Anda di halaman 1dari 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id 1

PENGARUH OBAT ANTI SKABIES DAN PENDIDIKAN HIGIENE


PERORANGAN TERHADAP KESEMBUHAN SKABIES

Feny Tunjungsari, Didik Tamtomo, Bhisma Murti


Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Korespondensi :
dr. Feny Tunjungsari
Kedokteran Keluarga dan Industri Fakultas Kedokteran UMM
Kampus II UMM, Jln. Bendungan Sutami No. 188A, Malang
Telp (0341) 564455
Email : feny.tunjungsari@gmail.com

ABSTRAK
Prevalensi skabies masih tinggi di berbagai pemukiman kumuh (TPA, rumah susun, pondok
pesantren), dan tempat tertentu. Bukan tidak mungkin penyakit skabies masih banyak dijumpai
dikarenakan faktor higiene perorangan dari masyarakat. Skabies merupakan penyakit yang mudah
diobati, namun dalam perkembangannya, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan pada
kelompok masyarakat tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas obat anti
skabies Gameksan dibandingkan dengan Permethrine dalam mempengaruhi kesembukan pasien,
pengaruh pemberian pendidikan higiene perorangan terhadap kesembuhan pasien, modifikasi efek
(interaksi) obat anti skabies oleh pendidikan higiene perorangan.
Penelitian ini menggunakan disain penelitian randomisasi (Randomized Controlled Trial)
Double Blind di wilayah Kabupaten Malang. Populasi sasaran : santri dengan kisaran usia 12 - 18
tahun. Populasi sumber : pesantren di wilayah Kabupaten Malang. Sampel penelitian diambil
secara random dan besar sampel diperkirakan dengan rumus besar sampel untuk analisis
multivariat, karena ada dua variabel independen maka dibutuhkan 30 sampai 40 sampel.
Kesembuhan skabies merupakan variabel dependen, sedangkan pendidikan higiene perorangan,
jenis kelamin, dan antiskabies merupakan variabel independen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis terapi obat anti skabies
dengan kesembuhan. Anak dengan skabies yang diberi Permethrine memiliki kemungkinan sembuh
2x lebih tinggi atau lebih besar untuk sembuh daripada terapi Gameksan ( OR = 2,63 ; CI 95%
8,26-0,84; p = 0,096). Terdapat hubungan antara pemberian pendidikan higiene perorangan dengan
kesembuhan 9x lebih besar (OR= 9,37, p < 0,001). Nagelkerke Square = 44,2 % mengandung arti
bahwa kedua variabel independen di dalam regresi logistik yaitu jenis terapi dan pemberian
pendidikan perorangan, secara bersama mampu menjelaskan variasi kesembuhan sebesar 44,2 %.
Terdapat perubahan perbandingan kesembuhan antara pemberian terapi permethrine dengan
gameksan jika diberikan pendidikan higiene perorangan, yaitu gameksan 3x lebih rendah dari
permethrine (OR = 3,27 ; CI95% 0,80-13,35; p = 0,046), menjadi 1x lebih rendah (OR = 1,42;
CI95%, 0,27 -7,34; p = 0,339)

Kata Kunci: higiene perorangan, terapi anti skabies, kesembuhan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2

kelompok masyarakat tertentu (Currie, 2015;


Arlian, 2016; Kouotou, 2016). Menurut
PENDAHULUAN Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Skabies adalah erupsi kulit yang skabies merupakan penyakit kulit nomer 3
disebabkan infestasi dan sensitisasi oleh parasit terbanyak di Puskesmas seluruh Indonesia
Sarcoptes scabiei var. hominis. Manifestasi dengan prevalensi pada tahun 2008 sekitar
klinis skabies dapat berupa lesi papular, 5,6% - 12,95%. Prevalensi penyakt skabies
pustular, vesikel, erosi dengan krusta, dan tahun 2008 di berbagai pemukiman kumuh
terowongan epidermal berwarna kelabu. (TPA, rumah susun, pondok pesantren) di
Keluhan subyektif dari penderita berupa gatal Semarang mencapai 5,80%. Data kesakitan
hebat di malam hari. Pada penderita anak-anak, skabies pada tahun 2008 tingkat Puskesmas se-
rasa gatal yang hebat ini sampai menimbulkan kota Semarang adalah 1100 kasus dengan
gangguan tidur. Rasa gatal terutama dirasakan 14,72% diantaranya terjadi pada balita (Azizah,
pada daerah celah atau lipatan tubuh. Selain 2011). Menurut riset di atas bukan tidak
penderita, biasanya terdapat orang lain dengan mungkin penyakit skabies masih banyak
keluhan yang sama di sekitar penderita. dijumpai dikarenakan faktor personal higiene
(Azizah, 2011; Fitzpatrick, 2008; Arlian, dari masyarakat. Penulis ingin mengetahui
2016). apakah terdapat modifikasi efek (interaksi)
Penyakit skabies ini telah dikenal sejak obat anti skabies oleh pendidikan higiene
lama, yaitu ketika Bonomo dan Cestoni mampu perorangan? Dengan kata lain apakah terdapat
mengilustrasikan sebuah tungau sebagai perbedaan efektifitas obat anti skabies
penyebab skabies pada tahun 1689 (Montesu, Gameksan dan Permethrine antara pasien yang
1991). Literatur lain menyebutkan bahwa diberi dan tidak diberi pendidikan higiene
skabies diteliti pertama kali oleh Aristotle dan perorangan ?
Cicero sekitar tiga ribu tahun yang lalu dan Etiologi Skabies
disebut sebagai "lice in the flesh" (Alexander, Sarcoptes scabiei termasuk filum
1984; Anonymus, 2013). Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina,
Skabies dapat diobati dengan memberikan superfamili Sarcoptes. Parasit yang menyerang
terapi topikal pada kulit. Pengobatan topikal pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.
yang direkomendasikan untuk pengobatan hominis. Secara morfologis merupakan tungau
skabies antara lain lindane 0,3-1%, lotio benzil kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung
benzoat 10-25%, krim permetrin 5%, dan bagian perutnya rata. Tungau ini
esdepallethrine (aerosol), sulfur 2 - 10%, transparan, kotor, dan tidak bermata.
sulfiram 25%, dan krotamiton 10%. Di Ukurannya yang betina berkisar antara 330 –
Indonesia sediaan obat topikal yang paling 450 mikron x 250 – 350 mikron, sedangkan
banyak beredar adalah golongan lindane yang jantan lebih kecil, yakni 200 – 240
(contoh: Scabicid®) dan permetrin (contoh: mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa
Scabimite®). Permetrin dipandang sebagai mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di
obat yang efektif namun lebih mahal depan sebagai alat alat untuk melekat dan 2
dibandingkan sediaan lain. pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan
Skabies merupakan penyakit yang relatif rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan
commit to user
mudah diobati namun dalam perkembangannya kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
masih menjadi masalah kesehatan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3

keempat berakhir dengan alat perekat lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,
(Grandholm, 2005; Arlian, 2016). ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.
Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat
ditemukan jauh dari lokasi tungau. 2,4
(Grandholm, 2005; Fitzpatrick, 2008).

Gambar 1.Skabies betina dan skabies


menembus jaringan kulit luar (Grandholm,
2005)

Patofisiologi Skabies Gambar 2. Siklus hidup Parasit Sarcobtes


Tungau ini merupakan parasit obligat scabiei (Grandholm, 2005)
yang seluruh siklus hidupnya terjadi pada Cara Penularan
tubuh manusia. Hanya tungau betina yang Tungau ini merupakan parasit obligat
masuk ke dalam lapisan kulit manusia. Proses yang seluruh siklus hidupnya terjadi pada
pematangan berlangsung selama 15 hari, tubuh manusia. Hanya tungau betina yang
dengan bentuk larva yang akam muncul 2 masuk ke dalam lapisan kulit manusia. Proses
sampai 3 hari setelah telur diletakkan. Sekitar 5 pematangan berlangsung selama 15 hari,
sampai 15 tungau betina dapat hidup di tubuh dengan bentuk larva yang akam muncul 2
manusia, tetapi dalam waktu singkat dapat sampai 3 hari setelah telur diletakkan. Sekitar 5
menjadi ratusan bahkan jutaan pada kasus sampai 15 tungau betina dapat hidup di tubuh
crusted scabies. Erupsi dari skabies disebabkan manusia, tetapi dalam waktu singkat dapat
karena infestasi dari tungau dan juga proses menjadi ratusan bahkan jutaan pada kasus
hipersensitivitas terhadap tungau. Masa crusted scabies. Erupsi dari skabies disebabkan
inkubasi sebelum terasa gejala muncul antara karena infestasi dari tungau dan juga proses
tiga sampai enam minggu pada infestasi hipersensitivitas terhadap tungau. Masa
primer, tetapi dapat terjadi lebih cepat antara inkubasi sebelum terasa gejala muncul antara
satu sampai tiga hari pada kasus reinfestasi tiga sampai enam minggu pada infestasi
(Chosidow, 2006; Arlian, 2016; Kouotou, primer, tetapi dapat terjadi lebih cepat antara
2016). satu sampai tiga hari pada kasus reinfestasi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak (Chosidow, 2006; Arlian, 2016; Kouotou,
hanya oleh tungau skabies, tetapi juga akibat 2016).
garukan penderita sendiri. Bersalaman atau Kelainan kulit dapat disebabkan tidak
bergandengan sehingga terjadi kontak kulit hanya oleh tungau skabies, tetapi juga akibat
yang kuat dapat menyebabkan lesi kulit timbul garukan penderita sendiri. Bersalaman atau
pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi bergandengan sehingga terjadi kontak kulit
disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan yang kuat dapat menyebabkan lesi kulit timbul
ekskret tungau yang memerlukan waktu kira- pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi
kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan commit ekskret
to user tungau yang memerlukan waktu kira-
ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain- kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4

kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan d. Menemukan tungau, merupakan hal yang
ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain- paling diagnostik dapat ditemukan satu
lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, atau lebih stadium hidup tungau ini.
ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. e. Gejala yang ditunjukkan adalah warna
Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit
ditemukan jauh dari lokasi tungau (Grandholm, yang umumnya muncul disela-sela jari,
2005; Fitzpatrick, 2008). siku, selangkangan dan lipatan paha, dan
muncul gelembung berair pada kulit.
Gejala Skabies (Fitzpatrick, 2008)
a. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam Diagnosis
hari yang disebabkan karena aktivitas Kelainan kulit menyerupai dermatitis,
tungau ini lebih tinggi pada suhu yang dengan disertai papula, vesikula, urtika, dan
lebih lembab dan panas. lain-lain. Garukan tangan dapat timbul erosi,
b. Penyakit ini menyerang manusia secara ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Di
kelompok, misalnya dalam sebuah daerah tropis, hampir setiap kasus skabies
keluarga biasanya seluruh anggota terinfeksi sekunder oleh Streptococcus aureus
keluarga terkena infeksi. Begitu pula atau Staphylococcus pyogenes Diagnosis
dalam sebuah perkampungan yang padat ditegakkan atas dasar : (1). Adanya terowongan
penduduknya, serta kehidupan di pondok yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus
pesantren, sebagian besar tetangga yang atau kelok-kelok, panjangnya beberapa
berdekatan akan diserang oleh tungau millimeter sampai 1 cm, dan pada ujungnya
tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, tampak vesikula, papula, atau pustula. (2).
yang seluruh anggota keluarganya terkena, Tempat predileksi yang khas adalah sela jari,
tetapi tidak memberikan gejala. Penderita pergelangan tangan bagian volar, siku bagian
ini bersifat sebagai pembawa (carrier). luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada (wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna
tempat-tempat predileksi yang bewarna (pria). Pada orang dewasa jarang terdapat di
putih keabu-abuan, berbentuk garis lurus muka dan kepala, kecuali pada penderita
atau berkelok, rata-rata panjang satu cm, imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat
pada ujung terowongan itu ditemukan terjadi diseluruh permukaan kulit. (3).
papul atau vesikel. Jika timbul infeksi Penyembuhan cepat setelah pemberian obat
sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf antiskabies topikal yang efektif. (4). Adanya
(pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari
predileksinya biasanya merupakan tempat satu anggota keluarga menderita gatal, harus
dengan stratum korneum yang tipis, yaitu dicurigai adanya skabies. Gatal pada malam
sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, hari disebabkan oleh temperatur tubuh menjadi
siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat
aerola mame (wanita), umbilicus, bokong, (Chosidow, 2006; Fitzpatrik, 2008).
genetalia eksterna (pria), dan perut bagian Diagnosis skabies dilakukan dengan
bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak membuat kerokan kulit pada daerah yang
tangan dan telapak kaki. berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan
commit to user
yang dilakukan sebaiknya dilakukan agak
dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5

sarcoptes betina bermukim agak dalam di kulit 5% krim telah diakui sebagai terapi skabies
dengan membuat terowongan. Untuk untuk penderita berusia 3 bulan atau lebih oleh
melarutkan kerak digunakan larutan KOH 10% the Food and Drug Administration (FDA) pada
selanjutnya hasil kerokan tersebut diamati tahun 1989 (Hamm, 2005; Currie, 2010)
dengan mikroskop dengan perbesaran 10-40 sedangkan di Belanda dan Inggris pada tahun
kali. Cara lain adalah dengan meneteskan 1991 (Hamm, 2005). Permethrin mengganggu
minyak immesi pada lesi, dan epidermis fungsi voltage-gated sodium channels dari
diatasnya dikerok secara perlahan-lahan. arthropoda, sehingga menyebabkan
Penatalaksanaan pemanjangan depolarisasi membran sel saraf
Pengobatan skabies dapat dilakukan dan mengganggu neurotransmisi (Zlotkin,
dengan delousing yakni shower dengan air 1999) sehingga parasit akan mengalami
yang telah dilarutkan bubuk DDT (Dichloro paralisis dan mati (Usha, 2000). Pada manusia,
Diphenyl Trichloroetan). Pengobatan lain dari dosis yang diaplikasikan hanya kurang dari
adalah dengan mengolesi salep yang 2% yang diserap melalui kulit, dan sebagian
mempunyai daya miticid baik dari zat kimia kecil dosis tersebut dimetabolisme dengan
organik maupun non-organik pada bagian kulit cepat oleh esterase jaringan termasuk yang
yang terasa gatal dan kemerahan dan terdapat di epidermis. Produk inaktif akan
didiamkan selama 10 jam. Alternatif lain diekskresikan di urin (Taplin, 1990).
adalah mandi dengan sabun sulfur / belerang Cara pemakaian krim permetrin kurang
karena kandungan pada sulfur bersifat lebih sebagai berikut: dioleskan pada kulit yang
antiseptik dan antiparasit, tetapi pemakaian sudah bersih secara tipis pada seluruh bagian
sabun sulfur tidak boleh berlebihan karena tubuh (dari leher ke kaki) kemudian dibiarkan
membuat kulit menjadi kering. Pengobatan selama minimal 8 jam. Setelah 8 jam, krim
skabies harus dilakukan secara serentak untuk harus dibersihkan dengan mandi. Saat
semua individu pada daerah yang terserang dioleskan di kulit dilakukan maka pengobatan
skabies agar tidak tertular kembali oleh sekitar 90% efektif setelah sekali pemberian,
penyakit skabies. bagaimanapun pengolesan yang kedua pada
Pengobatan topikal utama yang kulit penting untuk dilakukan pada 7 sampai 10
direkomendasikan untuk pengobatan skabies hari kemudian. Jika terapi dengan permethin
antara lain lindane 0,3 - 1%, lotio benzil berhasil, maka rasa gatal dan kemerahan
benzoat 10 - 25%, krim permetrin 5%, perlahan akan hilang selama 2 sampai 3
esdepallethrine (aerosol), sulfur 2 - 10%, minggu. Gejala mungkin memburuk pada 1
sulfiram 25%, dan krotamiton 10%. Sementara sampai 2 hari terapi, dikarenakan munculnya
itu penggunaan DDT tidak lagi alergen dari tungau yang mati. Jika tanda dan
direkomendasikan. Walaupun masih gejala tetap berlanjut atau memburuk, atau jika
diperdebatkan permetrin merupakan obat yang muncul lesi baru muncul selama 7 sampai 14
paling efektif. Permetrin tidak tersedia di hari, ini kemungkinan terapi tidak berhasil
banyak area dan merupakan obat skabies yang (Departemen of Public Health California,
paling mahal. (WHO, 2005; Fitzpatrick, 2008). 2008; Fitzpatrick, 2008; Currie, 2015).
Skabies dapat diobati dengan Direkomendasikan untuk mengulang aplikasi
memberikan terapi lotio atau krim pada kulit. permethrin jika tidak ada perbaikan lesi atau
commit to user
Pengobatan yang direkomendasikan untuk ditemukan tanda reinfestasi, 1 minggu
skabies adalah krim permetrin 5%. Permethrin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6

kemudian (Albakri, 2010) atau 2 minggu kali dioleskan seluruh tubuh. Dapat diulang
kemudian (Usha, 2000). satu minggu kemudian bila belum sembuh
Terapi topikal yang lain termasuk (Depkes RI, 2007; Georgia Departement of
benzyl benzoate (tidak tersedia di Amerika) Public Health, 2012).
and krotamiton. Pada percobaan secara Pendidikan Higiene Perorangan
randomized trial yang dilakukan di Vanuatu, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
dimana skabies merupakan masalah utama di bentuk perwujudan paradigma sehat dalam
public health, rerata kesembuhan ada pada tiga budaya hidup perorangan, keluarga dan
minggu menunjukkan 51% (19 dari 37 patien) masyarakat yang berorientasi sehat, dengan
dengan 10% benzyl benzoate, serupa dengan tujuan untuk meningkatkan, memelihara dan
rerata kesembuhan dari 56% dengan 200 μg/ melindungi kesehatannya baik fisik, mental
kilogram berat badan. Bagaimanapun , spiritual maupun sosial (Azizah, 2011).
dilaporkan 3% pasien yang diterapi benzyl Salah satu indikator PHBS dalam
benzoate mengalami burning atau stinging, tatanan rumah tangga adalah kebersihan
dibandingkan dengan 7% yang diterapi dengan perorangan (personal hygiene). Seseorang
oral ivermectin. Di Perancis, dimana dikatakan personal hygiene-nya baik bila yang
permethrin tidak tersedia, benzyl benzoate bersangkutan dapat menjaga kebersihan
merupakan terapi topikal lini pertama, tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, kuku,
berdasarkan pengalaman dari para ahli. Sebuah rambut, mulut dan gigi, pakaian, mata, hidung,
review dari The Cochrane Review dan telinga, serta kebersihan alat kelamin.
menyimpulkan kurangnya data untuk Higiene perseorangan adalah suatu tindakan
membandingkan efektivitas benzyl benzoate untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
atau crotamiton dengan lindane atau seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
permethrin. Data yang didapat dari randomized Higiene perseorangan bertujuan agar manusia
trial menunjukkan bahwa efikasi crotamiton dapat memelihara kesehatan diri sendiri,
lebih rendah daripada permethrin dalam empat mempertinggi dan memperbaiki nilai
minggu (61% vs 89%) (Chosidow, 2006) kesehatan, serta mencegah timbulnya penyakit.
Ivermectin secara monoterapi Higiene perseorangan disini antara lain
mengurangi prevalensi skabies setelah single mencakup kebersihan kulit, kebersihan rambut,
terapi, infeksi yang hampir hilang secara perawatan gigi dan mulut, kebersihan tangan,
komplet setelah 2 atau lebih terapi. Contohnya, perawatan kuku kaki dan tangan, pemakaian
di Pulau Solomon prevalensi skabies dari 25% alas kaki, kebersihan pakaian, makanan dan
menjadi 1% selama pengobatan dengan tempat tinggal (Azizah, 2011).
ivermectin. Ivermectin digunakan baik untuk Higiene perorangan lebih banyak
onchocercosis di Afrika (Mohammed, 2012; dipengaruhi oleh faktor nilai dan praktek
Currie, 2015). individu. Faktor lain adalah faktor budaya,
Gameksan 1% termasuk obat pilihan sosial, keluarga, dan faktor – faktor individual
karena efektif terhadap semua stadium kutu, seperti pengetahuan tentang kesehatan, dan
mudah digunakan, serta jarang menimbulkan persepsi tentang kebutuhan dan rasa nyaman
iritasi kulit. Namun obat ini tidak dianjurkan perorangan (Badri, 2007; Kouotou, 2016).
bagi wanita hamil, maupun anak dibawah usia Modifikasi higiene perorangan dalam
commit to user
6 tahun, karena bersifat toksik terhadap pengobatan skabies adalah anjuran agar semua
susunan saraf pusat. Pemakaiannya cukup satu baju, alat tidur, dan handuk, harus direndam air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7

panas sebelum dicuci dan dikeringkan dengan mengetahui ada tidaknya interaksi antara
udara panas (Fitzpatrick, 2008) pendidikan higiene perorangan dengan obat
MATERI DAN METODE anti scabies dilakukan analisis berstrata
Penelitian dilakukan di wilayah
Kabupaten Malang. Rancangan penelitian ini HASIL
menggunakan design penelitian randomisasi
(Randomized Controlled Trial) Double Blind Data Variabel Sampel Penelitian
dengan melakukan perlakuan terhadap SD (min –
Variabel Jumlah Mean
max)
variabel independen dan variabel dependen.
Umur 1,80 (12,00
Populasi yang diambil adalah santri pesantren 80 14,85
(tahun) – 18,00)
di Kabupaten Malang dengan kisaran usia 12 -
18 tahun dari pesantren di wilayah Kabupaten Dari tabel sampel penelitian yang
Malang. Sampel penelitian diambil secara berjumlah delapan puluh orang, didapatkan
random dan besar sampel 80 orang sampel. mean pada usia 14, 85. Dengan rentang usia
Untuk Mengetahui Pengaruh dua belas tahun sampai delapan belas tahun.
Pendidikan Higiene Perorangan dan Jenis Obat
anti Scabies Terhadap Kesembuhan Scabies
diukur dengan Regresi Logistik Ganda. Untuk

Variabel Jumlah Persentase Tabel penelitian menunjukkan bahwa


Jenis Kelamin
sampel penelitian yang berjenis kelamin laki-
Laki – laki 64 80 %
Perempuan 16 20% laki berjumlah enam puluh empat orang (80%),
Pendidikan higiene perorangan 40 50% sedangkan sampel yang berjenis kelamin
Tanpa pendidikan higiene
perorangan
40 50% perempuan berjumlah enam belas orang (20%)
Permethrine 40 50%
Gameksan 40 50%

Hasil Analisis Interaksi Pendidikan Higiene Perorangan dan Terapi Anti Skabies dengan Kesembuhan

Kesembuhan Subjek Penelitian


Pendidikan Higiene Perorangan OR CI 95 % P
Ya Tidak Total
Permethrine 17 (85%) 3 (15%) 20 (100%) 1,42 0,27 -7,34 0,339
Ya Terapi Gameksan 16 (80%) 4 (20%) 20 (100%)
Total 33 (82,5%) 7 (17,5%) 40 (100%)
Permethrine 9 (45%) 11 (55%) 20 (100%) 3,27 0,80-13,35 0,046
Tidak Terapi Gameksan 3 (15%) 17 (85%) 20 (100%)
Total 12 (30 %) 28 (70%) 40 (100%)
Permethrine 26 (65%) 14 (35%) 40 (100%)
Total Terapi Gameksan 19 (47,5%) 21 (52,5%) 40 (100%)
Total 45 (56,2%) 35 (43,8%) 80 (100%)
Gameksan sebamyak 20 orang, dari 20 orang
Sampel penelitian yang mendapat tersebut sebanyak 16 orang sembuh dan 4
pendidikan higiene perorangan dan terapi orang tidak sembuh. Dengan nilai OR = 1,42
permethrine sebanyak 20 orang, dari 20 orang (CI95%, 0,27 -7,34; p 0,339) yang berarti
tersebut 17 orang sembuh dan 3 orang tidak commit bahwa
to user terapi gameksan 1 x lebih kecil
sembuh. Sampel penelitian yang mendapat dibandingkan permethrine dengan
pendidikan higiene perorangan dan terapi diberikannya pendidikan higiene perorangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8

Sampel penelitian yang tidak mendapat 0,27 -7,34; p = 0,339). Walaupun tidak berbeda
pendidikan higiene perorangan dan mendapat sangat signifikan tetapi dapat dibuktikan bahwa
terapi permethrine sebanyak 20 orang. Dari 20 dengan diberikan pendidikan higiene perorangan
orang tersebut, sebanyak 9 orang sembuh dan kesembuhan skabies menjadi lebih bermakna, atau
11 orang tidak sembuh. Sampel penelitian yang pendidikan higiene perorangan merupakan faktor
tidak mendapat pendidikan higiene perorangan perancu terhadap terapi obat antiskabies.
dan mendapat terapi gameksan sebanyak 20
orang, dari 20 sampel tersebut, yang tidak Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda
mendapat pendidikan higiene perorangan dan Terdapat hubungan antara jenis terapi
mendapat terapi gameksan sebanyak 3 orang, anti skabies dengan kesembuhan. Anak dengan
sedangkan sampel yang tidak mendapat skabies yang diberi Permethrine
pendidikan higiene perorangan dan mendapat memiliki kemungkinan sembuh 2x lebih tinggi
terapi gameksan sebanyak 17 orang. Dengan atau lebih besar untuk sembuh daripada terapi
nilai OR = 3,27 (CI95% 0,80-13,35; p = 0,046) Gameksan ( OR = 2,63 ; CI 95% 8,26-0,84; p =
yang berarti bahwa terapi gameksan 3 x lebih 0,096). Terdapat hubungan antara pemberian
kecil dibandingkan permethrine dengan tidak pendidikan higiene perorangan dengan
diberikannya pendidikan higiene perorangan. kesembuhan 9 x lebih besar (OR= 9,37, p <
Namun demikian terdapat perubahan 0,001). Nagelkerke Square = 44,2 %
perbandingan kesembuhan antara pemberian mengandung arti bahwa kedua variabel
terapi permethrine dengan gameksan jika independen di dalam regresi logistik yaitu jenis
diberikan pendidikan higiene perorangan, yaitu terapi dan pemberian pendidikan higiene
gameksan 3x lebih rendah dari permethrine perorangan, secara bersama mampu
(OR = 3,27 ; CI95% 0,80 -13,35; p = 0,046), menjelaskan variasi kesembuhan sebesar 44,2
menjadi 1x lebih rendah (OR = 1,42; CI95%, %

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda terhadap Hubungan antara Pemberian Terapi Antiscabies, Pendidikan Higiene Perorangan,
dan Jenis Kelamin dengan Kesembuhan

CI 95 %
Variabel Independen OR P
Batas Bawah Batas Atas
Permethrin 2,63 8,26 0,84 0,096
Pemberian Pendidikan
9,37 2,92 30,07 < 0,001
higiene perorangan

n Observasi 80
Nagelkerke R2 44. 20 %
-2 Log likelihood 77, 67
bahwa kedua variabel independen di dalam
regresi logistik yaitu jenis terapi dan pemberian
KESIMPULAN DAN SARAN pendidikan perorangan, secara bersama mampu
menjelaskan variasi kesembuhan sebesar 44,2
Terdapat hubungan antara jenis terapi
%. Nilai (OR = 3,27; CI95% 0,80 -13,35; p=
anti skabies dan kesembuhan. Anak dengan
0,046), berarti bahwa terapi gameksan 3 x lebih
skabies yang diberi Permethrine memiliki
kecil dibandingkan permethrine dengan tidak
kemungkinan sembuh 2x lebih tinggi atau lebih
diberikannya pendidikan higiene perorangan.
besar untuk sembuh daripada terapi Gameksan
Terdapat perubahan perbandingan
(OR= 2,63; CI 95% 8,624-0,841; p= 0,096).
kesembuhan antara pemberian terapi
Terdapat hubungan antara pemberian
permethrine dengan gameksan jika diberikan
pendidikan higiene perorangan dengan
commit pendidikan
kesembuhan 9 x lebih besar (9,37, p < 0,001). to user higiene perorangan, yaitu
gameksan 3x lebih rendah dari permethrine
Nagelkerke Square = 44,2 % mengandung arti
(OR = 3,27 ; CI95% 0,80-13,35; p = 0,046),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9

menjadi 1x lebih rendah (OR = 1,42; CI95%, Tenaga medis di puskesmas sebaiknya
0,27 -7,34; p = 0,339). memberikan rekomendasi atau surat keterangan
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahwa jika ada pasien yang menderita skabies
referensi untuk petugas kesehatan strata agar dikarantina dahulu sampai sembuh, untuk
pertama untuk menerapi pasien yang memutus rantai penularan.
didioagnosis skabies, khususnya pasien yang Pendidikan higiene perorangan
tinggal di pesantren dimana pesantren merupakan pengetahuan yang mudah
merupakan salah satu tempat yang masih didapatkan dan mudah untuk diaplikasikan.
banyak ditemukan angka kejadian skabies. Oleh karena itu seluruh lapisan masyarakat
Tidak hanya diterapi saja, ternyata dapat dengan mudah mengaplikasikan dalam
pendidikan higiene perseorangan juga harus kehidupan sehari hari. Sebaiknya pendidikan
diedukasikan kepada pasien. Diharapkan higiene perorangan sudah ditanamkan sedini
dengan mengedukasi pasien tentang pendidikan mungkin dalam keluarga, yang bertujuan
higiene perseorangan kepada pasien, akan menjadi budaya dan kebiasaan, sehingga tidak
terjadi perubahan sikap, sehingga pasien hanya skabies saja, tetapi juga angka kejadian
menerapkan higiene perseorangan dengan baik penyakit menular lainnya yang berbasis pada
dan benar. pendidikan higiene perorangan dapat ditekan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya
interaksi antara pemberian terapi antiskabies KEPUSTAKAAN
dengan pendidikan higiene perorangan. Albakri L, Goldman RD. Permethrin for scabies in
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti children. Can Fam Phys. 56: 1005–6.
menyarankan adanya peran aktif dari pengurus American Sexual Health Association. 2012.
pondok pesantren di wilayah Kabupaten Scabies.
Malang untuk selalu menanamkan pola higiene Arlian, L., Marjorie, M., 2016. Sarcoptes scabiei:
perorangan yang baik kepada para santrinya. genomics to proteomics to biology. Parasites
Sehingga penyakit skabies yang selama ini Vectors. 9:380
selalu ada di pondok pesantren bisa ditekan Azizah, I., Setiyowati, W., 2011. Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Pemulung Tentang
penyebarannya.
Personal Hygiene dengan Kejadian Skabies
Peneliti menyarankan dibentuk kader pada Balita di Tempat Pembuangan Akhir
dari santri pesantren untuk menjadi juru Kota Semarang. Dinamika Kebidanan. Vol. 1
kampanye dan pengawas bagi santri wanita Badri, M. 2007. Hygiene Perseorangan Santri
maupun laki- laki, untuk mengawasi dan segera Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar
lapor apabila ada teman santrinya yang mulai Ponorogo. Media Litbang Kesehatan. Vol
mengeluhkan gatal dan sakit kulit, sehingga XVII:2
skabies dapat segera diobati dan tidak sampai Boediardjo. S. A. 2003. Infeksi Kulit pada Bayi dan
menular ke santri yang lain. Anak. Balai Penerbit FKUI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Chosidow, O. 2006. Scabies, Clinical Practice. N
setelah diberikan pendidikan higiene Eng J Med. 354:16.
Currie BJ, McCarthy JS. Permethrin and Ivermectin
perorangan, santri yang diterapi Permethrine
for Scabies. N Engl J Med. 362:717–25.
maupun Gameksan menunjukkan kesembuhan Currie, B. 2015. Scabies and Global Control of
yang lebih baik daripada tidak diberikan Neglected Tropical Diseases. N Eng J Med.
pendidikan higiene perorangan. Peneliti 373:24
berpendapat bahwa obat antiskabies apapun Depatemen Kesehatan R.I. 2007. Skabies. Pedoman
yang tersedia di fasilitas tingkat pertama dapat Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007. 208-
diberikan, dengan mempertimbangkan kondisi 210.
ekonomi pasien, dan yang terpenting adalah Departemen Of Public Health. 2008. Scabies.
memberikan edukasi tentang higiene Vector-Borne Disease Section, 1616 Capitol
perorangan kepada pasien. commit to user
Ave, MS 7307, Sacramento, CA 95899-
7413.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10

Anonymus. 2013.Scabies. Ratnasari, A.F., Sungkar, S. 2014. Prevalensi


(http://www.scribd.com/doc/91922808/Scabi Skabies dan Faktor-faktor yang Berhubungan
es) di Pesantren X, Jakarta Timur. eJKI, Vol 2.
Georgia Departement of Public Health. 2012. Schultz, M., et all. 1990. Comparatife study of 5%
Scabies Handbook. permethrine Cream and 1% Lindane Lotion
Grandholm, J.M ; Olszeweki, J. 2005. Scabies for The Treatment of Scabies. Archive of
Prevention and Control Manual. Michigan Dermatology.
Departement of Community Health. Setayningrum, Y.I, et all. 2016. Strategy to
Hamm H, Beiteke U, Hoger PH, Seitz CS, Thaci D, Increase Quality of Health Education in
Sunderkotter C. Treatment of scabies with Boarding School Malang as Solution to
5% permethrin cream: results of a German Prevent Scabies. Procing ICTTE FKIP UNS.
multicenter study. JDDG. 5: 407–13. Sulaeman, E. S. 2016. Promosi Kesehatan.
Kouotou, E. Nanseu J., Kouawa, M., 2016. Membumikan Konsep Sehat dan Kesehatan,
Prevalence and drivers of human scabies Paradigma Sehat dan Indonesia Sehat. Hal :
among children and adolescents living and 17-40. UNS Press
studying in Cameroonian boarding schools. Taplin D, Meinking TL, Chen JA, Sanchez R.
Parasites Vectors. 9:400 Comparison of Crotamiton 10% cream
Mohammed,et al. 2012. Soil transmitted helminths (Eurax) and Permethrin 5% cream (Elimite)
and scabies in Zanzibar, Tanzania following for the treatment of scabies in children.
mass drug administration for lymphatic Pediatry Dermatol. 7: 67–73.
filariasis - A Scabies and Global Control of Usha V, Nair TVG. A comparative study of oral
Neglected Tropical Diseases : Rapid ivermectin and topical permethrin cream in
Assessment Methodology to Assess Impact. the treatment of scabies. J Am Acad
Parasites Vectors. 5:299 Dermatol. 2000; 42: 236–40.
Murti, B. 2013. Desain dan Ukuran Sampel Untuk WHO. 2005. Epidemiology and Management of
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Common Skin Diseases in Children in
Bidang Kesehatan. Gadjah Mada University Developing Countries, p28
Press. Yazzid, M; et all. 2010. Prevalence of Scabies and
Nazari, M., Azizi, A. 2014. Epidemiological Head Lice Among Children in a Walfare
Pattern of Scabies and Its Social Determinan Home in Pulau Pinang, Malaysia. Tropical
Factor in West of Iran. Health scientific Biomedicine. p442-446
Research. P1972-1977 Zargari, O., et all. 2016. Comparison of The
Poudyal, Y., et all. 2016. Pattern of Pediatric Efficacy of Topical 1% Lindane vs 5%
Dermatoses in a Tertiary Care Hospital of Permethrine in scbies: A randomized,
western Nepal. Dermacology Research and double- blind study. Indian Journal
Practice Dermatology Venerology Leprology.
Prasetyawati, A.E. 2013. Kedokteran Keluarga dan Zlotkin E. The insect voltage–gated sodium channel
Wawasannya. Fakultas Kedokteran as target of insecticides. Annu Rev Entomol. 44:
Universitas Sebelas Maret. 429–55

commit to user

Anda mungkin juga menyukai