Makalahkebijakanekonomi Kebijakanmoneterfiskal 170522061037
Makalahkebijakanekonomi Kebijakanmoneterfiskal 170522061037
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PROBOLINGGO
Jl.Soekarno-Hatta No.137 Telp. (0335) 421566 Probolinggo
Website :http://sman1-prob.sch.id email: sman1.pro@yahoo.co.id
PROBOLINGGO
I. KEBIJAKAN MONETER
A. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan dari otoritas moneter (bank sentral) dalam
bentuk pengendalian agregat moneter (seperti uang beredar, uang primer, atau kredit
perbankan) untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.
Perkembangan perekonomian yang diinginkan dicerminkan oleh stabilitas harga,
pertumbuhan ekonomi, dan kesempatan kerja yang tersedia. Kebijakan moneter juga
Dapat diartikan sebagai upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Kebijakan
moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement",
kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau
melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai
kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang agar tujuan
dari kebijakan moneter dapat terealisasikan. Kebijakan moneter dilakukan antara la in
dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir
bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
B. Macam-macam Kebijakan Moneter
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy, adalah suatu kebijakan
dalam rangka menambah jumlah uang yang edar. Apabila tidak ada kebijakan ini
maka jumlah uang di suatu negara akan menipis sehingga transaksi atau jual beli
disuatu negara akan terganggu. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatas i
pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat)
pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy , adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Kebijakan ini biasanya
dilakukan saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang
ketat (tight money policy)
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang
Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lai n adalah
kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka
kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation
Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free
floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga
dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai
tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk
mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
D. Tujuan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan ekonomi moneter
adalah untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat diukur dengan :
1. Kesempatan kerja.
Dengan adanya kesempatan kerja atau lowongan pekerjaan maka makin besar dalam
meningkatkan produksi, selain dapat meningkatkan produksi maka dapat juga
membantu masyarakat yang menjadi pengangguran. Semakin besar gairah untuk
berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini
akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berarti akan terjadinya
peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan karyawan.
2. Kestabilan harga
Harga yang makin kian tinggi membuat masyarakat menjadi resah, tiap tahunnya
harga barang bukannya menjadi turun tetapi semakin naik, untuk mencegah harga
yang semakin naik maka pemerintah menstabilkan harga sehingga harga tidak
mengalami kenaikkan setiap tahunnya. Apabila kestablian harga tercapai maka akan
menimbulkan kepercyaan di masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang
mereka beli sekarang akan sama dengan harga yang akan masa depan.
3. Neraca pembayaran internasional
Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di
suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah
sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter.
4. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam
perekonomian.
5. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan
stabilitas tingkat harga.
6. Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi
yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.
7. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi
melalui sumber penerimaan yang normal.
II. KEBIJAKAN FISKAL
E. Konsep-konsep Dasar
Kebijakan fiskal memiliki beberapa konsep, adapun konsepnya adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan Fiskal : perubahan-perubahan pada belanja atau penerimaan pajak
pemerintah pusat yang dimaksudkan untk mencapai penggunaan tenaga kerja-penu,
stabilitas harga, dan laju pertumbuhan ekonomi yang pantas.
2. Kebijakan Fiskal Ekspansioner : peningkatan belanja pemerintah dan/atau
penurunan pajak yang dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat dalam
perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk
domestik bruto dan menurunkan angka pengangguran.
3. Kebijakan Fiskal Kontraksioner : Pengurangan belanja pemerintah dan/atau
peningkatan pajak yang dirancang untuk menurunkan permintaan agregat dalam
perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengontrol inflasi.
4. Efek Pengganda : dalam ilmu ekonomi, peningkatan belanja oleh konsumen,
perusahaan atau pemerintah akan menjadi pendapatan bagi pihak-pihak lain. Ketika
orang ini membelanjakan pendapatkannya, belanja tersebut menjadi pendapatan
bagi orang lain dan seterusnya, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan
produksi dalam suatu perekonomian. Efek pengganda dapat juga berdampak
sebaliknya ketika belanja mengalami penurunan.
5. Kebiljakan Fiskal Sisi-penawaran : kebijakan fiskal dapat secara langsung
mempengaruhi bukan saja permintaan agregat, namun juga penawaran agregat.
Sebagai contoh, pemotongan tarif pajak akan memberikan insentif bagi perusahaan
untuk melakukan ekspansi atau investasi barang modal karena mereka memperoleh
pendapatan setelah pajak yang lebih besar yang kemudian dapat dibelanjakan.
a. Membiayai Defisit & Memanfaatkan Surplus :
–Meminjam dari publik atau luar negeri (crowding out )
–Mencetak uang
b. Memanfaatkan surplus
–Mengurangi hutang
–Disimpan
Kebijakan pemerintah:
a) Kebijakan fiskal: semua tindakan pemerintah untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian melalui pajak (Tx), transfer pemerintah (T), dan pengeluaran
pemerintah (G).
b) Kebijakan moneter: semua tindakan pemerintah untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian melalui penambahan/pengurangan M (penawaran uang).
Variabel target :
. Variabel yang nilainya diharapkan berubah sesuai dengan yang diinginkan melalui pelaksanaan
kebijakan, pendapatan nasional (Y), dan kesempatan kerja
Policy instrument/ instrument variable (instrumen kebijakan) :
alat untuk mencapai tujuan dalam suatu kebijakan
Kebijakan fiscal dan kebijakan moneter mempengaruhi target variabel dalam bentuk;
a) Kebijakan ekspansi: kebijakan ekonomi makro untuk meningkatkan kegiatan
ekonomi
Kondisi: banyak pengangguran dan kapasitas produksi nasional belum penuh
b) Kebijakan kontraksi: kebijakan ekonomi makro untuk mengurangi kegiatan ekonomi
Kondisi: overemployment (permintaan agregat > kapasitas produksi nasional), inflasi
tinggi, BOP yang difisit.
V. KOORDINASI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DI INDONESIA