Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN FNAB DALAM PENEGAKAN DIAGNOSA

TUMOR PARU

Apabila dibandingkan dengan penyakit lain, jumlah penderita tumor lebih


kecil, akan tetapi semakin meningkat dari waktu ke waktu. Mulai terjadi
pergeseran usia, beberapa jenis tumor yang biasanya ditemukan diatas 30 tahun,
terdiagnosa pada usia lebih muda. Penyebabnya multifaktorial, bisa dikarenakan
faktor diet, gaya hidup sampai dengan genetika.

Pemeriksaan patologi anatomi adalah penunjang penting dalam diagnosa


tumor. Macam pemeriksaannya antara lain :

1. Histopatologi jaringan dari bahan operasi atau biopsi


2. Sitologi cairan, bisa dari cairan pleura, asites ataupun cairan kista lain

3. Sediaan pap smear

4. FNAB ( Fine Needle Aspirasy Biopsy )

Fine Needle Aspirasi Biopsi (FNAB) atau aspirasi jarum halus adalah
pemeriksaan langsung pada benjolan penderita tumor menggunakan jarum kecil,
mulai ukuran 23 sampai dengan 27 tergantung pada ukuran, lokasi serta sifat
tumor. Syarat dari pemeriksaan FNAB ini adalah tumor harus teraba dan dapat
dijangkau jarum. Apabila tumor terlalu dalam atau tidak terlihat dari luar, sebagai
contoh tumor paru, maka dapat dilakukan FNAB dengan tuntunan CT scan atau
USG. Khusus untuk tumor kulit atau berupa ulkus, maka akan dilakukan
scrapping atau kerokan.

Kelebihan dari pemeriksaan FNAB adalah cepat (selesai dalam 1 hari),


tidak perlu puasa sehingga bisa dilakukan kapan saja, tidak terlalu sakit, dan bisa
memberikan diagnosa yang akurat untuk penanganan lanjutan.
Penderita dengan benjolan di leher, baik struma ataupun limfadenopati
tercatat paling banyak dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi (PA) untuk
dilakukan FNAB, disusul benjolan payudara. Usia pasien beragam, mulai dari
bayi sampai dewasa. Jenis kelamin didominasi oleh wanita.

Hasil pemeriksaan FNAB dapat membantu klinisi dalam menegakkan


diagnosa untuk kelanjutan terapi. Karena itulah bisa disebut sebagai triple
diagnosis, berdasar diagnosa klinik dari klinisi, pemeriksaan modalitas lain seperti
radiologi, dan akhirnya ditegakkan dengan diagnosa PA (FNAB), walaupun
golden standard tetap adalah dengan pemeriksaan histopatologi jaringan.

Langkah – langkah pemeriksaan FNAB adalah setelah melalui meja


pendaftaran, pasien masuk ruang pemeriksaan. Dokter spesialis patologi anatomi
akan memeriksa, menentukan target yang akan ditusuk / puncture, melakukan
puncture dan aspirasi sampel benjolan. Kemudian dibuat hapusan di obyek glass
dari sampel tersebut, dilakukan pengecatan, dan diperiksa oleh dokter PA di
bawah mikroskop.

Efek samping dari FNAB hampir tidak ada, kemungkinan nyeri pasca
pemeriksaan terkadang ditemukan. Akan tetapi FNAB tidak membuat tumor
makin menyebar seperti yang dikuatirkan penderita, dikarenakan jarumnya yang
sangat kecil.
SPIROMETRI

Spirometri adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur


secara objektif kapasitas atau fungsi paru pada saat ventilasi pasien dengan
indikasi medis. Adapun tujuan dilakukannya spirometri, yaitu :

1. Mengukur volume paru secara statis dan dinamik


2. Menilai perubahan atau gangguan pada faal paru

3. Menilai manfaat pengobatan

4. Memantau perjalanan penyakit

5. Menentukan prognosis

6. Menentukan toleransi tindakan bedah yang akan dilakukan ke pasien

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan spirometri ini adalah spirometer.


Bentuk spirometer itu sendiri terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas
suatu bak air, drum tersebut diimbangi oleh suatu beban. Nah, di dalam drum,
terdapat campuran gas untuk bernapas, biasanya udara atau oksigen. Selain
itu, juga terdapat sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan kolom gas.
Jadi apabila seseorang bernapas dari dan ke dalam kolom ini drum akan naik
dan turun dan rekaman dibuat di atas kertas yang bergerak.
Spirometri mengaplikasikan 2 prinsip fisika, di antaranya :

1. Hukum Archimedes, terjadi pada saat ditiup, tabung spirometer naik


turun karena adanya gaya dorong ke atas akibat adanya tekanan udara
masuk ke spirometer.
2. Hukum Newton, diaplikasikan pada katrol yang terhubung di spirometer.
Katrol yang dihubungkan ke sebuah bandul yang dapat bergerak naik turun
yang kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat yang bergerak di atas
silinder berputar.
Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu anamnesis dan pengukuran tinggi
serta berat badan. Tinggi dan berat badan ini akan digunakan untuk
menentukan forced capacity volume si pasien. Biasanya, indikasi
pemeriksaan spirometri, yaitu :

1. Setiap keluhan sesak

2. Penderita asma stabil

3. Penderita penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) stabil

4. Evaluasi penderita asma setiap tahun dan penderita PPOK setiap 6 bulan

5. Penderita yang akan dianestesi umum

6. Pemeriksaan berkala bekerja yang terpajan zat

7. Pemeriksaan berkala pada perokok

Akan tetapi, hasil spirometri dapat syarat apabila si pasien terburu dan penarikan
bernapas yang salah, pasien batuk-batuk, terminasiyang lebih baik, tertutupnya
glottis, ekspirasi yang bervariasi, dan kebocoran.
Dalam pemeriksaan spirometri, terdapat empat macam volume paru, yaitu :
1. Volume tidal, merupakan volume udara yang dihirup atau dikeluarkan
setiap pernapasan normal. Jumlah volume tidal pada laki-laki dewasa
adalah 500 mililiter.
2. Volume cadangan inspirasi, merupakan volume udara ekstra yang dapat
dihirup yang lebih besar dari volume tidal pada saat inspirasi maksimal.
Jumlah volumenya adalah 3000 mililiter.

3. Volume cadangan ekspirasi, merupakan volume udara ekstra yang dapat


dikeluarkan dengan ekspirasi yang sangat kuat setelah ekspirasi biasa.
Jumlah volumenya sekitar 1100 mililiter.

4. Volume residual, merupakan volume udara yang tersisa di dalam paru


setelah melakukan ekspirasi maksimum. Jumlah volume residual adalah
1200 mililiter.
PEMERIKSAAN FOB

Fiber Optic Bronkoskopi adalah bronkoskop yang tipis dan fleksibel yang
dapat diarahkan ke dalam bronchial segmental. FOB sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis pada kelainan yang dijumpai di paru-paru, dan
berkembang sebagai suatu prosedur diagnostik invasif paru. FOB berupa tabung
tipis panjang dengan diameter 5-6 mm, merupakan saluran untuk tempat
penyisipan peralatan tambahan yang digunakan untuk mendapatkan sampel dahak
ataupun jaringan. Biasanya 55 cm dari total panjang tabung FOB mengandung
serat optik yang memancarkan cahaya. Ujung distal FOB memiliki sumber cahaya
yang dapat memperbesar 120° dari 100° lapangan pandang yang diproyeksikan ke
layar video atau kamera. Tabungnya sangat fleksibel sehingga memungkinkan
operator untuk melihat sudut 160°-180° keatas dan 100°-130° ke bawah. Hal ini
memungkinkan bronchoscopist FOB untuk melihat ke segmen yang lebih kecil
dan segmen subcabang bronkus ke atas dan ke bawah dari bronkus utama, dan
juga ke depan belakang (anterior dan superior).

Anda mungkin juga menyukai