Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pekerjaan konstruksi semakin lama semakin berkembang. Hal ini dengan banyak
ditemukannya bangunan yang menggunakan struktur baja, seperti jembatan rangka baja,
struktur gudang, tower, Wall climbing, bahkan gedung juga menggunakan baja sebagai
kekuatan strukturnya, banyak juga perumahan – perumahan pada saat ini yang
menggunakan baja sebagai struktur atap. Oleh karena di jaman seperti ini penting halnya
mengetahui fungsi dan macam – macam bentuk bangunan baja, dan tipe baja itu sendiri.
Selain bentuk dari baja, kita juga perlu mengetahui jenis – jenis sambungan pada
baja. Bagaimana cara pelaksanaan di lapangan serta bagaimana cara menguji dan
mendirikan suatu bangunan bajaBaja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dan
ukuran yang berbeda pula sehingga sangatlah mustahil baja itu dibuat dalam keadaan
pasif, tentulah kita harus membuat sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk
yang kita inginkan.
Pada jaman dahulu orang menyambung suatu baja dengan menggunakan cara yang
sangat sederhana. Tetapi makin lama peradaban manusia makin berkembang, begitu juga
dalam bidang teknologi. Manusia berusaha menganalisa dan menggali serta
memproduksi bahan-bahan yang diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu.
Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat melakukan penyambungan yang
kuat dengan menggunakan tenaga listrik. Untuk dapat menyambung baja tersebut
menjadi satu dengan yang lainnya, maka baja tersebut disambung dengan cara dilas.
Las adalah melelehkan dengan panas. Sedangkan mengelas adalah suatu cara
menyambung dua buah plat/logam atau lebih dengan melelehkan logam dengan
menggunakan panas, baik menggunakan bahan tambah atau tanpa bahan tambah
sehingga menyatu.

1|Laporan Praktik Baja


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
a. Ada berapa macam profil baja ?
b. Apa saja macam – macam sambungan pada baja ?
c. Apa saja contoh aplikasi konstruksi dari bahan baja ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas diharapkan mahasiswa mendapatkan manfaat
berupa :
a. Mahasiswa mengetahui jenis – jenis baja dan profil – profilnya
b. Mahasiswa mengetahui macam – macam sambungan pada baja
c. Mahasiswa mengetahui aplikasi atau konstruksi yang terbuat dari bahan baja

1.4 Manfaat
Dengan adanya praktek baja, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengetahui apa itu baja
b. Menggergaji profil baja dengan baik dan benar
c. Membuat sambungan pada baja
d. Mampu mengelas dengan baik dan benar
e. Mampu mendirikan suatu bangunan baja dengan baik dan benar

2|Laporan Praktik Baja


BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Baja


Baja adalah logam paduan logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa
elemen lainnya termasuk karbon. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal atom besi. Baja merupaan
komponen utama pada banguan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata.
(wikipedia)
Baja atau besi yang dihasilkan dai dapur-dapur baja disebut baja atau besi karbon,
yaitu campuran antara besi dengan zat arang (karbon). Sedangkan unsur lainnya seperti
fosfor, belerang, dan sebagainya juga ada didalamnya, namun dalam presentase yang
kecil sekali sehingga dianggap tidak memperngaruhinya.
Apabiala unsur lainnya itu sengaja dimasukkan ke dalamnya, dikatakan sebagai
baja paduan. Unsur paduan itu diberikan dengan maksud memperbaiki atau memberi sifat
baja yang sesuai dengan sifat yang dikehendaki pada baja. Berdasarkan banyaknya zat
arang yang dikandung besi atau baja, dapat dibedakan menjadi dua bagian:
a. Mengandung karbon antara 0,01 – 1,7%, disebut besi atau baja tempa
b. Mengandung karbon antara 2,3 – 3,5%, disebut baja atau besi tuang. (Sucahyo,
1995)

2.2 Jenis-Jenis Baja


Baja dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, salah satu pengelompokkan
baja yaitu berdasarkan kegunaan dalam konstruksi yaitu baja dapat digunakan sebagai
baja kostruksi dan baja non konstruksi. Baja konstruksi digunakan untuk keperluan
konstruksi bangunan dan pembuatan bagian-bagian mesin. Berdasarkan campuran dan
proses pembuatannya, baja konstruksi dibedakan menjadi (Setiawan, 2008).
a. Baja karbon
Baja karbon dibagi menjadi 3 kategori tergantung dari presentasi kandungan
karbonnya, yaitu baja karon rendah (C = 0,03 – 0,035%), baja karbon medium (C =
0,35 – 0,50%), dan baja karbon tinggi ( C = 0,55 – 1,70%). Baja yang sering
digunakan dalam struktur adalah baja karbon medium, misalnya BJ 37. Kandungan
karbon baja medium bervariasi dari 0,25 – 0,29% terantung ketebalan. Naiknya

3|Laporan Praktik Baja


pressentase karbon meningkatkan tegangan lele namun menurunkan daktalitas, salah
satu dampaknya adalah membuat pekerjaan las menjadi lebih sulit. Baj karbon
umumnya memiliki tegangan leleh (fy) antara 210 – 250 MPa.
b. Baja paduan rendah mutu tinggi
Baja yang termasuk dalam kategori baja paduan rendah mutu tinggi mempunyai
tegangan leleh berkisar antara 290 – 550 Mpa dengan tegangan putus (fu) antara 415
– 700 Mpa. Penambahan bahan-bahan paduan seperti chromium, columbium, angan,
molybden, nikel, fosfor, vanadium atau zinkonium dapat memperbaiki sifat-sifat
mekaninknya. Jika baja karbon mendapatkan kekuatannya seiring dengan
penambahan presentase karbon, maka bahan-bahan aduan ini mampu memperbaiki
sifat mekanik aja dengan membentuk mikrostruktur dalam bahan aja yang leih halus.
c. Baja paduan
Baja paduan rendah dapat ditempa dan dipanaskan untuk memperoleh tegangan
antara 550 – 70 Mpa. Tegangan leleh dari baja paduan biasanya ditemukan sebagai
tegangan yang terjadi saat timbul regangan permanen sebesar 0,2% atau dapat
ditentukan pula sebagai tegangan pada saat regangan mencapai 0,5%.

2.3 Macam-Macam Profil Baja

2.3.1 Poril Baja WF (Wide Flange)

Gambar 2.1 Profil Baja WF

Profil baja ini biasa di gunakan untuk membuat sebuah kolom, ring balk, tiang
pancang, top & bottom cord member pada truss, komposit beam atau coloum, kanti
liver kanopi dan lain sebagainya.
Wide Flange juga memiliki macam - macam istilah lainnya dalam menyebutkan profil
baja ini seperti IWF , UB , UC , Balok H , Balok I dan Balok W.

4|Laporan Praktik Baja


2.3.2 U Channel (Kanal U , UNP)

Gambar 2.2 Profil Baja U Channel

Profil baja U atau UNP ini memiliki fungsi yang hampir menyerupai profil
baja WF, namun profil baja ini tidak dapat di gunakan untuk struktur kolom,
karena ukurannya yang lebih kecil dan mudah mengalami tekukan - tekukan di
setiap sisi nya. Profil baja ini biasa di gunakan untuk rangka atap. Profil baja ini
juga memiliki sebutan - sebutan yang beragam sepeti Baja UNP, Channel U,
Kanal U dan Profil U.

2.3.3 Channel (Kanal C , CNP)

Gambar 2.3 Profil Baja C Channel

Profi baja ini memiliki fungsi untuk purlin (Balok dudukan penutup atap) ,
girts (Elemen yang memegang penutup dinding seperti metal sheet dan lain
sebagainya), member pada truss, rangka komponen arsitektural. Seperti Profil baja
lainnya profil baja ini juga memiliki istilah - istilah lainnya seperti Balok purlin,
kanal C, C- Channeldan CNP.

5|Laporan Praktik Baja


2.3.4 RHS (Rectangular Hollow Section) - Cold Hollow (Hollow Persegi)

Gambar 2.4 Profil Baja RHS

Profil baja ini memiliki fungsi untuk komponen - komponen rangka


arsitektural (Ceiling, partisi gipsum dan lain sebagai nya), rangka dan support
ornamen non struktural. Baja ini juga memilik istilah lainnya seperti Besi Hollow,
Profil persegi dan Profil Hollow.

2.3.5 SHS (Square Hollow Section) - Cold Formed (Hollow Kotak)

Gambar 2.5 Profil Baja SHS

Fungsi dan penggunaan istilah dari profil baja ini sama dengan RHS
(Rectangular Hollow Section).

6|Laporan Praktik Baja


2.3.6 Steel Pipe

Gambar 2.6 Steel Pipe

Stell pipe adalah sejenis pipa yang berbahan dasar baja, fungsi dari profil baja
ini adalah bracking, Secondary beam (yang biasa ada di rangka atap), kolom
arstektural, support arsitektural.

2.4 Jenis – jenis Sambungan pada baja


Suatu konstruksi bangunan baja adalah tersusun atas batang-batang baja yang
digabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi dengan menggunakan berbagai
macam teknik sambungan.
Adapun fungsi / tujuan sambungan baja antara lain :
1. Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan
konstruksi sesuai kebutuhan.
2. Untuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar, tebal, dan
sebagainya).
3. Untuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan.
4. Untuk memudahkan penggantian bila suatu bagian / batang konstruksi
mengalami rusak.
5. Untuk memberikan kemungkinan adanya bagian / batang konstruksi yang
dapat bergerak missal peristiwa muai-susut baja akibat perubahan suhu.

Baja dapat disambung dengan menggunakan beberapa material di bawah ini,

2.4.1 Sambungan Paku keling


Biasanya digunakan untuk :
a. Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler (boiler, tangki dan pipa-pipa
tekanan tinggi).
b. Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane)

7|Laporan Praktik Baja


c. Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa
tekanan).
d. Sambungan pengikat, untuk penutup chasis (misalnya; pesawat terbang, kapal).

Keuntungan sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las


mempunyai keuntungan yaitu :

a. Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu
banyak dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.
b. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
c. Pemeriksaannya lebih mudah.
d. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling
tersebut

Kelemahan

a. Hanya satu kelemahan bahwa ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang
paku kelingnya di samping kemungkinan terjadi karat di sekeliling lubang tadi
selama paku keling dipasang. Adapun pemasangan paku keling bisa dilakukan
dengan tenaga manusia, tenaga mesin dan bisa dengan peledak (dinamit)
khususnya untuk jenis-jenis yang besar.
b. Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua
komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan
rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll

Sambungan paku keling berdasarkan tipe sambungan.

1. Sambungan Plat
a. Lap Joint (sambungan berimpit), sambungan yang menempatkan plat
yang akan disambung saling berimpuitan dan kedua plat tersebut
disambung dengan paku keling. Biasanya pada plat yang overlaps satu
plat dengan lainnya.
b. Butt Joint (sambungan bilah), sambungan yang menempatkan kedua
ujung plat yang akan disambung saling berdekatan, lalu kedua plat
tersebut ditutup menggunakan bilah, kemudian masing – masing plat
disambung menggunakan paku keling.
2. Susunan paku

8|Laporan Praktik Baja


a. Rantai
b. Zigzag
3. Jumlah baris
a. Baris tunggal
b. Baris ganda

2.4.2 Sambungan Paku rivet


Sambungan paku rivet mirip dengan sambungan paku keling, yang
membedakan hanyalah biasanya paku rivet digunakan untuk menyambung lembaran
plat baja. Serta ukuran dari paku rivet antara 3,2 mm x 9,5 mm.

2.4.3 Sambungan Patri


Mematri atau menyolder merupakan proses penyambungan logam, baik logam
yang sama jenisnya ataupun yang berlainan bahan penyambung. Bahan yang
digunakan untuk menyolder dinamakan solder atau patri. Cara penyambungan
dilakukan melalui proses pemanasan dimana bahan pengisi atau solder yang
digunakan mempunyai titik lebur dibawah titik lebur bahan dasar yang akan
disambung atau dilekatakan. Bahan dasar yang disambung pada proses itu tidak ikut
melebur,sambungan terjadi hanya akibat perekatan bahan solder pada bidang
penyolderan. Untuk menghindari dan menghilangkan terjadinya oksidasi, maka pada
proses penyambungan digunakan bahan pembersih (fluks) atau digunakan gas
pelindung oksidasi.
Sambungan patri digunakan terutama untuk mencegah kebocoran pada
sambungan lipat. Selain itu, juga digunakan untuk sambungan tumpang pada benda-
benda kerja yang tidak memerlukan kekuatan tarik yang besar.

2.4.4 Sambungan Mur – baut


Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya
dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang
mur/pengunci.
Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat
konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang
dapat dibongkar/dilepas kembali.

9|Laporan Praktik Baja


Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga
(ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi
empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga
misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.
Keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain :
a. Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.
b. Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
c. Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak
seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).
d. Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk
konstruksi berat /jembatan.

2.4.5 Sambungan Las


Menyambung baja dengan las adalah menyambung dengan cara memanaskan
baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi, yang
kemudian setelah dingin akan menyatu dengan baik.
Untuk menyambung baja bangunan kita mengenal 2 jenis las yaitu :
1. Las Karbid ( Las OTOGEN )
Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan pembakar dari gas oksigen (zat
asam) dan gas acetylene (gas karbid). Dalam konstruksi baja las ini hanya
untuk pekerjaan-pekerjaan ringan atau konstruksi sekunder, seperti ; pagar
besi, teralis dan sebagainya.
2. Las Listrik ( Las LUMER )
Yaitu pengelasan yang menggunakan energi listrik. Untuk
pengelasannya
diperlukan pesawat las yang dilengkapi dengan dua buah kabel, satu
kabel dihubungkan dengan penjepit benda kerja dan satu kabel yang lain
dihubungkan dengan tang penjepit batang las / elektrode las.
Jika elektrode las tersebut didekatkan pada benda kerja maka terjadi
kontak yang menimbulkan panas yang dapat melelehkan baja ,dan elektrode
(batang las) tersebut juga ikut melebur ujungnya yang sekaligus menjadi pengisi
pada celah sambungan las. Karena elektrode / batang las ikut melebur
maka lama-lama habis dan harus diganti dengan elektrode yang lain. Dalam

10 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
perdagangan elektrode / batang las terdapat berbagai ukuran diameter yaitu
21/2 mm, 31/4 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm, dan 7 mm.
Untuk konstruksi baja yang bersifat strukturil (memikul beban
konstruksi)) maka sambungan las tidak diijinkan menggunakan las Otogen,
tetapi harus dikerjakan dengan las listrik dan harus dikerjakan oleh tenaga
kerja ahli yang profesional.

Keuntungan Sambungan Las Listrik dibanding dengan Paku keling / Baut :


1. Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan
menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
2. Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
3. Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari berat
konstruksi, sedang dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dari berat
konstruksi.
4. Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubang •
lubang / baut, tak perlu memasang potongan baja siku/ pelat
penyambung, dan sebagainya ).
5. Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga
kekuatannya utuh.

Kerugian dari sambungan las :


1. Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan.
2. Jika pengelasannya baik maka keuatan sambungan akan baik, tetapi jika
pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak baik
bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal. Salah satu sambungan las cacat
lambat laun akan merembet rusaknya sambungan yang lain dan akhirnya
bangunan dapat runtuh yang menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit
bahkan juga korban jiwa. Oleh karena itu untuk konstruksi bangunan berat
seperti jembatan jalan raya / kereta api di Indonesia tidak diijinkan
menggunakan sambungan las.
3. Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.

11 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
BAB III

JOB PEKERJAAN PRAKTEK BAJA

3.1 Mendirikan Bangunan Rangka Baja

Jobsheet ini memberikan pengetahuan atau simulasi dari pekerjaan konstruksi baja.

3.1.1 Tujuan
Dengan adanya jobsheet ini diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mendirikan konstruksi baja dengan baik dan benar
b. Mengetahui metode – metode pelaksanaan pada konstruksi baja
c. Membiasakan diri dengan teamwork
d. Menggunakan peralatan dengan baik dan benar

3.1.2 Alat pelindung diri


a. Helm safety
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Sepatu safety
e. Baju bengkel

3.1.3 Peralatan
a. Kunci pas
b. Scaffolding
c. Meteran
d. Waterpass
e. Unting – unting
f. Benang
g. Papan kayu

12 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
3.1.4 Bahan
a. Balok baja
b. Kolom baja
c. Gording
d. Balok rafter
e. Mur – baut
f. Atap seng.

3.1.5 Langkah kerja


a. Siapkan alat dan bahan.
b. Lepaskan mur pada baut angkur
c. Dirikan crane atau katrol
d. Angkat kolom menggunakan crane dan taruh diatas pedestal. Pada saat
memasang kolom perhatikan kode nya.
e. Kencangkan dengan mur, menggunakan kunci pas
f. Cek ketegakan dari kolom
g. Jika sudah tegak pasang balok, kencangkan dengan mur – baut.
h. Cek kedataran balok menggunakan slang air.
i. Jika kolom dan balok sudah terpasang, selanjutnya rakit balok rafter
menjadi kuda – kuda.
j. Setelah kuda – kuda jadi, maka selanjutnya pasang kuda – kuda.
Gunakan mur baut pada plat simpul untuk mendirikan kuda – kuda.
k. Setelah semua kuda – kuda terpasang, selanjutnya pasang gording dan
overstek.
l. Setelah gording dan overstek terpasang, langkah selanjutnya adalah
memasang atap seng.
m. Kaitkan pengunci atap seng pada gording.

13 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
3.1.6 Hasil Kerja

Gambar 3.1 Hasil Kerja Mendirikan Bangunan Baja

3.2 Las Listrik

3.2.1 Tujuan
Dengan adanya latihan mengelas, khususnya menggunakan las listrik,
diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pekerjaan pengelasan dengan baik dan benar.
b. Mengetahui cara atau metode pengelasan yang benar dan efisien waktu.
c. Menggunakan alat dengan baik dan benar.

3.2.2 Alat pelindung diri


a. Sepatu safety
b. Sarung tangan
c. Helm las
d. Helm safety
e. Baju bengkel

3.2.3 Peralatan
a. Alat las listrik
b. Tang
c. Meja kerja las

14 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
3.2.4 Bahan
a. Baja siku 50 x 50 x 5mm
b. Elektroda

3.2.5 Langkah kerja


a. Siapkan alat dan bahan
b. Colokkan kabel ke stopkontak
c. Jepit arus positif pada meja kerja.
d. Atur besar arus listrik yang akan digunakan untuk mengelas.
e. Taruh benda yang akan di las diatas meja kerja las.
f. Jepit elektroda menggunakan penjepit arus negatif
g. Gunakan helm las
h. Gesek – gesekkan elektroda pada benda yang akan di las, hingga api
menyala pada elektroda.
i. Lakukan pengelasan, usahakan elektroda tidak terlalu jauh dan tidak
terlalu dekat / menempel pada benda yang dilas.
j. Lakukan hingga mendapatkan hasil pengelasan yang stabil.
k. Lakukan uji coba dengan mengatur besar ampere pada mesin las.

3.2.6 Hasil Kerja

Gambar 3.2 Hasil Kerja Latihan Pengelasan

15 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
3.3 Sambungan Paku Keling
Pada job sambungan rangka, mahasiswa diberikan tugas untuk membuat
prototype sambungan pada rangka kuda – kuda. Dengan media penyambung paku
keling.

3.3.1 Tujuan
Dengan diberikannya job sambungan rangka, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengetahui metode/cara menyambung objek menggunakan paku keling.
b. Mampu mengetahui penggunaan paku keling sebagai material
penyambung.
c. Mampu menggunakan alat dengan baik dan benar.

3.3.2 Alat pelindung diri


a. Helm safety
b. Sarung tangan
c. Baju bengkel
d. Sepatu safety

3.3.3 Peralatan
a. Bor mesin
b. Penggaris
c. Pensil
d. Gunting potong
e. Palu
f. Ragum meja
g. Meja kerja

3.3.4 Bahan
a. Plat seng
b. Baja siku 20x20x2 mm
c. Kertas / mal

16 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
3.3.5 Langkah kerja
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Potong baja siku 20 x 20 x mm. Panjang 16 cm sebanyak 4 buah, 32 cm
sebanyak 2 buah. Buat mal, sebagai acuan untuk membuat plat simpul.
c. Setelah mal terbuat, potong plat seng sesuai dengan mal yang telah
dibuat.
d. Buat garis sumbu pada plat seng. Sebagai acuan atau letak dari titik
berat.
e. Rangkai plat seng dan baja
f. Tentukan lokasi dimana baja siku akan dibuat 2 lubang.
g. Kemudian bor menggunakan mesin bor.
h. Kikir pada ujung – ujung baja serta pada bekas bor, untuk membersihkan
sisa – sisa logam, serta agar tidak tajam.
i. Masukkan paku keling pada lubang, kemudian pukul menggunakan palu
pada sisi yang bawah, diatas ragum meja besi, sampai bagian baawah
menjadi gepeng, dan paku keling mengikat baja siku serta plat seng.
j. Lakukan pada lubang sisi yang lain, hingga semua terpasang paku
keling.

3.3.6 Gambar Kerja

Gambar 3.3 Gambar Kerja Sambungan Paku Keling

17 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
3.4 Latihan Dasar Kerja Bangku (Menggergaji)
3.4.1 Tujuan
Dengan adanya job menggergaji manual, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Menggunakan alat dengan baik dan benar.
b. Mengetahui metode dalam menggergaji baja dengan benar.

3.4.2 Alat pelindung diri


a. Helm safety
b. Sarung tangan
c. Baju bengkel
d. Sepatu safety

3.4.3 Peralatan
a. Gergaji besi manual
b. Meteran
c. Jangka sorong
d. Kapur / penanda

3.4.4 Bahan
a. Baja siku 40x40x4 mm

3.4.5 Gambar Kerja

Gambar 3.4 Gambar Kerja Latihan Dasar (Menggergaji)

18 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
3.4.6 Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Potong baja profil siku 8,5cm
c. Buat garis tegak lurus dan miring sesuai dengan gambar rencana.
d. Kemudian potong / gergaji sesuai dengan garis yang telah di buat.

3.4.7 Hasil kerja

Gambar 3.5 Hasil Kerja Latihan Dasar (Menggergaji)

3.5 Pembuatan Box ATK


Jobsheet ini terdiri dari 3 sambungan yaitu sambungan paku rivet, untuk
membuat box ATK.

3.5.1 Tujuan
Dengan diberikannya job sheet membuat box ATK, diharapkan mahasiswa
mampu :
a. Mengetahui bagaimana cara membuat box ATK dan bisa menyambung
menggunakan paku rivet.
b. Mengetahui metode penyambungan plat.
c. Mampu menggunakan alat dengan baik dan benar serta sesuai dengan
fungsinya.

3.5.2 Alat pelindung diri


a. Sarung tangan
b. Sepatu safety

19 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
c. Helm safety
d. Baju bengkel

3.5.3 Peralatan
a. Penggaris
b. Gunting potong
c. Alat pemotong lembaran plat
d. Penitik
e. Gun rivet
f. Palu
g. Solder
h. Meja kerja
i. Kuas

3.5.4 Bahan
a. Paku rivet
b. Plat seng
c. Besi timah
d. Kawat besi
e. Cairan HCL

3.5.5 Gambar Kerja

A : 1.5 cm
B : 5.0 cm
A B C D C : 14.0 cm
D: 8.0 cm
Gambar 3.6 Gambar Kerja Pembuatan Box ATK

3.5.6 Langkah Kerja


a. Siapkan alat dan bahan.
b. Potong plat seng dengan lebar 10 cm dan panjang 49 cm sesuai dengan
gambar rencana.
c. Tandai seng dengan penitik dan buat garis, kemudian potong – potong
menjadi beberapa bagian. Menggunakan gunting potong

20 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
d. Potong kawat besi 45cm, untuk penggulung pada ujung atas plat.
e. Gulung sampai kawat tergulung dengan plat sebanyak 1 gulungan.
f. Kemudian tekuk menggunakan mesin tekuk plat untuk mendapatkan
bentuk sesuai dengan gambar.
g. Setelah itu bor untuk menyatukan antara ujung kanan dan kiri plat agar
membentuk balok.
h. Membuat alas dengan ukuran 20 cm x 14 cm.
i. Kemudian pasang pada bawah box ATK tadi yang berbentuk balok
supaya bagian bawah tertutup.
j. Menguas bagian yang akan disolder dengan cairan HCL.
k. Setelah selesai solder dengan timah bagian yang sudah dikuas
menggunakan cairan HCL tadi.
l. Setelah itu membuat pembatas dengan ukuran 12 cm x 10 cm.
m. Tekuk ujung kanan dan kiri masing-masing 2 cm
n. Pasang ditengah box ATK lalu bor dan paku dengan menggunakan paku
rivet.

3.5.7 Hasil kerja

Gambar 3.7 Hasil Kerja Sambungan Plat

21 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
3.6 Aplikasi Las Listrik
Jobsheet ini diberikan bertujuan agar mahasiswa mengetahui akan aplikasi
atau penggunaan las listrik pada benda – benda di sekitar. Dalam hal ini mahasiswa
diberikan tugas untuk membuat rangka rak dari baja serta menggunakan sambungan
las.

3.6.1 Tujuan
Dengan adanya jobsheet aplikasi las listrik, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengetahui fungsi dari las listrik
b. Merancang atau mendesain objek dengan sambungan las.
c. Mengaplikasikan las listrik pada sebuah benda / objek.
d. Menggunakan alat dengan baik dan benar.

3.6.2 Alat pelindung diri


a. Baju bengkel
b. Helm safety
c. Masker
d. Sepatu safety
e. Sarung tangan
f. Helm las
g. Kacamata safety

3.6.3 Peralatan
a. Las listrik
b. Kunci pas
c. Gergaji mesin
d. Gerenda
e. Bor mesin dan portabel
f. Spidol
g. Palu
h. Meteran
i. Mesin potong kayu
j. Palu rivet
k. Palu keling

22 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
3.6.4 Bahan
a. Baja siku 40 x 40 x 4mm
b. Elektroda
c. Paku rivet
d. Paku keling

3.6.5 Langkah kerja


a. Siapkan alat dan bahan.
b. Potong profil menggunakan gergaji mesin sesuai dengan ukuran yang
direncanakan.
c. Rakit potongan profil seperti gambar rencana.
d. Bor bagian yang mau di paku rivet dan paku keling
e. Sambung terlebih dahulu menggunakan paku rivet/paku keling.
f. Kemudian dilas sambungan tersebut.
g. Setelah kerangka terpasang, palu bagian yang sudah dilas untuk
menghilangkan hitam las.

3.6.6 Gambar Kerja

Gambar 3.8 Gambar Kerja Aplikasi Las Listrik

23 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Baja merupakan bahan bangunan yang sering digunakan sebagai bahan bangunan
atau kontruksi karena sifat baja yang memiliki banyak kelebihan, yaitu: Kekuatan Tinggi,
Keseragaman, Elastisitas, Permanen, Daktilitas, Liat (Toughness), Kemudahan
penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las, Cepat dalam pemasangan,
Dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan, Kemungkinan untuk penggunaan kembali
setelah pembongkaran, Masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen
struktur. Adapun kesimpulan yang didapat dari praktik baja ini adalah:
a. Baja merupakan suatu bahan konstruksi yang lazim digunakan dalam struktur
bangunan sipil. Karena kekuatan yang tinggi dan ketahanan terhadap gaya luar yang
besar maka baja ini juga telah menjadi bahan pilihan untuk konstruksi menara air
rangka baja
b. Baja terdiri dari: Hot Rolled Shapes dan Colded Formed Shapes. Baja memiliki
banyak macam profil dan penggunaannya disesuaikan dengan konstruksi beban yang
sudah diperhitungkan sebelumya.
c. Pada proses penyambungan baja dapat dilakukan dengan: sambungan paku keling,
paku rivet, patri, mur – baut dan las.
d. Aplikasi dari baja antara lain: struktur gudang, rangka atap, meja kursi, pagar dan lain
sebagainya.

4.2 Saran

Dalam melakukan kerja baja di butuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi
untuk membuat benda kerja yang pas ukuran dan rapi. Dan agar mendapat keterampilan
kerja praktek baja maka mahasiswa perlu pengetahuan dasar yang cukup mengenai
praktek kerja baja melalui pengenalan alat yang digunakan maupun cara penggunaannya
dengan baik. Saran – saran yang dapat penulis sampaikan setelah pelaksanaan Praktik
adalah:
a. Pada saat melakukan pekerjaan baiknya pahami dan mengerti akan gambar rencana.

24 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
b. Gunakan alat pelindung diri yang baik dan semestinya karena kita bekerja dengan
berbagai alat mesin.
c. Peralatan yang tidak layak pakai sebaiknya, jangan digunakan lagi.
d. Cek alat dan benda uji sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
e. Selalu berhati – hati dan saling membantu dalam menyelesaikan sebuah masalah.

25 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
LAMPIRAN

Pemasangan Kolom dan Balok Pemasangan Kuda - Kuda

Pemasangan Overstek Pemasangan Gording

Tampak Depan Bangunan Baja

26 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a
DAFTAR PUSTAKA

http://kodokebonceng.blogspot.co.id/2011/06/laporan-praktek-kerja-bengkel-kerja.html
Diakses pada 27 - 09 – 2018 pukul 22.15

https://id.scribd.com/doc/243204741/Macam-Macam-Sambungan-Plat Diakses pada 27 - 09


– 2018 pukul 22.26

http://ahkamalramdan.blogspot.com/2016/12/sambungan-patri.html Diakses pada 27 - 09 –


2018 pukul 23.05

27 | L a p o r a n P r a k t i k B a j a

Anda mungkin juga menyukai