1001 1932 1 SM PDF
1001 1932 1 SM PDF
oleh :
Ridwan Dwi Ansyah
Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta
ABSTRAK : Proses dalam perencanaan struktur baja tahan gempa sangat dipengaruhi oleh lokasi serta
kondisi tanah. Berdasarkan SNI Gempa 1726-2012 pasal 5.3 tabel 3, ada beberapa jenis pembagian tanah
yaitu batuan keras, batuan, tanah keras, tanah sedang, tanah lunak dan tanah khusus. Salah satu cara
menganalisis gaya gempa yang terjadi pada suatu struktur adalah dengan Analisis Statik Ekuivalen. Beban
gempa hasil analisis ini terjadi pada kolom pinggir arah sumbu X dan Y yang besarnya dibagi dengan
jumlah kolom pada tiap sisi sumbu X dan Y. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa terjadi perbedaan gaya
dalam dan simpangan yang terjadi apabila bangunan terletak pada tanah dengan kelas situs sedang (SD)
dan lunak (SE). Yang mana pada kelas situs lunak (SE) mempunyai nilai yang lebih besar jika
dibandingkan dengan tanah kelas situs sedang (SD).
Kata Kunci: gempa, struktur baja, kelas situs tanah, analisis statik ekuivalen.
ABSTRACT : The process of planning earthquake-resistant steel structure is strongly influenced by the
location and soil conditions. Based on SNI Quake 1726-2012 article 5.3 Table 3, there is some kind of division
of land that is rock hard, rock hard soil, soil medium, soft soil and special soil. One way to analyze the seismic
forces that occur in a structure is the Equivalent Static Analysis. Seismic load of this analysis occurred on the
edge of the column axis X and Y in the amount divided by the number of columns on each side of the axes X
and Y. The results of study case show that there is a difference in style and deviation that occurs when the
building is located on the ground with the class site is under (SD) and soft (SE). Which at the site class of
software (SE) has a greater value than the land being the site class (SD).
Keyword : seismic, structural steel, the site class of land, equivalent static analysis
53 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
struktur dalam hal penentuan jenis tanah 4. Ukuran bangunan 18m x 12m, setinggi
ketika meng-input kedalam perencanaan 14,8m dengan 4 lantai (4m + 3,6m x 3)
gempa. Apabila kita sebagai perencana type SRPMK (sistem rangka pemikul
struktur salah dalam menentukan jenis momen khusus) untuk bangunan
tanah maka dapat berakibat pada kegagalan normal dan soft story.
struktur. 5. Tidak memperhitungkan sambungan
struktur (join balok induk ke kolom dan
Wiryanto Dewobroto, Universitas Pelita balok anak ke balok induk).
Harapan, menulis Jurnal Teknik Sipil Vol. 3, 6. Dipakai jenis tumpuan jepit (fixed)
No.1, Januari 2006 yang berjudul “Evaluasi untuk kolom dan balok induk serta
Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa sendi (hinge) untuk balok anak.
dengan SAP2000” telah melakukan 7. Dimensi struktur dipakai untuk kolom
penelitian terhadap bangunan struktur baja. adalah H250x250, H300x300,
Kemudian Yosafat Aji Pranata, Universitas H350x350, H400x400 dan WF588x300.
Kristen Maranatha, menulis Jurnal Teknik 8. Dimensi struktur dipakai untuk balok
Sipil Vol. 3, No.1, Januari 2006 dengan judul adalah WF375x175, WF400x200 dan
“Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang WF450x200.
Tahan Gempa dengan Push Over Analysis” 9. Data propertis tanah yang dipakai
menggunakan metode analisis dinamik Time adalah data uji sondir.
History dan jenis tanah telah 10. Software yang dipergunakan adalah
diketahui/diasumsikan sebelumnya. SAP2000 V17.1.1.
Penjelasan 2 penelitian tersebut tidak 11. Standard code yang dipakai adalah SNI
terdapat data hasil sondir dan dilakukan Baja 1729-2015 (AISC 360-10), SNI
metode perencanaan push over analysis Gempa 1726-2012, SNI Beton 2847-
serta memakai peraturan lama untuk gempa 2013 dan SNI 1727-2013 untuk
(SNI 1726-2002) dan baja (SNI 1729-2000) pembebanan.
maka, untuk itu perlu dilakukan tinjauan
menggunakan data hasil dari sondir Tujuan
dilapangan, peraturan gempa (1726-2012)
1. Mengoptimalisasi hasil dari data sondir
dan baja (1729-2015) serta metode gempa
untuk penentuan jenis tanah dalam
statik ekuivalen.
perencanaan gempa.
2. Membandingkan rasio gaya dalam dan
Pembatasan Masalah
simpangan yang terjadi.
Beberapa pembatasan masalah untuk 3. Mengetahui apakah akan terjadi
penelitian ini adalah sebagai berikut : peningkatan dimensi struktur apabila
1. Wilayah untuk penyelidikan tanah ditentukan jenis tanah lunak.
dengan sondir adalah Cikande-Banten.
2. Kelas situs (kategori) tanah yang Tinjauan Pustaka
dipergunakan adalah jenis tanah sedang
Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji
dan lunak.
lapangan yang telah diterima oleh praktisi
3. Fungsi bangunan adalah perkantoran
dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah
memakai mutu baja BJ37 dan kuat tekan
menunjukkan manfaat untuk pendugaan
beton (fc’) 30 Mpa.
profil atau pelapisan tanah terhadap
54 | K o n s t r u k s i a
PERILAKU BANGUNAN STRUKTUR BAJA TERHADAP BEBAN GEMPA DENGAN DATA TANAH (Ridwan – Haryo)
kedalaman karena jenis perilaku tanah telah Rumus Pendekatan Nilai qc dengan
dapat diidentifikasi dari kombinasi hasil Parameter Lain
pembacaan tahanan ujung dan gesekan
Sebagai referensi dari Terzaghi dan Peek,
selimutnya. Besaran penting yang diukur
korelasi nilai qc dengan SPT untuk tanah
pada uji sondir adalah perlawanan ujung
lempung adalah 2,5 dan untuk tanah pasir
yang diambil sebagai gaya penetrasi
adalah 4. Kemudian ada banyak rumus
persatuan luas ujung sondir (qc). Besarnya
pendekatan yang dibuat oleh para peneliti
gaya ini sering kali menunjukkan identifikasi
dalam menghubungkan nilai qc dengan
dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada
parameter-parameter lain. Rumus ini
tanah pasiran, tahanan ujung lebih besar
didapat ketika para peneliti melakukan
daripada tanah butiran halus.
serangkaian penelitian suatu jenis tanah
pada daerah tertentu.
55 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
56 | K o n s t r u k s i a
PERILAKU BANGUNAN STRUKTUR BAJA TERHADAP BEBAN GEMPA DENGAN DATA TANAH (Ridwan – Haryo)
Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa Berdasarkan kajian dari kedua jurnal diatas
dengan Pushover Analysis” membahas tidak ditemukannya data nilai tanah (nilai
tentang perilaku bangunan berstruktur SPT dan data sondir) untuk penelitian,
beton bertulang apabila terjadi gempa. metode yang dipakai adalah analisa gempa
Analisis respon dinamik menggunakan dinamik dengan time history dan masih
fungsi riwayat waktu. Terdapat 3 beban menggunakan peraturan yang lama serta
gempa yang dipergunakan yaitu tipe bangunan berbentuk normal (bukan
berdasarkan El Centro (1940), Bucharest soft story) maka, untuk penelitian yang akan
(1977), Flores (1992) dan Pacoima Dam dilakukan menggunakan data nilai tanah
(1971). Kemudian 3 beban tersebut sondir, metode beban gempa dengan statik
diperbandingkan mana yang lebih besar ekuivalen dan memakai peraturan gempa
dalam mempengaruhi struktur. Kemudian SNI 1726-2012, baja SNI 1729-2015 serta
dari hasil analisis bahwa beban gempa terdapat tipe bangunan soft story.
Bucharest terjadi peralihan yang terbesar
(deformasi dan strory drift). Jurnal ini Hubungan Nilai qc dengan Rumus
menggunakan 3 struktur beton dengan tipe Pendekatan
2 SRPMM dan 1 SRPMK yang dianalisis
Telah diterangkan sebelumnya bahwa
secara bergantian. Kategori jenis tanah dan
terdapat rumus pendekatan antara qc
wilayah gempa diasumsikan sendiri.
dengan Vs. Nilai qc yang didapat berdasarkan
Memakai SNI 1726-2002 untuk gempa dan
data sondir di lapangan sebesar 200 kg/cm2
SNI 2847-2002 untuk struktur beton.
= 19,61 MPa = 19.613 Kpa.
Nilai Vs
No Parameter Satuan Kelas Situs
pendekatan
1 Vs = 6.21 (qc)0.444 500,016 m/s² SC Tanah Keras
2 Vs = 17.84 (qc)0.301 349,504 m/s² SD Tanah Sedang
3 Vs = 211.2 (qc)0.231 420,023 m/s² SC Tanah Keras
4 Vs = 115.70 (qc)0.34 318,274 m/s² SD Tanah Sedang
57 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
58 | K o n s t r u k s i a
PERILAKU BANGUNAN STRUKTUR BAJA TERHADAP BEBAN GEMPA DENGAN DATA TANAH (Ridwan – Haryo)
59 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
Gaya dalam maksimal yang terjadi pada tiap nilai dari gaya dalam tersebut dibandingkan
elemen struktur ditabelkan sesuai dengan antara jenis tanah kelas situs SD (sedang)
tipe elemen pada setiap lantai. Kemudian dengan SE (lunak).
60 | K o n s t r u k s i a
PERILAKU BANGUNAN STRUKTUR BAJA TERHADAP BEBAN GEMPA DENGAN DATA TANAH (Ridwan – Haryo)
Berdasarkan tabel perbandingan persentase untuk mereduksi nilai simpangan ijin (joint
diatas, terjadi peningkatan gaya dalam node pada struktur lampiran 4).
sebesar 5% dari tanah kelas situs SD ke SE. Batasan simpangan pada struktur diambil
Hal ini menunjukkan bahwa struktur dengan sebesar 0,025hsx dikarenakan struktur
tanah dengan kelas situs SE akan termasuk kedalam kategori resiko II, tidak
menghasilkan nilai gaya dalam yang lebih terdapat dinding geser (shear wall) dan
besar dari kelas situs SD. bukan struktur rangka batang. Nilai dari
batasan simpangan tersebut dibagi dengan ρ
Simpangan karena, struktur hanya terdiri dari rangka
penahan momen saja (kolom dan balok).
Simpangan pada struktur terjadi akibat dari
Besarnya nilai ρ yaitu 1,0 atau 1,3 dan
beban gempa yang bekerja. Terdapat
terdapat pada pasal 7.3.4.2 SNI gempa 2012
batasan yang diijinkan untuk simpangan
kemudian diambil nilai 1,3 karena tidak
yang terjadi pada struktur. Penentuan nilai
semua tingkat pada struktur type normal
simpangan yang terjadi sesuai dengan pasal
maupun soft story kelas situs SD dan SE
7.8.6, batasan simpangan sesuai dengan
menahan gaya geser lebih dari 35% dari
tabel 16 (lampiran 1) dan pasal 7.12.1.1
total gaya geser yang terjadi.
61 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
Tabel 11. Persentase simpangan maksimal struktur type normal, situs SD terhadap SE
30
yang terjadi.
20 Kelas
10 situs SD 4. Hasil perhitungan juga menunjukkan
0 bahwa tidak diperlukannya penampang
0 1 2 3 4 5 material yang lebih besar untuk
Lantai bangunan baja pada tanah kelas situs SE
(lunak). Dengan penampang material
Gambar 3. Simpangan maksimal struktur yang sama struktur sudah kuat untuk
type normal, situs SD dan SE menahan gaya gempa yang terjadi.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
A., Prakoso, dkk, “Karakteristik Geoteknik
penelitian ini adalah :
Stasiun Accelerometer Tanjung Priok
1. Kelas situs tanah dipakai untuk
(JATA) dan Depok (JAUI)”, Jurnal
perencanaan baja tahan gempa apabila
Meteorologi dan Geofisika Vol. 12 No. 12,
dipergunakan uji sondir dilapangan
2011.
62 | K o n s t r u k s i a
PERILAKU BANGUNAN STRUKTUR BAJA TERHADAP BEBAN GEMPA DENGAN DATA TANAH (Ridwan – Haryo)
63 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016
64 | K o n s t r u k s i a