BAB II Dan Bab 3-1
BAB II Dan Bab 3-1
PENDAHULUAN
1
terjadinya bunuh diri, instrument pengkajian dan managemen keperawatannya dengan
pendekatan proses keperawatanya.
1.2 Rumusan Masalah
Kelompok merumuskan masalah dalam makalah ini yaitu Bagaimanakah Konsep
asuhan keperawatan pada pasien dengn RBD?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan resiko bunuh
diri.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi resiko bunuh diri
2. Mengetahui klasifikasi dari resiko bunuh diri
3. Mengetahui pengelompokan resiko bunuh diri
4. Mengetahui rentang respon
5. Mengetahui tanda dan gejala resiko bunuh diri
6. Mengetahui penyebab terjadinya bunuh diri
7. Memahami susunan penatalaksanaan bunuh diri
8. Dan memahami tentang konsepasuhan keperawatan pada klien gangguan bunuh diri
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. (Vide Beck, 2008)
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat mengancam
kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena merupakan perilaku untuk
mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan
berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan
dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan
untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi
karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan
marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk
mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. (Maris, Berman, Silverman, dan Bongar, 2000)
Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann Isaacs, 2014).
3
bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa
bersalah/sedih/marah/putus asa/tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal negatif
tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.
2. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, yang berisi keinginan untuk
mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh diri,
tetapi tidak disertai dengan percobaan bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini pasien belum
pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja
dapat dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk
mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan cara
gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang
tinggi.
4
2.6 Psikopatologi
Semua prilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang yang siap membunuh
diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan, mempunyai
rencana spesifik dan mempunyai niat untuk melakukannya. Prilaku bunuh diri biasanya
dibagi menjadi 4 kategori :
A. Isyarat Bunuh Diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berprilaku secara tidak langsung ingin
bunuh diri, misalnya dengan mengatakan:”tolong jaga anak-anak karena saya akan
pergi jauh!” atau” segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.”
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri
hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien
umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah/sedih/marah/putus asa/tidak
berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal negative tentang diri sendiri yang
menggambarkan harga diri rendah.
B. Ancaman bunuh diri
Peningkatan verbal/nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk
bunuh diri. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian,
kurangnya respon positif dapat ditafsirkan seseorang sebagai dukungan untuk
melakukan tindakan bunuh diri.
Ancaman bunuh diri pada umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan
untuk mati,disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat
untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana
bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.
C. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang
dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah. Pada kondisi ini pasien aktif
mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi,
atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi. Percobaan bunuh diri terlebih dahulu
individu tersebut mengalami depresi yang berat akibat suatu masalah yang
menjatuhkan harga dirinya.
D. Bunuh Diri
Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau
terabaikan. Orang yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung
5
ingin mati mungkin pada mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada
waktunya.
Diagnosis
1. Risiko bunuh diri
2.8Penyebab
6
Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.
Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.( Yosep, 2009)
2. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen (1997), faktor predisposisi bunuh diri antara lain :
1. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif,
penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
2. Sifat kepribadian, tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya
resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
3. Lingkungan psikososial, Seseorang yang baru mengalami kehilangan,
perpisahan/perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial
merupakan faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
4. Riwayat keluarga/factor genetik, Factor genetic mempengaruhi terjadinya resiko
bunuh diri pada keturunannya serta merupakan faktor resiko penting untuk prilaku
destruktif.. Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat menyebabkan
depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.
5. Faktor biokimia, Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan
depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku destrukif
diri.
3. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah :
1. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti.
2. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
3. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri
sendiri.
4. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
7
5. Selain itu terdapat pula beberapa motif terjadinya bunuh diri, Motif bunuh diri ada
banyak macamnya. Disini penyusun menggolongkan dalam kategori sebab,
misalkan :
a. Dilanda keputusasaan dan depresi
b. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.
c. Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).
d. Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)
e. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.
Sebagai perawat perlu mempertimbangkan pasien memiliki resiko apabila
menunjukkan perilaku sebagai berikut :
a) Menyatakan pikiran, harapan dan perencanaan tentang bunuh diri
b) Memiliki riwayat satu kali atau lebih melakukan percobaan bunuh diri.
c) Memilki keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri.
d) Mengalami depresi, cemas dan perasaan putus asa.
e) Memiliki ganguan jiwa kronik atau riwayat penyakit mental
f) Mengalami penyalahunaan NAPZA terutama alcohol
g) Menderita penyakit fisik yang prognosisnya kurang baik
h) Menunjukkan impulsivitas dan agressif
i) Sedang mengalami kehilangan yang cukup significant atau kehilanganyang
bertubi-tubi dan secara bersamaan
j) Mempunyai akses terkait metode untuk melakukan bunuh diri missal pistol,
obat, racun.
k) Merasa ambivalen tentang pengobatan dan tidak kooperatif denganpengobatan
l) Merasa kesepian dan kurangnya dukungan sosial.
2.9Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis: Penotizin
b. Obat anti depresi: Amitripilin
c. Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam
d. Obat anti insomnia: Phneobarbital
2. Terapi modalitas
a. Terapi keluarga
8
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi
masalah klien dengan memberikan perhatian
BHSP
Jangan memancing emosi klien
Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
Berikan kesempatan klien mengemukaan pendapat
Dengarkan, bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah
yang dialaminya
b. Terapi kelompok
c. Terapi musik
Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat
melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini secara sadar memilih untuk
melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku bunuh diri berhubungan dengan banyak faktor,
baik faktor social maupun budaya. Struktur social dan kehidupan bersosial dapat menolong
atau bahkan mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi social dapat
menyebabkan kesepian dan meningkatkan keinginan seseorang untuk melakukan bunuh
diri. Seseorang yang aktif dalam kegiatan masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan
menurunkan angka bunuh diri. Aktif dalam kegiatan keagamaan juga dapat mencegah
seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
9
Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang
berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization, regression, dan
magical thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa
memberikan koping alternatif.
10
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa
I. Identitas Klien
Nama : Ny.April (L/P) Tanggal Dirawat : 16 Maret 2018
Alamat : Blitar
Pendidikan : SMA
Status : Lajang
Pekerjaan : Wiraswasta
JenisKel. : Perempuan
No RM : 365xxx
11
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG dan FAKTOR PRESIPITASI
Ny. A pernah mengalami hal yang menyedihkan dimana ia kehilangan .
Tidak
c. Riwayat Trauma
Pasien mengalami kesedihan batin yang dalam, dimana pasien ditinggal kan oleh
suaminya, Ny.A merasa kecewa dengan kehidupanya yang selalu saja membuatnya
kecewa.
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Waktu kecil, pasien mengalami kekerasan fisik oleh ayah nya sendiri yang
mudah sekali tersulut amarahnya karena kondisi ekonomi yang selalu mendesak. Saat
dewasa pasien menikah dengan seorang pria yang ia cintai. Tetapi suatu hari suami
Ny.A tidak bisa menerima kekurangan pasien, sehingga memilih untuk pergi. Pasien
mengalami depresi karena mengalami kegagalan dalam hidupnya, yaitu patah nya
harapan pasien untuk hidup bahagia setelah ia menikah.
12
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
1. Resiko bunuh diri
V. PEMERIKSAAAN FISIK
Tanggal :17-08-2018
1. Keadaan umum :
Pasien terlihat mengalami kesedihan yang berlarut-larut.
2. Tanda vital:
TD:120/80 mm/Hg
N: 84 x/m
S: 36.5
RR: 20 x/m
4. Keluhan fisik:
Tidak ada keluhan
Jelaskan:
13
VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dansesudahsakit)
1. Genogram:
Keterangan Gambar :
X = Meninggal
= Tinggal bersama
Jelaskan:
Ny.A tinggal bersama kedua orang tuanya dan saudara laki-laki nya. Komunikasi nya
dengan keluarga terbilang kurang baik, ayahnya selalu bersikap keras terhadap ibu
maupun pasien.
KonsepDiri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan bersyukur mempunyai bentuk tubuh yang normal, semuabagian tubuhnya
disukai karena masing-masing bermanfaat sesuai fungsinya.Klien mengatakan tak ada bagian
tubuh yang tidak disukai karena itu samasaja tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah
menciptakannya.
b. Identitas :
Pasien mengatakan bersyukur diciptakan Allah sebagai seorang wanita dan diamerasa bersyukur.
Tapi klien juga kecewa karena pada umur 27 tahun ia harus mengalami sakit hati lagi seperti dulu.
14
Pasien di tinggalkan oleh suaminya. Klien juga kecewa atas jalan hidupnya yang selalu merasakan
kepedihan.
c. Peran :
Sebagai seorang anak yang tinggal dengan kedua oaring tua yang selalu bertengkar, klien sering
merasa sedih dan kecewa atas apa yang terjadi.
d. Ideal diri :
Klien ingin menjadi seorang guru meski bukan pegawai negeri dan ingin mengajari
anak-anak mengaji dan kalau bisa membuka sekolahan untuk anak tidak mampu.
e. Hargadiri :
Klien merasa sedih dan kecewa karena dalam hidupnya selalu merasakan kesedihan.
Klien mengatakan bisa berhubungan atau bersosialisasi dengan orang lain yang dapat
ia percayai dan yang menurutnya baik.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
2. Hubungansosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Klien mengatakan orang yang paling dekat adalah ibunya yang sangat
mencintainya,klien selalu bercerita kepada ibunya bila menghadapi suatu masalah.
Saudara-saudaranya yang lain juga cukup dekat dengan klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien sering mengikuti acara pengajian di kampungnya maupun di tempat lain.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Kurangnya sosialisasi klien kepada masyarakat yang membuat klien hanya dekat
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama Islam dan taat melakukan ibadah baik sebelum sakit
maupun selama sakit karena ibadah kepada Allah merupakan kewajiban manusia
15
meski dalam keadaan apapun. Klien mengatakan sangat fanatik terhadap agama
Islam.
b. Kegiatan ibadah
Klien taat melakukan ibadah baik sebelum sakit maupun selama sakit.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
Distress spiritual
Lain-lain, jelaskan..........
VII.STATUS MENTAL
1. Penampilan
rapi
Jelaskan:
Klien berpenampilan rapi, bersih, penggunaan pakaian sesuai, selama di rumah sakit
klien selalu memakai seragam rumah sakit, peci dan sandal jepit.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
Pada awalnya pembicaraan klien terarah tetapi lama kelamaan kacau, berpindah-
pindah dari kalimat satu ke kalimat lain dan tidak sesuai dengan realitas (inkoheren).
16
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
3. Aktifitasmotorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitasserea
Jelaskan:
Klien agak tremor dan mengeluh punggungnya nyeri, tapi klien masih bisa berjalan
dan memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan bantuan minimal.
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Gagap Otomatisma
Stereotipi Negativisme
GaduhGelisahKatatonik Reaksikonversi
Mannarism Tremor
Katapleksi Verbigerasi
Tik Berjalankaku/rigid
Ekhopraxia Kompulsif :sebutkan …………
Command automatism
Jelaskan:
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
17
4. Afek dan Emosi
Pertanyaan :
Bagaimana perasaan anda akhir akhir ini ?
Jika tidak ada respon, lanjutkan dengan pertanyaan : Bagaimana perasaan anda
senang apa sedih?
Bagaimana dengan masa depanmu?Apakah anda benar benar tidak punya harapan?
a. Afek
Adekuat
Tumpul
Dangkal/datar
Inadekuat
Labil
Ambivalensi
Jelaskan:
Klien berespon sesuai dengan stimulus yang diberikan, klien tampak tertawa bila
mendengar atau melihat sesuatu yang menyenangkan dan klien tampak sedih ketika
menceritakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
MerasaKesepian
Apatis
Marah
18
Anhedonia
Eforia
Cemas (ringan,sedang,berat,panic)
sedih
Depresi
Keinginan bunuh diri
Jelaskan:
Klien merasa kesepian , marah, cemas apabila berbicara tentang pengalaman masa
lalu nya yang tidak menyenangkan.
Masalah / DiagnosaKeperawatan
Ansietas
5. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidakkooperatif
Mudahtersinggung
Kontakmatakurang
Defensif
Curiga
Jelaskan:
Klien tampak bersahabat selama wawancara, ada kontak mata dan selalu menjawab
sesuai pertanyaan yang diajukan. Tetapi kadang klien mengungkapkan bahwa
keputusan bunuh diri adalah yang terbaik.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
6. Persepsi – Sensorik
Pertanyaan pada pasien :
Apakah anda sering mendengar suara saat tidak ada orang atau saat tidak ada orang
yang berbicara?
ATAU : Apakah anda mendengar suara orang yang tidak dapat anda lihat.
19
Jika : ‘ya”
Apakah itu benar benar suara yang datng dari luar kepala anda atau dalam pikiran
anda.
Apa yang dikatakan oleh suara itu?
Berikan contohnya, apa yang anda denar hari ini atau kemarin
Halusinasi
Pendengaran
Ilusi
Ada
Depersonalisasi
Ada
Derealisasi
Tidakada
Jelaskan:
Klien mengatakan selalu mendengar suara atau bisikan yang tidak ada wujudnya,
klien juga tidak pernah melihat bayangan-bayangan atau mencium bau yang tidak
ada wujudnya. Klien pernah tampak berbicara sendiri atau tersenyum-senyum
sendiri.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
1. Pernahkah anda percaya bahwa seseorang atau suatu kekuatan di luar anda
memasukkan buah pikiran yang bukan milik anda ke dalam pikiran anda, atau
menyebabkan anda bertindak tidak seperti biasanya?
2. Pernahkan anda percaya bahwa anda sedang dikirimi pesan khusus melalui TV,
radio atau koran, atau bahwa ada seseorang yang tidak anda kenal secara pribdai
tertarik pada anda?
3. Pernahkah anda percaya bahwa seseorang sedang membaca pikiran anda atau bisa
20
mendengar pikiran anda atau bahkan anda bisa membaca atau mendengar apa
yang sedang dipikirkan oleh orang lain?
4. Pernahkah anda percaya bahwa seseorang sedang memata matai anda, atau
seseorang telah berkomplot melawan anda atau menciderai anda?
5. Apakah keluarga atau teman anda pernah menganggap keyakinan anda aneh atu
tidak lazim ?
a. Arus Pikir :
Koheren
Inkoheren
Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Kehilanganasosiasi
Bicaralambat
Flight of idea
Bicaracepat
Irrelevansi
Main kata-kata
Blocking
PengulanganPembicaraan/perseverasi
Afasia
Asosiasibunyi
Jelaskan:
b. Isi Pikir
Obsesif
Ekstasi
21
Fantasi
Alienasi
PikiranBunuhDiri
Preokupasi
PikiranIsolasisosial
Ide yang terkait
PikiranRendahdiri
Pesimisme
Pikiranmagis
Pikirancuriga
Fobia,sebutkan…………..
Waham:
Kejar / curiga
Jelaskan:
Klien meyakini bahwa semua kesedihan dan kekecewaan yang ia rasakan dapat
berakhir dengan pilihan mengakhiri hidupnya. Pasien juga berpikir, mengapa ia
melanjutkan hidupnya sedangkan iatidak bisa mendapatkan kebahagiaannya.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
8. Kesadaran
Menurun:
Compos mentis
Jelaskan:
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
9. Orientasi
Waktu
22
Tempat
Orang
Jelaskan:
Kien mampu mengingat tempat, waktu, dan orang yang membawanya ke rumah sakit
jiwa.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
10. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
Amnesia
Paramnesia:
Konfabulasi
Dejavu
Jamaisvu
Fause reconnaissance
hiperamnesia
Jelaskan:
Klien mampu mengingat kejadian-kejadian yang sudah lama berlalu seperti ketika
klien lulus SMA. Klien juga mampu mengingat kejadian jangka pendek seperti
sebelum menderita sakit jiwa.Klien juga mampu mengingat kejadia ssaat, seperti tadi
pagi makan dengan lauk apa.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
23
Jelaskan:
Klien mampu berkonsentrasi dengan baik yang dibuktikan dengan klien mampu
mengulang atau menjelaskan kembali apa yang telah dibicarakan dengan perawat.
Klien mampu berhitung angka-angka atau benda nyata dengan baik.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Jika diberi penjelasan, klien mampu mengambil keputusan dengan tepat. Klien juga
mampu memutuskan alternatif tindakan yang mau dilakukan lebih dulu, misalnya
mau makan dulu atau mandi dulu.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Klien makan 3 kali sehari, makan sendiri tanpa bantuan dan mampu membereskan
alat-alat makan setelah selesai makan.
24
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Klien tidak memenuhi kebutuhan BAB dan BAK sendiri di kamar mandi, tidak
menjaga kebersihan diri dan pakaian
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Klien mengatakan mandi dan gosok gigi satu kali sehari, keramas tiga hari sekali.
Klien tampak kotor dan bau badan
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Klien mampu memilih dan mengenakan pakaian sendiri, ganti pakaian setelah
mandi, penggunaan pakaian dan penampilan rapi
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Klien mengatakan bisa istirahat tidur dengan cukup, baik siang atau malam, tak ada
gangguan tidur. Klien selalu berdoa sebelum dan ketika bangun tidur
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Ketidak patuhan
9. Pemeliharaankesehatan
Ya Tidak
PerawatanLanjutan
Keluarga
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan:
Klien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit akan selalu kontrol dan minum
obat secara teratur agar penyakitnya tidak kambuh lagi. System pendukungnya adalah
keluarga yang selalu memperhatikan saat kapan dia harus kontrol dan minum obat
26
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
10. Aktifitasdalamrumah
Ya Tidak
Mempersiapkanmakanan
Menjagakerapihanrumah
MencuciPakaian
Pengaturankeuangan
Belanja
Transportasi
Jelaskan :
Klien mengatakan aktivitas di dalam rumah yang sering dia lakukan adalah
mengurusi ayam membantu bersih-bersih rumah dan mencuci pakaian sendiri
sedangkan, aktivitas klien di luar rumah adalah membantu mengurus sawah dan
berkunjung ke rumah saudara dengan naik sepeda motor sendiri.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
27
Teknikrelaksasi Bekerjaberlebihan
Aktifitaskonstruktif Menghindar
Olah raga Mencideraidiri
Lain-lain……………. Lain-lain…………..
Jelaskan :
Bila mempunyai masalah, klien selalu bercerita kepada ibu atau saudara-saudaranya.
Tetapi kadang dia juga mudah tersinggung dan marah saat ada masalah. Klien pernah
mencederai dirinya sendiri, klien juga tidak pernah menghindari masalah, munum
alcohol dan lain-lain.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
Klien mengatakan mempunyai masalah dengan lingkungan sekitar rumah. Masalah yang
paling dirasakan klien adalah ketika para tetangga mengunjing klien dan klien merasa
benar-benar kecewa.
Masalahdenganpendidikan, spesifiknya
Klien tidak memiliki masalah tentang pendidikannya karena klien adalah lulusan
sarjana di perguran tinggi ternama.
Masalahdenganpekerjaan, spesifiknya
Klien memang memiliki masalah tentang pekerjaan nya karenaklin belum
mendapatkan pekerjaan yang tetap.
Masalahdenganperumahan, spesifiknya
Klien mengatakan tidak memiliki masalah tentang perumhan.
Masalahdenganekonomi, spesifiknya
Klien mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan perekonomiannya karena klien
mempunyai penghasilan sampingan ari bekerja di sawan keluarga.
Masalahdenganpelayanankesehatan, spesifiknya
28
Klien mengatakan tidak mempunyai masalah dengan pelayan kesehatan manapun.
Masalahlainnya, spesifiknya
klien mengatakan hannya mempunyai masalah dengan tetangganya yang selalu
menuuhnya membunuh adik kandungnya sendiri.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
Penyakit/gangguanjiwa
Sistempendukung
Faktorpresipitasi
Mekanismekoping
Penyakitfisik
Obat-obatan
Lain-lain, jelaskan
Jelaskan:
Klien mengatakan bahwa sakit jiwa yang dideritanya karena kekecewaannya yang
terlalu mendalam. Menurut klien sakit jiwa bisa sembuh dengan pengobatan secara
teratur, menenangkan hati dan pikiran serta berdoa kepada Allah. Klien mengatakan
ketika dirinya merasa sudah sembuh dan tidak minum obat, penyakitnya kambuh lagi.
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
XII.ASPEK MEDIS
Diagnosis medik : Axis 1 : F. 20,13
Axis 3 : -
29
Axis 5 : 20-30
Terapimedik :
a. Penotizin
b. Obat anti depresi: Amitripilin
c. Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam
d. Obat anti insomnia: Phneobarbital
DO :
1. Impulsif
2. Menunjukkan perilaku yang
mencurigakan ( biasanya menjadi sangat
patuh)
30
3. Ada riwayat penyakit mental (depresi,
psikosis)
4. Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan
pekerjaan, atau kegagalan dalam karier)
5. Status perkawinan yang tidak harmonis
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
TUK:
1. Klien dapat
1. Setelah … kali 1.1 Bina hubungan saling
membina
interaksi, klien percaya dengan meng-
hubungan
menunjukkan tanda- gunakan prinsip komunikasi
saling percaya
tanda percaya kepada terapeutik :
dengan
/ terhadap perawat :
perawat. - Wajah cerah, Sapa klien dengan
tersenyum ramah baik verbal
- Mau berkenalan maupun non verbal.
- Ada kontak mata Perkenalkan diri
- Bersedia dengan sopan.
menceritakan Tanyakan nama
perasaan lengkap dan nama
- Bersedia panggilan yang
mengungkapkan disukai klien.
masalahnya Jelaskan tujuan
pertemuan.
Jujur dan menepati
janji.
Tunjukan sikap
empati dan
31
menerima klien apa
adanya.
Beri perhatian dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien.
TUK: 2. Setelah … kali 2.1. Jauhkan klien dari
interaksi klien benda benda yang dapat
2. Klien dapat menyebutkan: membahayakan (pisau,
terlindungi silet, gunting, tali, kaca,
dari perilaku o Aspek positif dll)
bunuh diri dan kemampuan
yang dimiliki 2.2 tempatkan klien di
klien. tempat yang tenang dan
o Aspek positif selalu terlihat oleh
keluarga. perawat
o Aspek positif
lingkung-an klien. 2.3 awasi klien secara ketat
setiap saat
32
sumber-sumber harapan
(mis: hubungan antar
sesame, keyakinan, hal-
hal untuk diselesaikan
33
3.4 Implementasi
Pasien
SP1:
Pengawasan ketat
Amankan benda berbahaya
Kontrak treatment
Cara mengendalikan dorongan bunuh diri
SP 2:
Keluarga
SP 1:
SP 2:
34
3.5 Evaluasi
SOAPIE:
S = Subyektif : Hasil pemeriksaan terakhir yang dikeluhkan oleh pasien biasanya data
ini berhubungan dengan criteria hasil
O = Obyektif : Hasil pemeriksaan terkhir yang dilakukan oleh perawat biasanya data ini
juga berhubungan dengan criteria hasil.
A = Analisa : Pada tahap ini dijelaskan apakah masalah kebutuhan pasien telah
terpenuhi atau tidak
P = Plan of Care : Dijelaskan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap
pasien.
I = Intervensi : tindakan perawat untuk mengatasi masalah yang ada
E = Evaluasi : evaluasi terhadap tindakan keperawatan
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. (Vide Beck, 2008).Klasifikasi Bunuh Diri :Bunuh diri
egoistic, Bunuh diri altruistic, Bunuh diri anomik. Pengelompokan Bunuh Diri:Isyarat bunuh
diri, Ancaman bunuh diri, Percobaan bunuh diri. Tanda dan Gejala : Keputusasaan, Celaan
terhadap diri sendiri, perasaan gagal, dan tidak berharga, Alam perasaan depresi, dll.
Penyebab : HDR ( Harga Diri Rendah ). Penatalaksanaan secaraFarmakologi dan Terapi
modalitas.
36
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Hermawan Surya. (2011). Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan dari Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika
37