Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Illahi Rabbi karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, dengan didorong semangat dan daya upaya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir mengenai Evidence Base dalam
Asuhan Persalinan.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai praktik yang
merugikan serta praktik yang direkomendasikan dalam asuhan persalinan berdasarkan evidence
base.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan
pembelajaran mengenai asuhan yang diberikan pada ibu bersalin. Penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menghasilkan yang terbaik dalam penulisan makalah ini, tetapi
penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
BAB III
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah pada latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam
penulisan makalah ini diantaranya :
a) evidence based apa sajakah yang ada pada asuhan persalinan?
b) evidence base apa saja yang merugikan serta yang direkomendasikan dalam asuhan
persalinan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
(Hemming et al, 2003). Hal itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong
maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan
perawatan untuk ibu dan bayi. (silverton, 2003).
Standar pendidikan bidan dari International Confederation of Midwifery (ICM),
menyatakan bahwa filosofi pendidikan bidan harus konsisten dengan filosofi asuhan
kebidanan (ICM, 2011). Begitupun dengan evidence based tetap harus memperhatikan
filosofi dasar profesi kebidanan sehingga bukti ilmiah yang kita pakai tidak melenceng
dari filosofi profesi bidan itu sendiri. Filosofi dasar profesi kebidanan terdiri dari 6
filosofi dasar antara lain:
1) Normal & Natural childbirth
2) Women centre care
3) Continuity of care
4) Empowering women
5) women and family partnership
6
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
a) Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai
martabatnya.
b) Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelummemulai
asuhan tersebut
c) Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya
d) Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir.
e) Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
f) Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu
beserta anggota keluarga yang lain.
g) Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain
selama persalinan dan kelahiran bayinya.
h) Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan
mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
i) Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.
j) Menghargai privasi ibu.
k) Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran
bayi.
l) Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila
iamenginginkannya.
m) Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak memberi
pengaruh yang merugikan.
n) Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomy,
pencukuran, dan klisma).
o) Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir
p) Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi
q) Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).
7
Adapun asuhan sayang ibu berdasarkan EBM yang dapat meningkatkan tingkat
kenyamanan seorang ibu bersalin adalah ibu tetap di perbolehkan makan dan minum
karena berdasarkan EBM diperoleh kesimpulan bahwa :
a) Pada saat bersalin ibu mebutuhkan energi yang besar, oleh karena itu jika ibu tidak
makan dan minum untuk beberapa waktu atau ibu yang mengalami kekurangan
gizi dalam proses persalinan akan cepat mengalami kelelahan fisiologis, dehidrasi
dan ketosis yang dapat menyebabkan gawat janin.
b) Ibu bersalin kecil kemungkinan menjalani anastesi umum, jadi tidak ada alasan
untuk melarang makan dan minum.
c) Efek mengurangi/mencegah makan dan minum mengakibatkan pembentukkan
glukosa intravena yang telah dibuktikan dapat berakibat negative terhadap janin dan
bayi baru lahir oleh karena itu ibu bersalin tetap boleh makan dan minum
8
f) Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
g) Membuat buang air lebih sulit
h) Membatasi pergerakan ibu
i) Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
j) Bisa membuat kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
k) Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.
9
2) Lateral (miring)
Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah
satu kaki diangkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Biasa dilakukan
bila posisi kepala bayi belum tepat. Normalnya posisi ubun-ubun bayi berada di
depan jalan lahir, menjadi tidak normal bila posisi ubun-ubun berada di belakang
atau samping. Miring ke kiri atau ke kanan tergantung posisi ubun-ubun bayi. Jika
di kanan, ibu diminta miring ke kanan dengan harapan bayinya akan memutar.
Posisi ini juga bisa digunakan bila persalinan berlangsung lama dan ibu sudah
kelelahan dengan posisi lainnya.
Keuntungan : Peredaran darah balik ibu mengalir lancar, pengiriman oksigen
dalam darah ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu, karena tidak terlalu
menekan, proses pembukaan berlangsung perlahan-lahan sehingga persalinan relatif
lebih nyaman, dan dapat mencegah terjadinya laserasi.
Kekurangan : Posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan
membantu proses persalinan, kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan, bila
harus melakukan episiotomi pun posisinya lebih sulit.
10
3) Berdiri atau jongkok
11
4) Merangkak
Posisi meragkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada
punggung. Keuntungan : ibu merasa lebih nyaman dan efektif untuk meneran,
mempermudah janin dalam melakukan rotasi, membantu ibu mengurangi nyeri
punggung, dan peregangan pada perinium berkurang.
5) Menungging
Keuntungan : Mendorong kepala bayi keluar dari panggul selama kontraksi ,
kadang – kadang dianjurkan pada persalinan dini jika kontraksi sering terjadi dan
untuk mengurangi nyeri pinggang , serta mengurangi tekenan pada leher rahim
yang bengkak.
6) Berjalan-jalan
Posisi ini hanya dapat dilakukan bila ketuban belum pecah dan bila ibunya
masih mampu untuk melakukannya. Posisi ini dapat menyebabkan ibu cepat
menjadi lelah. Keuntungan : Menyebabkan terjadinya perubah sendi panggul ,
dapat mempercepat turunnya kepala janin.
12
bayi baru lahir yang akhirnya bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi
(AKB).
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak
disodorkan ke puting susu).
Menurut hasil penelitian Nelwatri, Hepi (2013) bahwa ada pengaruh yang
signifikan inisiasi menyusu dini terhadap involusi uteri di BPS Kota Padang tahun
2013.
Inisiasi menyusu dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi involusi
uterus karena saat menyusui terjadi rangsangan dan dikeluarkannya hormon antara lain
oksitosin yang berfungsi selain merangsang kontraksi otot-otot polos payudara, juga
menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus. Hal ini akan menekan
pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi
perdarahan.
Involusi uterus yang sempurna merupakan salah satu indikator penting dalam
melihat kepulihan ibu pada masa nifas, untuk itu sangat penting bagi tenaga kesehatan
khususnya yang membantu persalinan untuk selalu melakukan inisiasi menyusu dini
pada ibu bersalin apabila kondisi ibu dan janin dalam keadaan normal.
13
berpengaruh terhadap intensitas nyeri dan kadar endorfin ibu bersalin kala I fase laten
persalinan normal serta kadar endorfin berkorelasi dengan intensitas nyeri kala I fase
laten persalinan normal.
Endorfin merupakan neurotransmitter atau neuromodulator yang menghambat
pengiriman pesan nyeri, dengan demikian keberadaan endorfin pada sinaps sel saraf
menyebabkan penurunan sensasi nyeri. Oleh karena itu seseorang yang memiliki kadar
endorfin rendah akan lebih merasakan nyeri dibandingkan dengan yang kadar endorfin
tinggi.
Studi lain tentang sentuhan persalinan membuktikan bahwa dengan sentuhan
persalinan 56% lebih sedikit yang mengalami tindakan Seksio Sesarea, pengurangan
penggunaan anestesi epidural hingga 85%, 70 % lebih sedikit kelahiran dibantu
forceps, 61% penurunan dalam penggunaan oksitosin; durasi persalinan yang lebih
pendek 25%, dan penurunan 58% pada neonatus yang rawat inap.
14
Irlandia, 705 ibu bersalin ditangani secara aktif dengan 0,5 ergometrin dan dilakukan
penegangan talipusat terkendali, sementara 724 ibu bersalin ditangani secara
menunggu/fisiologis. Hasil dari percobaan tersebut adalah berkurangnya perdarahan
pasca persalinan dan berkurangnya kasus anemia di antara ibu bersalin yang mendapat
penanganan Pengelolaan Aktif Kala III. Ibu bersalin yang ditangani dengan aktif
secara bermakna menurunkan kasus perdarahan pasca persalinan, dan sisa plasenta
serta lebih sedikit memerlukan tambahan obat – obatan uterotonika. Tidak satupun
dari studi – studi tersebut di atas memperlihatkan meningkatnya kasus komplikasi
serius sehubungan dengan Pengelolaan aktif.
15
(Perasat Kristeller). Namun, jika terjadi cidera maka ada implikasi medis-hukum bagi
penyedia layanan (bidan, dokter) yang terlibat.
Ketika kontraksi rahim tidak efektif meskipun sudah diberi obat perangsang
kontraksi (oksitosin), maka penolong persalinan sering melakukan tindakan
mendorong perut ibu bersalain (bulin) dengan manuver yang disebut "Kristeller",
Tindakan mendorong ini dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan lengan,
tangan, siku, dan bahkan lutut, dengan maksud membantu kekuatan kontraksi agar
bayi bisa lahir.
Sayangnya disamping membantu, tindakan ini juga memiliki risiko karena dapat
menyebabkan robeknya rahim, lepasnya plasenta, robekan jalan lahir (kerampang) dan
gangguan pada janin berupa asfiksia (sesak nafas), cedera pada bahu janin dan
kerusakan otak janin. Komplikasi-komplikasi diatas tentunya dapat menyebabkan
kematian ibu dan atau janin.
Manuver Kristeller ini dipergunakan secara luas terutama di Negara-negara yang
sedang berkembang. Kesimpulan terakhir tidak ditemukan manfaatnya melakukan
tindakan ini (Merhi & Awonuga 2005). Sehingga sekarang tindakan ini tidak
dianjurkan lagi.
16
d) Episiotomi dapat menyebabkan laserasi vagina yang dapat meluas menjadi derajat
tiga dan empat.
e) Luka episiotomi membutuhkan waktu sembuh yang lebih lama.
17
bayi maupun bagi ibunya. Namun dalam praktek APN dikatakan bahwa pemotongan
tali pusat dilakukan segera setelah bayi lahir.
18
3. Perlu hati-hati dalam merawat bayi, tali pusat dan plasenta sebelum puput agar
tidak infeksi, tidak berbau dan tidak putus karena tindakan yang tidak di sengaja
karena terburu-buru atau tidak hati-hati.
19
penurunan dalam penggunaan oksitosin; durasi
persalinan yang lebih pendek 25%, dan
penurunan 58% pada neonatus yang rawat
inap.1
Praktek – praktek yang jelas merugikan atau tidak efektif lainnya diantaranya adalah
sebagai berikut :
a) Penggunaan enema secara rutin
Enema adalah larutan yang dimasukkan dalam rektum dan kolon sigmoid.
Alasan utama untuk meningkatkan defekasi dengan menstimulasi peristaltik.
Volume cairan yang dimasukkan akan memecah massa feses, meregangkan dinding
rektum, kadang-kadang mengiritasi mukosa usus, dan mengawali refleks defekasi.
Juga digunakan untuk alat transportasi obat-obatan yang menimbulkan efek lokal
pada mukosa rektum. Indikasinya adalah menghilangkan konstipasi untuk
sementara, membuang feses yang mengalami impaksi, mengosongkan usus
sebelum pemeriksaan diagnostik, pembedahan, atau melahirkan, dan memulai
program bowel training.
b) Pencukuran bulu pubis secara rutin
c) Infus Intravena secara rutin pada persalinan
d) Pemasukaan cateter ke uretra
e) Merogoh uterus secara rutin setelah melahirkan
f) Pemeriksaan vagina secara berulang – ulang terutama oleh lebih dari satu pemberi
asuhan.
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Andriati, Riris. 2011. “Study Literatur Pengaruh Penundaan Pemotongan Tali Pusat Pada Bayi
Baru Lahir”, Vol.I, hlm. 1-8.
Batlajery, Jomina. Fratidhina, Yudhia dan Hamidah. 2014. “Pengaruh Waktu Penjepitan Tali
Pusat Terhadap Kadar Hemoglobin Neonatus”, Vol. 2, hlm. 45-52.
bidan.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/2.-asuhan-persalinan.pdf. (diakses tanggal 11
September 2017)
Djami, MEU. 2013. Isu Terkini dan Evidence Based dalam Praktik Kebidanan. Available from:
http://moudyamo.wordpress.com/2013/06/. (Diakses pada 11 september 2017)
Djami, Moudy E.U.2013.”Isu Terkini dan Evidence Based Dalam Praktik Kebidanan”.(online).
(Diakses : Tanggal 11 September 2017.
Djami, Moudy. 2013. Lotus Birth Isu Tekini dan evidence Based Dalam Praktik Kebidanan.
Jurnal Ilmiah Permata Medika
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=299942&val=7288&title=Pengaruh%20Ma
sase%20pada%20Punggung%20Terhadap%20Intensitas%20Nyeri%20Kala%20I%20Fase%20L
aten%20Persalinan%20Normal%20Melalui%20Peningkatan%20Kadar%20Endorfin. (diakses
tanggal 11 September 2017)
https://www.scribd.com/document/287198880/evidence-Base-Midwifery-materi-ajar-D4-S-pdf
(diakses tanggal 11 September 2017)
jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/download/73/67. (diakses
tanggal 11 September 2017)
Nelwatri, Helpi. 2015. “Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Terhadap Involusi Uterus Pada
Ibu Bersalin di BPS Kota Padang Tahun 2013”, Vol. 8, hlm 83-87.
Tambuwun, Herly. Tomboka, Sandra dan Mandang, Jenny (2014). “Hubungan Pelaksanaan
Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan”, Vol. 2, hm 1-9.
www.jurnal.stikes-bpm.ac.id/index.php/component/attachments/download/1. (diakses tanggal 11
September 2017)
22