk, rhinorrhoe,
pilek

Efektif menurunkan transmisi patogen droplet melalui saluran
nafas (influenza, adenovirus, B pertusis, mycoplasma
pneumoniae)

6. Praktek Menyuntik yang Aman



Semua injeksi harus disiapkan di area bersih bebas kontaminasi

Tehnik aseptik selalu dilakukan pada saat mengambil obat
injeksi dari vial dan saat memberikan ke pasien

Pakai jarum steril, disposable untuk mencegah kontaminasi
pada peralatan injeksi

Gunakan single dose vial jika memungkinkan

Jangan gunakan single dose vial pada banyak pasien

Jangan tinggalkan sisa obat dan diberikan untuk waktu
berikutnya

Klinisi memakai masker pada saat tindakan lumbal punksi,
anestesi spinal dan epidural untuk mencegah transmisi droplet
flora orofaring

7. Management terpapar darah/cairan tubuh dan tertusuk benda


tajam (Needle Stick Injury)
prosedur manajemen terpapar darah/cairan tubuh dan benda tajam
(NSI)yang memuat:

Pertolongan pertama

Risk assessment dan skrening sumber pasien (jika
diketahui)

Risk assessment pemberian chemoprophylaxis

Konseling dan monitoring test

4
8. Manajemen Pembuangan Sampah
a. Pembuangan sampah berdasarkan katagori dengan
menggunakan kode warna tertentu
b. Katagori sampah:

Sampah benda tajam (jarum injeksi, pisau bedah

Sampah infeksius (sampah yang terkontaminasi dengan
darah/cairan tubuh ,jaringan tubuh)

n

Sampah daur ulang (botol infus,kardus)


Sampah berbahaya tidak menular (obat khemoterapy)

9. Manajemen Laundry/Linen

Laundry harus ditangani dengan cara yang aman untuk
mencegah penularan dari micro-organisme ke pasien-petugas
kesehatan dan lingkungan

Staff yang menangani linen kotor harus menggunakan sarung
tangan dan apron (baju pelindung)

Pemilihan/sortir linen tidak diperkenankan di area perawatan
pasien
10. Dekontaminasi Lingkungan

Prosedur pembersihan harus dilakukan secara rutin untuk
meminimalkan jumlah mikroorganisme dilingkungan

Penanganan khusus pada permukaan atau peralatan yang
kemungkinan terkontaminasi dengan darah/cairan tubuh seperti
pagar tt,matras,meja pasien, peralatan disekitar lingkungan
pasien

Chemical desinfectans tidak digunakan rutin pada pembersihan
lingkungan

Jika menggunakan desinfektan ikuti petunjuk produk (pabrik)
untuk pelarutan dan kontak waktu

5
11. Dekontaminasi peralatan medik yang digunakan kembali
(reuse)
a. Peralatan kesehatan dengan “single use item” tidak dapat
diproses ulang untuk digunakan kembali
b. Kategori Alat (criteria Spaulding)

Peralatan Non Kritis
Peralatan medis yang kontak dengan permukaan kulit yang
utuh. Pengelolaan peralatan medis dengan cara disinfeksi
tingkat intermediate / tingkat rendah
Contoh: Tensimeter, stetoscope, bedpan, urinal, linen,
apron.

Peralatan Semi Kritis
Peralatan yang masuk / kontak dengan membran mukosa
tubuh.Pengelolaan peralatan medis dengan disinfeksi
tingkat tinggi.
Contoh: endotracheal tube, endoscopi, nasogastric tube

Peralatan Kritis
Peralatan medis yang masuk kedalam jaringan tubuh steril
atau sistem pembuluh darah. Pengelolaan peralatan dengan
cara sterilisasi
Contoh: instrumen bedah, kateter intravena, kateter jantung,
dll

6
B. Kewaspadaan berdasarkan transmisi
1. AIRBORNE PRECAUTIONS
Diterapkan pada pasien yang menderita atau diduga menderita mikroorganisme
yang menular melalui udara diantaranya : TBC, Campak, cacar air (dengan
krusta yang banyak),herpes zoster dengan krusta yang terlokalisir atau yang
menyebar (Immunocompromised patient)

KEBUTUHAN PENULARAN MELALUI UDARA


Sarung tangan Tidak diperlukan
Apron/gown Tidak diperlukan
Masker Masker N 95 (P2 Particulate respiratory)
digunakan untuk kasus TBC dan SARS
Untuk kasus lain bisa digunakan masker
bedah. Masker dipakai oleh petugas yang
sama, dan dibuang setelah kontak.
Catatan : masker diganti setelah dipakai
terus menerus selama 4 jam atau jika masker
basah atau kotor
Penempatan pasien Tempatkan pasien di ruang isolasi
Penanganan peralatan Membatasi furniture dan peralatan terpapar
pasien
Peralatan yang digunakan ulang dilakukan
desinfeksi dan sterilisasi sesuai prosedur
sebelum digunakan untuk pasien lain
Transportasi pasien Pasien menggunakan masker bedah
Hubungi ruangan yang akan menerima
pasien
Petugas tidak perlu menggunakan masker
jika pasien sudah menggunakan masker
Pasien dengan adanya luka/lesi di kulit
diberi tutup

7
Linen Minimalkan kontak dan mengibaskan linen
pasien
Linen yang terkontaminasi dimasukkan ke
dalam kantong plastik berwarna kuning dan
ditangani sesegera mungkin
Dekontaminasi sesuai prosedur
Gunakan APD saat menangani linen yang
terkontaminasi
Limbah Tangani limbah sesuai prosedur
Lain-lain Cuci tangan sesuai prosedur dan five
moment dan setelah melepas APD

2. DROPLET PRECAUTIONS
Diterapkan saat melakukan tindakan yang kontak dengan mebrane
mukosa atau konjungtiva pasien yang diduga menular. Partikel
lebih besar dari 5um, dan memercik dalam radius 1 meter, Contoh
Kondisi :

Bronchiolitis

Meningo-coccal Infectius

Viral infections termasuk influenza, Mumps & Rubella

PENATALAKSANAAN
KEBUTUHAN PENULARAN MELALUI UDARA
Sarung tangan Sesuai kewaspadaan standar
Apron/gown Sesuai kewaspadaan standar
Masker Masker bedah
Petugas harus menggunakan masker saat
merawat pasien dengan batuk produktif,
terutama bila melakukan penanganan
dengan jarak ± 1meter
Goggles/face shield Lindungi wajah bila ada resiko percikan

8
Penanganan peralatan Peralatan yang digunakan ulang dilakukan
desinfeksi dan sterilisasi sesuai prosedur
sebelum digunakan untuk pasien lain
Transportasi pasien Pasien menggunakan masker bedah
Hubungi ruangan yang akan menerima
pasien
Petugas tidak perlu menggunakan masker
jika pasien sudah menggunakan masker
Linen Minimalkan kontak dan mengibaskan linen
pasien
Linen yang terkontaminasi dimasukkan ke
dalam kantong plastik berwarna kuning dan
ditangani sesegera mungkin
Dekontaminasi sesuai prosedur
Gunakan APD saat menangani linen yang
terkontaminasi
Limbah Sesuai kewaspadaan standar
Lain-lain Cuci tangan sesuai prosedur &five moment,
dan setelah melepas APD

3. CONTACT PRECAUTIONS
Diterapkan untuk menurunkan resiko penularan mikroorganisme
pathogen melalui kontak langsung maupun tidak langsung
diantaranya :

Kontak kulit dan kulit

Kontaminasi dari peralatan pasien

Lingkungan pasien

Contoh kondisi :

Kolinisasi atau infeksi MRSA, EsβL (Extended spectrum
Betalactamase producing organism) VRE (Vancomycin
Resisten Staphilococus)

9

Penyakit saluran pencernaan : Rotavirus, hepatitis A,
Clostridium difficle

Respiratory : SARS, Bronchiolitis

Infeksi kulit : Herpes Zoster, Scabies, HSV

PENATALAKSANAAN

KEBUTUHAN PENULARAN MELALUI UDARA


Sarung tangan Saat kontak dengan pasien, peralatan pasien
dan lingkungan pasien
Apron/gown Saat petugas kesehatan kontak dengan
pasien, peralatan pasien dan lingkungan
pasien
Masker Di gunakan jika ada resiko percikan cairan
tubuh pasien
Goggles/face shield Digunakan jika ada resiko percikan cairan
tubuh pasien
Penanganan peralatan Membatasi furniture dan peralatan terpapar
pasien
Peralatan yang digunakan ulang dilakukan
desinfeksi dan sterilisasi sesuai prosedur
sebelum digunakan untuk pasien lain
Transportasi pasien Hubungi ruangan yang dituju
Pastikan luka dikulit tertutup dan exudat
ditangani dengan baik
Linen Minimalkan kontak dan mengibaskan linen
pasien
Linen yang terkontaminasi dimasukkan ke
dalam kantong plastik berwarna kuning dan
ditangani sesegera mungkin
Dekontaminasi sesuai prosedur
Gunakan APD saat menangani linen yang
terkontaminasi

10
Limbah Tangani sesui prosedur
Lain-lain Lakuakn cuci tangan sesuai five moment,
setelah melepas sarung tangan dan apron

IV. DOKUMENTASI
4.1 Data pasien infeksius
4.2 Laporan audit kepatuhan penerapan kewaspadaan standat
43 Lpaoran penerapan kewaspadaan berdasrkan transmisi

11
Lampiran 1

ALUR KEWASPADAAN STANDAR &


KEWASPADAAAN BERDASARKAN TRANSMISI

KEWASPADAAN STANDART
Diterapkan kepada semua pasien
KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
Diterapkan saat menangani :
 Kewaspadaan berdasarkan transmisi
Darah (termasuk darah kering) diterapkan saat menangani pasien yang

Cairan tubuh, sekresi & ekskresi (termasuk diketahui atau diduga terinfeksi atau
keringat) kollonisasi agen infeksius

Kulit yang tidak utuh

Membran mukosa

JALUR PENULARAN

KEWASPADAAN PENULARAN KONTAK KEWASPADAAN KEWASPADAAN


(CONTACT PRECAUTION) PENULARAN UDARA PENULARAN PERCIKAN
Diterapkan untuk menurunkan penularan (DROPLET PRECAUTION)
mikroorganisme baik kontak langsung maupun tidak (AIRBORNE PRECAUTION) Saat melakukan tindakan
langsung. Diterapkan kepada pasien yang kontak dengan
Contoh kuman pathogen:

yang diketahui atau diduga mebrane mukosa atau
Kolonisasi atau infeksi multi resisten organism terinfeksi kuman pathogen

Penyakit saluran pencernaan : konjungtiva pasien yang
Rotavirus, hepatitis A, Clostridium difficle dengan penularan melalui diduga menular


Respiratory : SARS, Bronchiolitis udara Partikel lebih besar dari
Infeksi kulit : Herpes Zoster, Scabies, HSV
5um, dan memercik dalam
Partikel lebih kecil dari radius 1 meter,
droplet (< 5um) dan tinggal di Tidak seperti airborne,
SKIN PRECAUTIONS udara dalam jangka waktu partikel tidak tinggal terlalu
lama, sehingga udara lama dan terlalu luas di
terkontaminasi. udara
Merupakan kelanjutan dari contact precaution dan
Contoh Kondisi :
diciptakan karena adanya peningkatan kasus crusta 
scabies. Scabies dapat menular melalui kontak kulit menular melalui udara Bronchiolitis
terkontaminasi yang dihirup 
dan kulit atau dari kontaminasi lingkungan maupun Meningo-coccal
peralatan pasien. Oleh karena itu karena banyak Infectius
tungau yang jatuh di lingkungan pasien, diperlukan Contoh Kondisi : 

TBC paru Viralinfections
kewaspadaan ekstra. 
Campak
Contoh kondisi :

Varicella termasuk influenza,

Severe Acute Respiratory Mumps & Rubella
 Syndrome (SARS)
Crusted scabies

12
Lampiran 2

ETIKA BATUK

1. Tutup mulut dan hidung menggunakan tissue atau sapu tangan.


2. Gunakan lengan baju dalam jika tidak membawa tissue atau sapu tangan.

3. Buang segera tissue yang sudah dipakai ke tempat sampah

4. Cuci tangan dengan air mengalir atau cairan alcohol sesuai SPO cuci tangan.

13
5. Gunakan masker bial anda flu atau sedang batuk.

14

Anda mungkin juga menyukai