Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA

(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH,


BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE 2009-2012)

ARTIKEL PUBLIKASI

OLEH

SITI FATIMAH AZARO

B 300 100 028 / I 000 103 011

TWINNING PROGRAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012)
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca jurnal dengan judul:

ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH


DI INDONESIA (STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK
MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE 2009-
2012)

Yang ditulis oleh:

SITI FATIMAH AZARO


NIM: B300 100 028/I000 103 011
Penandatangan berpendapat bahwa skripsi tersebut memenuhi syarat untuk
diterima.

Surakarta, 12 Juli 2014

Pembimbing Utama

Drs. Triyono, M.Si

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 2
ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH,
BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE 2009-2012)
Siti Fatimah Azaro
B300100028/I000103011
Twinning Program
Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail: shifa_girl@ymail.com
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat tefisiensi perbankan
syariah di Indonesia dengan menggunakan 3 BUS sebagai objek penelitian, yaitu
Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia
periode 2009-2012.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif & kualitatif, kuantitatif data yang
diukur dalam suatu skala numerik (angka) dan kualitatif yaitu, dalam penelitian
ini selain mengukur dalam skala numeric peneliti juga mengkaji literatur-literatur
sebagai sumber pendukung. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan variabel
input-output dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Dari hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan skor efisiensi pada
setiap Bank Umum Syariah. Dengan menggunakan metode DEA hasil dari
penelitian ini menunjukkan selama periode 2009-2012 hanya Bank Muamalat
Indonesia saja yang efisien dengan skor 1, Bank Syariah Mandiri tergolong pada
bank yang inefisien, selama kurun waktu penelitian BSM hanya mengalami
inefisien 4 kali yaitu triwulan Maret 2009 dengan skor efisiensi 0,785, triwulan
Juni 2009 dengan skor 0,823 dan triwulan September 2009 dengan skor 0,813.
Sedangkan Bank Mega Syariah tergolong BUS yang belum bias mencapai tingkat
efisiensi karena hanya 4 kali mengalami efisien yaitu pada triwulan Juni 2010,
September 2010, Juni 2012 dan Desember 2012.
Kata Kunci: Efisiensi, Data Envelopment Analysis (DEA), Bank Umum Syariah

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 3
PENDAHULUAN Undang-undang No. 21 tahun
2008 (pasal 1, angka 1) menyebutkan
Gejolak krisis keuangan 2008 Perbankan Syariah adalah segala
sempat memberikan sentimen buruk sesuatu yang menyangkut tentang
pada perekonomian Indonesia. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,
Melemahnya daya beli masyarakat AS mencakup kelembagaan, kegiatan
akibat dari krisis menyebabkan usaha serta cara dan proses dalam
penurunan permintaan impor dari melaksanakan kegiatan usahanya.
Indonesia.Dengan demikian ekspor Selanjutnya dalam pasal 1 angka 8
Indonesia pun menurun.Hal ini disebutkan Bank Umum Syariah
menyebabkan Neraca Pembayaran adalah Bank Syariah yang dalam
Indonesia (NPI) menduduki posisi kegiatannya memberikan jasa dalam
defisit.Pasca krisis 2008 perbankan lalu lintas pembayaran. Keberadaan
tidak henti-hentinya melakukan perbankan syariah di Indonesia
perbaikan pada kinerjanya. Perbaikan merupakan refleksi kebutuhan atas
kinerja perbankan tidak lepas dari sistem perbankan yang dapat
peran Bank Indonesia dalam memberikan kontribusi stabilitas
penerapan kebijakan dan melakukan kepada sistem keuangan nasional.
pengawasan yang efektif terhadap Pengakuan secara yuridis memberi
bank agar tercipta kondisi perbankan peluang kepada perbankan syariah
yang sehat, mandiri, danefisien. untuk tumbuh dan berkembang secara
Tingginya suku bunga telah luas. Hal ini juga memberikan
mengakibatkan tingginya biaya modal kesempatan kepada perbankan
bagi sektor usaha yang pada akhirnya konvensional untuk mengkonversi
mengakibatkan merosotnya dirinya ke dalam perbankan syariah.
kemampuan usaha sektor produksi. Kondisi tersebut menyebabkan muncul
Menurut Ali (2008), hal ini berbeda pertanyaan bagaimana tingkat efisiensi
sekali dengan perbankan syariah yang perbankan syariah di Indonesia (Studi
tidak ikut merasakan dampak dari pada 3 Bank Umum Syariah Periode
krisis tersebut. Hal ini disebabkan oleh 2009-2012).
bank syariah tidak dibebani oleh
nasabah membayar bunga LANDASAN TEORI
simpanannya, melainkan bank syariah
hanya membayar bagi hasil yang Pengertian Bank Syariah
jumlahnya sesuai dengan tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam Bank Islam atau selanjutnya
sistem pengelolaan perbankan syariah, disebut dengan Bank Syariah, adalah
dengan kata lain perbankan syariah bank yang beroperasi dengan tidak
dianggap kebal terhadap krisis mengandalkan pada bunga. Bank
keuangan yang terjadi. Islam atau biasa disebut dengan Bank
Tanpa Bunga, adalah lembaga

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012)
keuangan atau perbankan yang “Diriwayatkan oleh Abu Said al-
operasional dan produknya Khudri bahwa Rasulullah saw.
dikembangkan berlandaskan pada: Bersabda, “Emas hendaklah
1. Qur’an Surat Ar-Rum ayat 39 yang dibayar dengan emas, perak
bermakna: dengan perak, gandum dengan
“Dan sesuatu Riba (tambahan) gandum, tepung dengan tepung,
yang kamu berikan agar Dia kurma dengan kurma, garam
bertambah pada harta manusia, dengan garam, bayaran harus dari
Maka Riba itu tidak menambah tangan ke tangan (cash).
pada sisi Allah.dan apa yang kamu Barangsiapa memberi tambahan
berikan berupa zakat yang kamu atau meminta tambahan,
maksudkan untuk mencapai sesungguhnya ia telah berurusan
keridhaan Allah, Maka (yang dengan riba. Penerima dan pemberi
berbuat demikian) Itulah orang- sama-sama bersalah.”(HR. Muslim
orang yang melipat gandakan no. 2971, dalam kitab al-
(pahalanya).” (Qs. Ar-Rum 30: Masaqqah).
39).
2. Qur’an Surat Al-Imran ayat 130 Teori Efisiensi
yang bermakna:
“Hai orang-orang yang beriman, Efisiensi merupakan salah satu
janganlah kamu memakan Riba parameter yang sering digunakan
dengan berlipat ganda dan untuk mengukur kinerja organisasi.
bertakwalah kamu kepada Allah Efisiensi bertujuan untuk mendapatkan
supaya kamu mendapat tingkat output yang optimal dengan
keberuntungan.” (Qs. Ali Imran input yang ada, atau untuk
3:130). mendapatkan tingkat input yang paling
3. Qur’an Surat An-Nisa ayat 161 minimum dengan tingkat output
yang bermakna: tertentu.
“Dan disebabkan mereka memakan Rasio keuangan merupakan alat
riba, Padahal Sesungguhnya ukur yang seringkali digunakan untuk
mereka telah dilarang dari melihat kinerja suatu organisasi. Alat
padanya, dan karena mereka ukur satu ini memang mampu
memakan harta benda orang menyediakan informasi tentang kinerja
dengan jalan yang batil .Kami telah keuangan suatu organisasi secara
menyediakan untuk orang-orang keseluruhan, akan tetapi sedikit sekali
yang kafir di antara mereka itu menyediakan informasi yang tangible
siksa yang pedih.” (Qs. An-Nisa 4: terkait kinerja mana yang harus
161). ditingkatkan atau area operasional
4. Riwayat Muslim dalam kitab al- (unit bisnis) mana yang seharusnya
Masaqqah menjadi perhatian untuk lebih fokus
agar dapat meningkatkan kinerja

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 5
organisasi secara keseluruhan Studi kasus pada Bank Muamalat
(Tanjung dan Devi, 2013:320). Indonesia, Bank Syariah Mandiri
Pengukuran model efisiensi dapat dan Bank Mega Syariah Periode
dilihat melalui dua pendekatan, yaitu: 2007-2010. Dengan pendekatan
a. Pedekatan Sisi Input frontier approach, hasil penelitian
Pendekatan sisi input diketahui bahwa:
digunakan untuk menjawab berapa “Tingkat efisiensi rata-rata
banyak kuantitas input dapat tahunan BMI, BSM dan BMS
dikurangi secara proposional untuk sudah mencapai efisiensi suatu
memproduksi kuantitas output yang bank kecuali BSM yang memiliki
sama. Pendekatan input ini rata-rata tahunan kurang dari
digunakan jika kondisi pasar sudah target yang telah menjadi suatu
mengalami tingkat jenuh sehingga tetapan efisiensi”.
perusahaan perlu mengetahui 2. Joko Sarjono (2008) penelitian
tingkat efisiensi dari sumber daya yang dilakukan Joko Sarjono
yang ada saat ini. tentang Analisis Efisiensi Bank
b. Pendekatan Sisi Output Umum Syariah di Indonesia
Berbeda dengan pendeketan dengan Metode Data Envelopment
pada sisi input yang menjawab Analysis (DEA), Studi Kasus pada
berapa banyak kuantitas input dapat Bank Muamalat Indonesia, Bank
dikurangi secara proporsional untuk Syariah Mandiri dan Bank Mega
memproduksi kuantitas output yang Syariah Periode 2005-2007. Hasil
sama, pendekatan sisi output penelitian tersebut adalah “dari
menjawab berapa banyak kuantitas ketiga Bank Umum Syariah yang
output dapat ditingkatkan secara paling tinggi nilai asset actual dan
proporsional dengan kuantitas input targetnya tahun 2007 adalah Bank
yang sama. Pendekatan ini Muamalat Indonesia sehingga
digunakan pada saat kondisi pasar dapat dikatakan Bank Muamalat
masih bagus sehingga produsen Indonesia mempunyai kekayaan
diharapkan dapat mempertahankan yang paling tinggi dari ketiga
atau bahkan meningkatkan output bank syariah tersebut. Bank
dengan input yang sama. Muamalat Indonesia dan Bank
Syariah Mandiri sudah mencapai
Penelitian Terdahulu tingkat efisiensi sempurna atau
100% pada tahun 2005-2007,
1. Shafitranata (2011) penelitian sedangkan untuk Bank Mega
yang dilakukan Shafitranata Syariah pada tahun 2005-2007
tentang Tingkat Efisiensi Bank belum mencapai tingkat efisien
Umum Syariah (BUS) sempurna karena tingkat efisien
Menggunakan Metode Data hanya 99,2%”.
Envelopment Analysis (DEA)

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 6
3. Andrian Sutawijaya dan Etty Puji meliputi variabel input (DPK,
Lestari dalam Jurnal Ekonomi total asset, dan biaya tenaga
Pembangunan tentang Efisiensi kerja), variabel output
Teknik Perbankan Indonesia (pembiayaan dan pendapatan
Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah operasional) sedangkan pada
Studi Empiris Penerapan Model pendekatan Second Stage
DEA. Penelitian efisiensi teknis variabel bebas yang digunakan
perbankan di Indonesia yang meliputi asset, jumlah cabang
dilakukan terhadap 12 bank yang bank, ROA, ROE, CAR dan
ada di Indonesia, menggunakan NPF. Penelitian ini
DEA-CRS, dan DEA-VRS menemukan beberapa hasil
memberikan hasil: penelitian, yaitu:
a. perhitungan DEA untuk a. secara umum tingkat efisiensi
efisiensi teknik dengan asumsi 10 BUS memiliki trend yang
teknologi VRS dan teknologi fluktuatif selama waktu
CRS. Umumnya rata-rata penelitian. Bank Muamalat
pencapaian efisiensi setiap Indonesia memiliki tingkat
variabel mengalami penurunan. efisiensi rata-rata yang paling
b. hasil analisis DEA untuk tinggi dengan skor 93,82 dan
setiap kelompok bank, seluruh Bank Victoria Syariah dengan
kelompok bank mengalami rata-rata tingkat efisiensi paling
penurunan efisiensi selama rendah dengan skor 72,12.
krisis, kecuali bank Mandiri. b. dengan aplikasi model Tobit
4. Muhammad Faza Firdaus dan disimpulkan bahwa variabel
Muhamad Nadratuzzaman cabang bank , Non Performing
Hosen dalam Buletin Ekonomi Finance (NPF), dan Capital
Moneter dan Perbankan, Adequacy Ratio (CAR)
2013.Penelitian tentang memiliki pengaruh negatif dan
Efisiensi Bank Umum Syariah signifikan terhadap tingkat
Menggunakan Pendekatan efisiensi bank. Sedangkan pada
Two-Stage Data Envelopment variabel asset dan Return On
Analysis. Objek pada penelitian Asset (ROA), Return On Equity
ini meliputi 10 BUS yang ada (ROE) memiliki pengaruh yang
di Indonesia yaitu, BMI, BMS, positif dan signifikan.
BMS, BRI Syariah, Bukopin c. perbandingan pengukuran
Syariah, Bank Panin Syariah, efisiensi antara metode DEA
Bank Jabar Banten Syariah, dengan pengukuran kinerja
Bank Victoria Syariah, BNI dengan CAELS (uji beda
Syariah dan BCA Syariah. Wilcoxon signed Rank Test)
Variabel yang digunakan pada menunjukkan bahwa terdapat
pendekatan intermediasi

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 7
perbedaan antara kedua metode Data Envelopment Analysis
tersebut. (DEA) pertama kali diperkenalkan
oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes
METODE PENELITIAN pada tahun 1978 dan 1979 (Tanjung
dan Devi, 2013 : 327). Analisis
Dalam penelitian ini frontier menggunakan teknik non
menggunakan metode kuantitatif, parametrik yang disebut dengan Data
dimana data yang digunakan diambil Envelopment Analysis (DEA) ini
dari Laporan keuangan masing-masing diperuntukkan untuk menilai efisiensi
bank yang menjadi objek dari relatif pada suatu unit operasional,
penelitian ini. Pengelolaan data berupa melalui penghitungan nilai efisiensi
input dan output yang diambil dari dari setiap unit dalam suatu kumpulan
neraca keuangan dan laporan laba rugi data. Suatu Decision Making Unit
dari masing-masing bank. (DMU) dikatakan efisiensi secara
Dalam analisis ini menggunakan relatif, bilamana nilai dualnya sama
Data Envelopment Analysis (DEA) dengan 1 (nilai efisiensi = 100 %),
yang merupakan alat yang telah sebaliknya bila nilai dualnya kurang
terstandarisasi sebagai alat untuk dari 1 maka nilai DMU bersangkutan
pengukuran kinerja suatu inefisiensi atau tidak efisien secara
institusi.Selain itu, penelitian ini dalam relatif (Ginting, 2013).
pengelolaannya menggunakan Model-model Data
perangkat lunak DEAP dan Microsoft Envelopment Analysis (DEA)
Exel sebagai perangkat lunak a. Constant Return to Scale (CRS)
pendukung. Model ini dikembangkan
Adapun sampel Bank Umum oleh Charnes, Chooper dan
Syariah (BUS) yang digunakan pada Rhodes (model CCR) pada tahun
penelitian ini adalah Bank Umum 1978. Model DEA dengan
Syariah yang berdiri sebelum tahun ancangan CRS mengasumsikan
2009 serta telah memiliki laporan bahwa proses produksi mengikuti
keuangan periode 2009-2012. Sampel CRS, yang artinya setiap
BUS pada penelitian ini meliputi Bank peningkatan input secara
Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah proporsional dengan persentase
dan Bank Muamalat Indonesia. Dilihat tertentu akan meningkatkan output
dari metodenya, maka penentuan dengan persentase yang sama.
sampel seperti ini tergolong sampling Asumsi ini hanya berlaku jika
purposive, yaitu teknik penentuan setiap unit bisnis yang diobservasi
sampel dengan pertimbangan tertentu telah berproduksi pada kapasitas
yang umumnya disesuaikan dengan maksimalnya (optimum
tujuan dan masalah penelitian scale).Efisiensi dengan asumsi
(Shafitranata, 2011 : 46-47). CRS ini menghasilkan efisiensi
overall technical. Untuk

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 8
mendapatkan skor efisiensi bagi ∑ vj yir= 1
perusahaan I (θ), yang memiliki dimana ui dan vj ≥ 0
satu input x dan satu output y, j=1
diperoleh dengan memecahkan
sistem persamaan linier sebagai Efisiensi pada masing-masing
berikut : bank dihitung menggunakan
Minᶿλθ programasi linier dengan
st-yt+ Yλ ≥ 0 memaksimumkan jumlah output yang
θxt– Xλ ≤ 0 dibobot dari bank s. kendala jumlah
λ≥0 input yang dibobot harus sama dengan
keterangan : satu untuk bank s, sedangkan kendala
Y = y1 + y2 +……….. untuk semua bank yaitu output yang
+ yn dibobot dikurangi jumlah input yang
X = x 1 + x2 dibobot harus kurang atau sama
+…………+ xn dengan 0. Hal ini berarti bahwa semua
n = jumlah unit bisnis bank akan berada atau di bawah
yang diobservasi referensi kinerja frontier yang
x1 = input x untuk unit merupakan garis lurus yang memotong
bisnis 1 sumbu origin.
y1 = output y untuk unit
bisnis 1 b. Variable Return to Scale (VRS)
λ = vector dari kontan Model kedua ini
Menurut shafitranata (2013), dikembangkan oleh Banker,
model pengukuran pada bank Charnes, dan Cooper (model
berdasarkan pendekatan CRS BCC) pada tahun 1984 dan
menggunakan beberapa program linier merupakan model pengembangan
yang ditransformasikan kedalam dari model sebelumnya, yaitu
program ordinary liniear secara primal CCR.Dalam kondisi nyata, sering
atau dual, sebagai berikut : kali persaingan dan kendala
maksimumkan hs = m keuangan dapat menyebabkan
∑ ui yis suatu unit bisnis tidak beroperasi
pada skala optimalnya.Padahal
i=1 asumsi CRS berlaku jika unit
bisnis yang diobservasi beroperasi
fungsi batasan atau kendala : dalam skala optimal. Dengan
mn tujuan inilah, Bnanker, Charnes,
∑ uiyir - ∑ vjxjr ≤ 0 dan Cooper (1984)
; r = 1, . . . N memperkenalkan model DEA
i=1 j=1 VRS.
Efisiensi Teknis (ET) yang
n dihitung dengan model VRS ini

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 9
disebut sebagai efisiensi Teknis Menurut Shafitranata (2013),
Murni (Pure Technical Efficiency, beberapa program linier
PTE), yang selanjutnya dsebut ditransformasikan ke dalam program
dengan efisiensi teknis.Dengan ordinary liniear secara primal atau
melakukan estimasi frontier dual, sebagai berikut:
menggunakan model CRS dan Maksimumkan :
VRS, maka dapat dilakukan
dekomposisi Efisiensi Teknis
Keseluruhan (Overall Technicall
Efficiency, OTE) menjadi Fungsi batasan atau kendala
Efisiensi Teknis Murni (Pure
Technicall Efficiency) dan
Efisiensi Skala (Scale
Efficiency.SE). Maka perhitungan
matematisnya adalah :
OTE = PTE x SE
Skor efisiensi DEA dengan
ancangan VRS dperoleh dengan
mencari solusi sistem persamaan dimanaui dan vj ≥ 0
berikut ini, yang sebenarnya Dimana Uo merupakan penggal
serupa dengan persamaan pada yang dapata bernilai positif atau
model CRS, namun dengan negatif.Sebagaimana telah dijelaskan
menggunakan kendala konveksitas di atas, penelitian ini menggunakan
N1λ = 1, sehingga : perangkat lunak DEAP dan Microsoft
Minᶿλθ Exel sebagai perangkat pendukung
st -yt + Yλ ≥ 0 dengan demikian penelitian ini tidak
θxt– Xλ ≤ 0 perlu menghitung secara manual.
NI’λ ≥ 1
λ≥0 Kelebihan Dan Kelemahan DEA
Keterangan :
Y = y1 + y2 + …….. + Setiap metodologi tentunya
yn memiliki kelebihan dan kelemahan
X = x1 + x2 + …….. + masing-masing. Kelebihan dari
xn penggunaan metodologi DEA
n = jumlah unit bisnis diantaranya adalah (Tanjung dan Devi,
yang diobservasi 2013: 326):
x1 = input x untuk unit a. DEA mampu menangani
bisnis 1 pengukuran efisiensi secara relatif
y1 =output y untuk unit bagi beberapa Decision Making
bisnis 1 Unit (DMU) sejenis dengan
N1’λ = N X 1 vector 1.

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 10
menggunakan banyak input dan secara sistematik akan sulit
output. dilakukan.
b. Metode ini tidak memerlukan d. Menggunakan perumusan liniear
asumsi bentuk fungsi hubungan programming terpisah untuk
antara variabel input dan output setiap DMU, maka perhitungan
sebagaimana diterapkan pada secara manual membutuhkan
regresi biasa. waktu apalagi untuk masalah
c. Dalam DEA, DMU-DMU tersebut dalam skala besar.
dibandingkan secara langsung
dengan sesamanya.
d. Faktor input dan output dapat PEMBAHASAN
memliki satuan pengukuran yang
berbeda, sebagai contoh, misalnya Deskripsi Umum Penelitian
output1 (X1) dapat berupa jumlah
jiwa yang diselamatkan sedangkan Pada penelitian ini digunakan
output 2 (X2) jumlah pendapatan data triwulan perbankan syariah di
yang diterima dalam satuan Indonesia yaitu Bank Umum Syariah
rupiah, tanpa perlu melakukan (Bank Syariah Mandiri, Bank Mega
perubahan satuan dari kedua Syariah dan Bank Muamalat
variabel tersebut. Indonesia) periode 2009-2012.
Disamping beberapa Penelitian ini bertujuan untuk
kelebihannya, metode DEA juga mengukur tingkat efisiensi Bank
memiliki kelemahan, diantaranya Umum Syariah dengan menggunakan
adalah: Data Envelopment Analysis (DEA),
a. Karena DEA adalah merupakan yaitu dengan pendekatan intermediasi
extreme point technique, maka sebagai pendekatan dalam
kesalahan-kesalahan pengukuran pengambilan variabel input dan
dapat mengakibatkan masalah outputnya. Dengan pendekatan ini
yang signifikan. digunakan variabel total simpanan,
b. DEA hanya mengukur efisiensi total asset, dan beban tenaga kerja atau
relatif dari DMU dan tidak personalia sebagai variabel input dan
mengukur efisiensi absolut. Atau pembiayaan, pendapatan operasional
dengan kata lain, DEA hanya lainnya sebagai variabel output.
menunjukkan perbandingan Dalam pengukuran tingkat
penilaian baik dan buruk suatu efisiensi Bank Umum Syariah, peneliti
DMU dibandingkan dengan menggunakan perangkat lunak berupa
sekumpulan DMU lainnya yang DEAP dan Microsoft Excel sehingga
sejenis. peneliti tidak menghitung secara
c. Dikarenakan DEA adalah teknik manual.
nonparametrik, maka uji hipotesis Dalam penelitian ini
menggunakan 3 Bank Umum Syariah

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 11
sebagai objek penelitian, yaitu Bank HASIL PENELITIAN
Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah,
dan Bank Muamalat Indonesia pada Berdasarkan hasil analisis yang
periode 2009-2012. Variabel input dilakukan pada bab sebelumnya, maka
yang dipakai adalah total simpanan, dapat diambil kesimpulan sebagai
total asset, beban tenaga kerja, berikut:
sedangkan variabel output meliputi 1. Dari ketiga bank (Bank
pembiayaan dan pendapatan Syariah Mandiri, Bank Mega
operasional lainnya. Syariah, Bank Muamalat
Berdasarkan hasil pengolahan Indonesia) hanya satu bank
data dengan menggunakan DEA hanya syariah yang mengalami atau
Bank Muamalat Indonesia yang menduduki tingkat efisiensi
mencapai skor efisien. Hal ini dapat dengan nilai efisiensi 1,00
dilihat dari nilai skor efisiensi yang (satu) dari tahun 2009-2012.
dicapai dari setiap triwulannya yaitu Sedangkan Bank Syariah
1,00 (satu). Sedangkan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
Mandiri dan Bank Mega Syariah Indonesia belum menduduki
tergolong bank yang belum mencapai tingkat efisien (inefisien).
tingkat efisien (inefisien), hal ini dapat 2. Bank Syariah Mandiri dapat
dilihat dari nilai skor yang dicapai diklasifikasikan sebagai
masing-masing bank. berikut: dari 13 periode bank
Bank Syariah Mandiri dari yang telah beroperasi selama
periode 2009-2012 mengalami tahun 2009-2012 menduduki
inefisien 3 kali yaitu pada Maret 2009 tingkat efisien, yaitu pada
dengan nilai efisiensi sebesar 0,785, triwulan Desember 2009,
Juni 2009 sebesar 0,823 dan Maret 2010, Juni 2010,
September sebesar 0,813 dan triwulan September 2010, Desember
selain yang di atas belum bisa 2010, Maret 2011, Juni 2011,
mencapai skor efisien sehingga September 2011, Desember
menempatkan BSM sebagai bank yang 2011, Maret 2012, Juni 2012,
belum efisien (inefisien). Sedangkan September 2012, Desember
Bank Mega Syariah tergolong bank 2012. Sedangkan untuk
yang belum bisa mencapai tingkat triwulan Maret 2009
efisien (inefisien) karena BMS selama memiliki tingkat efisiensi
kurun waktu 2009-2012 hanya Juni 0,785, triwulan Juni 2009
2010, September 2010, Juni 2012 serta memiliki tingkat efisiensi
Desember 2012 saja yang dapat 0,823, triwulan September
mencapai tingkat efisiensi sedangkan memiliki tingkat efisiensi
pada triwulan-triwulan lainnya BMS 0,813 sehingga menduduki
mengalami inefisien. tingkat inefisiensi.

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 12
3. Bank Mega Syariah dapat Bagi Bank UmumSyariah
diklasifikasikan sebagai
berikut: terdapat 4 periode 1. Variabel input yaitu total simpanan,
bank yang telah beroperasi total asset dan beban/biaya tenaga
selama tahun 2009-2012 kerja maupun variabel output yaitu
menduduki tingkat efisien, pembiayaan dan pendapatan
yaitu pada triwulan Juni operasional lainnya bagi periode-
2010, September 2010, Juni periode yang inefisien agar dapat
2012, Desember 2012. disesuaikan dengan target agar
Sedangkan untuk triwulan kondisi operasionalnya lebih
Maret 2009 memiliki tingkat efisien. Sehingga dapat
efisiensi 0,928, triwulan Juni memberikan pelayanan yang lebih
2009 memiliki tingkat baik lagi untuk masyarakat.
efisiensi 0,667, triwulan
September 2009 memiliki Bagi peneliti berikutnya
tingkat efisiensi 0,438,
triwulan Desember 2009 1. Skripsi ini jauh dari kesempurnaan
memiliki tingkat efisiensi maka disarankan untuk peneliti
0,898, triwulan Maret 2010 berikutnya untuk menggunakan
memiliki tingkat efisiensi data perbankan syariah yang lebih
0,774, triwulan Desember panjang periodenya agar dapat
2010 memiliki tingkat menjadi rujukan bagi bank-bank
efisiensi 0,978, triwulan yang ingin membuka atau
Maret 2011 memiliki tingkat mengkonversi diri menjadi bank
efisiensi0.763, triwulan Juni syariah.
2011 memiliki tingkat 2. Skripsi ini menggunakan
efisiensi0.826, triwulan pendekatan intermediasi untuk
September 2011 memiliki menentukan variabel input dan
tingkat efisiensi 0.873, outputnya, untuk itu disarankan
triwulan Desember memiliki kepada peneliti berikutnya untuk
tingka tefisiensi 0.749, menggunakan pendekatan yang
triwulan Maret 2012 lain.
memiliki tingkat efisien 3. Skripsi ini hanya meneliti tingkat
0.850, triwulan September efisiensi perbankan syariah
2012 memiliki tingkat menggunanakan metode Data
efisiensi 0.862sehingga pada Envelopment Analysis (DEA), bagi
triwulan-triwulan tersebut peneliti berikutnya disarankan
menduduki tingkat inefisien. untuk menggunakan metode
pendekatan yang lain.
SARAN

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 13
DAFTAR PUSTAKA Krisis Global. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Muhamad. 2005. Manajemen Bank
Bank Syariah Dari Teori Ke Syariah. Yogyakarta: UPP AMP
Praktek. Jakarta: Gema Insani YKPN.
Press.
Nurastuti, Wiji. 2011. Teknologi
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2011. Perbankan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bank Syariah Dari Teori Ke
Praktek. Jakarta: Gema Insani Pratikto, H. dan Sugianto, I. 2011.
Press. Kinerja Efisiensi Bank
Syariah Sebelum dan Sesudah
Asro, M. dan Kholid, M. 2011. Fiqh Krisis Global Berdasarkan
Perbankan. Bandung: Pustaka Setia. Data Envelopment
Analysis.Dalam Jurnal
Deandawijaya, Lukman. 2003. Ekonomi Bisnis Vol. 6 No. 2
Manajemen Perbankan. Jakarta: hal.109-115.
Ghalia Indonesia.
Shafitranata. 2011. Tingkat Efisiensi
Firdaus, M. F. dan Hosen, M. N. 2013. Bank Umum Syariah
Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan DEA (Studi
Menggunakan Pendekatan Kasus Pada Bank Muamalat
Two-Stage Data Envelopment Indonesia, Bank Syariah
Analysis. Dalam Buletin Mandiri, Bank Mega Syariah
Ekonomi Moneter dan Periode 2007-2010. Jakarta:
Perbankan. Skripsi S1 UIN Syarif
Hidayatullah.
Ginting, Ertikanana. 2013. Analisis
Efisiensi Kinerja Reksadana Sukarno dkk., 2006. Analisis Faktor-
Di Indonesia Periode Tahun faktor Yang Mempengaruhi
2008-2011 Dengan Metode Bank Umum Di Indonesia.
Envelopment Analysis (DEA). Dalam jurnal Studi
Semarang: Skripsi S1 Manajemen dan Organisasi
UNDIP. Vol. 3 No. 2 hal. 46.
Kasmir. 2004. Bank Dan Lembaga Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009.
Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Efisiensi Teknik Perbankan
Grafindo Persada. Indonesia Pasca Krisis
Ekonomi, Sebuah Studi
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Dinamika
Empiris Penerapan Model
Lingkungan Bisnis Di Tengah
DEA. Dalam Jurnal Ekonomi

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 14
Pembangunan Vol. 10 No. 1 (Diakses pada tanggal 26 April 20014
hal. 49-67 pukul 10.30 WIB).
Tanjung, H. dan Devi, A. 2013. http://www.bi.go.id/id/publikasi/lain/la
Metode Penelitian Ekonomi Islam. innya/Pages/Outlook Perbanka Syaria
Jakarta: Gramata Publishing. 2012.aspx.
Wardiah, Mia Lasmi. 2013. Dasar- (Diakses pada tanggal 2 Mei 2014
dasar Perbankan. Bandung: Pustaka pukul 14.26 WIB).
Setia.
www.dansite.wordpress.com/2009/03/
www.bi.go.id/id/publikasi/laporan- 28/pengertian-efisiensi/
keuangan/bank/umum-
syariah/Default.aspx. (diakses, 30 mei 2014 pukul 09:21)

SITI FATIMAH AZARO-EKONOMI DAN BISNIS, UMS 2014


ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH, BANK MUAMALAT
INDONESIA PERIODE 2009-2012) 15

Anda mungkin juga menyukai