Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

HERNIA INGUINAL LATERALIS SINISTRA

Disusun Oleh:
Ratih Kumalasari
30101407298

Pembimbing:

dr. Radian Tunjung Baroto, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
PERIODE 16 OKTOBER – 13 DESEMBER 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ratih Kumalasari


NIM : 3010407298
Universitas : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Judul : Hernia Inguinal Lateralis Sinistra
Bagian : Ilmu Bedah RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
Pembimbing : dr. Radian Tunjung Baroto, Sp.B

Semarang, 05 Desember 2018

dr. Radian Tunjung Baroto, Sp.B


STATUS ILMU BEDAH
SMF BEDAH
RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

Nama Mahasiswa : Ratih Kumalasari


NIM : 30101407298
Dokter Pembimbing : dr. Radian Tunjung Baroto, Sp.B
Tanggal : 03 Desember 2018

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 53 Tahun Suku bangsa : WNI, Jawa
Status perkawinan : Menikah Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh Tani No. CM : 456134
Alamat : Grobogan Tgl Masuk RS : 30/11/2018

II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 30 November 2018 pukul 19:00 WIB
di Bangsal Nakula 1 RSUD K.R.M.T Wongsonegoro.

A. Keluhan Utama
Benjolan di lipat paha kiri

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang pasien laki-laki datang ke poli bedah umum RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro pada tanggal 30 November 2018 pukul 10.30 WIB dengan
keluhan terdapat benjolan dilipat paha kiri sejak 1,5 bulan yang lalu. Awal
terasa benjolan muncul kecil seperti kelereng, lama-lama benjolan terasa
semakin membesar seperti telur puyuh. Awalnya benjolan keluar jika
digunakan untuk aktivitas fisik kemudian masuk kembali jika beristirahat atau
berbaring tetapi pasien tidak pernah memeriksa benjolan tersebut sebelumnya.
Pasien mengatakan 1 minggu SMRS benjolan di lipat paha kirinya tidak dapat
masuk kembali dan harus dimasukkan dengan tangan. Benjolan tersebut tidak
terasa nyeri pada saat ditekan ataupun pada saat keluar masuk. Pasien
mengatakan sudah 3 hari batuk pilek dan belum diobati. Pasien dapat BAB dan
BAK, masih bisa flatus dan tidak ada keluhan mual dan muntah. Pasien setuju
untuk dilakukan tatalaksana operatif dan menginap di bangsal Nakula 1 dan
dijadwalkan untuk operasi setelah menjalani prosedur pemeriksaan untuk
dilakukan operasi.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sebelumnya tidak pernah mengeluhkan keluhan serupa seperti ini.
Riwayat penyakit paru-paru dan penyakit organik lainnya disangkal oleh
pasien. Pasien tidak memiliki riwayat sakit hipertensi dan sakit diabetes
mellitus. Saat ini pasien tidak memiliki alergi terhadap obat dan makanan.

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat sakit seperti pasien, tidak ada
yang punya riwayat penyakit paru-paru, diabetes mellitus maupun hipertensi.

E. Riwayat Sosial Ekonomi


Saat ini pasien tinggal bersama keluarganya. Pasien saat bekerja sebagai buruh
tani jagung. Biaya pengobatan dan tindakan operasi pasien saat ini ditanggung
oleh BPJS PBI.

F. Riwayat Asupan Nutrisi


Pasien mengaku sering mengkonsumsi sayur, buah, dan ikan. Pola makan
berupa 2 – 3 kali makan besar dengan porsi yang cukup dan diselingi dengan
camilan. Pasien tidak gemar makan makanan pedas. Dalam satu hari pasien
biasa konsumsi air putih sebanyak 5 – 8 gelas.

G. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok aktif. Pasien juga tidak memiliki
riwayat mengkonsumsi alkohol.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
 Keadaan Umum
Tampak sakit sedang
 Kesadaran
E4V5M6 (GCS 15) – Compos Mentis
 Tanda Vital
- Nadi : 84 kali/menit, isi cukup, reguler
- Tekanan Darah : 120/70 mmHg
- Suhu : 39.0o C
- Pernapasan : 24 kali/menit, reguler
- Saturasi O2 : 100%
 Antopometri
- BB : 65 kg
- TB : 165 cm
- IMT : 24 kg/m2 (Normal)
 Kepala
Mesosefal, jejas (-), hematoma (-)
 Mata
Bentuk dan kedudukan bola mata simetris, pupil bulat isokor, refleks
cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+), konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
 Hidung
Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-/-), massa (-/-).
 Telinga
Normotia, sekret (-/-), serumen (+/+).
 Mulut
Tidak ada sianosis perioral, mukosa mulut dan bibir tampak lembab, letak
uvula di tengah, dinding faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1 tidak
hiperemis.
 Thoraks
a. Paru
Inspeksi : Bentuk dan ukuran dinding dada tampak simetris saat
statis dan dinamis, tidak ada kelainan bentuk
Palpasi : Stem fremitus simestris sama kuat
Perkusi : Terdengar sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
b. Jantung
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung atas di ICS II MCL sinistra
Batas jantung kanan sejajar ICS IV PSL dextra
Batas jantung kiri pada ICS V MCL sinistra
Auskultsi : Bunyi jantung I dan II normal, regular, murmur (-),
gallop (-)

 Abdomen
Inpeksi : Perut tampak datar dan supel, pulsasi aorta tidak
terlihat, sikatriks (-), striae (-), gerakan dinding perut
mengempis saat ekspirasi dan mengembung pada
inspirasi, tidak ada hernia umbilikalis, warna kulit
coklat
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Terdengar suara timpani pada seluruh kuadran, pekak
hepar (+), nyeri ketok CVA (-/-)
Palpasi : Perut teraba supel, nyeri tekan pada kuadran kanan
bawah, tidak teraba massa
 Ekstremitas
Atas dextra : CTR < 2 detik, edema (-), akral hangat (+)
Atas sinistra : CTR < 2 detik, edema (-), akral hangat (+)
Bawah dextra : edema (-), akral hangat (+)
Bawah sinistra : edema (-), akral hangat (+)
 Kulit
Kulit teraba lembab, turgor kembali cepat, tidak tampak kelainan.
 Kelenjar Getah Bening
Kelenjar getah bening tidak teraba membesar dan tidak ada nyeri tekan.
 Anus dan Genitalia
Tidak dilakukan pemeriksaan

B. STATUS LOKALIS
Region Inguinalis Sinistra
Inspeksi : terlihat benjolan sebesar telur puyuh didaerah inguinalis sinistra,
diameter ± 4cm, warna kulit sama dengan sekitarnya.
Palpasi : teraba benjolan, bentuk lonjong, sebesar telur puyuh, konsistensi
kenyal, tidak nyeri, benjolan dapat didorong masuk dengan jari
kelingking dalam posisi pasien berdiri, finger test benjolan teraba
diujung jari

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14.4 g/dL 11 – 15
Hematokrit 44.70 % 40 – 52
Eritrosit 5.72 /uL 4.7 – 6.1
Leukosit 6.5 /uL 3.8 – 10.6
Trombosit 230 /uL 150 – 400
KIMIA KLINIK
GDS 89 Mg/dL 70 – 100
Ureum 25.5 Mg/dL 17.0 – 43.0
Creatinin 0.6 Mg/dL 0.6 – 1.1
SGOT 19 U/L 0 – 35
SGPT 13 U/L 0 – 35
Natrium 137.0 Mmol/L 135.0 – 147.0
Kalium 4.00 Mmol/L 3.50 – 5.0
Calcium 1.25 Mmol/L 1.12 – 1.32
HbsAg Negatif Negatif

FOTO THORAX
X-foto thorax PA pada tanggal 30-11-2018 atas nama Tn. Mahfudi usia 53
tahun. Terdapat marker pada sebelah kanan. Inspirasi cukup terlihat costa
posterior ke 10 dan costa anterior ke 6. Exposure sinar X-Ray cukup. Posisi
normal tanpa rotasi, medial clavicula tegak lurus dengan vertebra. Subkutis
dalam batas normal, tidak ada fraktur pada tulang. CTR < 50% (tidak
cardiomegaly). Diafragma kanan lebih tinggi dari kiri. Tidak terdapat efusi
pleura. Sudut costrofrenikus kanan-kiri lancip. Corakan bronkovaskuler
meningkat pada hemithorax kanan. Infiltrate (+) pada hemithorax kanan.
Kalsifikasi (+) pada hemithorax kanan. Hilus melebar.
Kesan :
TB paru dextra

V. RESUME
Seorang pasien laki-laki datang ke poli bedah umum RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro pada tanggal 30 November 2018 pukul 10.30 WIB dengan
keluhan terdapat benjolan dilipat paha kiri sejak 1,5 bulan yang lalu. Awal
terasa benjolan muncul kecil seperti kelereng, lama-lama benjolan terasa
semakin membesar seperti telur puyuh. Awalnya benjolan keluar jika
digunakan untuk aktivitas fisik kemudian masuk kembali jika beristirahat atau
berbaring tetapi pasien tidak pernah memeriksa benjolan tersebut sebelumnya.
Pasien mengatakan 1 mimggu SMRS benjolan di lipat paha kirinya tidak dapat
masuk kembali dan harus dimasukkan dengan tangan. Benjolan tersebut tidak
terasa nyeri pada saat ditekan ataupun pada saat keluar masuk. Pasien
mengatakan sudah 3 hari batuk pilek dan belum diobati. Pasien dapat BAB dan
BAK, masih bisa flatus dan tidak ada keluhan mual dan muntah. Pasien tidak
memiliki riwayat sakit serupa, penyakit patu-paru, hipertensi dan diabetes
disangkal oleh pasien. Keluarga maupun tetangga juga tidak ada yang memiliki
sakit yang serupa dengan pasien. Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas
normal. Pada pemeriksaan foto thorax didapatkan kesan TB aktif dextra. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan benjolan sebesar telur puyuh didaerah inguinalis
sinistra, diameter ± 4cm, warna kulit sama dengan sekitarnya. Benjolan
berbentuk lonjong, sebesar telur puyuh, konsistensi kenyal, tidak nyeri,
benjolan dapat didorong masuk dengan jari kelingking dalam posisi pasien
berdiri, finger test benjolan teraba diujung jari. Pasien setuju untuk dilakukan
tatalaksana operatif dan menginap di bangsal Nakula 1 dan dijadwalkan untuk
operasi setelah menjalani prosedur pemeriksaan untuk dilakukan operasi.

VI. DAFTAR MASALAH / DIAGNOSA


 Diagnosis
Hernia inguinal lateralis sinistra
 Diagnosis tambahan
TB Paru

VII. TATALAKSANA
 Rencana Terapi Farmakologi
 Infus RL 20 tpm
 Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
 Inj. Ketorolac 3x1 amp

 Terapi Non Farmakologi


 Informed consent
 Tirah baring
 Edukasi perawatan luka bekas operasi

 Rencana Terapi Operatif


Herniotomy dan Hernioplasty

 Rencana Evaluasi
 Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien
 Memantau status gizi pasien
 Merawat luka pasca operasi
 Edukasi
 Merawat luka pasca operasi
 Konsumsi makanan sayur-sayuran dan buah-buahan
 Minum banyak air putih 5-8 gelar sehari

VIII. PROGNOSIS
 Ad vitam : bonam
 Ad Functionam : bonam
 Ad sanationam : bonam

Anda mungkin juga menyukai