SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
The referral system is services of health which regulates the task and
responsibilities of health services on a reciprocal like vertikal and horizontal.
Objectives to be achieved from his study is Analyze How The Implementation Of
The Referral System Outpatient Participant Of The National Health Services in
Puskesmas Patumbak in the year of 2017.
The research used qualitative method which was aimed to get more
information about the referral system Outpatient Participants of The National
Health Insurance in Patumbak, using in-depth interviews and observations to the
informants.
The resuit showed that Puskesmas Patumbak in providing services in JKN
ea was stil not in accordance with established standards that affect the increase in
referrals. Total human resource is in conformity with the standards of health
centers, facilities in health facilities inadequate and not in accordance with the
Compendium of Medical Devices as well as the type and amount of drug that is
still unmet and not according to the standard list of drugs in Formarium Health,
and the implementation of the referral plot service outpatient Puskesmas
Patumbak adjust with technical guidelines that already exist.
Based on the results of the research, expected to Deli Sedang regency
Health Office to plan and equip health facilities and medicine facilities at public
health center Patumbak with the Standards that has been establiahed.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
ini merupakan salah satu syarat yang ditetapkan untuk dapat meraih gelar Sarjana
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
5. dr. Fauzi, SKM selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah meluangkan
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. dr. Rusmalawaty, M. Kes selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
7. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, SKM, MPH selaku Dosen Penguji II
yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Kepala puskesmas bapak Benny, kepala tata usaha dan seluruh pegawai
10. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Sherman Tarigan dan Ibunda
Leni Marlina Br. Ginting yang memberikan motivasi dan doa untuk
penulis. Juga kepada abang dan adik saya tercinta Petrus Antonio Tarigan
skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan PBL Desa Bengabing dan teman teman AKK
2013, yang banyak memberi semangat, dukungan, doa dan berbagi ilmu
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13. Teman-teman seperjuangan LKP BPJS Kesehatan yang banyak memberi
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan
Penulis
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................7
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................................................7
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................7
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Informan Penelitian ..............................................................................................29
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................................................30
3.5 Pengolahan Data...................................................................................................31
3.6 Instrumen Pengumpulan Data ..............................................................................31
3.7 Metode Analisis Data ...........................................................................................31
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Tenaga Kesehatan .............................................................................................47
5.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan ......................................................................48
5.3 Ketersediaan Obat .............................................................................................49
5.4 Alur Pelaksanaan Rujukan ................................................................................51
5.5 Kesesuaian Pelaksanaan Rujukan Tingkat Pertama Peserta JKN .....................53
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak .........34
Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Patumbak ..............................................................................................35
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Regina Maria Br. Tarigan lahir di Tiga Juhar pada tanggal 11 Desember 1995
berjenis kelamin perempuan dari pasangan suami istri Bapak Sherman Tarigan
dan Ibu Leni Marlina Br. Ginting. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Alamat penulis di Tiga Juhar, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten. Deli Serdang.
Pendidikan yang telah di tempuh oleh penulis yaitu SD Negeri 102004 Tiga Juhar
lulus tahun 2007, SMP RK Deli Murni Deli Tua lulus tahun 2010, SMA RK Deli
Murni Deli Tua lulus tahun 2013, dan mulai tahun 2013 sampai dengan tahun
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan
untuk kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak atas pangan, pakaian,
mendasar yang di butuhkan manusia untuk dapat bertahan hidup dan menjadikan
2014).
balik baik secara vertikal maupun horizontal. Rujukan vertikal adalah rujukan
dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ketingkat pelayanan yang
lebih tinggi atau sebaliknya. Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat
keterbatasan fasilitas, peralatan dan atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau
dari pelayanan kesehatan dasar oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama. Pelayanan
kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
berikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama,
tingkat lanjutan wajib melakukan sistem rujukan dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku seperti terbatasnya jenis dan jumlah obat yang
pelayanan lainnya yang tercantum dalam JKN serta peserta yang ingin
sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS (Panduan Praktis Sistem Rujukan
atau yang setara, (2) Praktik Dokter, (3) Praktik dokter gigi, (4) Klinik pratama
atau yang setara, dan (5) Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara. Dalam
hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter berdasarkan penetapan Kepala Dinas
praktik bidan dan atau praktik perawat untuk memberikan Pelayanan Kesehatan
berupa: (1) klinik Utama atau yang setara, (2) Rumah Sakit Umum, dan (3)
tingkat pertama dalam era BPJS terkait Jaminan Kesehatan Nasional yang
penyakit.
wilayah kerja sebanyak 8 desa dan 52 dusun sebagai wilayah kerjanya, yaitu
Kampung jumlah dusun 7, Lantasan Lama jumlah dusun 4, Lantasan Baru jumlah
sebesar 100.510 jiwa, dengan laki-laki 50.939 jiwa dan perempuan 49.571 jiwa.
Oleh karena itu jumlah pasien yang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
didukung oleh fasilitas meliputi gedung permanen, ruang rawat inap, poli
KIA/KB, poli umum, poli gigi, ruang apotek, ruang labolatorium sederhana, ruang
yang dimiliki oleh Puskesmas Patumbak adalah alat-alat pemeriksaan fisik, alat-
alat suntik dan alat-alat p3k, timbangan berat badan, satu dentalset unit, lemari
lalu pasien menuju ke ruang tunggu pasien, kemudian pasien diarahkan menuju
poli yang sesuai dengan keluhannya. Setelah itu dilanjutkan pada proses
dokter apakah pasien perlu mendapat rujukan atau tidak. Pasien yang dapat
ditangani oleh pihak puskesmas akan diarahkan ke kamar obat lalu pulang, tetapi
bagi pasien yang tidak dapat ditanggani oleh puskesmas karena berbagai
obat dan fasilitas yang kurang mendukung, maka pasien dapat dirujuk ke
Patumbak adalah sebanyak 3.791 orang dan jumlah rujukan adalah sebanyak 900
orang (23%). Pada tahun 2014 jumlah kunjungan pasien peserta JKN di
Puskesmas Patumbak adalah sebanyak 4.438 orang dan jumlah rujukan sebanyak
1.121orang (25%). Pada tahun 2015 jumlah kunjungan pasien peserta JKN di
Puskesmas Patumbak adalah sebanyak 4.504 orang dan jumlah rujukan sebanyak
1.222 orang (27%). Pada tahun 2016 jumlah kunjungan pasien peserta JKN
rujukan sebanyak 1.754 orang (31%). Jumlah total kunjungan dari tahun 2013-
oleh ketidak tersediaan obat, fasilitas sarana kesehatan yang belum mendukung.
Namun adapun pendapat yang diberikan pasien, bahwa beliau sudah berulang kali
berobat namun tak kunjung sembuh dan meminta untuk dirujuk ke rumah sakit.
Jenis penyakit yang wajib ditangani di pelayanan tingkat pertama diatur dalam
dan sesuai dengan panduan pelayanan medis bagi dokter di fasilitas kesehatan
primer.
diagnosa penyakit secara baik dan tuntas. Keadaan ini menggambarkan bahwa
rujukan (gatekeeper).
belumsesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, sumber daya manusia yang
prasaranadi puskesmas belum lengkap dan belum bisa untuk menangani 155
penyakit yangdibebankan kepada puskesmas dalam era JKN, jenis dan jumlah
obat yang terdapat di puskesmas masih belum terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
dan belum sesuai dengan standar daftar obat dalam Formularium Nasional.
Formularium Nasional.
Puskesmas Patumbak.
Formularium Nasional.
2. Sebagai referensi yang dapat dijadikan bacaan dan panduan oleh peneliti
goods) dengan tujuan utama untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
penanggulangan penyakit.
rujukan.
Kesehatan Nomor HK.02.03/ III/ 1346/ 2014, bahwa penyedia obat di Puskesmas
Pelayanan obat untuk peserta JKN pada fasilitas kesehatan mengacu pada
apabila sesuai dengan indikasi medis dan sesuai dengan standar pelayanan
dari puskesmas tersebut tetapi selama ini yang sering ditemui kendalanya
Masyarakat, sumber daya manusia puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan
tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
b. Dokter gigi;
c. Perawat;
d. Bidan;
i. Tenaga kefarmasian.
daya manusia terhadap pelayanan kesehatan seperti dokter gigi, tenaga analis,
Sarana dan fasilitas yang ada di pelayanan kesehatan menjadi salah satu
Kemenkes No.118/ Menkes/ SK/ IV/ 2014 tentang kompedium alat kesehatan,
memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; dan (c) diuji
sarana di Puskesmas adalah salah satu alasan mengapa masyarakat ingin berobat
kulkas; (b) Imunisasi KIT; (c) Meja Ginekologi; (d) Tempat tidur; (e) Lemari; (f)
gatekeeper biasanya akan memberikan iuran kualitas kesehatan yang lebih baik
optimal.
2.2.1 Pengertian
peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan
sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi dengan tetap mengikuti pelayanan
dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau
tingkat pertama.
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk
2. Kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes tersier hanya
b. Bencana
Daerah
Untuk kasus yang sudah ditegakkan rencana terapinya dan terapi tersebut
b. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter
tingkat pertama
5. Rujukan Parsial
faskes tersebut.
Gambar 2.2
Lanjutan atas indikasi medis, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama harus merujuk
Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu dari kriteria
2. Age : jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan meningkatkan
pasien.
4. Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang memperberat
kondisi pasien.
Tahun 2014)
Peserta wajib membawa surat rujukan dari Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam
pertimbangan geografis.
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari
d. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter
h. Setiap orang yang bukan peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan
Diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan; alasan dan
tujuan dilakukan rujukan; risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak
dilakukan; transportasi rujukan; dan risiko atau penyulit yang dapat timbul
selama dalam perjalanan. (PMK No. 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (Permenkes RI,
2014).
bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat,
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar
dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak (UU No.40,
2004).
sebagai berikut:
1. Prinsip kegotongroyongan
membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang
sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit.
Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk,
2. Prinsip Nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh BPJS adalah nirlaba bukan untuk mencari
4. Prinsip portabilitas
dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal
dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya SJSN dapat
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi
akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari
Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
mengenai pengelolan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
dalam Sistem Jaminanan Sosial Nasional (2014), terdapat penjelasan tentang jenis
pelayanan yang terdapat dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan prosedur
pelayanan tersebut.
1. Jenis Pelayanan
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh peserta JKN, yaitu :
(manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari
Kesehatan.
2. Prosedur Pelayanan
peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus
spesialistik yang meliputi :(a) administrasi pelayanan, (b) pelayanan promotif dan
preventif, (c) pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; (d) tindakan medis
non spesialistik, (e) pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, (f) transfusi
laboratorium tingkat pertama; (h) rawat inap tingkat pertama sesuai dengan
indikasi medis.
3. Kompensasi Pelayanan
syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah peserta, BPJS Kesehatan wajib
yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik
2.3.5 Pembiayaan
a. Iuran
teratur oleh peserta, pemberi kerja, dan/atau pemerintah untuk program Jaminan
Kesehatan.
b. Pembayar Iuran
2. Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, iurannya dibayar oleh Pemberi Kerja
dan Pekerja.
3. Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja iuran
Presiden dan ditinjau ulang secara berkalas sesuai dengan perkembangan sosial
c. Pembayaran Iuran
berdasarkan Presentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau sejumlah
Berdasarkan landasan teori yang telah ada maka kerangka pikir untuk
JKN
Gambar 2.3 Kerangka Pikir
Alasan pemilihan lokasi ini karena tingginya angka rujukan yang tinggi pada pasien
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Oktober Tahun 2017.
tertentu, yaitu menentukan terlebih dahulu kriteria yang akan dimasukkan dalam
nasional (JKN).
penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
penelitian dengan cara tannya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan triagulasi
sumber, yaitu dengan melakukan pengecekan kembali data-data yang diperoleh dari
informan dengan cara menanyakan kebenaran atau informasi kepada informan yang
Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa alat tulis, buku
analisis data model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip
oleh Basrowi dan Suwandi (2008), analisa data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan
1.Reduksi Data
verifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam bentuk tek snaratif, matriks dan bagan yang bertujuan untuk
3. Penarikan Kesimpulan
Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan yang terkait dengan prinsip logika,
secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data yang telah
desa yaitu: Desa Harjosari, Tumbang Deli dan desa Bangun Mulia diambil alih
tingkat pertama dalam era BPJS terkait Jaminan Kesehatan Nasional yang
jenis penyakit.
kesehatan primer di era JKN atau yang menjadi tahap pertama peserta jaminan
4.1.2 Demografi
100.510 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 50.939 jiwa dan
33
Puskesmas Patumbak disediakan 1 buah kendaraan roda 2 dan saran yang tersedia
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri namun berada di suatu sistem dan saling
tindakan medis tingkat primer maka akan menyerahkan tanggung jawab tersebut
Patumbak sudah cukup dan sesuai dengan standar ketenagaan kesehatan yang
telah ditetapkan. Jika ada pasien yang tidak bisa ditangani maka pasien akan di
rujuk. Tenaga kesehatan juga sudah siap dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, namun menurut kepala tata usaha dalam menjalankan tugas masih
ada petugas yang bekerja tidak sesuai dengan tupoksinya, hal tersebut dapat
puskesmas, tapi masih adanya petugas yang bertugas tidak sesuai dengan
tupoksinya.
No. 75 tahun 2014 maka jumlah standar tenaga kesehatan di pelayanan tingkat
kesehatan, maka dari segi kuantitas sudah melebihi dan memenuhi standar
tingkat pertama, dan ada juga memang alat yang rusak dan akan
segera diperbaiki supaya dapat dipakai kembali alat kesehatan yang
sedang rusak tersebut.”(Kepala Puskesmas)
“Menurut saya puskesmas ini sudah ada rawat inapnya, jadi sudah
pasti lebih lengkap fasilitasnya kalau dibandingkan sebelum
puskesmas ini menjadi puskesmas rawat inap, dan menurut saya sudah
sesuai dengan kompendium. Tetapi kalau pasien yang dating
membutuhkan alat yang tidak ada di puskesmas maka akan di rujuk
pasiennya.”(Pengelola Obat Puskesmas)
Berdasarkan hasil wawancara di atas memperoleh informasi beberapa
Patumbak masih belum mencukupi dan hal ini dapat dilihat dari Pernyataan
berikut ini:
Pernyataan di atas juga didukung oleh informan lain yang mengemukakan bahwa:
“Menurut saya peralatan sudah mencukupi, namun memang kalau
dilihat dari permenkes no 75 peralatan masih ada yang kurang, jika
fasilitas alat kesehatan yang dibutuhkan pasien tidak ada di
puskesmas maka diberikan pemahaman kepada pasien dan bila pasien
tidak dapat ditangani di puskesmas maka akan di rujuk.”(Perawat
Puskesmas)
sarana di Puskesmas Patumbak masih belum cukup karena ada alat-alat yang
sedang rusak dan masih dalam perbaikan jika pasien tidak bisa ditangani karena
“Kalau lokasi sudah baik di puskesmas ini ruang rawat inapnya juga
sudah tersedia di sini, kalau alat-alat tidak tersedia untuk pasien yang
hendak berobat maka akan di rujuk.”(Pasien)
“Saya rasa jika alat tidak lengkap maka akan dirujuk, oleh petugas
kesehatan dan saya akan langsung meminta rujukan bila fasilitas tidak
tersedia seperti waktu saya datang kemarin untuk rontgen tidak bisa
dilakukan disini karena alatnya tidak ada.” (Pasien)
“Bila alat tidak ada di puskesmas maka jelas tidak dapat ditangani di
puskesmas, maka akan diberikan rujukan oleh petugas kesehatan pasti
akan langsung diberi rujukan, petugas tidak akan membiarkan pasien
yang datang untuk berobat tidak mendapatkan pelayanan jika alat
tidak tersedia di puskesmas.” (Pasien)
menunjukkan dari 67 item standar saranan dan prasarana yang dianjurkan bagi
pelayanan tingkat pertama ada 32 item yang dapat dipenuhi oleh Puskesmas,
dan tidak memenuhi standar alat kesehatan yang tercantum dalam lampiran
berikut:
“Kalau obat disini bisa dibilang cukup tapi terkadang ada beberapa
jenis obat yang tidak tersedia. Jika obat yang akan diberikan sedang
tidak tersedia, maka saya akan menanyakan kepada pasien apakah
mereka mau membeli di luar atau tidak. jika mereka tidak bersedia
maka obat yang sejenis yang akan diberikan.”(Dokter Puskesmas)
cukup, pernah terjadi kekosongan obat tetapi jika ada obat yang dibutuhkan pasien
tidak tersedia makan akan di berikan obat yang sejenis. Namun, menurut salah
satu informan menyataka bahwa ada obat yang tersedia di Puskesmas Patumbak
masih belum sesuai standar formulariun nasional, hal ini dapat dilihat dari
“Menurut saya obat disini masih belum lengkap karena masih ada
obat yang tidak tersedia di puskesmas, misalnya obat deksametason
juga tidak tersedia karena kebutuhan pasien juga, kalau sedang tidak
tersedia maka pengelola obat yang akan mengurus obatnya atau
pasien akan diberikan rujukan, kalau saya rasa belum sesuai standar
formularium nasional karena hal tersebut maka masih ada obat yang
tidak tersedia.”(KTU Puskesmasa)
formularium nasional karena masih ada obat yang tidak tesedia seperti obat
"Sejauh ini saya berobat obat yang saya butuhkan ada di puskesmas
ini dan selama saya berobat di sini tidak pernah disuruh beli obat di
luar oleh petugas yang ada di sini.”(Pasien)
“Tidak pernah disuruh beli obat dari luar karena obat yang saya
butuhkan ada tersedia tetapi jika obatnya tidak ada maka saya akan
beli diluar.”(Pasien)
“Saya belum pernah di suruh beli obat karena obatnya ada di sini
yang saya butuhkan. Tetapi jika obat yang saya butuhkan tidak ada di
puskesmas ini maka akan saya beli di luar agar keadaan saya cepat
pulih seperti biasanya.”(Pasien)
pasien yang datang untuk mendapatkan pelayanan tidak pernah membeli obat dari
luar karena obat yang dibutuhkan ada di puskesmas tetapi jika terjadi kekosongan
menunjukkan dari 240 jenis obat-obatan yang seharusnya ada di puskesmas, yang
obatan yang ada di Puskesmas Patumbak masih belum mencukupi dan tidak
Kesehatan
“Menurut saya sudah sesuai dengan alur 155 jenis penyakit yang
harus ditangani di puskesmas. Untuk pasien yang jenis penyakit masuk
dalam 155 jenis penyakit dan menderita komplikasi maka saya akan
memberikan rujukan dan untuk pasien yang tidak bisa ditanggani di
puskesmas untuk kasus gawat darurat maka akan langsung dirujuk
dan kalau ada pasien yang memaksa untuk mendapatkan rujukan
dan sudah sesuai dengan alur serta telah mengikuti petunjuk teknis dari BPJS.
Banyak pasien yang meminta rujukan karena ketidak pahaman pasien terhadap
karena masih adanya angapan masyarakat jika berobt ke rumah sakit akan lebih
Patumbak karena penyakit pasien yang komplikasi dan kasus gawat darurat.
mendalam terhadap pasien peserta JKN yang dirujuk atas dasar penyakit dan
saya ini kepala saya sakit dan disertai dengan sesak didada melihat
kondisi saya dokter member saya rujukan supaya mendapatkan
pelayanan yang lebih itensif dengan pergi ke dokter spesialis.”
(Pasien)
sebagai berikut:
yaitu atas rujukan yang diberikan oleh dokter karena pasien yang memerlukan
penangganan spesialis dan atas pasien yang dirujuk karena kondisi pasien yang
Puskesmas Patumbak yaitu pelaksanaan sistem rujukan telah diatur dalam bentuk
berjenjang yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua, dan ketiga apabila
pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer
pelaksanaan rujukan yang dimaksud dalam SK Menkes Nomor 001 Tahun 2012
sehingga pelaksanaan rujukan pasien berjalan secara baik yang dilihat dari tenaga
kesehatan dalam pelaksanaan rujukan pasien peserta JKN adalah kesiapan tenaga
kesehatan.
tenaga kesehatan terdiri dari dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi,
Patumbak sudah tercukupi karena sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh
sesuai dengan standar puskesmas rawat inap di pedesaan yang telah ditetapkan
jumlah tenaga kesehatan yang sudah mencukupi standar minimal tenaga kesehatan
yang baik.
47
bekerja dengan tidak menjalankan tugas yang bukan menjadi kewenangan, maka
belum memadai, hal ini terlihat dari adanya alat kesehatan yang sudah tidak bisa
dipergunakan dengan layak dan tidak berfungsi sehingga tidak memenuhi standar.
Hal ini didukung dengan jawaban dari beberapa informan bahwa fasilitas di
2014.
kepada pasien dan merupakan suatu keharusan untuk proses rujukan yang
dilakukan akibat keterbatasan sarana tersebut. Jika fasilitas dan sarana penunjang
kesehatan kurang lengkap maka proses mendiagnosa pasien akan terganggu dan
hal ini menyebabakan petugas kesehatan harus merujuk pasien ke rumah sakit
Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien dan fasilitas alat yang
prasarana yang dianjurkan bagi pelayanan tingkat pertama ada 30 item yang dapat
mendiagnosa pada pasien akan terganggu dan hal ini menyebabkan petugas
kesehatan harus merujuk pasien kerumah sakit sehingga akan berdampak pada
dan sudah dibuat dalam sistem e-katalok sesuai dengan kebutuhan. Yang
pengadaan obat dilakukan oleh dinas kesehatan. Obat yang terdapat dalam
pasien kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, lalu dari Dinas
Kesehatan akan memberikan laporan tersebut ke gudang farmasi, setelah itu obat
akan dikirim ke Puskesmas, obar-obat yang dikirim tetap sama setiap bulannya.
JKN tidak terpisah dengan obat-obatan lain. Pelayanan obat untuk peserta JKN di
untuk peserta JKN pada fasilitas kesehatan mengacu kepada daftar fornas dan
harga obat yang tercantum dalam e-katalok obat. Obat-obatan tersebut diajukan
masing puskesmas.
Pelayanan obat untuk peserta JKN pada puskesmas mengacu kepada daftar
di Puskesmas Patumbak memiliki 78 jenis obat-obatan dari 240 jenis obat yang
seharusnya tersedia.
peserta JKN tidak terpisah dengan obat-obatan lain. Pelayanan obat untuk peserta
intalasi obat, pelayana obat mengacu kepada daftar obat yang tercantum dalam
yang tercantum dalam Kepmenkes nomor HK 02.02/ Menkes/ 523/ 2015. Terkait
sesuai dengan keluhannya. Setelah itu dilanjutkan pada proses pemeriksaan serta
pasien perlu mendapatkan rujukan atau tidak. Pasien yang datang ditanggani oleh
pihak puskesmas akan diarahkan keruang obat lalu pulang, tetapi bagi pasien yang
tidak dapat ditanggani oleh puskesmas karena berbagai pertimbangan seperti jenis
maka pasien dapat dirujuk ke pelayanan lanjutan dengan membawa surat rujukan.
secara berjenjang dan sudah sesuai alur. Banyak pasien yang meminta rujukan
karena ketidak pahaman pasien tehadap alur pelaksanaan rujukan di era jaminan
kesehatan nasional.
banyak pasien yang meminta untuk dirujuk langsung kerumah sakit dengan alasan
puskesmas tidak lengkap baik itu dari dokternya maupun ketersediaan obat yang
masih kurang. Hal ini jug tejadi di Puskesmas Patumbak kebanyakan pasien yang
belum mengerti tentang sistem rujukan di era JKN menganggap bahwa puskesmas
bisa mengeluarkan surat rujukan ke rumah sakit karena itu adalah hak mereka
secara berjenjang dan sudah sesuai alur serta telah mengikuti petunjuk teknis dari
BPJS. Banyak pasien yang meminta rujukan karena ketidak tahuan pasien
masih merujuk jika terdapat pasien yang masuk dalam 155 jenis penyakit
diagnosa sudah komplikasi makan akan diberikan rujukan oleh dokter. Penyebab
ke rumah sakit dan mendapatkan pelayanan spesialis di rumah sakit maka pasien
Output utama dari suatu pelaksanaan sistem adalah data dan informasi
tentang gambaran sistem rujukan yang telah diatur dalam Kepmenkes Nomor 001
mampu menangani 155 diagnosa jenis penyakit yang dan tidak boleh dirujuk
apabila masih terdapat dalam 155 diagnosa. Namun pada Puskesmas Patumbak
dalam proses pelaksanaan sistem rujukannya masih belum sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan, dapat dilihat bahwa puskesmas masi merujuk pasien dengan
kasus yang masih bisa ditanggani di puskesmas yang terdapat dalam 155 diagnosa
penyakit.
berjenjang dan sudah sesuai alur serta telah mengikuti petunjuk teknis dari BPJS.
tanpa pemeriksaan terlebih dahulu dan tanpa indikasi medis karena tanpa ketidak
pahaman pasien terhadap alur pelaksanaan rujukan pada era Jaminan Kesehatan
Nasional.
Hal ini disebabkan diantaranya keterbatasan sarana dan prasarana, selai itu
sehingga beranggapan pergi ke rumah sakit untuk berobat akan cepat sembuh.
6.1 Kesimpulan
3. Jenis dan jumlah obat yang terdapat di Puskesmas Patumbah masih belum
6.2 Saran
kepada masyarakat tentang sistem rujukan berjenjang di era JKN agar pasien
55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
Ali, Fauziah. 2014 Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama
Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas Siko
dan Puskesmas Kalumata Kota Ternate Tahun 2014.
Kepmenkes RI. 2015. Nomor HK 02.02/ Menkes/ 523/ 2015 Tentang Formulariun
Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Peraturan Menteri No. 001 Tahun 2012. Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan.
______, No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan.
57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
I. Identitas Informan
Nama : ______________________
Umur : ______________________
Jenis kelamin : ______________________
Pendidikan terakhir : ______________________
I. Identitas Informan
Nama : ______________________
Umur : ______________________
Jenis kelamin : ______________________
Pendidikan terakhir : ______________________
II. Daftar pertanyaan
1. Bagaimana pendapat Ibu mengenai jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak,
apakah sudah cukup? dan berapa jumlahnya? secara keseluruhan? Serta apakah
sesuaidengan standar puskesmas?
2. Bagai mana menurut Ibu tentang sumber daya manusia Puskesmas Patumbak dalam
memberikan pelayanan kesehatan dalam era JKN?
3. Bagaimana menurut Ibu dokter dalam membuat diagnosa penyakit, dan rujukannya
saat ini?
4. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana Puskesmas Patumbak dalam
mendukung penegakkan diagnosa ibu?
5. Apakah menurut Ibu kelengkapan fasilitas sarana kesehatan di Puskesmas Patumbak
sudah sesuai dengan standar pelayanan primer dalam era JKN?
6. Apa yang ibu akan lakukan jika alat fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak ada di Puskesmas?
7. Apakah Fasilitas Kesehatan di puskesmas saat ini sudah sesuai dengan Kompendium
yang telah ditetapkan pada program JKN?
8. Apakah ketersediaan obat dalam melayani pasien sudah sesuai dengan formulasi
nasional yang telah ditetapkan?
9. Apa yang akan ibu lakukan jika obat yang diberikan kepada pasien tidak ada di
puskesmas?
10. Apakas sistem rujukan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai alur yang telah
ditetapkan?
11. Apa penyebab tingginya rujukan yang terjadi di Puskesmas Patumbak?
I. Identitas Informan
Nama : ______________________
Umur : ______________________
Jenis kelamin : ______________________
Pendidikan terakhir : ______________________
II. Daftar pertanyaan
I. Identitas Informan
Nama : ______________________
Umur : ______________________
Jenis kelamin : ______________________
Pendidikan terakhir : ______________________
II. Daftar pertanyaan
I. Identitas Informan
Nama : ______________________
Umur : ______________________
Jenis kelamin : ______________________
Pendidikan terakhir : ______________________
II. Daftar pertanyaan
3. Apakah sistem rujukan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai dengan alur yang telah
ditetapkan?
5. Bagaimana menurut bapak/ ibu kesiapan petugs terutama dokter atau tenaga medis
umum yang ada di Puskesmas Patumbak sudah sesuai dengan standar pelayanan
7. Apa yang bapak/ibu akan lakukan jika alat fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dalam
8. Apakah fasilitas kesehatan di puskesmas saat ini sudah sesuai dengan Kompendium
9. Apakah yang akan bapak/ibu lakukan jika obat yang diberikan kepada pasien tidak
ada di puskesmas?
Puskesmas Patumbak
I. Identitas Informan
Nama : ______________________
Umur : ______________________
Jenis kelamin : ______________________
Pendidikan terakhir : ______________________
II. Daftar pertanyaan
tingkat pertama?
4. Apakah rujukan yang diberikan kepada bapak/ibu atas petunjuk petugas puskesmas?
atau bagaimana?
6. Menurut bapak/ibu apa yang akan dilakukan Puskesmas Patumbak jika alat fasilitas
9. Apakah yang akan dilakukan puskesmas jika obat yang diberikan kepada pasien tidak
ada di puskesmas?