َّ َۡۡ ۡ َ َ ۡ ۡ َ ًَ۬ ا َ
َۡ َ َ ۡ ُس ۡب َح ٰـ َن َّٱل ِذ ٓى أ
ۡس ٰى ِب َع ۡب ِد ِهۦ ل ۡيل ِّمن ٱل َم ۡس ِج ِد ٱلح َر ِام ِإَل ٱل َم ۡس ِج ِد ٱۡلق َصا ٱل ِذى ب ٰـ َركنا
ُ َ ۡ ُ َّ َ ُ ُ َّ َ ٰ َ َ ۡ ُ َ ُ ُ َۡ َ
: .
١ حوله ۥ ِل ِنيه ۥ ِمن ءايـ ِتنآ ۚ ِإنه ۥ هو ٱلس ِميع ٱلب ِص رن اإلۡساء
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya, agar kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda(kebesaran) kami. Sesungguhnya
dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Israa’: 1)
Menurut bahasa Mi’raj adalah “alat untuk naik (tangga), secara istilah
mi’raj yaitu Nabi Muhammad SAW dinaikkan dari masjidil aqsha ke langit
sampai ke Sidratul Muntaha (Sidratul Muntaha berasal dari kata sidrah &
muntaha. Sidrah adalah pohon Bidara. Sedangkan muntaha berarti tempat
berkesudahan). Dgn demikian, secara bahasa Sidratul Muntaha berarti
pohon Bidara tempat berkesudahan. Disebut demikian karena tempat ini
tdk bisa dilewati lebih jauh lagi oleh manusia & merupakan tempat
diputuskannya segala urusan yg naik dari dunia di bawahnya maupun segala
perkara yang turun dari atasnya. Allah SWT berfirman :
َ َُْْ َْ َْ َ ْ ُ َََ ْ َ ُ ََْ ا
ولقد رآه نزلة أخرى ِعند ِسدر ِة المنته
“Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupa yang asli)
pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha” (Q.S An Najm: 13-
14)
Hikmah Isra’ Mi’raj
1. Menguatkan iman yang ada dalam dada kita, sehingga tidak mudah
terpengaruh atau terpancing oleh keadaan dan lingkungan yang tidak
menguntungkan.
3. Motivasi untuk memiliki akhlak mulia. Sebab budi pekerti yang baik
dapat dipakai sebagai ukuran tinggi rendahnya derajat manusia disisi
Allah.