Abstract
Surgery is an act of opening or removing body tissues that can change the structure andfunction of
the body so as to cause pain as the main problem due to incision of surgery, This study aims to
determine the effect of classical music therapy (strains of piano) to decrease the intensity of pain in
patients Post Operation at Surgical Ward of Achmad Mochtar Hospital in Bukittinggi. This research
type is Quasy Experiment with approach of one group pre test post test,, sampling in this study using
Accidental Sampling technique to get 17 respondents. Data collection in this study used an
observation sheet of pain. The results showed that there was an effect of giving classical music
therapy (piano strain) to pain level (p = 0,000) postoperative patients. It can be concluded that giving
classical music therapy (strains of piano) is effective in reducing pain intensity in postoperative
patients. For it is expected to all parties, especially nurses and families of patients to always provide
nursing care support to patients in reducing the intensity of post surgery pain, one of them with the
provision of classical music therapy (strains of piano) that proved effective against the decrease in
pain intensity
1
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
Rasa nyeri bisa timbul hampir pada setiap intensitas nyeri pada pasien post operasi
insisi post operasi. Bila tidak diatasi dapat fraktur antara kelompok eksperimen dan
menimbulkan efek yang membahayakan yang kelompok kontrol.
akan mengganggu proses penyembuhan, untuk
itu perlu penanganan yang lebih efektif untuk Pada survey awal tanggal 01 maret 2017
meminimalkan nyeri yang dialami oleh pasien. ditemukan pasien rawat inap post operasi
adalah sebanyak 10 orang dengan diagnosa
Pada umumnya pengobatan dirumah sakit appendicitis dan hernia. Dari hasil wawancara
difokuskan pada pemulihan kondisi fisik tanpa yang dilakukan pada pasien, 9 dari 10 orang
memperhatikan kondisi psikologis seperti pasien menyatakan mengalami kesulitan tidur
kecemasan dan depresi. Salah satu tekhnik karena nyeri. Berdasarkan informasi dari
distraksi yang digunakan untuk mengatasi perawat diketahui bahwa sebagian besar
kecemasan pada pasien adalah terapi musik pasien pasca operasi mengalami gangguan
klasik (alunan piano). tidur pada hari pertama setelah operasi.
Menurut Kate and Richard Mucci dalam Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti
bukunya the healing sound of music, pada tanggal 01 maret 2017 dengan perawat
memaparkan bahwa tubuh manusia didapatkan informasi bahwa terapi alternatif
mempunyai ritme tersendiri. Kemampuan seperti musik klasik (alunan piano) belum
seseorang mencapai ritme dan suara-suara pernah digunakan sebagai intervensi
dalam diri mereka membuat penyembuhan keperawatan. Perawat mengemukakan bahwa
musikal menjadi semakin efektif (Hastomi & belum adanya informasi mengenai terapi
Sumaryati, 2012). Maka terapi musik musik dan sarana yang menunjang untuk
merupakan salah satu terapi komplementer pelaksanaan terapi musik seperti perangkat
non invasif yang dapat digunakan dalam audio diruangan.
menurunkan intensitas nyeri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Berdasarkan penelitian Yanuar (2015). mengidentifikasi nyeri sebelum dan sesudah
Pengambilan data skala nyeri pemberian terapi musik klasik (alunan piano)
2
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
3
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
Muttaqin (2008) menjabarkan manfaat musik karena musik merangsang hipofisis untuk
sebagai berikut: melepaskan endorphin (optat alami) yang akan
menghasilkan euforia dan sedasi, sehingga
a. Musik sebagai hiburan
pada akhirnya akan mampu menurunkan nyeri,
b. Musik dan Terapi kesehatan
stres, dan kecemasan dengan mengalihkan
c. Musik dan kecerdasan
perhatian seseorang dari nyeri yang
d. Musik dan kepribadian
dirasakannya (Campbell, 2002)
Manfaat terapi musik menurut Djohan (2006)
Musik klasik adalah komposisi musik yang
diantaranya adalah:
lahir dari budaya eropa sekitar tahun 1750-
a. Mampu menutupi bunyi dan perasaan yang 1825. Musik klasik bermanfaat untuk
tidak menyenangkan membuat seseorang menjadi rileks,
b. Mempengaruhi pernafasan menimbulkan rasa aman dan sejahtera,
c. Mempengaruhi denyut jantung, nadi, dan melepaskan rasa gembira dan sedih,
tekanan darah manusia menurunkan tingkat kecemasan akibat operasi,
d. Mempengaruhi suhu tubuh manusia melepaskan rasa sakit, dan menurunkan
e. Menimbulkan rasa aman dan sejahtera tingkat stress (Musbikin, 2009).
f. Mempengaruhi rasa sakit
Widyatuti (2008) mengemukakan terapi musik
idealnya dapat dilakukan selama kurang lebih
Melalui terapi musik, individu juga dapat 30 menit hingga satu jam tiap hari, namun jika
mengalihkan persepsi waktu mereka dari jam tidak memiliki cukup waktu maka terapi ini
waktu jam, menit, dan detik sebenarnya (yang dapat dilakukan 10 menit, karena selama
dipersepsikan di hemisfer kiri otak). Menjadi waktu 10 menit telah membantu pikiran
waktu yang dialami yang dipersepsikan lewat responden beristirahat. Nilssson (2008)
ingatan. Pendengar dapat benar-benar melakukan systematic review pada beberapa
kehilangan urutan waktu selama masa yang studi tentang intervensi musik dan
panjang, yang memungkinkan mereka mengemukakan bahwa waktu mendengarkan
mengurangi rasa cemas, takut, dan nyeri. musik pada sebagian besar studi adalah 15-30
Musik bersifat non verbal sehingga lebih menit.
condong pada hemisfer otak kanan, yang
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengatur cara pemrosesan informasi yang
terapi musik menurut Suryana (2012) adalah :
sifatnya pencitraan, intuitif, dan kreatif
(Kozier et al, 2010). a. Hindari interupsi yang diakibatkan cahaya
yang remang-remang dan hindari menutup
Melalui musik Hipothalamus dimanipulasi
gorden atau pintu
agar tidak bereaksi terlalu kuat terhadap
stressor yang diterimanya. Hal ini disebabkan
4
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
5
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
g. Lingkungan dan Dukungan Orang Terdekat pengaruh terapi musik klasik terhadap
penurunan intensitas nyeri, peneliti meminta
persetujuan kepada calon responden dan
3. METODE PENELITIAN menjelaskan prosedur penelitian. Kemudian
Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif setelah mendapatkan persetujuan dari
dengan rancangan pendekatan Quasi responden peneliti memberi kuesioner kepada
Experiment one-group pre-postest design, responden untuk menilai intensitas nyeri
Dalam rancangan penelitian ini hanya sebelum dan sesudah intervensi terapi musik
melibatkan kelompok perlakuan tanpa ada dilakukan, setelah responden mengisi
kelompok kontrol. Hasil ukur untuk tingkat kuesioner peneliti memberikan penilaian
nyeri adalah 0 : tidak nyeri, 1-3 : nyeri ringan, tehadap intensitas nyeri sebelum dan sesudah
4-6 : nyeri sedang, 7-9 : nyeri berat, 10 : nyeri intervensi. Peneliti menganjurkan kepada
sangat berat responden dan keluarga untuk
mempertahankan terapi musik jika nyeri tiba-
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 5 tiba datang, dan mengajarkan kepada
juni- 10 juni 2017 di Ruang Rawat Inap Bedah responden bagaimana prosedur terapi musik.
di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Penilaian intensitas nyeri, sebelum dan
dengan 17 responden. Teknik sampling yang sesudah intervensi hari kedua pada hari selasa
digunakan dalam penelitian ini adalah tanggal 06 juni 2017, penilaian dilakukan pada
accidental sampling. Alat pengumpulan data 7 orang responden, intervensi dilakukan tiga
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kali secara berulang, setiap kali intervensi
prosedur berkaitan dengan pemberian terapi peneliti selalu menilai intensitas nyeri pada
musik klasik dan perlengkapan terapi musik responden post operasi sebelum dan sesudah
yaitu earphone dan MP3 player jenis premium intervensi. Pada tanggal 07 juni peneliti
mini MP3 player. Sebagai instrumen untuk melakukan penelitian kepada 6 orang
pengumpulan data pada penelitian ini adalah responden sehingga responden mencukupi 17
lembar observasi, kuesioner dan prosedur kerja orang. Selama penelitian ini peneliti tidak
untuk mengukur intensitas nyeri saat Pre-test membedakan responden dan tidak melanggar
Post-test pada responden yang diteliti. kode etik dalam penelitian.
Penelitian ini pertama kali dilakukan pada Untuk mengetahui hasil pre-test dan post-test
hari senin tanggal 5 juni 2017 dimana pada terhadap ada dan tidaknya pengaruh terapi
hari itu peneliti melakukan overan, dengan musik klasik terhadap intensitas nyeri post
didampingi oleh perawat ruangan dan operasi dilakukan dengan uji statistik T-Test
mendapatkan pasien 4 orang dengan hernia Independen dengan menggunakan batasan
dan appendicitis dengan kondisi meringis post kemaknaan 0,05 sehingga nilai P < 0,05 maka
operasi, sebelum melakukan penelitian tentang
6
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa rata-rata kecemasan, umur, nilai, agama, lingkungan
intensitas nyeri responden sebelum intervensi dan dukungan orang terdekat. Hal ini
adalah 5,49 (nyeri sedang) dengan standar tergambar dari hasil penelitian, dimana
deviasi 0,6. Rata-rata intensitas nyeri terendah respoden yang mengalami nyeri dalam
4,33 dan tertinggi 6,67. Berdasarkan hasil intensitas berat adalah responden yang
estimasi interval diyakini bahwa pada tingkat mengalami nyeri dalam intensitas berat adalah
kepercayaan 95% rata-rata intensitas nyeri responden wanita (30%) dengan usia yang
responden sebelum intervensi berkisar antara lebih cenderung lebih muda (20%) sehingga
5,18 – 5,80. adaptasi nyeri yang ditunujukkan berupa
gejala nyeri berat yaitu menangis, memukul
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
dan meratap, sedangkan pada kelompok
Krendehi, dkk (2015) dengan judul Pengaruh
responden dengan intensitas nyeri sedang
pemberian musik terhadap skala nyeri akibat
cenderung didominasi oleh laki-laki(50%)
perawatan luka bedah pada pasien pasca
serta dengan usia yang lebih dewasa sehingga
operasi di ruang perawatan bedah Flamboyan
mereka mampu menunjukkan adaptasi nyeri
Rumah Sakit Mongisi di Manado didapatkan
yang lebih baik.
hasil bahwa rata-rata tingkat nyeri responden
sebelum pemberian terapi musik adalah 5,07 Menurut asumsi peneliti, sebelum pemberian
berada pada skala nyeri sedang. intervensi terapi musik klasik (alunan piano)
pada umumnya intensitas nyeri responden
Sensasi nyeri yang dirasakan oleh setiap
pasca operasi berada pada skala nyeri sedang,
responden pada penelitian ini berbeda-beda
dimana sebagian besar (88,23%) responden
tergantung adaptasi nyeri dan kondisi
dengan intensitas nyeri sedang dan bahkan
psikologis individu tersebut, dimana sensasi
ditemukan sebanyak 2 orang (11,77%)
nyeri responden dapat dipengaruhi oleh
responden dengan skala nyeri berat. Nyeri
pengalaman nyeri masa lalu, jenis kelamin,
pasca operasi terjadi karena adanya
7
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
rangsangan mekanik luka oleh tubuh yang menghasilkan mediator kimia nyeri.
Intensitas Mean
Mean SD T df p value N
Nyeri Different
Pre Test 5,49
0,902 0,155 23,858 15 0,000 17
Post Test 4,58
Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan terapi musik klasik (alunan piano) dengan
bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri beda rata-rata 0,902 dan p value = 0,000,
responden sebelum dan sesudah pemberian artinya ada perbedaan rata-rata intensitas nyeri
8
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
yang signifikan antara sebelum dan sesudah Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
pemberian terapi musik klasik (alunan piano) terdahulu yang telah dilakukan oleh Krendehi,
dimana terjadi penurunan setelah intervensi. dkk (2015) dengan judul Pengaruh pemberian
musik terhadap skala nyeri akibat perawatan
Nyeri merupakan salah satu elemen pada post luka bedah pada pasien pasca operasi di ruang
operasi yang bisa meningkatkan level hormon perawatan bedah Flamboyan Rumah Sakit Tk.
stres seperti adrenokortikotropin, kortisol, III 07.06.01 R.W Mongisi di Manado
katekolamin dan interleukin dan secara didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan
simultan menurunkan pelepasan insulin dan rata-rata tingkat nyeri responden sebelum dan
fibrinolis yang akan memperlambat proses sesudah pemberian terapi musik dengan beda
penyembuhan luka pembedahan (Chelly etal, rata-rata 2,00 dan p = 0,000.
2003). Nyeri pasca operasi muncul disebabkan
oleh rangsangan mekanik luka yang Menurut asumsi peneliti, pemberian terapi
menyebabkan tubuh menghasilkan mediator musik klasik (alunan piano) efektif terhadap
kimia nyeri (Smeltzer & Bare, 2002). penurunan intensitas nyeri pada pasien post
operasi, dimana nyeri post operasi terjadi
Terapi musik merupakan salah satu terapi akibat reaksi tubuh terhadap stress bekas insisi
komplementer non invasif yang dapat operasi sehingga tubuh menghasilkan mediator
digunakan dalam menurunkan intensitas nyeri kimia nyeri. Pemberian terapi musik klasik
dan mengurangi tingkat kecemasan, karena mampu menekan sensasi nyeri dengan
tubuh manusia mempunyai ritme tersendiri. memberikan efek nyaman dan rileksasi tubuh
Kemampuan seseorang mencapai ritme dan dimana musik masuk melalui organ
suara-suara dalam diri mereka membuat pendengaran kemudian menstimulasi
penyembuhan musikal menjadi semakin hipotalamus pada batang otak agar tidak
efektif (Hastomi & Sumaryati, 2012). bereaksi terlalu kuat terhadap stressor yang
diterimanya, dalam hal ini stressor nyeri.Hal
Mendengarkan musik akan mengalihkan ini terjadi karena musik merangsang hipofisis
perhatian terhadap nyeri (distraksi) dan untuk meningkatkan sekresi hormon endorphin
memberikan rasa nyaman dan rilek (relaksasi). yang menghasilkan euforia dan sedasi yang
Sesuai dengan teori menurut Campbell (2001) berfungsi sebagai analgesic alami bagi tubuh,
musik dapat digunakan sebagai terapi musik dengan peningkatan konsentrasi endorphin
untuk meningkatkan kemampuan manusia (euforia dan sedasi) di dalam darah mampu
terhadap berbagai jenis penyakit dan dapat memberikan efek nyaman dan rileksasi tubuh
dimanfaatkan sebagai aktivitas didtraksi. sehingga menurunkan denyut jantung sehingga
Teknik distraksi dengan terapi musik akan sensasi nyeri yang dirasakan responden
membantu melepaskan endorfhin yang ada berkurang.
dalam tubuh.
9
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
10