Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

ANGGARAN KEUANGAN

Di susun oleh :

Desi Ilhami (20170301158)

Kusniarti 20170301208

Friskania D.R 20170301161

Siti chomidah 20170301143

Lirna Otkavia Efendi 20170301057

Nurmala Sari 20170301131

Wilma S 20170301217

Latiffah Setiani 20170301165

Dwi S 20170301188

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia masih mengalami keterlambatan dalam proses realisasi pencapaian Tujuan


Pembangunan Millenium (TMP)/ Millenium Development Goals (MDG's). Terlihat pada
masih tingginya angka kematian ibu melahirkan, masih rendahnya kualitas sanitasi & air
bersih, laju penularan HIV/AIDS yang kian sulit dikendalikan, serta meningkatnya beban
utang luar negeri yang kian menumpuk. Permasalahan tersebut jelas memberikan pengaruh
pada kualitas hidup manusia Indonesia yang termanifestasi pada posisi peringkat Indonesia
yang kian menurun pada Human Development Growth Index. Pada tahun 2006 Indonesia
menyentuh peringkat 107 dunia, 2008 di 109, hingga tahun 2009 sampai dengan 2010 masih
di posisi 111. Posisi Indonesia ternyata selisih 9 peringkat dengan Palestina yang berada di
posisi 101. Sulit dipungkiri, dan sungguh ironis (Progres Report in Asia &The Pacific yang
diterbitkan UNESCAP).

Khusus masalah pembiayaan kesehatan per kapita.Indonesia juga dikenal paling


rendah di negara-negara ASEAN.Pada tahun 2000, pembiayaan kesehatan di Indonesia
sebesar Rp. 171.511, sementara Malaysia mencapai $ 374. Dari segi capital expenditure
(modal yang dikeluarkan untuk penyediaan jasa kesehatan) untuk sektor kesehatan,
pemerintah hanya mampu mencapai 2,2 persen dari GNP sementara Malaysia sebesar 3,8
persen dari GNP. Kondisi ini masih jauh dibanding Amerika Serikat yang mampu mencapai
15,2 persen dari GNP pada 2003 (Adisasmito, 2008:78).

Untuk mencapai Millenium Development Goals (MDG's) tahun 2015, perlu upaya
kerja keras dalam pembangunan kesehatan, termasuk mengatur system pembiayaan kesehatan
yang baik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Definisi Biaya Kesehatan

2. Sumber Biaya Kesehatan

3. Macam-macam Biaya Kesehatan


4. Syarat pokok pembiayaan kesehatan

5. Upaya yang dilakukan untuk rnengatur penyebaran dan pemanfaatan dana banyak
macamnya, yang umumnya berkisar pada:

6. Model Sistem pembiayaan kesehatan di beberapa negara

7. Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia

1.3. Tujuan Pembahasan

Umum

Mengetahui masalah sistem pembiayaan kesehatan yang ada di Indonesia dan penyebab serta
penyelesaian masalah tersebut.

Khusus

Definisi Biaya Kesehatan

Sumber Biaya Kesehatan

Macam-macam Biaya Kesehatan

Syarat pokok pembiayaan kesehatan

Upaya yang dilakukan untuk rnengatur penyebaran dan pemanfaatan dana banyak macamnya,
yang umumnya berkisar pada:

Model Sistem pembiayaan kesehatan di beberapa negara

Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia

1.4. Manfaat

1. Dapat dipergunakan untuk melihat equity distribusi pembagian keuangan pemerintah.

2. Menjadikan mahasiswa agar lebih memahami masalah system pembiayaan di Indonesia.

3. Dapat dijadikan sebagai data dasar pengambilan keputusan untuk menyusun suatu rumusan
alokasi anggaran di Indonesia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Biaya Kesehatan

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses
atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan (Ryans).

Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan
atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Dari pengertian diatas maka biaya kesehatan dapat ditinjau dari
dua sudut yakni:

1. Penyedia pelayanan kesehatan

Biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan kesehatan adalah besarnya dana yang
harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan.

2. Pemakai jasa pelayanan kesehatan

Biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan.

2.2. Sumber Biaya Kesehatan

Secara umum sumber biaya kesehatan ini dapat dibedakan atas dua macam:

1. Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah

Tergantung dari sistem pemerintahan yang dianut, ditemukan di negara yang bersumber
biaya kesehatannya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.

2. Sebagian di tanggung oleh masyarakat

Pada beberapa negara sumber biaya kesehatan juga berasal dari masyarakat.Pada negara
seperti ini masyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
maupun dalam pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan.
2.3. Macam-macam Biaya Kesehatan

Biaya kesehatan banyak ragamnya, tergantung pada kompleksitas pelayanan kesehatan


yang diselenggarakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Secara umum biaya kesehatan
dibedakan atas dua macam:

1. Biaya pelayanan kedokteran

Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan dan atau
memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan utamanya untuk mengobati penyakit
serta memulihkan kesehatan penderita.

2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat

Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat, yakn dengan tujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

2.4. Syarat pokok pembiayaan kesehatan

Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni:

Jumlah

Tersedianya dana dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat membiayai
penyelenggaraan seluruh upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan
masyarakat yang memanfaatkannya.

Penyebaran

Mobilisasi dana kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan.

Pemanfaatan

Alokasi dana pelayanan disesuaikan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan


yang dibutuhkan.

2.5. Upaya yang dilakukan untuk rnengatur penyebaran dan pemanfaatan dana banyak
macamnya, yang umumnya berkisar pada:

Peningkatan efektivitas
Peningkatan efektivitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau alokasi
penggunaari sumber dana. Berdasarkan pengalarnan yang dimiliki, maka alokasi tersebut
lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang menghasilkan dampak vang lebih besar,
misalnya mengutamakan upaya pencegahan, bukan pengobatan penvakit.

Peningkatan efisiensi

Peningkatan efisiensi dikaitkan dengan memperkenalkan berbagai mekanisme


pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud antara lain:

a. Standar minimal pelayanan

Dengan disusunnya standar minimal pelayanan (minimum stein clard) akan dapat
dihindari pemborosan. Pada dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering
dipergunakan yakni:

Standar minimal sarana

Contoh standar minimal sarana ialah standar minimal rumah sakit dan standar minimal
laboratorium.

Standar minimal tindakan

Contoh standar minimal tindakan ialah tata cara pengobatan dan perawatan penderita, dan
daftar obat-obat esensial.

Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat
dihindari dan dengan demikian akan dapat ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus
dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.

b. Kerjasama

Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah memperkenalkan konsep
kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan. Sebagaimana telah disebutkan, ada dua
benttjk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:

Kerjasama institusi: Misalnya sepakat secara bersama-sama membeli peralatan kedokteran


yang mahal (cost sharing) dan jarang dipergunakan. Dengan pembelian dan pemakaian
bersama ini dapat dihematkan dana yang tersedia serta dapat pula dihindari penggunaan
Peralatan yang rendah (under utilization). Dengan demikian. Efisiensi juga akan meningkat.

Kerjasama sistem: Bentuk kerjasama sistem Yang Paling Populer ialah sistem rujukan, Yakni
adanya hubungan kerja sama timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana
kesehatan lainnya.

2.6. Model Sistem pembiayaan kesehatan di beberapa negara

Dari berbagai pengalaman diberbagai negara, ada tiga model sistem pembiayaan
kesehatan bagi rakyatnya yang diberlakukan secara nasional yakni model asuransi kesehatan
sosial(Social Health Insurance), model asuransi kesehatan komersial(Commercial/Private
Health Insurance), dan model NHS (National Health Services). Model Social Health
Insurance berkembang di beberapa Negara Eropa sejak Jerman dibawah Bismarck pada tahun
1882 kemudian ke Negara-negara Asia lainnya yakni Philipina, Korea, Taiwan.Kelebihan
sistem ini memungkinkan cakupan 100 persen penduduk dan relatif rendahnya peningkatan
biaya pelayanan kesehatan.

Sedangkan model Commercial/Private Health Insurance berkembang di AS. Sistem ini


gagal mencapai cakupan 100% penduduk sehingga Bank Dunia merekomendasikan
pengembangan model Regulated Health Insurance. Amerika Serikat adalah negara dengan
pengeluaran untuk kesehatannya paling tinggi (13,7% GNP) pada tahun 1997 sementara
Jepang hanya 7% GNP tetapi derajat kesehatan lebih tinggi Jepang. Indikator umur harapan
hidup didapatkan untuk laki-laki 73,8 tahun dan wanita 79,7 tahun di Amerika Serikat sedang
di Jepang umur harapan hidup laki-laki 77,6 tahun dan wanita 84,3 tahun. Terakhir model
National Health Services dirintis pemerintah Inggris sejak usai perang dunia kedua. Model ini
juga membuka peluang cakupan 100% penduduk, namun pembiayaan kesehatan yang
dijamin melalui anggaran pemerintah akan menjadi beban yang berat.

2.7. Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia

Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia yang berlaku saat ini adalahJaminan Kesehatan
Nasional yang dimulai pada tahun 2014 yang secara bertahap menuju ke Universal Health
Coverage. Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional secara umum yaitu mempermudah
masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu.Perubahan pembiayaan menuju ke Universal Coverage merupakan hal yang
baik namun mempunyai dampak dan risiko sampingan.
BAB III

PEMBAHASAN

Masalah-masalah yang terjadi pada JKN dan penyebabnya.

Ketidakmerataan ketersediaan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan kondisi geografis,


menimbulkan masalah baru berupa ketidakadilan antara kelompok masyarakat.

Penyebab:

Kurangnya fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan sulitnya menjangkau fasilitas kesehatan
karena kondisi geografis.

Sebagai gambaran di Indonesia timur: Di daerah kawasan timur yang jumlah providernya
terbatas dan aksesnya kurang menyebabkan kurangnya supply (penyediaan layanan oleh
pemerintah dan pihak lain), sehingga akan muncul kesulitan terhadap akses ke fasilitas
kesehatan. Hal ini berimbas pada masyarakat di wilayah Indonesia bagian timur yang tidak
memiliki banyak pilihan untuk berobat di fasilitas kesehatan. Sementara di wilayah Indonesia
bagian barat dimana ketersediaan providernya banyak, diperkirakaan
pemanfaatan provider akan lebih banyak dan benefit package yang tidak terbatas. Hal yang
mengkhawatirkan adalah tanpa adanya peningkatan supply di Indonesia bagian timur, dana
BPJS Kesehatan akan banyak dimanfaatkan di daerah-daerah perkotaan dan di wilayah
Indonesia Barat. Situasi inilah yang membutuhkan kegiatan monitoring dengan seksama.

Buruknya pelayanan yang diberikan

Penyebab:

Salah satu hal utama yang menyebabkan buruknya pelayanan itu adalah mekanisme
pembayaran yang digunakan BPJS Kesehatan yaitu INA-CBGs. Mekanisme kendali mutu
dan biaya yang diatur lewat Permenkes Tarif JKN itu mengelompokan tarif pelayanan
kesehatan untuk suatu diagnosa penyakit tertentu dengan paket. Sayangnya, mekanisme
pembiayaan yang dikelola Kementerian Kesehatan itu dinilai tidak mampu memberikan
pelayanan terbaik bagi peserta BPJS Kesehatan.Sehingga fasilitas kesehatan yang selama ini
melayani peserta JPK Jamsostek dan Askes enggan memberikan pelayanan.Serta adanya
permenkes tentang Tarif JKN yang intinya mengatur paket biaya dalam INA-CBGs. Lewat
sistem itu Kemenkes membatasi biaya pelayanan kesehatan peserta.
Mengatasi masalah system pembiayaan kesehatan diatas:

Ketidakmerataan BPJS

Jaminan Kesehatan Nasional/JKN adalah amanah UUD 1945. Ketidakmerataan BPJS ke


pelosok negeri terutama daerah Indonesia timur dapat diatasi dengan cara:

Pertama, pemerintah harus segera merealisasikan anggaran minimal 10% dari APBN 2014
untuk pembangunan kesehatan di Indonesia.Pembangunan kesehatan diprioritaskan untuk
peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, SDK, dan pemerataan tenaga kesehatan ke
seluruh pelosok negeri.Sehingga dengan begitu BPJS dapat berjalan dengan baik dan dapat
dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia secara adil dan merata tanpa
menguntungkan salah satu kelompok masyarakat.

Kedua, pemerintah bisa melibatkan organisasi profesi seperti IDI, PPNI, dan organisasi sosial
masyarakat jika JKN ingin sukses.Organisasi profesi mempunyai sumber daya dan perangkat
organisasi yang memadai serta keterlibatan organisasi profesi juga bisa memberikan
pemahaman tentang besarnya kapitasi dan jasa medis yang layak bagi tenaga kesehatan.

Mengatasi buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan

Mengganti mekanisme pembiayaan dari INA-CBGs menjadi Fee For Service seperti yang
digunakan sebelumnya oleh PT Jamsostek agar jaringan fasilitas kesehatan yang selama ini
bekerjasama mau melayani peserta BPJS Kesehatan. Serta Menkes harus mengubah regulasi
Permenkes tentang Tarif JKN tersebut karena menghambat pelayanan peserta.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan
atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat

2. Sumber Biaya Kesehatan

Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah

Sebagian di tanggung oleh masyarakat

3. Macam-macam Biaya Kesehatan

Biaya pelayanan kedokteran

Biaya pelayanan kesehatan masyarakat

4. Syarat pokok pembiayaan kesehatan

Jumlah

Penyebaran

5. Upaya yang dilakukan untuk rnengatur penyebaran dan pemanfaatan dana banyak
macamnya, yang umumnya berkisar pada:

Peningkatan efektivitas

Peningkatan efisiensi

6. Model Sistem pembiayaan kesehatan di beberapa Negara yakni model asuransi kesehatan
sosial(Social Health Insurance), model asuransi kesehatan komersial(Commercial/Private
Health Insurance), dan model NHS (National Health Services).

7. Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia yang berlaku saat ini adalah Jaminan Kesehatan
Nasional.

8. Masalah-masalah yang terjadi pada JKN dan penyebabnya:


Ketidakmerataan ketersediaan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan kondisi geografis,
menimbulkan masalah baru berupa ketidakadilan antara kelompok masyarakat

Masalah lain adalah besarnya re-imbustment dari BPJS untuk rumah sakit yang menyangkut
besaran jasa medik. Perubahan sistem pembiayaan yang kurang menghargai tenaga kesehatan
dan pengelola rumah sakit dapat menurunkan mutu pelayanan.

Buruknya pelayanan yang diberikan

4.2. Saran

Sebagai calon seorang tenaga kesehatan, kita sudah seharusnya memahami tentang JKN
dan masalah apa saja yang ada didalamnya, karena kita selalu terlibat dengan pasien dan
terlebih lagi jika dapat mengusulkan penyelesaian terhadap masalah yang terjadi. Dengan
memahami yang terjadi kita akan tetap dapat memberikan pelayanan secara professional
tanpa menguntungkan salah satu pihak.
DAFTAR PUSTAKA

Sumijatun, et all. 2006. Konsep dasar keperawatan komunitas. Jakarta: EGC.

Kompasiana.2011.kesehatan.(http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/10/16/kebijakan-
pembiayaan-kesehatan-403770.html). diakses tanggal 26 Maret 2014 pukul 18.30 WIB.

Pdgri.2014.Penyelenggaraan SJSN Kesehatan


.(http://www.pdgi.or.id/news/detail/penyelenggaraan-sjsn-kesehatan-2014). diakses tanggal
26 Maret 2014 pukul 18.45 WIB.

jamsosindonesia. Tanpa tahun. Program Jaminan Kesehatan.


(http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/Program/program_jaminan_kesehatan)diakses tanggal
26 Maret 2014 pukul 18.50 WIB.

Hukum online.2014.Bpjs kesehatan harus mengantisipasi potensi


masalah.(http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt529da399cb129/bpjs-kesehatan-harus-
mengantisipasi-potensi-masalah). akses tanggal 27 Maret 2014 pukul 09.05 WIB.

Academia. 2013. Jaminan kesehatan dalam sistem jaminan social di Indonesia.


(http://www.academia.edu/4377519/JAMINAN_KESEHATAN_DALAM_SISTEM_JAMIN
AN_SOSIAL_NASIONAL_DI_INDONESIA). akses tanggal 27 Maret 2014 pukul 08.00
WIB.

nuansabuletin.2013.Perhatian terhadap
Kesehatan.(http://nuansabuletin.blogspot.com/2013/01/perhatian-terhadap-kesehatan-
di.html). Diakses tanggal 26 Maret 2014 pukul 18.55 WIB.
Hukumonline.Januari 2014.Cabut
Regulasi .(http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52e4051a62d3c/cabut-regulasi-
penghambat-bpjs). Diakses tanggal 27 Maret 2014 pukul 10.40 WIB.

Anda mungkin juga menyukai