Oleh:
Kelompok VI A
KOMANG DWI PRADNYANI LAKSMI
NIM. P07131013018
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2015
KASUS
1. Identitas Klien
Nama Pasien : Tuan P
Tanggal Lahir : 24 Januari 1928
Alamat : Br. Lumintang, Denpasar
Umur : 82 tahun
Tinggi Badan : 172 cm
BB Biasanya : 63 kg
BB MRS : 62 kg
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bangsa/Suku : Indonesia/Bali
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pendidikan :Tamat SD
Pekerjaan : Pedagang
Ruang Perawatan : Cempaka
Dr yang merawat : dr. Wisramayasa, Sp.PD
No CM : 102670
MRS : 21 Februari 2015
Diagnose : Suspec penyakit jantung koroner/akut miokard infark
inferior, akut chronic kidney diseases.
2. Data Riwayat
Riwayat Penyakit
Sejak satu tahun yang lalu menderita sakit jantung dan juga memiliki riwayat
stroke lima tahun yang lalu. Dari wawancara juga diperoleh keterangan belum
ada keluarga yang pernah mengalami gejala seperti yang dialami pasien saat
ini.
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas di dada satu minggu
yang lalu, mulanya dirasakan ringan dan semakin menguat dua hari terakhir.
Disamping dada terasa berat, pasien juga mengeluh mual dan muntah.
Riwayat Keluarga
Dari wawancara jga diperoleh keterangan belum ada keluarga yang pernah
mengalami gejala seperti yang dialami pasien saat ini.
Riwayat Gizi
Kebiasaan makan pasien kurang teratur antara 3-4 kali sehari. Susunan
hidangan berupa nasi, lauk, sayur, dan kadang-kadang buah. Makanan
selingan berupa pisang goreng, krupuk babi. Pasien sering makan diluar
rumah dan lebih menyukai makanan berlemak serta makanan yang digoreng.
3. Data Antropometri
Penilaian antropometri meliputi penilaian berat badan, tinggi badan, dan berat
badan ideal.
BB sebelum MRS : 63 kg
BB setelah MRS : 62 kg
BBI : 64,8 kg
TB : 172 cm
4. Data Klinis
Pemeriksaan klinis merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
perkembangan pasien yang meliputi nadi, tensi, respirasi, dan suhu tubuh. Cara
pengumpulan pemeriksaan klinis/fisik dapat dilihat dari hasil catatan rekam
medis pasien. Pada hasil pemeriksaan awal data klinis pasien yaitu tensi 120/70
mmHg, nadi: 100 x/menit, respirasi: 29x/menit, dan suhu tubuh: 37,8oC.
Sedangkan pada hasil pemeriksaan awal data fisik saat MRS 24 Januari 2008
yaitu:
Kesadaran : Gs En
Rx meningcal : kaku kuduk (-), keming (-)
Thorax : AP
N.Cranialis : parases N VIII
Gerakan Broncho Vase meningkat
555/445
Motorik :
555/445
Tabel 1
Hasil Pemeriksaan Klinis
Tanggal Tensi Nadi (80- Respirasi (20- Suhu (36 –
(120/80 100/menit) 24 x/ menit) 37 0 C)
mmHg)
21/2/2015 120/70 100 29 36
22/2/2015 110/80 100 20 36
23/2/2015 100/60 74 18 36
Tabel 2
Hasil Pemeriksaan Fisik
Tanggal Hasil pemeriksaan
21/2/2015 KU : Px dalam keadaan lemah
Nyeri dada : +
22/2/2015 KU : tampak lemah
Nyeri dada : -
Batuk :+
Dahak :+
23/2/2015 KU : tampak lemah
Nyeri dada : -
Sesak :-
Data Laboratorium
Penilaian biokimia meliputi hasil dari lab yang terkait dengan diagnose
pasien. Pengumpulan hasil lab dilakukan dengan melihat catatan remak medis
pasien. Adapun hasil lengkapnya dapat dilihat dari lampiran. Berikut ini
ditampilkan hasil pemeriksaan lab pada pertama MRS.
Tabel 3
5. Anamnese Gizi
Anamneses Gizi dilakukan untuk mengetahui riwayat gizi pasien selama
dirumah. Dari hasil wawancara dengan pasien dan keluarganya diketahui bahwa
pasien tidak pernah menjalani program diet khusus, tidak ada pantangan dan
alergi makanan tertentu. Pasien mempunyai kebiasaan makan 3-4 kali sehari
dengan jadwal waktu yang tidak teratur. Pasien suka mengonsumsi makan diluar
rumah disamping itu sering mengonsumsi makanan yang berlemak dan makanan
digoreng. Pasien juga jarang mengonsumsi buah.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui kebiasaan makan pasien dan jumlah
yang dikonsumsi. Hasil anamneses kemudian dikonversikan kedalam berat
mentah untuk mengetahui kandungan zat-zat gizinya. Berdasarkan analisis
konsumsi zat gizi makanan penderita di rumah dalam sehari diketahui konsumsi
zat-zat gizi sebagai berikut :
1. Energi : 2167,4 kkal
2. Protein : 97,18 gram
3. Lemak : 64,41 gram
4. KH : 272, 93 gram
Tabel 4
Biokimia:
BUN : 190 mg/dl BUN : 5,0-23,0 mg/dl Perubahan nilai lab yang
Creatinin : 2,6 mg/dl Creatinin : 0,5-1,20 mg/dl terkait gizi yaitu peningkatan
WBC : 14 K/UL WBC : 4,10-10,9 K/UL BUN, creatinin, WBC, SGOT,
Lym : 2 Lym : 1,00-4,00 dan GDS.
Mono : 0,4 Mono : 0,1-1,2
SGOT : 58 U/L SGOT : 0,0-38 U/L
SGPT : 32 U/L SGPT : 0,0-41,0 U/L
GDS : 189 mg/dl GDS : 55-115 mg/dl
Kolesterol Total: 185 Kolesterol Total: 110-200
mg/dl mg/dl
Fisik/klinis:
Kesadaran: tampak lemah Tensi: 120/80 mmHg Pasien lemah, nadi lemah, dan
Nyeri dada: - Nadi: 80-100/menit tekanan darah rendah.
Sesak: - Respirasi: 20-24x/menit
Tensi: 100/60 mmHg Suhu: 36-37oC
Nadi: 74/menit
Respirasi: 18x/menit
Suhu: 36oC
Diet/Riwayat Gizi:
Pasien tidak pernah menjalani Tingkat konsumsi protein,
program diet khusus, tidak ada lemak, dan karbohidrat:
pantangan dan alergi makanan Protein: 120,56% (Sangat
tertentu. Pasien mempunyai tinggi)
kebiasaan makan 3-4 kali Lemak: 134,83% (Sangat
sehari dengan jadwal waktu tinggi)
yang tidak teratur. Pasien suka Karbohidrat: 78,12
mengonsumsi makan diluar (Kurang)
rumah disamping itu sering
mengonsumsi makanan yang
berlemak dan makanan
digoreng.
Pasien juga jarang
mengonsumsi buah.
Kebiasaan makan pasien
kurang teratur antara 3-4 kali
sehari. Susunan hidangan
berupa nasi, lauk, sayur, dan
kadang-kadang buah.
Makanan selingan berupa
pisang goreng, krupuk babi.
Pasien sering makan diluar
rumah dan lebih menyukai
makanan berlemak serta
makanan yang digoreng.
2. DIAGNOSA GIZI
No PROBLEM ETIOLOGI / AKAR TANDA / GEJALA
MASALAH
1 Perubahan nilai lab Adanya gangguan fungsi Peningkatan nilai lab
terkait gizi (NC.2.2) jantung. terkait gizi, yaitu:
BUN : 190 mg/dl
Creatinin : 2,6 mg/dl
WBC : 14 K/UL
SGOT : 58 U/L
GDS : 189 mg/dl
2 Kelebihan asupanKonsumsi protein hewani Tingkat konsumsi
protein (NI.5.7.2) dan nabati yang berlebih. protein yaitu 120,56%.
3 Kelebihan asupan lemak Menyukai makanan Tingkat konsumsi lemak
(NI.5.6.2) berlemak serta makanan yaitu 134,83%.
yang digoreng.
4 Asupan karbohidrat Konsumsi makanan Tingkat konsumsi
tidak adekuat (NI.5.8.1) sumber karbohidrat yang karbohidrat yaitu
kurang. 78,12%.
3. INTERVENSI GIZI
No DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
1 PROBLEM Perubahan nilai lab Tujuan : mencapai nilai
terkait gizi. lab hingga normal.
ETIOLOGI Adanya gangguan fungsi Cara : mengatur pola
jantung. makan sesuai dengan
gizi seimbang dan diet
yang tepat.
SIGN/SIMPTOM Peningkatan nilai lab Target : nilai lab
terkait gizi, yaitu: mencapai normal dalam
BUN : 190 mg/dl waktu 2 minggu.
Creatinin : 2,6 mg/dl
WBC : 14 K/UL
SGOT : 58 U/L
GDS : 189 mg/dl
2 PROBLEM Kelebihan asupan Tujuan: tingkat asupan
protein. protein mencapai 100%.
PRESKREPSI DIET
Jenis Diet : Diet Jantung II
Tujuan Diet :
1. Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal.
2. Mencapai nilai laboratorium hingga normal.
3. Mencapai asupan protein, lemak dan karbohidrat hingga mencapai 100%.
Syarat Diet :
1) Frekuensi pemberian makan yaitu 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan.
2) Energi yang diberikan yaitu sebesar 2192,04 kkal.
3) Protein yang diberikan yaitu sebesar 49,6 gram.
4) Karbohidrat yang diberikan yaitu sebesar 328,81 gram.
5) Lemak yang diberikan sebesar 60,89 gram.
6) Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
7) Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
8) Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
9) Cairan cukup ± 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk : Saring
Jalur Pemberian : Oral
Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan
Nilai Gizi :
BEE : 66 + (13,7 x BBI) + (5 x TB) – (6,8 x U)
: 66 + (13,7 x 62) + (5 x 172) – (6,8 x 82)
: 66 + 849,4 + 860 – 557,6
: 1217,8 kkal
TEE : BEE x AF x SF
: 1217,8 x 1,2 x 1,5
: 2192,04 kkal
Protein : 0,8 gr/kg BB
: 0,8 gr x 62 kg
: 49,6 gr
25% x 2192,04
Lemak = = 60,89 gram
9
60% × 2192,04
Karbohidrat = = 328,81 gram
4
EDUKASI GIZI
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit jantung
koroner dan jantung II serta perubahan prilaku makan pada
pasien.
Konten Materi
A. Pengertian Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit dimana pembuluh darah yang
menyuplai makanan dan oksigen untuk otot jantung mengalami sumbatan. Sumbatan
paling sering terjadi diakibatkan karena adanya penumpukan kolesterol di dinding
pembuluh darah koroner.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh
penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot
jantung. Bila mana penyempitan ini menjadi parah, dapat terjadi serangan jantung.
Penyakit jantung koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan
karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau
kombinasi keduanya.