Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Laporan ILMU TERNAK PERAH ini
disusun secara ringkas dan jelas sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Penulis
menyadari bahwa dengan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung yang telah mendukung proses penulisan laporan ini sehingga membawa
hasil yang diharapkan.
Demikian pula dengan kerendahan hati saya selaku manusia menyadari dimana akan
kekurangan, untuk itu saya mengharapkan akan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
mencapai kesempurnaan bagi saya.

Badung 26 novvermber 2018

penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 2
1.3 TUJUAN ............................................................................................................................................ 2
1.4 MANFAAT ........................................................................................................................................ 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................................. 3
METODELOGI PRAKTIKUM ................................................................................................................ 6
PRAKTIKUM I....................................................................................................................................... 6
PRAKTIKUM II ..................................................................................................................................... 8
PRAKTIKUM III.................................................................................................................................. 10
PRAKTIKUM IV .................................................................................................................................. 11
PRAKTIKUM V ................................................................................................................................... 13
BAB IV ....................................................................................................................................................... 15
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................. 15
PRAKTIKUM I..................................................................................................................................... 15
PRAKTIKUM II ................................................................................................................................... 18
PRAKTIKUM III.................................................................................................................................. 19
PRAKTIKUM IV .................................................................................................................................. 21
PRAKTIKUM V ................................................................................................................................... 22
BAB V ........................................................................................................................................................ 23
PENUTUP.................................................................................................................................................. 23
5.1 KESIMPULAN ......................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ternak perah mulai dikenal pada abad ke-19 di Indonesia pada masa pemerintahan
kolonial belanda dengan mendatangkan sapi FH yang merupakan sapi tipe perah.Ternak perah
dapat diartikan sebagait ernak ruminansia yang secara genetic mampumenghasilkan air
sususepertisapi, kambingdankerbau. Sapi yang disebarkankeseluruhwilayah Indonesia adalahsapi
FH yaituhasilpersilanganantarsapiperah FH dengansapi local ataujawa.

Ternak perah merupakan ternak yang menghasilkan susu melebihi kebutuhan konsumsi
susu anak-anak sapi. Produksi susu tersebut dapat dipertahankan sampai waktu tertentu atau
selama masa hidupnya walaupun anak-anaknya sudah disapih atau sudah tidak disusui lagi.
Dengan demikian susu yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sapi perah adalah
suatu jenis sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan susu. Terdapat beberapa
bangsa sapi perah yaitu Ayrshire, Guernsey, Jersey dan Friesian Holstein (FH) (Blakely dan
Bade, 1995). Sapi-sapi perah di Indonesia dewasa ini pada umumnya adalah sapi perah bangsa
FH import dan turunannya. Karakteristik sapi FH yaitu warna tubuhnya hitam belang putih
dengan pembatas yang jelas, terdapat warna putih berbentuk segitiga di dahi dengan kepala
panjang, dan sebagian kecil tubuhnya berwarna putih atau hitam seluruhnya (Syarief dan
Sumoprastowo, 1990). Turunan sapi FH dikenal dengan sebutan sapi perah Friesian lokal (PFH).
Bangsa sapi FH adalah bangsa sapi perah yang paling menonjol di Amerika serikat, jumlahnya
cukup banyak sekitar 80 - 90% dari seluruh jumlah sapi yang ada. Di antara jenis sapi perah yang
ada, FH mempunyai kemampuan produksi susu yang tinggi (Siregar, 1993).

Kita ketahui bahwa pengertian susu adalah bahwa susu hasil perahan sapi-sapi atau
hewan yang mempunyai kelenjar glandula mamae dan juga hewan yang menyusui yang layak di
konsumsi dengan pengolahan yang maksimal seperti memperhatikan karakteristik dari pada susu
tersebut apakah benar-benar layak untuk diminum. Secara umum penelitian susu adalah
pemeriksaan kesegaran dari pada kesegaran susu tersebut seperti uji warna, apakah warna susu
tersebut mempunyai warna yang sesuai dengan susu asli, dan juga bau susu tersebut,
kekentalannya dan juga rasa dari pada susu tersebut sehingga susu tersebut dapat di produksi
tubuh dengan cara kontiniu. Dan seharusnya komponen susu tersebut seharusnya tidak dikurangi
1
komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain sehingga mutu atau kualitas susu
tersebut juga maksimal. Pada umumnya bentuk Susu berupa cairan yang diproduksi oleh kelenjar
ambing hewan mamalia betina dengan warna putih kekuning-kuningan yang tidak tembus
cahaya, mempunyai rasa sedikit manis berasal dari laktosadan bau yang khasberasal dari lemak
susu, bersih, dan kosistensinya homogen tanpa ada bentuk gumpalan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah susu yang selama ini orang-orang konsumsi merupakan susu yang berkualitas
baik?
2. Apakah susu yang di konsumsi telah memenuhi standard kebersihan dan apakah
perbedaan bau,warna antara susu sapi dan kambing?
3. Apakah susu yang di gunakan sebagai sampel praktikum terkontaminasi mastitis?
4. Berapakah protein yang terdapat dalam susu,apakah di dalam susu yang diapakai
praktikum terdapat alcohol?
5. Berapakah BJ suatu susu dan kadar lemak suatu susu

1.3 TUJUAN
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang bagai mana tekstur ataupun keamanan susu
yang layak konsumsi dengan berbagai cara seperti mengetahui warna, bau, rasa dan konsistensi
dengan menggunakan panca indra; untuk melihat kotoran yang terdapat didalam susu yang tidak
terlihat oleh mata, untuk mengetahui ph susu, untuk mengetahui uji daripada reduktase dengan
metilen, berat jenis dan uni kadar lemak pada susu.

1.4 MANFAAT
Sedangkan manfaat dari pada pemeriksaan kesegaran susu ini adalah selain membantu
mahasiswa dalam memahami mata kuliah Produksi Ternak Perah juga dapat menambah
wawasan yang lebih luas tentang susu, mahasiswa dapat juga memahami tentang bagaimana
karakteristik susu yang layak untuk di konsumsi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut dwngan berat air
pada volume dan suhu yang sama. Berdasarkan batasan ini, maka berat jenis tidak bersatuan.
Berat jenis susu rata – rata 1,0320. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan
bahan padatan tanpa lemak. Kadar padatan total susu diketahui jika diketahui berat jenis dan
kadar lemaknya. Berat jenis susu biasanya ditentukan dengan menggunakan laktodensimeter atau
laktometer. Lamtodensimeter adalah hidrometer dimana skalanya sudah disesuaikan dengan
berat jenis susu. Prinsip kerja alat ini mengikuti hukum archimides yaitu jika suatu benda
dicelupkan ke dalam suatu cairan, maka benda tersebut akan mendapat tekanan keatas sesuai
dengan berat volume cairan yang dipindahkan

Persentase lemak susu bervariasi antara 2,4% – 5,5%. Lemak susu terdiri atas trigliserida
yang tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak (fatty acid) melalui
ikatan-ikatan ester (ester bonds). Asam lemak susu berasal dari aktivitas mikrobiologi dalam
rumen (lambung ruminansia) atau dari sintesis dalam sel sekretori. Asam lemak disusun rantai
hidrokarbon dan golongan karboksil (carboxyl group). Salah satu contoh dari asam lemak susu
adalah asam butirat (butyric acid) berbentuk asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid)
yang akan menyebabkan aroma tengik (rancid flavour) pada susu ketika asam butirat ini
dipisahkan dari gliserol dengan enzim lipase.

Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL) atau zat padat bukan lemak adalah kadar bahan
kering dikurangi kadar lemak dalam susu dan terdiri dari laktosa, protein, dan mineral (Amin,
1997). Sebagian zat yang menyusun BKTL disintesa dalam kelenjar susu dari ikatan zat-zat
pakan yang diserap dari darah. Zat tersebut antara lain karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Korelasi antara BKTL sangat nyata dengan berat jenis susu, semakin tinggi kadar BKTL maka
berat jenis susu akan semakin besar atau sebaliknya.

3
Warna susu segar berkisar dari putih kebiruan sampai kuning keemasan bergantung jenis
hewan, pakan, dan jumlah lemak/ padatan dalam susu. Dalam jumlah besar, susu tampak keruh
(opaque). Dalam bentuk lapisan tipis, susu tampak sedikit transparan. Susu dengan kadar lemak
rendah atau susu yang sudah dipisahkan lemaknya berwarna kebiru – biruan. Warna putih susu
lemak, kalsium kaseinat, dan koloid fosfat. Karoten (pro - vitamin A) adalah pigmen yang
menyebabkan warna kekuningan pada susu yang berasal dari jennis pakan yang diberiakan.
Ketajaman warna karoten tergantung dari jumlah pigmen dalam darah yang disekresi bersama –
sama susu. Karoten yang terdapat dalam susu, secara identik dengan yang terdapat pada warna
tanaman. Warna kuning susu ini sangat dipengaruhi oleh pakan yang berikan pada ternak itu
sendiri. Pakan yang tinggi kadar karoten, misalnya wortel dan hijaun menyebabkan warna susu
lebih kuning daripada pakan jagung putih atau oats yang berkadar karoten rendah. Pigmen lain
yang terdapat dalam susu adalah riboflavin. Pigmen ini terlarut dalam susu tetapi hanya tampak
pada bagian whey dan menyebabkan warna kehijauan. Dalam susu normal, warna riboflavin
tertutup oleh komponen lain (Rachmawan, 2001).

Bau/ aroma/ flavour susu segar adalah khas bau susu, karena adanya kandungan asam
volatile dan lemak dalam susu. Selain itu, kandungan laktosa yang tinggi dan kandungan klorida
yang rendah diduga menyebabkan susu berbaru seperti garam. Penyimpangan bau susu sepeeti
bau asam, bau kotoran, bau pakan, dan bau obat – obatan dapat timbul karena penanganan yang
kurang baik. Oleh karena itu, setelah diperah susu dalam ember harus segera dibawa ke kamar
susu agar tidak terkontaminasi oleh bau – bau disekitar kandang. Susu mudah menyerap bau –
bauan dari sekelilingnya. Hal ini diakibatkan oleh sifat lemak dalam susu, yaitu oil in water type,
terutama flavor yang tajan dan menyimpang.

Susu segar yang normal berasa agak manis karena mengandung laktosa dan mempunyai
aroma yang spesifik. Aroma susu lenyap jika susu didiamkan beberapa jam atau susu
didinginkan. Cita rasa susu berhubungan dengan keseimbangan rasa antara rasa manis akibat
kandungan laktosa tinggi dan rasa asin dari kadar klorida. Susu dengan kandungan laktosa
rendah tetapi kadar kloridanya tinggi menyebabkan rasa susu menjadi asin. Susu sapi yang
dihasilkan pada akhir masa laktasi biasanya terasa asin. Susu yang masih segar dan berkualitas
baik tidak akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan (dipasteurisasi). Sebaliknya, susu yang
kandungan asam laktatnya tinggi, sebagai hasil pemecahan laktosa oleh bakteri asam laktat, akan

4
terkoagulasi apabila dipanaskan. Demikian pula pada koagulasi terjadi pada kolostrum dan susu
yang berasal dari ambing yang terkena mastitis pada tingkatan tertentu (kadar garamnya
meningkat). Susu yang masih dalam kualitas yang baik itu tidak terdapat gumpalan – gumpalan
(bukan gelembung udara) pada susu. Sebaliknya, apabila terdapat gumpalan – gumpalan pada
susu hal ini dapat disebabkan karena susu sudah asam (derajat keasaman tinggi) atau dikatakan
susu sudah pecah, dan mastitis.

Uji alkohol merupakan uji paling sederhana yang bisa dilakukan dilapangan, yaitu untuk
mengetahui kondisi susu dalam keadaan rusak atau tidak. Apabila terdapat gumpalan berarti susu
tersebut sudah asam dan tidak baik untuk diolah atau untuk dikonsumsi. Hal tersebut dapat
disebabkan karena susu mulai masam atau telah masam dan permulaan adanya mastitis.

Derajat keasaman (pH) Susu segar mempunyai sifat amfoter dapat bersifat asam dan basa
sekaligus. Keasaman pada susu terutama disebabkan oleh kandungan asam laktat yang berasal
dari perombakan laktosa menjadi asam laktat oleh aktvitas bakteri.Untuk menentukan kadar
asam dalam susu digunakan cara titrasi dengan indikator PP

Reduktase bertujuan untuk memprediksi jumlah mikroba di dalam susu, sehingga


kualitasnya dapat ditentukan. Pada prinsipnya, mikroba dalam susu menghasilkan enzim
reduktase yang dapat mereduksi zat warna biru dari methylene blue menjadi tak berwarna.
Anindita dan Soyi (2017) menjelaskan bahwa bakteri dalam susu memiliki kemampuan untuk
menghilangkan warna methylene blue. Hal ini disebabkan kemampuan bakteri untuk tumbuh dan
menggunakan oksigen terlarut dalam susu sehingga menyebabkan penurunan kekuatan oksidasi-
reduksi dari campuran tersebut. Semakin singkat waktu reduksi warna methylene blue
mengindikasikan bahwa susu yang diuji memiliki kualitas rendah.

Katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri menggunakan


indikator hidrogen peroksida. Di dalam susu terdapat enzim katalase yang dihasilkan oleh sel
terutama sel leukosit atau kuman. Enzim katalase akan membebaskan O2 dari H2O. Nilai katalase
yang baik tidak lebih dari 3 ml (Firmansyah 2004). H2O2 atau hidrogen peroksida adalah bahan
kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Reaksi dengan enzim katalase yang
diproduksi mikroba akan menghasilkan oksigen, selain itu reaksi dekomposisi hidrogen
peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan enthalpy

5
BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

PRAKTIKUM I
PEMERIKSAAN TERHADAP SUSUNAN AIR SUSU

Waktu : Rabu,03 –Oktober-2018 jam 08.00 Wita - Selesai

Tempat :Laboratorium Ilmu Ternak Perah,Gedung Agrokomplek Lt 1.Sudirman.

Alamat : Jalan raya PB.Sudirman Denpasar

1.Metode Praktikum Penetapan berat jenis

ALAT DAN BAHAN

1. Laktodesimeter
2. 2 buah gelas beker/elemayer
3. 1 gelas ukur 500 ml
4. Thermometer
5. Susu sapid dan susu kambing

CARA KERJA:

1. Siapkan Alat dan bahan.


2. Tuangkan susu ke gelas ukur ¾ Kemudian masukkan Laktodesimeter.
3. Setelah itu Perhatikan susu dan berat jenisnya kemudian catat hasilnya.
4. Ulang sebanyak 2x karena susu kambing dan susu sapi.
5. Kemudian hitung cari rata-ratanya.

6
2.Metode Praktikum Penetapan Kadar Lemak (L)

ALAT DAN BAHAN

1. Babcook
2. Pipet 1ml
3. Centrifuge(pemusing)
4. Sumbat karet
5. Kompor
6. Pipet otomatis
7. Susu sapi dan susu kambing
8. H2SO4
9. Air panas

CARA KERJA:

1. Siapkan Alat dan bahan.


2. Tuangkan susu kambing dan susu sapi ke babcook 17,6 ml
3. Kemudian susu yang di babcook dituangi asam sulfat kocok /homogenkan.
4. Lalu tuangi air mendidih sebanyak full babcook,lalu masukkan ke centrifius selama 5
menit.
5. Kemudian angkat dan lihat /amati kadar lemaknya.

C.Metode Praktikum Penetapan Kadar Bahan Kering (BK)

1. Pada praktikum penentuan kadar bahan kering (BK) ini menggunakan metode perhitungan
dengan data yang sudah ada yang diperoleh dari data hasil uji praktikum yang sebelumnya.

D.Metode Praktikum Penetapan Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL)

2. Pada praktikum penentuan kadar bahan kering tanpa lemak (BKTL) sama seperti
penentuan bahan kering ini menggunakan metode perhitungan dengan data yang sudah ada
yang diperoleh dari data hasil uji praktikum yang sebelumnya.

7
PRAKTIKUM II
PEMERIKSAAN KEADAAN SUSU

Waktu : Rabu,24 –Oktober-2018 jam 08.00 Wita - Selesai

Tempat :Laboratorium Ilmu Ternak Perah,Gedung Agrokomplek Lt 1.Sudirman.

Alamat : Jalan raya PB.Sudirman Denpasar

1.Uji Fisik Susu

Alat dan bahan

1. Gelas beker
2. Sendok
3. Tisu
4. Susu sapi
5. Susu kambing

Cara kerja

1. Tuangkan susu sapi dansusu kambing kedalam gelas beker


2. Amati perbedaan warna antara susu sapi dan susu kambing
3. Cicipi rasa susu kambing dan susu sapi apakah perbedaanya
4. Cium bau susu kambing dan susu sapi apakah ada perbedaanya

2. Uji Kebersihan Susu

Alat dan bahan

1. Saringan
2. Botol yang dasarnya dilubangi
3. Kapas
4. Gelas beker
5. Susu sapi
6. Susu kambing

8
Cara Kerja

1. Taruh botol susu yang dilubagi diatas saringan


2. Isi kapas pada botol susu yang telah dilubangi
3. Tuangkan susu pada botol yang telah berisi kapas
4. Amati susu yang sudah di saring

C.Uji pemeriksaan martitis

Alat dan bahan

1. Paddle
2. Pipet tetes
3. Larutan CNT
4. Susu kambing
5. Susu sapi

Cara kerja

1. Tuangkan susu pada keempat paddle sekitar 2-3 ml


2. Tuangakan larutan CNT pada paddle yang sudah terisi susu sekitar 2-3 ml
3. Goyang-goyangkan paddle lalu amati hasilnya

9
PRAKTIKUM III
UJI ALKOHOL

Waktu : Rabu,31 –Oktober-2018 jam 08.00 Wita - Selesai

Tempat :Laboratorium Ilmu Ternak Perah,Gedung Agrokomplek Lt 1.Sudirman.

Alamat : Jalan raya PB.Sudirman Denpasar

ALAT DAN BAHAN

1. Pipet otomatis
2. Elemayer
3. Tabung reaksi
4. Alcohol 50% dan 70%
5. Formalin 4% 2ml
6. NaOH
7. Kalium oksalat
8. Titrasi
9. Susu sapid an kambing

CARA KERJA

1.Uji alcohol

1. Masukan 3 ml susu dalam tabung reaksi dan 3ml alcohol 70% dan di goyang-goyangkan
secara pelan-pelan

2.Uji Didih

1. Masukan 5 ml Susu kedalam tabung reaksi


2. Nyalakan api Bunsen lalu didihkan susu dengan dengan mendekatnya ke api lalu
dinginka dan amati apakah terdapat endapan ,gumpalan dan butiran halus pada dinding
tabung reaksi

10
3.Penetapan kadar protein

1. Masukan 10 ml susu kedalam elemayer


2. Masukan 100 ml indicator pp +0,4,iodium oksalat lalu kocoksampel/homogenkan
diamkan selama 2 menit
3. Titrasi dengan NaOH 0,1 N dan tambahakan formalin 40% dan buat blankonya

PRAKTIKUM IV
PRESENTASE KEASAMAN PH

Waktu : Rabu,14 –November-2018 jam 08.00 Wita - Selesai

Tempat :Laboratorium Ilmu Ternak Perah,Gedung Agrokomplek Lt 1.Sudirman.

Alamat : Jalan raya PB.Sudirman Denpasar

ALAT DAN BAHAN

1. Elemayer
2. Gelas baker
3. Pipet tetes
4. Alat titrasi
5. PH meter
6. Aquades
7. Susu sapi

11
CARA KERJA

1.Presentasi derajat asam

1. Masukan masing-masing 10 ml susu sapi kedalam 2 elemayer


2. Teteskan 2 tetes indicator PP 1% dan titrasi keduanya dengan NaOH 0,1N sampai
berwarna merah muda

2.Penetapan presentase keasaman

1. Masukan 17,6 ml susu sapi dan 17,6 aquadest


2. Teteskan indicator pp 1% sebanya 5 tetes dan titrasi menggunakan NaOH 0,1N sampai
berwarna merah muda dan tidak hilang bila digoyang

3.Mengukur PH

1. Siapkan ph meter dan susu sapi


2. Masukan ph meter kedalam susu sapi
3. Amati hasil PH susu di PH meter dan catat

12
PRAKTIKUM V
KALALASE DAN REDUKTASE

Waktu : Rabu,14 –November-2018 jam 08.00 Wita - Selesai

Tempat :Laboratorium Ilmu Ternak Perah,Gedung Agrokomplek Lt 1.Sudirman.

Alamat : Jalan raya PB.Sudirman Denpasar

1.PENETAPAN WAKTU REDUKTASE

ALAT DAN BAHAN

1. 2 tabung reaksi
2. 10 ml susu sapi
3. Methylen blue
4. Kapas
5. Waterbath 40oC

CARA KERJA

1. Masukan larutan methylene blue blue sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi dan 10 ml
susu sapid an sumbat dengan kapas
2. Kocok dan masukan ke dalam waterbath dengan suhu 40oC
3. Amati sampai warna birunya menghilang

13
2.PENETAPAN AKNGKA KATALASE

ALAT DAN BAHAN

1. Tabung katalase 2 buah


2. H2O2 0,5%
3. Kapas
4. Waterbath 40oC
5. Susu sapi 10 ml

CARA KERJA

1. Masukan susu sapi 10 ml kedalam tabung katalase


2. Tambahkan 5 ml H2O2 0,5% kemudian kocok hingga tercampur
3. Tutup tabung dengan kapas dan masukan ke dalam waterbath dengan suhu 40oC
4. Amati selama kurang lebih 3 jam

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


PRAKTIKUM I
PEMERIKSAAN TERHADAP SUSUNAN AIR SUSU

SUSU SAPI SUSU KAMBING


PENETAPANBERAT JENIS PENGULANGAN PENGULANGAN
(BJ) PERTAMA=1,0295 PERTAMA=1,029
SUHU(25◦) SUHU (28◦)
PENGULANGAN PENGULANGAN
KEDUA=1,0280 KEDUA=1,030
SUHU(26◦) SUHU(29◦)

PENETAPANKADAR 1% 2%
LEMAK (L)
PENETAPANKADAR 7,77524 9,81567
BAHAN KERING (BK)
PENETAPAN (BKTL) 6,77524 7,81567

1.Hasil Praktikum Penetapan berat jenis

1).Suhu awal 25◦C pada pengulangan kedua suhu naik menjadi 26◦C,Berat jenis susu sapi 1,0295
pengulangan kedua menjadi 1,028.

Perhitungan BJ susu sapi:

Rata-rata:
1,0295+1,028
X= = 1,02875
2
25◦+26◦
X= = 25,5
2

1,02875 – ( 2 x 0,0002)
1,02875 – 0,0004
= 1,02835
< 1,0280

15
2).Suhu awal 28◦C pada pengulangan kedua naik menjadi 29◦C,Berat jenis susu kambing 1,0295
pengulangan kedua menjadi 1,030.

Perhitungan BJ susu Kambing:

Rata-rata:
1,029+1,030
X= = 1,0295
2
28◦+29◦
X= = 28,5
2

1,0295 – ( 1 x 0,0002)
1,02875 – 0,0002
= 1,0293
> 1,0280

2.Hasil Praktikum Penetapan Kadar Lemak (L)

1).Pada praktikum Kadar lemak pada susu sapi menghasilkan kadar lemak 1%

2).Pada praktikum Kadar lemak pada susu Kambing menghasilkan kadar lemak 2%

C.Hasil Praktikum Penetapan Kadar Bahan Kering (BK)

1).(BK) SUSU KAMBING


100 𝑏𝑗−1
BK = 1,23 (+2,71 )
𝑏𝑗
100 1,0279−1
BK = 1,23 -2 +2,71 )
1,0279

BK= 2,46 + 2,71 – 2,71427


BK= 9,81567

16
2).(BK) SUSU SAPI
100 𝑏𝑗−1
BK = 1,23 (+2,71 )
𝑏𝑗

100 1,02475−1
BK = 1,23 -2 +2,71 )
1,02475

BK= 1,23 + 2,71 – 2,41522


BK= 7,77524

4.Hasil Praktikum Penetapan Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL)

1).BKTL = BK- L Pada susu sapi

BKTL = BK – L

BKTL= 7,77524 – 1 = 6,77524

2).BKTL = BK- L Pada susu kambing

BKTL = BK – L

BKTL= 9,81567 – 2 = 7,81567

PEMBAHASAN

Bahan kering tanpa tanpa lemak susu dipengaruhi oleh laktosa dan protein menurut
(Zurriyanti et al,2011) .Apabila kadar laktosa dan protein susu tinggi maka bahan kering tanpa
lemak susu akan meningkat.protein susu terbentuk dari pakan konsentrat yang dikonsumsi oleh
ternak kemudian akan disintesis oleh mikroba dalam rumen menjadi asam amino dan asam amino
tersebut diserap dalam usus halus dan dialirkan ke darah dan masuk ke sel-sel sekresi ambing dan
nantinya menjadi protein susu (utari et al,2012). Penambahan pakan sumber protein dapat
meningkatkan kadar bahan kering tanpa lemak susu,karena kadar protein meningkat pula(Sukarini
et al,2012).

17
PRAKTIKUM II
PEMERIKSAAN KEADAAN SUSU

1.Hasil Uji fisik susu

Warna susu

 Susu sapi: warnanya putih kekuning-kuningan


 Susu kambing: warnanya putih pekat

Rasa susu

 Susu sapi rasanya masis


 Sedangakan susu kambing terasa asin

Bau susu

 Susu sapi berbau sepertilayaknya khas susu


 Sedangakan susu kambing berbau khas kambing

2.Hasil uji kebersihan susu

 Susu sapi bersih tidak terdapat kotoran


 Susu kambing ada kotoran

3.Hasil pemeriksaan martitis

 Susu sapi : setelah diamati susu sapi tidak ada endapan memiliki warna kebiruan
 Susu kambing : setelah diamati susu kambing tidak ada endapan memiliki warna
kebiruan

18
PEMBAHASAN

Pemeriksaan keadaan susu saat dilakukan uji fisik pada warna susu sapi berwarna putih
kekuningan dan tidak terdapat kotoran sehingga tidak terdapat endapan sedangkan susu kambing
yang berwarna putih pekat dan adanya kotoran saat uji kebersihan susu.Pada pengamatan aroma
menunjukkan bahwa susu kambing memiliki aroma yang lebih kuat dibandingkan susu sapi, dimana
aroma susu kambing ini memiliki aroma khas yang biasa disebut prengus. Aroma yang timbul dari susu
kambing ini disebabkan oleh asam-asam lemak kaprat, kapilirat, asam linoleat dan asam lemak kaproat
yang mudah menguap dalam sususan asam lemak susu kambing (Al-Baarri, 2005). Pada pengamatan uji
rasa susu sapi berasa manis dan susu kambing agak sedikit asinSusu segar juga umumnya memiliki rasa
yang sedikit manis dan sedikit asin. Rasa manis ini berasal dari laktosa sedangkan rasa asin berasal dari
klorida, sitrat, dan garam-garam mineral lainnya (Buckle, et. al., 1987).

PRAKTIKUM III
UJI ALKOHOL

1.Hasil Uji alcohol

 susu sapi dengan alcohol 70% ada endapan


 susu kambing dengan alcohol 70% ada endapan

2.Hasil uji didih

 Susu sapi terdpat gumbalan dan bitiran pada dinding tabung


 Susu kambing terdapat endapan dan butiran pada dinding tabung

19
3.hasil penetapan kadar protein

Blanko = 0,08

 Susu sapi

Titrasi 2,31

Kadar protein = (2,31-0,08)x1,7 = 3,8%

 Susu kambing

Titrasi 2,76

PEMBAHASAN

Uji alcohol pada susu sapi dan kambing sama sama mengandung alcohol 70% ,terdapat
gumbalan dan butiran/endapan pada dinding tabung saat uji didih dan kadar protein yang didapat
pada susu sapi (2,31-0,08)x1,7 = 3,8%. Untuk susu kambing kadar proteinnya (2,76-0,08)x1,7 =
4,87% yang berarti kadar protein dari susu kambing lebih tinggi dari susu sapi.

20
PRAKTIKUM IV
PRESENTASE KEASAMAN PH

1.Hasil Presentase derajat asam

a. 3,12x 4 = 12,48
b. 2,60 x 4 = 10,4

Derajat asama rata-rata

12,48 + 10,4
2
22,88
= 11,44 (susu tidak normal)
2

2.Hasil Penetapan presentase keasaman

a. 4,39
b. 4,34

3.Hasil PH susu sapi

6,2

PEMBAHASAN

Terdapatnya kadar asam dalam susu diakibatkan karena terjadinya pembentukan asam
susu dari laktosa pada metabolisme kuma-kuman. Derajat asam ini diperlukan untuk menetralkan
susu. sehingga didaptkan presentase derajat asam susu sapi 11,44 (susu tidak normal) dan ph
susu sapi 6,2.

21
PRAKTIKUM V
KALALASE DAN REDUKTASE

1.HASIL PENETAPAN WAKTU REDUKTASE

WAKTU REDUKTASE Susu sapi


30 menit 0,2 cm
60 menit 0,5 cm
120 menit 0,7 cm

2.HASIL PENETAPAN KATALASE

JENIS SUSU ANGKA KATALASE


Susu sapi 2,8

PEMBAHASAN

Penetapan Waktu reductase dalam air susu sapi bahwa ditemukan adanya enzim-enzim
antara lain enzim reduktase yang dibentuk oleh kuman –kuman dan hasil dari Penetapan Waktu
reductase pada susu sapi yang dilakukan pada waktu yang paling singkat 30 menit yaitu 0,2 cm
sedangkan pada waktu yang paling lama 120 menit yaitu 0,7 cm dan didapat angka katalase 2,8.

22
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
1. susu adalah bahwa susu hasil perahan sapi-sapi atau hewan yang mempunyai kelenjar
glandula mamae dan juga hewan yang menyusui yang layak di konsumsi dengan
pengolahan yang maksimal seperti memperhatikan karakteristik dari pada susu tersebut
apakah benar-benar layak untuk diminum.
2. Pemeriksaan keadaan susu saat dilakukan uji fisik pada warna susu sapi berwarna putih
kekuningan dan tidak terdapat kotoran sehingga tidak terdapat endapan sedangkan susu
kambing yang berwarna putih pekat dan adanya kotoran saat uji kebersihan susu.Pada
pengamatan aroma menunjukkan bahwa susu kambing memiliki aroma yang lebih kuat
dibandingkan susu sapi, dimana aroma susu kambing ini memiliki aroma khas yang biasa
disebut prengus.
3. Uji alcohol pada susu sapi dan kambing sama sama mengandung alcohol 70% ,terdapat
gumbalan dan butiran/endapan pada dinding tabung saat uji didih dan terdapatnya kadar
asam dalam susu diakibatkan karena terjadinya pembentukan asam susu dari laktosa pada
metabolisme kuma-kuman.
4. Penetapan Waktu reductase dalam air susu sapi bahwa ditemukan adanya enzim-enzim
antara lain enzim reduktase yang dibentuk oleh kuman –kuman dan hasil dari Penetapan
Waktu reductase pada susu sapi yang dilakukan pada waktu yang paling singkat 30 menit
yaitu 0,2 cm sedangkan pada waktu yang paling lama 120 menit yaitu 0,7 cm dan didapat
angka katalase 2,8.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Penuntun praktikum ilmu ternak perah fakultas peternakan universitas udayana


2. https://student.unud.ac.id/1407105026/news/45240https://www.academia.edu/35301537/
Praktikum_4_Susu_Pembahasan_Hewani
3. http://yudhaendrap.blogspot.com/2014/06/uji-kualitas-susu.html
4. https://www.ngenolz.com/2017/12/tugas-ilmu-produksi-ternak-perah-fakultas-
peternakan.html

24

Anda mungkin juga menyukai