Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK


PERCOBAAN III
EKSTRAKSI SOKHLET

OLEH :

NAMA : SITI NURHALIMAH

STAMBUK : A1C414081

KELOMPOK :IA

NAMA ASISTEN : MADYA CITRA

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis sehingga banyak

tumbuh-tumbuhan tropis yang tumbuh di Indonesia. Diantaranya adalah kelapa,

kemiri, kelapa sawit, dan lain-lain. Kelapa, kemiri dan kelapa sawit merupakan

tumbuhan yang dapat menghasilkan minyak dari bijinya. Dari buah tersebut akan

menghasilkan minyak yang dapat dihasilkan dengan metode pemisahan.

Pemisahan yang dapat dilakukan adalah pemisahan dengan metode ekstraksi

sokhlet (ekstraksi padat cair). Suatu ekstraksi sokhlet ini dilakukan untuk

mengektraksi senyawa yang terlarut dalam bahan padatan dengan menggunakan

pelarut yang dapat melarutkan senyawa yang akan ditentukan.

Ekstraksi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk

memisahkan dua zat atau komponen dalam suatu bahan. Ekstraksi biasanya

digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan beda kelarutan antara satu zat

dengan zat lain. Ekstraksi yang dilakukan dengan pemisahan menggunakan alat

sokhletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang digunakan sedikit dan

keefisienan dari pelarut tersebut tinggi. Umumnya metode ini digunakan untuk

memisahkan minyak. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak minyak dengan

menggunakan pelarut organik. Setelah pelarutnya diuapkan, minyaknya dapat

ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan percobaan dengan

ekstraksi sokhlet biji dengan pelarut n-heksan.


B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu :

a. Dapat merangkai alat untuk sistem ekstraksi padat cair dan dapat memahami

prinsip kerja dari pemisahan untuk sistem padat cair.

b. Dapat memisahkan dan menentukan kadar lemak dan minyak yang

terkandung dalam biji kemiri.

C. Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan dalam praktikum ini yaitu didasarkan pada like

dissolved like, lemak dan minyak merupakan senyawa non polar akan larut dalam

pelarut non polar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekstraksi Sokhlet

Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan suatu padatan atau

cairan. Proses ekstraksi mula-mula terjadi penggumpalan ekstrak dalam pelarut.

Terjadi kontak antar muka bahan dan pelarut sehingga pada bidang muka terjadi

pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang telah bercampur

dengan pelarut maka pelarut menembus kapiler dalam suatu bahan padat dan

melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi terbentuk dibagian

dalam bahan ekstraksi. Serta dengan cara difusi akan terjadi keseimbangan

konsentrasi larutan dengan larutan diluar bahan (Muhiedin, 2008).

Ekstraksi adalah penyarian dari bahan mentah dengan menggunakan

pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan dapat larut. Bahan-bahan obat

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan tidak perlu diproses lebih lanjut kecuali di

kumpulkan dan dikeringkan. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut adalah cara

yang paling efisien dalam menghasilkan minyak yang berkualitas. Pelarut yang

ideal adalah yang mempunyai sifat-sifat: tidak toksik, tidak bersifat eksplosif,

mempunyai interval titik didih yang sempit, daya melarutkan, mudah dan murah

(Darmawan, 2004).

B. Klasifikasi Kemiri

Tanaman kemiri (Aleurites moluccana Willd) adalah suatu tanaman yang

berasal dari famili Euphorbiceae. Kemiri pada mulanya berasal dari Hawaii
kemudian tersebar sampai ke Polynesia Barat lalu ke Indonesia dan Malaysia. Di

Indonesia sendiri, kemiri tersebar ke berbagai propinsi dan dapat tumbuh dengan

baik. Kemudahan kemiri untuk tumbuh di berbagai tempat membuat produksi

kemiri meningkat dari tahun ke tahun sehingga kemiri menjadi komoditas dalam

negeri dan ekspor di Indonesia. Di kalangan masyarakat Hawaii, kemiri dikenal

sebagai candlenut karena fungsinya sebagai bahan penerangan. Kegunaan kemiri

sangat beragam. Bagian tanaman kemiri dapat dimanfaatkan untuk keperluan

manusia. Batang kayunya digunakan sebagai bahan pembuat pulp dan batang

korek, daunnya dapat digunakan sebagai obat tradisonal, bijinya biasa digunakan

sebagai bumbu masak, sedangkan tempurung bijinya digunakan untuk obat

nyamuk bakar dan arang. Kandungan minyak dalam biji kemiri tergolong tinggi,

yaitu 55 – 66% dari berat bijinya. Komponen utama penyusun minyak kemiri

adalah asam lemak tak jenuh, namun mengandung juga asam lemak jenuh dengan

persentase yang relatif kecil. Minyak kemiri yang terkandung dalam bijinya juga

memiliki banyak manfaat, antara lain bahan pembuat cat, pernis, sabun, obat,

kosmetik, dan bahan bakar (Suharto, 2009).

Tanaman kemiri merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh subur pada

tanah yang berpasir dan tanah yang kurang subur sekalipun. Tanaman ini biasanya

ditemukan pada ketinggian 150 – 1000 meter di atas permukaan laut. Biji kemiri

mengandung 50% - 60% berat minyak. Minyak kemiri dapat diperoleh dengan

cara diperas ataupun dengan cara ekstraksi. Jika diperas dalam kondisi dingin,

minyak yang keluar akan berwarna kuning muda serta rasa dan bau yang enak.

Namun jika diperas dalam kondisi yang panas, minyak yang keluar akan berwarna
gelap serta bau dan rasanya tidak enak. Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat

unik, yaitu minyak ini mudah mengering bila dibiarkan di udara terbuka. Oleh

karena itu minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak pengeringdalam

industri minyak dan varnish. Minyakpengering memiliki derajat ketidakjenuhan

yangtinggi karena sebagian besar tersusun oleh asamlemak tak jenuh dan

memiliki sifat mudahteroksidasi dan membentuk polimer berupalapisan film.

Minyak kemiri memilikibilangan iodin 136 – 167 berarti memilikikandungan

asam lemak tak jenuh yang tinggi danmemang dapat berfungsi sebagai minyak

pengering. Selain itu, minyak biji kemiri juga dapatterbakar sehingga dapat

digunakan sebagai bahanbakar, misalnya bahan bakar untuk penerangandan

bahkan sekarang ini sudah mulai ditelitikegunaan minyak kemiri untuk dijadikan

bahanbakar kendaraan bermotor pengganti solar, yaitubiodiesel. Minyak kemiri

yang dihasilkan perhektar tanaman kemiri adalah 1800 – 2700 literdengan

ekivalen energi 17000 – 25500 kWh (Arlene, 2013).

C. Minyak

Lemak terdiri dari unsur C, H dan O yang mempunyai sifat tidak larut

dalam air, tetapi larut dalam bahan organik misalnya Eter, Petroleum Spirit,

Heksan, Chloroform. Secara umum, lemak diartikan sebagai Trigliserida yang

dalam kondisi suatu ruang berbentuk padat. Sedangkan minyak adalah

Trigliserida yang dalam suatu ruang berbentuk cair. Tumbuhan dan hewan

mempunyai molekul kimia lemak yang serupa, tetapi secara kuantitatif berbeda

dan sangat bervariasi untuk setiap jenis tumbuhan dan hewan. Lemak bukan

merupakan sumber energi utama, tetapi dapat dipakai sebagai energi baik bagi
manusia maupun hewan. Bila dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,

ternyata lemak kaya akan unsur C dan H serta kurang akan Oksigen. Perbedaan

lemak dan karbohidrat terutama terletak pada tingginya kandungan C dan H

dibandingkan dengan Atom O dalam molekulnya, sehingga nilai energi lemak

lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat, karena pada lemak Iebih banyak

unsur C dan H yang dapat dibakar menjadi CO2 dan H2O (Darmasih, 1997).

D. N-heksan

Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia

C6H14. Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana

dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang

menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Dalam keadaan standar senyawa ini

merupakan cairan tak berwarna yang larut dalam air (Munawaroh, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mortal, pestel,

seperangkat alat sokhlet, gelas kimia 50 mL, elektromantel, gelas ukur 100 mL,

filler, pipet tetes, dan botol semprot.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu biji kemiri, n-heksan,

aquades dan kertas saring.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja percobaan ini yang pertama yaitu dihaluskan biji kemiri

secukupnya dengan mortal. Selanjutnya ditimbang sebanyak  25 gram.

Dibungkus bahan tersebut dengan menggunakan kertas dan ditutup filter tersebut

dengan kapas pada kedua sisinya, diikat menggunakan benang agar tidak terlepas.

Diisi labu pemanas dengan n-heksan kira-kira 2/3 volume labu. Dimasukan filter

yang bersisi sampel yang akan diekstraksi kedalam ruang sokhlet, dirangkai alat

sokhlet secara sempurna, selanjutnya dipanaskan. Proses ekstraksi dilakukan

selama  2 jam. Setelah selesai proses ekstraksi, dipisahkan pelarut dengan cara

penguapan dengan suhu dikontrol. Selanjutnya ditimbang gelas kimia + minyak

yang terekstrak. Kemudian ditentukan kadungan minyak pada bahan dalam %.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Rangkaian Alat Sokhlet

Keterangan :
1. Pipa Air Keluar
2. Pipa Air Masuk
3. Klem
4. Statif
5. Kondensor
6. Tabung Padatan
7. Pipa Penghubung
8. Labu Alas Bulat
9. Pemanas
B. Perhitungan

Dik : Berat sampel = 25 gram

Berat gelas kima kosong = 36,28 gram

Berat gelas + minyak = 46 gram

Dit : % E = ……..?

Penyelesaian :

berat senyawa terekstraksi= ( berat labu kosong + minyak) – berat labu kosong

= 46 gram – 36,28 gram

= 9,72 gram

berat senyawa terekstraksi


%E = × 100 %
jumlah bahan yang terekstraksi

= 9,72 gram x 100 %

25 gram
= 38,88 %
A. Pembahasan

Ekstraksi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk

memisahkan dua zat atau komponen dalam suatu bahanPercobaan yang dilakukan

pada kali ini yaitu ekstraksi sokhlet atau ekstraksi padat cair. Ekstraksi padat cair

merupakan suatu metode pemisahan komponen suatu campuran dengan

menggunakan suatu pelarut, atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari

komponen-komponen dalam campuran. Dimana senyawa polar larut dalam

pelarut polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar (like dissolved

like).

pelarut yang akan dipisahkan adalah minyak kelapa (nonpolar) sehingga

pelarut yang digunakan adalah n-heksana, karena n-heksana dengan minyak

memiliki tingkat kepolaran yang hampir sama, sehingga n-heksana memiliki daya

tarik molekul yang lebih kuat untuk menarik minyak jika dibandingkan dengan

pelarut nonpolar lainnya

Alat sokhlet memiliki rangkaian yaitu labu alas bulat, klem, kondensor,

tabung padatan, pipa penghubung, labu alas bulat, pemanas. Sampel yang akan

diekstarak ditempatkan di dalam tabung padatan. Biji kemiri halus yang akan

diekstraksi terlebih dahulu dibungkus dengan kertas saring agar sampel yang akan

diekstraksi tidak. proses pelarut yang ada di dalam labu didih dipanaskan hingga

pelarut (n-heksan) menguap yang kemudian uap tersebut dikondensasi sehingga

menjadi cair (mengembun) yang kemudian cairan tersebut akan jatuh menetes ke

dalam padatan dan mengekstrak senyawa yang ada pada padatan yang

berlangsung secara terus-menerus sampai berberapa kali sirkulasi. Proses ini akan
berlanjut hingga semua minyak dapat dipisahkan. proses ekstraksi ini pelarut (n-

heksan) menembus kapiler-kapiler dalam bahan kemiri, dimana larutan ekstrak

dengan konsentrasi tinggi terbentuk dibagian dalam bahan ekstraksi, dimana

dengan cara difusi dalam hal ini dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang

rendah akan terjadi kesetimbangan konsentrasi larutan tersebut dengan larutan di

luar bahan padat (kemiri halus), dalam hal ini senyawa polar larut dalam pelarut

polar dan senyawa non polar larut dalam pelarut non polar (like dissolved like).

Gaya difusi ini terjadi karena adanya gaya adhesi setelah pemisahan ekstrak.,

dimana akan selalu tertinggal larutan ekstrak dalam kuantittas tertentu di dalam

bahan ekstrak.

Selanjutnya adalah melakukan pemisahan minyak biji kemiri yang

terekstrak dari pelarutnya, yaitu memisahkannya dari n-heksana. Cara yang

dilakukan adalah pemanasan terus dilanjutkan sampai n-heksana habis menguap.

Setelah n-heksana habis menguap, maka minyak yang dihasilkan ditimbang. Berat

minyak yang dihasilkan adalah mempunyai berat 9,72 gram dari 25 gram sampel.

Berdasarkan teori yang menyatakan bahwa efisiensi ekstraksi adalah

persentase senyawa yang dapat diisolasi dari total senyawa tersebut adalah dalam

suatu bahan. Tingkat efisiensi ekstraksi bergantung pada kemampuan pelarut

menarik bahan yang akan diisolasi dari sampel. Berdasarkan teori tersebut dari

perhitungan diperoleh efisisensi ekstraksi adalah 38,88 %. nilai efisiensi ekstraksi

pelarut yang diperoleh dapat dikatakan kemampuan pelarut menarik minyak

kelapa adalah cukup rendah.


BAB V
PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

a. Rangkaian alat ekstraksi sokhlet terdiri atas : pipa air keluar, pipa air masuk,

klem, statif, kondensor, tabung padatan, pipa penghubung, labu alas bulat, dan

pemanas dan ekstraksi ini didasarkan pada perbedaan kelarutan dari zat padat

yang dipisahkan.

b. Efisiensi ekstraksi dari biji kemiri yang menghasilkan minyak sebanyak 38,88

% dari jumlah bahan yang diekstraksi.


DAFTAR PUSTAKA

Darmasih. 1997. Penetapan Kadar Lemak Kasar dalam Makanan Ternak Non

Ruminansia dengan Metode Kering. Lokakarya Fungsional Non Peneliti.

Munawaroh, Safaatul & Prima Astuti handayani. 2010. Ekstraksi Minyak Daun

Jeruk Purut. Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1. UNS. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai