Identifikasi suatu obat bisa dengan membuat obat tersebut dengan mengambil
dari tumbuhan atau hewan yang telah teridentifikasi mengandung obat tersebut. Para
peneliti haruslah mutlak yakin keaslian dari contoh sampel mereka. Sekarang kebun
obat sering didirikan oleh institusi-institusi yang berhubungan dengan penelitian
pharmakognosi. Metoda lain identifikasi adalah dengan membandingkan sampel
yang tidak diketahui dengan deskripsi obat yang telah diterbitkan dan sample obat
yang asli.
Kualitas mengacu pada nilai interinsik obat tersebut, i.e., jumlah dari prinsip
obat atau ketetapan aktif yang sekarang. Ada ketetapan yangtergolong kedalam grup-
grup sel non-protoplasmik dan bisa ditemukan dibagian dalam bab ini pada
“Klasifikasi obat”. Ada juga kelompok berisikan karbohidrat, glykosid, tannin, lemak,
steroid, alkaloid, hormon peptin, enzim dan protein lainnya, vitamin, antibiotik,
biologik, allergen dan lain sebagainya.
Obat dengan mutu dan kualits adalah hal terpenting dan diusahakan haruslah
dibuat untuk memperolah dan memelihara kualitas ini. Evaluasi suatu obat haruslah
dilakukan dengan beberapa metode yang digolongkan antara lain :
1. Organoleptis
Organoleptis mengacu pada evaluasi obat dengan indra perasa dan termasuk
tampak makroskopis obat tersebut, baik bau dan rasa obat, biasanya suara atau
derak dari obat dan rasa dari obat dengan sentuhan
2. Mikroskopis
Mikroskopis tidak hanya untuk mempelajari serbuk obat yang berasal dari
tumbuhan dan hewan tapi juga harus ada dalam identifikasi kemurnian serbuk
obat. Serbuk obat memiliki beberapa ciri mikroskopik yang istimewa dari
identidikasi selain warna, seperti bau, dan rasa. Pada saat ini karakteristik
mikroskopis sangatlah penting.
3. Biologi
4. Kimia
Karena ketetapan aktif dari obat-obat bahan alam memiliki keterbatasan, maka
metoda kimia adalah evaluasi crud obat dan produknya yang berguna dan
sebagi konsekuensinya disebarluaskan. Untuk beberpa obat, representasi uji
kimia adalah uji terbaik dari penentuan potensi secara resmi.
5. Fisika
Penerapan ciri khas fisika crud sangatlah jarang. Bagaimanapun, fisika tetap
luas penggunaannya utnuk prinsip obat aktif seperti golongan alkaloid, minyak
atsiri, minyak dan lain sebagainya.
Klasifikasi Obat
1. Morfologi
3. Penerapan terapikal
4. Ketetapan kimiawinya
Oleh karena itu obat dikerjakan medikal karena efek terapinya, metode ketiga
yang dipelajari adalah pharmakologi atau kalsifikasi pengobatan. Semua karakteristik
obat diasosiasikan dengan klasifikasi tak terlihat ini atau morphologi, taksonomi atau
hubungan kimia. Lalu, cascara sagrada, senna, podophyllum dan minyak castor
dianggap satu waktu karena reaksinya dalam bidang intestinal. Sama halnya digitalis,
trophanthus dan squill yang kelompoknya sama karena memiliki efek di otot kardinal.
Tipe ini tergolong bentuk dasar dari ilmu pengetahuan pharmakologi.
Sekitar tiga abad yang lalu, apoteker london, James Pertiver mempublikasikan
hasil dari eksperimennya yang mendemonstrasikan kedekatan ubungan atara tanaman
yang memliki kesamaan kativitas philogenik, atau dia melekatakkan, “tumbuhan sama
dibuat….seperti kebajikan”. Sekarang dia menemukan ketidakcocokan, untuk
mengetahui tumbuhan itu mengandung kesamaan atau ketetapan identitas kimiawi
juga memilki kesamaan bahan obat. Lalu, karena semua spesies cinchona nebgabdubg
qinin, semuanya digunakan untuk pengobatan malaria. Samahalnya, dalam daftar
tumbuhan yang sering digunakan orang banyak.
Pemahaman dari fakta yang membawa kepada perkembangan dari cabang baru
ilmu pengetahuan yang dikenal dengan chemataksonomi atau biokimia sistematik.
Asas dan penemuan dan penelitian interes dari siswa pharmakognosi, yang mungkin
membolehkan mereka untuk menentukan sumber potensial dari obat yang tidak
diketahui atau untuk dieksplorasi area kerajaan biologi yang mana satu yang baru
diteliti. Kompilasi Tyler dari karakteristik kimiawi dari famili tumbuhan obat
merupakan sediaan penting yang berguna untuk titik awal
https://shangrila12.wordpress.com/2010/12/03/evaluasi-obat/