OLEH
STAMBUK: 14220160054
KELAS : B2 KEPERAWATAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang merupakan kontak pertama pasien dalam proses awal pelayanan medic.
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer/dasar yang
menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan pada masyarakat baik yang
bersifat UKP maupun UKM.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis milik Dinas Kesehatan Kab/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan.
Bencana bukanlah suatu hal atau fenomena baru bagi kalangan masyarakat.
Menurut Emaliyawati (2016), wilayah Indonesia berada pada daerah yang rawan
bencana, karena Indonesia terdiri dari gugusan kepulauan yang mempunyai potensi
bencana yang sangat tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana.
Salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia adalah bencana banjir. Total
kejadian banjir sepanjang tahun 2017 dari bulan Januari sampai Desember yang ada
di Indonesia mencapai 640 kejadian.
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah jenis fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan
nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Pelaksanaan upaya penanggulangan
bencana oleh Puskesmas mengacu pada ketiga fungsi Puskesmas yaitu sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang mencakup upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Dengan memperhatikan
keadaaan sumberdaya yang tersedia, Puskesmas belum dapat berperan secara
optimal, dikarenakan ketidaksesuaian harapan sebagai garis tengah untuk berperan
baik sejak awal kejadian dalam penanggulangan bencana.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana fase-fase bencana tingkat kecamatan (puskesmas) ?
2. Bagaimana tahapan pembentukan komando tanggap darurat bencana ?
3. Bagaimana Organisasi dan tata kerja Komando tanggap darurat bencana ?
4. Bagaimana Pola penyelenggaraan sistem komando tanggap darurat
bencana ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui fase-fase bencana tingkat kecamatan (puskesmas)
2. Untuk mengetahui tahapan pembentukan komando tanggap darurat
bencana
3. Untuk mengetahui Organisasi dan tata kerja Komando tanggap darurat
bencana
4. Untuk mengetahui Pola penyelenggaraan sistem komando tanggap darurat
bencana
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fase-fase bencana tingkat kecamatan (PUSKESMAS)
1. Pra bencana
Kegaiatan yang dilaksanakan :
a. Tingkat kecamantan
Kepala puskesmas melakukan tindakan/kegiatan :
1) Membuat peta geomedik daerah rawan bencana
Untuk mengetahui daerah mana yang rawan bencana supaya staf-
staf puskesmas bisa mensosialisasikan kepada masyarakat
masalah daerah yang rawan bencana agar sebelum terjadi bencana
bisa dilakukan pencegahan
2) Membuat jalur evakuasi
Untuk menghubungkan semua jalur dari area ke area titik kumpul
(area aman) ketika terjadi bencana
3) Mengadakan pelatihan ketika terjadi bencana
Sebagai bentuk pertolongan ketika terjadi bencana, disini staf-staf
puskesmas sudah tau apa yang harus dia lakukan ketika akan
terjadi bencana
4) Inventarisasi sumber daya sesuai dengan potensi bahaya yang
mungkin terjadi
Untuk pengumpulan dan penyusunan data dan segala sesuatu
mengenai sumberdaya alam yang dapat berakibat bahaya yang
mungkin terjadi
5) Menerima dan menindaklanjuti informasi peringatan dini (Early
Warning system)untuk kesiapsiagaan bidang kesehatan
Sebagai bentuk serangkaian sistem yang berfungsi untuk
memberitahukan akan terjadinya kejadian alam, Sistem
peringatan dini ini akan memberitahukan terkait bencana yang
akan terjadi atau kejadian alam lainnya. Peringatan dini pada
masyarakat atas bencana merupakan tindakan memberikan
informasi dengan bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat
dan lain sebagainya
6) Membentuk tim kesehatan lapangan yang tergabung dalam Satgas
Untuk membantu atau memberikan pertolongan kesehatan kepada
masyarakat yang disebabkan oleh bencana
7) Mengadakan koordinasi lintas sector
Untuk melakukan komunikasi baik secara langsung/tatap muka,
rapat pertemuan, melalui telepon atau secara tertuling (surat-
menyurat) yang dilakukan oleh Puskesmas dengan tujuan untuk
mendapatkan kesepakatan bersama atas keputusan atau
mensosialisasikan rencana kegiatan dan kebijakan baru.
2. Saat bencana
Kepala puskesmas dilokasi bencana melakukan kegiatan
a) Beserta staf menuju lokasi bencana dengan membawa peralatan yang
diperlukan untuk melaksanakan triase dan memberikan pertolongan
pertama
Peralatan yang dipelukan untuk melaksanakan triase harus dibawa ke
lokasi kejadian agar mempermudah tenaga medis untuk memilah
korban dengan tingkat kegawatdaruratannya dan dengan cepat,
cermat dan tepat memberikan pertolongan sesuai tingkat
kegwatdaruratannya
b) Melaporkan kepada kadinkes kabupaten/kota tentang terjadinya
bencana
Dengan melaporkan kepada kadinkes kabupaten/kota ketika terjadi
bencana yaitu melaporkan seberapa banyak masyarakat yang terkena
penyakit menular, dan penyakit lainnya serta melaporkan jenis obat
apa saja yang dibutuhkan.
c) Melakukan initial rapid health assessment (penilaian cepat masalah
kesehatan awal)
Proses penilaian yang cepat dan pengelolaan yang tepat guna
menghindari kematian pada pasien gawat darurat. Tujuannya untuk
mencegah semakin parahnya penyakit dan menghindari kematian
korban dengan penilaian yang cepat dan tindakan yang tepat.
d) Menyerahkan tanggung jawab pada kadinkes kapubaten/kota apabila
telah dilokasi
Ketika kadinkes sudah tiba dilokasi maka tanggung jawab dalam hal
penanggulangan bencana saat bencana diserahkan baik itu dalam
tanggungjawab kepada masyarakat
e) Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan, maka
sebagai penanggungjawab adalah kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota
Apabila bencana terjadi telah melewati batas kecamatan maka
penanggungjawabnya diserahkan kepada kepala dinas
kesehatan/kabupaten, bukan lagi kepala puskesmas karena itu sudah
melewati batasan dari tingkat kecamatan
Kepala puskesmas disekitar lokasi bencana melakukan kegiatan :
a) Mengirimkan tenaga dan perbekalan kesehatan serta ambulans/alat
transportasi lainnya kelokasi bencana dan tempat penampungan
pengungsi
Tenaga dan perbekalan kesehatan yang dimaksud adalah tenaga
medis dan perbekalan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan saat
terjadi bencana dan ambulans untuk mengevakuasi pasien ke rumah
sakit terdekat
b) Membantu melaksanakan perawatan dan evakuasi korban serta
pelayanan kesehatan pengungsi.
Melaksanakan perawatan dan evakuasi korban yaitu disini kita
sebagai tenaga medis harus bisa melaksanakan perawatan dan
evakuasi korban yang telah meninggal saat bencana dan pelayanan
kesehatan pengungsi disini maksudnya yaitu pelayanan obat-obatan,
pelayanan imunisasi, pelayanan kesehatan ibu dan anak harus
dilakukan secara maksimal.
3. Pasca bencana
Puskesmas kecamatan tempat terjadinya bencana :
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar di penampungan dengan
mendirikan pos kesehatan lapangan
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar maksudnya yaitu
upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan
atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan, disini dapat berupa
promosi kesehatan danpencegahan penyakit di penampungan dengan
mendirikan pos kesehatan lapangan.
b) Melaksanakan pemeriksaan kualitas air bersih dan pengawasan sanitasi
lingkungan
Dilakukan pemeriksaan kualitas air bersih guna mencegah terjadinya
penyakit dan pengawasan sanitasi lingkungan dimana status
kesehatan lingkungan yang baik mencakup perumahan, pembuangan
kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya.
c) Melaksakan surveilans penyakit menular dan gizi buruk yang mungkin
timbul
Dilaksanakan pengumpulan data penyakit menular dan gizi buruk
yang terjadi pasca bencana karena pada saat pasca bencana imun
seseorang/masyarakat tidak bagus sehingga mudah terjangkiti oleh
penyakit dan makanannya tidak higienis sehingga dapat
menyebabkan gizi buruk
d) Segera melapor ke dinas kesehatan kabupaten/kota bila terjadi KLB
penyakit menular dan gizi buruk
Ketika tenaga medis mendapatkan KLB penyakit menular dan gizi
buruk segera laporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota agar dapat
ditangani dengan secepatnya karena itu bisa menyebabkan
komplikasi yang berat hingga kematian
e) Memfasilitasi relawan, kader dan petugas pemerintah tingkat kecamatan
dan memberikan KIE kepada masyarakat luas, bimbingan pada
kelompok yang berpotensi mengalami gangguan stress pasca trauma,
memberikan konseling pada individu yang berpotensi mengalami
gangguan stress pasca trauma
Memfasilitasi relawan, kader dan petugas pemerintah tingkat
kecamatan yaitu disini ketika pasca bencana masyarakat yang
terkena musibah bencana bisa dibantu dengan adanya relawan
seperti misalnya relawan tenaga medis yang bisa mengobati penyakit
dari warga tersebut, memberikan komunikasi, informasi dan
edukasi(promosi) kesehatan pada korban yang mengalami gangguan
stress pasca trauma
f) Merujuk penderita yang tidak dapat ditangani dengan konseling awal
dan membutuhkan konseling lanjut, psikoterapi atau penanggulangan
lebih spesifik
Ketika tenaga medis mendapatkan pasien dengan gangguan stress
pasca trauma yang berat dan tidak bisa ditangani lagi maka lebih
baiknya penderita dirujuk pada psikoterapi.